Вы находитесь на странице: 1из 4

Perampokan di Bank Siang itu sekelompok perampok nekat beraksi di sebuah bank di jantung kota.

Mereka membawa senjata api. Salah seorang perampok menodongkan senjatanya ke arah kasir. "Serahkan semua uang yang ada di brankas, atau nama kamu tinggal pulang!!!" ancam si rampok. Sambil ketakutkan si kasir menjawab, "Maksud bapak 'pulang tinggal nama' kali?" "Jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan! " kata si rampok. Renungan : Betapa sulitnya mengakui kesalahan. Konon manusia adalah "the great manufacturer" . Handal membuat sesuatu. Beberapa dari kita sangat handal membuat kebaikan, beberapa lagi sangat handal membuat masalah, dan sisanya sangat handal membuat alasan. *** Bercanda Suatu hari ada pemuda melamar ke suatu perusahaan skala menengah. Posisi yang ditawarkan adalah Asisten Manajer HRD. HRD Manager: "Apabila Saudara diterima di perusahaan ini, berapa gaji yang Saudara harapkan?" Pemuda: "Saya ingin gaji dalam US dollar saja, pak. Tidak usah terlalu tinggi, cukup 10.000 USD saja" HRD Manager: "Menurut saudara, itu sesuai dengan jabatan yang Saudara lamar, ya?" Pemuda : "Iya Pak. Sesuai juga dengan kemampuan saya" HRD Manager : "Ehm, bagaimana kalau perusahaan menawarkan lebih banyak: kami sediakan mobil Mercedes lengkap dengan supirnya, rumah di Pondok Indah dengan kolam renang, liburan setiap akhir minggu ke Bali, cuti 12 hari setiap akhir tahun ditambah bonus 12 kali gaji?" Pemuda: "Ah, jangan bercanda, pak!" HRD Manager: "Lho... kan Saudara duluan yang mengajak bercanda .." Renungan : Menghargai diri kita itu baik. Menghargai kemampuan kita itu perlu. Menunjukkan kepintaran kita. Stadar dan ukuran kita dalam menilai diri sendiri. Oke-oke saja. Tapi, over-estimate hanya akan menunjukkan kebodohan kita. Membuat Surat Kelakuan Baik "Kenapa kamu mencuri tape yang ada dalam mobil?," tanya polisi pada Jono saat diperiksa di kantor polisi. "Saya terpaksa melakukannya pak ", jawab Jono memelas. "Terpaksa bagaimana? Tidak punya uang untuk makan?", tanya Polisi penyidik.

"Dari pagi saya mencari kantor Polisi, tapi tidak menemukan, lalu saya tanya ke teman, ee....ee.. malah diam. Ya sudah supaya sampai ke kantor polisi, saya coba maling tape di mobil. Buktinya saya bisa sampai di kantor Polisi ini." "Terus, kenapa kamu mencari kantor polisi segala," tanya Polisi terus menyelidik. "Itu Pak, Saya mau membuat surat kelakuan baik". Renungan : Walau satu tujuan, tapi beda cara mencapai, maka beda pula hasilnya. Cara mencapai tujuan tidak kalah penting dengan tujuan itu sendiri. *** LANGSING Setelah sekian lama tidak bertemu, Ana akhirnya berkesempatan bertemu dengan sepupunya Ani. Ana kaget melihat Ani yang badannya "melar". Supaya tidak menyinggung sepupunya itu, Ana berkata kepada sepupunya Ani, "Berenang adalah latihan yang baik untuk menjaga tubuh tetap langsing dan ramping". Mendengar itu, Ani yang memang tidak senang berolahraga itu, menjawab dengan sewot, "Kamu pikir begitu? Terus kenapa aku nggak pernah melihat ikan paus yang langsing perutnya?" Renungan: Kritik memang bukan hal yang menyenangkan untuk didengar. Lebih dibutuhkan kebesaran hati daripada ketajaman pendengaran. Ketika dikritik, sering kita lebih suka defensif daripada introspeksi. Mencari pembenaran. Dan bukan solusi. Padahal kritik yang dikelola dengan baik, bisa jadi lecut bagi perbaikan diri. *** Pekerja Yang Malas Seorang pemilik pabrik roti mendapat laporan, bahwa banyak karyawannya yang nggak bekerja dengan baik. Sering malas-malasan. Ia memutuskan untuk mengadakan sidak, inspeksi mendadak ke pabriknya. Ketika sampai di depan pabriknya, bersama mandornya ia melewati sebuah taman dengan pepohonan yang rindang. Dan ia melihat ada seorang pemuda sedang duduk berselonjor santai di bawah pohon itu. Ia sangat marah. "Kau dibayar berapa dalam seminggu?" bentak si pemilik pabrik dalam kemarahannya. "Dua ratus ribu rupiah," jawab sang pemuda Pemilik pabrik itu mengambil dompetnya, mengeluarkan uang 200 ribu dan memberikannya kepada si pemuda. "Ini gajimu untuk seminggu. Sekarang, pergi dan jangan pernah kembali ke sini lagi!!!" kata si pemilik pabrik dengan wajah marah. Ia kemudian berkata kepada mandornya, "Sudah berapa lama kau mempekerjakan pemalas seperti itu di pabrik ini???" Mandor itu berkata, "Oh si pemuda tadi bukan karyawan di sini, pak. Dia cuma mau beli roti". Pemilik pabrik, "Hah???!$#@@ #?!"

