Вы находитесь на странице: 1из 2

ABSTRAKSI Risalah, Studi Analisis Terhadap Kebijakan Pemerintah Kota Bangkalan Tentang Tata Ruang Kota Di Bidang Industri

Perspektif Mashlahah.

Persoalan pembangunan merupakan hal yang dilematis. Di satu sisi hal ini merupakan suatu tuntutan yang harus terus dipacu, namun di sisi lain sering kali menimbulkan patologi-patologi pasca pembangunan itu di-landing-kan. Terlebih jika pembangunan itu mengarah pada pembangunan di bidang industri. Dampakdampak negatif, baik social budaya, ekonomi maupun lingkungan seringkali menjadi problem pasca pembangunan dilakukan. Hal ini berhubungan erat dengan perencanaan pembangunan yang kurang matang utamanya dalam penataan pemanfaatan ruangnya. Kabupaten Bangkalan merupakan daerah yang akan dikembangkaan menjadi kawasan industrialisasi. Hal yang menopang perencanaan pembangunan ini adalah adanya jembatan Suramadu yang memberikan akses yang besar dalam membuka peluang-peluang pengembangan ekonomi. Berkaitan dengan rencana ini, maka sebagaimana pemaparan di atas, problem yang harus diantisipasi oleh Pemkab Bangkalan adalah dalam hal penataan ruang yang diperuntukkan untuk menjadi kawasan Industri. Sebab, jika hal ini dibiarkan maka tujuan dari pembangunan tidak akan tercapai dan justru kepentingan social ekonomi masyarkata Bangkalan yang akan dikorbankan. Kajian penulis adalah berdasar pada latar belakang di atas. Penulis menfokuskan pembahasan pada kebijakan Tata Ruang Pemerintah Kabupaten Bangkalan di bidang industri ditinjau dari kajian kajian hukum Islam yaitu perspektif mashalah dengan fokus kajian yang pertama, bagaimanakah kebijakan Pemerintah Kabupaten Bangkalan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah di Bidang Industri? Kedua, bagaimanakah pandangan hukum Islam perspektif mashlahah terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten Bnagkalan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah di bidang Industri? Kajian dilakukan oleh penulis dengan metode penelitian Kualitatif yang menuntut adanya penelitian lapangan (field research) yaitu dengan menggali datadata primer yang ada pada unit-unit satuan objek penelitian. Dalam hal ini penulis akan berinteraksi langsung dengan pemegang kebijakan dalam hal pentaan ruang di Bangkalan yang meliputi BAPPEDA Kab. Bangkalan, DPRD Bangkalan, Dinas Lingkungan Hidup Kab, Bangkalan, BPS Bangkalan, dan Bawasda Bangkalan untuk memperoleh data-data dalam penyusunan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangkalan. Dari data ini kemudian penulis komparasikan dengan konsep mashlahah dalam Hukum Islam. Oleh karena penelitian ini berbentuk kualitatif, maka hasil penelitian ini cenderung subjektif dalam artian tidak bisa berlaku umum untuk daerah lain. Kalaupun bisa hanya bagi daerah yang memiliki kondisi yang sama dengan objek penelitian.

Dari hasil kajian penulis dapat disimpulkan dua hal yaitu, pertama, Penyusunan Perda Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangkalan di Bidang Industri di tujukan sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat yang ada di Bangkalan. Strategi yang dilakukan guna menopang tujuan ini adalah dengan membentuk kawasan-kawasan industri yang terbagi di 3 zona yaitu, timur (Labang dan Tragah), tengah (Socah) dan utara (Klampis dan Arosbaya). Ketiga kawasan ini diharapkan akan mampu mengakomodir seluruh kepentingan aktifitas ekonomi yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bangkalan. Penempatan kawasan ini didasarkan pada potensi kewilayahan dan ketersediaan akses yang mampu menopang terhadap arus produksi dan distribusi. Penetapan kebijakan ini juga disertai dengan aturan-aturan tekhnis yang meliputi prosedur perijinan, pola pengawasan, dan kriteria-kriteria industri yang diperbolehkan masuk di kabupaten Bangkalan. Hal ini ditujukan agar pelaksanaan dari Perda ini dapat terkontro dengan maksimal dan tujuan pembangunan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Kedua, Perencanaan Tata Ruang Wilayah Di Kabupaten Bangkalan merupakan usaha yang dilakukan sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat yang ada di Bangkalan. Hal ini merupakan kebijakan ekonomi (siyasah iqtishodiyah) yang sejalan dengan tujuan syariat (maqasyid assyariah), yaitu menjamin keterjaminan kemashlahatan ummat. Proses perencanaan yang meliputi rencana penempatan kawasan dan design industri dilakukan dengan mempertimbangkan potensi kewilayahan yang berujung pada tertampungnya seluruh akfitas ekonomi masyarakat yang ada di Bangkalan. Proses pelaksanaan dari Rencana Tata Ruang industri ini juga disiapkan dengan berbagai kebijakan, yaitu dengan pola pengaturan perijinan dan pengawasan yang melibatkan dari seluruh unsur lapisan masyarakat. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk tetap menjaga pelaksanaannya agar tidak menimbulkan dampak-dampak negatif yang ditimbulkan pasca pembangunan ini dilakukan.

Вам также может понравиться