Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
}aiak yang uitempuh oleh komponen
}aiak yang tempuh oleh pelaiut
Dalam contoh yang sudah kita bahas, senyawa yang dapat membentuk ikatan
hidrogen akan menjerap lebih kuat daripada yang tergantung hanya pada interaksi van der
Waals, dan karenanya bergerak lebih jauh pada lempengan. Terdapat perbedaan bahwa
ikatan hidrogen pada tingkatan yang sama dan dapat larut dalam pelarut pada tingkatan
yang sama pula. Ini tidak hanya merupakan atraksi antara senyawa dengan jel silika.
Atraksi antara senyawa dan pelarut juga merupakan hal yang penting-hal ini akan
mempengaruhi bagaimana mudahnya senyawa ditarik pada larutan keluar dari permukaan
silika.
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA TEKNIK KIMIA
LAPORAN TETAP KIMIA ANALITIK INSTRUMENT
6. PROSEDUR KERJA
a. Menyediakan pelat yang telah selesai dilapisi.
b. Meneteskan cuplikan dengan menggunakan pipa kapiler pada permukaan pelat.
c. Memasukkan pelat ke dalam chamber yang telah diisi dengan pelarut. Tetesan
yang berada pada pelat tidak boleh terendam pelarut. Bila perlu dapat digunakan
campuran metanol dan etanol (50:50).
d. Membiarkan pelarut naik perlahan-lahan sepanjang pelat hingga hampir dicapai
ujung yang lain dari pelat. Menandai batas perjalanan pelarut.
e. Membiarkan pelat kering dan membandingkan harga R
f
dari noda-noda yang
terbentuk.
7. DATA PENGAMATAN
No
.
Zat Pewarna (sampel)
Jarak
Pelarut
(cm)
Jarak
Komponen (cm)
Nilai R
f
Waktu
(menit)
1.
A (Biru) 1
A (Biru) 2
11,5
9,7
9,7
0,84
0,84
49.50
2.
B (Merah muda) 1
B (Merah muda) 2
5,5
5,6
0,47
0,48
11.34
3.
C (Campuran A dan
B)1
C (Campuran A dan
B)2
5,9
5,9
0,51
0,51
31.15
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA TEKNIK KIMIA
LAPORAN TETAP KIMIA ANALITIK INSTRUMENT
8. PERHITUNGAN
- Nilai Rf untuk warna merah 1
Rf =
= 0.478
- Nilai Rf untuk warna merah 2
Rf =
= 0.478
- Nilai Rf untuk warna biru 1
Rf =
= 0.843
- Nilai Rf untuk warna biru 2
Rf =
= 0.843
- Nilai Rf untuk warna campuran 1 dan 2
Rf =
= 0.513
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA TEKNIK KIMIA
LAPORAN TETAP KIMIA ANALITIK INSTRUMENT
9. ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan kromatografi lapis tipis yang telah dilakukan maka dapat
dianalisa bahwa pelarut yang digunakan pada percobaan kali ini adalah methanol dan
etanol dengan perbandingan 50:50 ml. Kedua pelarut tersebut dimasukkan ke dalam
chamber dan ditutup rapat supaya pelarut yang digunakan tidak menguap.
Pada percobaan kali ini cuplikan yang digunakan ada 3, yaitu cuplikan biru,
merah dan campuran (merah dan biru ). Pelat yang akan diteteskan dengan cuplikan,
sebelumnya diberi tanda agar jarak antar cuplikannya merata. Setelah cuplikan
diteteskan pada Pelat yang diberi tanda tersebut, pelat dimasukkan kedalam chamber,
ketika pelarut mulai membasahi plat / lempengan, pelarut pertama-tama akan
melarutkan senyawa-senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis dasar.
Kemudian stopwatch di hidupakn untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan
cuplikan mencapai ujung plat. Senyawa-senyawa akan cenderung bergerak pada
lempengan kromatografi sebagaimana halnya pergerakan pelarut. Terlihat mulai ada
bercak terpisah-pisah, hal ini dikarenakan setelah sampel dilarutkan eluen maka sampel
akan ikut berinteraksi juga dengan silika yang ada dilempengan, senyawa yang
terperangkap dibagian paling bawah menunjukan bahwa senyawa tersebut paling tinggi
kepolarannya, senyawa ini dapat membentuk ikatan hidrogen yang akan melekat pada
silika lebih kuat dibanding senyawa lainnya. Kita dapat mengatakan bahwa senyawa ini
terjerap lebih kuat dari senyawa yang lainnya.
Data yang didapat pada percobaan kali ini didapat dari jarak pada masing-masing
sampel. Jarak pelarut yang didapat adalah 11,5. Sedangkan Sampel A (warna Biru) 1
dan 2 mempunyai jarak komponen 9,7 cm dengan nilai R
f
0,84 cm. Sampel B (warna
Merah muda) 1 dan 2 mempunyai jarak komponen 5,5 dan 5,6 cm dengan nilai R
f
0,47
cm dan 0,48 cm serta sampel C (gabungan sampel A dan B) mempunyai jarak
komponen 5,9 cm dengan nilai R
f
0,51 cm.
Dari percobaan dapat dilihat bahwa jarak dari setiap sampel sangat bervariatif dari yang
paling pendek hingga panjang, hal ini disebabkan karna semakin besar jarak kompenen
sampel itu berarti sampel tersebut polar terhadap plat yang dibuktikan dengan nilai R
f
yang kian besar. Sebaliknya, bila suatu sampel mempunyai nilai R
f
yang kecil atau
jarak komponen-nya kecil/pendek maka sampel tersebut dikatakan polar terhadap plat.
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA TEKNIK KIMIA
LAPORAN TETAP KIMIA ANALITIK INSTRUMENT
10. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kromatografi lapis tipis adalah alat yang digunakan untuk menganalisa dan
memisahkan zat dalam jumlah yang sedikit.
2. Pada percobaan ini yang merupakan fase geraknya adalah campuran etanol dan
metanol, sedangkan fase diamnya adalah pelat.
3. Didapat jarak komponen sampel:
a) Sampel A 1 dan 2 : 9,7 cm
b) Sampel B 1 dan 2 : 5,5 cm dan 5,6 cm
c) Sampel C : 5,9 cm
4. Didapat nilai R
f
(retensi frekuensi):
a) Sampel A : 0,84cm
b) Sampel B : 0,47 cm
c) Sampel C : 0,51 cm
5. Panjang Pelarut yaitu 11,5 cm
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA TEKNIK KIMIA
LAPORAN TETAP KIMIA ANALITIK INSTRUMENT
11. DAFTAR PUSTAKA
Rusdianansari. 2011. Modul Praktikum Kimia Analitik Instrumen.
Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
http://www.google.com