Вы находитесь на странице: 1из 6

Nurse centiL plus tomboy \('{}')/

semoga blog ini bisa bermanfaat bagi banya orang...terutama bagi kalangan mhs akper seluruh indonesia... salam PPNI....
Minggu, 01 Mei 2011

NEBULIZER
1. Pengertian Nebulizer Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terusmenerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik. 1. Tujuan pemberian Nebulizer Untuk mengurangi sesak pada penderita asma, untuk mengencerkan dahak, bronkospasme berkurang/ menghilang. 3. obat-obat Nebulizer: 1. Pulmicort: kombinasi anti radang dengan obat yang melonggarkan saluran napas 1. Nacl : mengencerkan dahak 2. Bisolvon cair : mengencerkan dahak 3. Atroven : melonggarkan saluran napas 4. Berotex : melonggarkan saluran napas 5. Inflamid :untuk anti radang 6. Combiven : kombinasi untuk melonggarkan saluran napas 7. Meptin : melonggarkan saluran napas. Kombinasi yang dianjurkan: y y y Bisolvon-Berotec-Nacl Pulmicort-Nacl Combivent-Nacl

y Atroven-Bisolvon-Nacl 2. Indikasi dan kontraindikasi Nebulizer: y Indikasi Nebulizer: Untuk penderita asma, sesak napas kronik, batuk, pilek, dan gangguan saluran pernapasan. y Kontraindikasi Nebulizer: Pada penderita trakeotomi, pada fraktur didaerah hidung. 5. Macam-macam Nebulizer: y Nebulizer mini Adalah alat genggam yang menyemburkan medikasi atau agens pelembab, seperti agans bronkodilator atau mukolitik menjadi partikel mikroskopik dan mengirimkannya kedalam paru-paru ketika pasien menghirup napas. y Nebulizer nebulizer jet-aerosol menggunakan gas bawah tekanan

y Nebulizer ultrasonik menggunakan getaran frekuensi-tinggi untuk memecah air atau obat halus. 6. Cara pemberian Nebulizer a. Persiapan alat : 1) Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter, humidifier 2) Masker Nebulizer 3) Obat yang akan diberikan 4) Spuit 2 cc (sesuai dengan jumlah obat yang diberikan) 5) Alat tulis b. Persiapan pasien :

menjadi tetesan atau partikel

y Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan y Menyiapkan lingkungan yang aman untuk klien dan memasang sampiran c. Langkah- langkah : y y y y y Memberi posisi yang nyaman pada klien Mengontrol flowmeter dan humidifier Mencuci tangan Menyambungkan masker nebulizer dengan tabung oksigen k/p dengan selang penghubung Mengontrol apakah selang dan masker berfungsi dengan baik Menghisap obat sesuai instruksi medik dan memasukkannya ke dalam tabung

y masker nebulizer y y y y y y

Memasang masker sesuai wajah klien Mengalirkan oksigen sesuai indikasi medik Mengevaluasi respon klien (pola napas) Merapihkan pasien

Cuci tangan Dokumentasi Jenis obat dan jumlah liter oksigen yang diberikan Waktu pemberian Reaksi pasien d. Sikap y y y y Teliti Sabar Hati-hati Tanggap terhadap reaksi pasien

tekhnik Pengambilan sample darah : 1.Bentangkan duk pengalas. 2.Letakkan botol infus 3.Tangan pasien diletakkan diatas botol infus, dengan sendi melipat kebelakang. 4.Sedot heparin cair sebanyak 1 cc dan kmudian keluarkan. Heparin hanya membasahi dinding disposible. Tidak ada sisa o,1 cc dalam disposible, kecuali yang ada didalam jarum. 5.Raba Nadi dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah. 6.Pastikan tempat dari nadi yang diraba. 7.Desinfeksi daerah tersebut 8.Desinfeksi kedua jari 9.Pegang disposible seperti memegang pensil. 10.Raba kembali Nadi dengan menggunakan kedua yang telah didesinfeksi 11.Tusukan jarum diantara kedsua jari dengan sudut 45 drajat mengarah ke jantung. 12.Biarkan Darah sendiiri mengalir ke dalam jarum. Jangan diaspirasi. 13.Cabut jarum dan tusukkan pada karet penutup. 14.Tekan daerah penusukan dengan menggunakan kapas betadine selama 5 menit. 15.Beri etiket dan bawa ke laboraotirum.