Renungan : Sebelum bertindak atau ambil keputusan, mbok ya jelas dulu duduk perkaranya. Jangan main hantam. Konon ada tiga jenis orang. Orang bijak berpikir dulu baru bertindak. Orang bodoh bertindak dulu baru berpikir. Orang bebal bertindak dan tidak penah berpikir. **** Menyamar Seorang polisi menangkap seorang preman yang menyamar jadi polisi gadungan. Polisi kemudian bertanya kepada preman tersebut, "Mengapa kamu memakai seragam polisi?" Sang preman dengan enteng menjawab, "Loh, bapak saja yang polisi bisa menyamar dengan berpakaian preman, lalu mengapa preman tidak boleh menyamar jadi polisi?" Renungan : Hati-hati dengan "pembenaran" . Sebab biasanya pembenaran tuh dicari-cari. Dan nggak selalu seiring sejalan dengan kebenaran. Jangan mencari-cari pembenaran. Carilah kebenaran. *** Mahasiswa Baru Suatu kali dalam sebuah kelas kuliah sejarah. "Hei, kamu yang berdiri di belakang," kata dosen pengajar. "Coba sebutkan para pelaku yang menandatangani Perjanjian Linggarjati! " "Maaf, Pak, saya nggak tahu." "Koq nggak tahu?! Baiklah, kalau begitu sebutkan saja tahun berapa perjanjian itu ditandatangani! " "Maaf, Pak, saya juga nggak tahu." "Hah?! Nggak tahu juga. Bahan itu kan sudah saya tugaskan untuk dibaca minggu lalu. Lantas untuk apa kamu datang ke sini?!" "Mau memeriksa kabel lampu ini, Pak. Saya petugas PLN". Renungan : Segala sesuatu tuh mesti jelas dulu. Jangan main "hantam". Jangan asal ambil sikap atas dasar pra-duga atau sangkaan yang belum tentu. Mending kalau cuma malu sendiri. Lha, kalau membawa orang lain dalam kesulitan juga?! Repot kan. ** * * Kenapa Buru-Buru Seorang lelaki berpakaian jas lengkap dan perlente sedang berjalan kaki menuju ke suatu tempat, ketika tiba-tiba seorang anak muncul di hadapannya dan bertanya : "Maaf oom , boleh tanya kan. Sekarang ini jam berapa sih ?" Lelaki tersebut melipat lengan kirinya di depan dada, melihat jam tangannya dan berkata : "Sekarang jam tiga kurang seperempat ." Si anak mengucapkan terimakasih, lalu berkata : "Tepat jam tiga nanti oom boleh mencium pantat saya," katanya sambil melarikan diri.

Lelaki perlente tersebut merasa dilecehkan dan mengejar si anak untuk memberinya pelajaran. Ketika sedang berlari mengejar, seorang rekan kantor menghentikannya. "Ada apa kamu lari-lari begitu?" tanya rekan tersebut. Sambil menunjuk si anak, lelaki perlente itu bercerita : "Anak itu bertanya jam berapa, lalu aku jawab jam tiga kurang seperempat. Eee, dia bilang jam tiga tepat aku boleh mencium pantatnya." Temannya melihat jam dan berkata : "Lho , masih sepuluh menit lagi, kenapa buruburu ?? *** Renungan: Bukankah miskomunikasi seringkali terjadi karena setiap orang memandang sebuah masalah dari sudut pandang yang berbeda? Dengan persepsi yang berbeda? Dengan kepentingan yang berbeda?

Вам также может понравиться