Lampiran 3. Prosedur Pengambilan Darah Vena


Alat : Spuit disposible 10 ml Tabung plastik 1 ml untuk pemeriksaan Hb Torniquet (alat ikat pembendungan) Microtube (tabung mikro) 1 ml untuk menyimpan serum Sentrifuge (pemusing untuk memisahkan serum) Kotak pendingin untuk membawa darah dan serum Aluminium foil (kertas aluminium) Bahan : Antikoagulan EDTA Kapas alkohol 70% Air bebas ion dan larutan HNO3 Cara Pengambilan Darah : _ Pengambilan darah sebelum dan setelah intervensi dilakukan pada jam 9.00 12.00. _ Bersihkan kulit diatas lokasi tusuk dengan alkohol 70% dan biarkan sampai kering. _ Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas luka/sikatrik. _ Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku. _ Pasang ikatan pembendungan (Torniquet) pada lengan atas dan responden diminta untuk mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar vena jelas terlihat. _Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkohol 70% dengan cara berputar dari dalam keluar. _ Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya. _ Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat dengan jarum menghadap keatas. _ Darah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian jarum diputar menghadap kebawah. Agar aliran bebas responden diminta untuk membuka kepalan tangannya, darah kemudian dihisap sebanyak 10 ml. _ Torniquet dilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap menekan lubang penusukan dengan kapas alkohol (agar tidak sakit). _ Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar darah lagi. _ Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester.

A. Pendahuluan Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metode. Salah satu metode yang paling diyakini dapat menemukan jenis serta stadium dari parasit Plasmodium adalah pembacaan sediaan darah malaria. Sediaan darah malaria dapat dibuat dalam 2 bentuk, yaitu sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal. Guna membuat sediaan darah ini cukup diambil sample darah tepi karena jumlah darah yang dibutuhkan hanya sedikit. Kehandalan teknisi laboratorium menjadi prasyarat utama dalam rangka memperoleh hasil yang akurat dalam pembacaan sediaan malaria. B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis parasit yang berhubungan dengan bidang kesehatan dan mengenal berbagai teknik pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa infeksi parasit. 2. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa dapat membuat sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal untuk pemeriksaan malaria. C. Alat dan Bahan Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah mikroskup, obyek glass, blood lancet, pipet tetes, larutan Giemsa, buku kerja dan pensil warna. Sedangkan sample pemeriksaan berupa darah tepi yang diambil dari jari tangan.

D. Prosedur Kerja 1. Disiapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pengambilan sample darah. 2. Ujung jari yang akan diambil darahnya, hendaknya diremas/diurut lebih dahulu untuk mengumpulkan darah ke ujung jari. 3. Usaplah ujung jari yang akan ditusuk menggunakan kapas alkohol 70 % dan biarkan kering angin (jangan ditiup). 4. Tusuklah ujung jari tersebut menggunakan blood lancet steril. 5. Teteskan darah yang keluar pada obyek glass. Upayakan pada minimal 2 buah obyek glass (satu untuk sediaan tipis satu lagi untuk sediaan tetes tebal) 6. Usaplah bekas tusukan lancet menggunakan kapas kering. 7. Untuk sediaan darah tipis lakukan penggeseran darah pada obyek glass tersebut menggunakan deck glass atau obyek glass lain, sedangkan untuk sediaan darah tebal, lebarkanlah sampel darah kira-kira selebar 1,5 cm. Keringkanlah di udara. 8. Lakukanlah pewarnaan dengan larutan Giemsa 1 : 9, selama kurang lebih 5 10 menit. (Pada sediaan darah tipis, sebelum diwarnai hendaknya dilakukan fiksasi menggunakan larutan methanol selama 1 menit. Sedangkan pada sediaan darah tebal hendaknya dilakukan proses hemolisis sampai sempurna sebelum diwarnai). 9. Setelah sediaan kering, dilakukan pembacaan dengan perbesaran obyektif 100 kali menggunakan imersion oil. E. Hasil Pengamatan Hasil pembacaan sediaan darah tipis, parasit Plasmodium akan berada di dalam eritrosit, sedangkan pada sediaan darah tebal yang sudah mengalami hemolisis, parasit Plasmodium tidak lagi tampak di dalam eritrosit.

Hasil pembacaan dilaporkan dalam jenis dan stadium yang ditemukan tetapi tidak perlu dilakukan penghitungan parasit. F. Kesimpulan Untuk dapat menemukan parasit secara cepat hendaknya dipilih sediaanU darah tebal. Kelemahan dari sediaan ini adalah bentuk parasit yang kurang lengkap morfologinya. Sediaan darah tipis dapat dipilih apabila menhendaki bentuk parasitU yang utuh dan sempurna morfologinya, namun sediaan ini memberikan kemungkinan ditemukan parasit lebih kecil mengingat volume darah yang digunakan relatif sedikit. Diposkan oleh my blog di 11:20 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Вам также может понравиться