Вы находитесь на странице: 1из 4

ESSAY DRAMA ASU KARYA MASHURI

Oleh : Siti lailatul muchlisa D/2010 (105200008)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2012

Essay naskah drama ASU Sebuah pementasan yang mana dialog yang ada dalam pertunjukan teks drama asu tidak selalu sama dengan dialog yang ada pada teks dramanya, ada penambahan dan pengurangan dari teks drama asuh yang diangkat dalam sebuah pertunjukan tersebut. Selain itu juga ada perbedaan dalam penokohannya, dalam teks dramanya terdapat dua tokoh saja tetapi dalam pertunjukannya terdapat empat tokoh, yaitu tokoh malaikat dan iblis yang diperankan oleh satu orang saja dan yang lainnya sebagai anjing 1, anjing 2 dan anjing 3. Sehingga pada penataan ruangan pertunjukannya terdapat tiga titik panggung yang berjajar diagonal yang mana ada dunia Anjing 1 yang dirantai terikat pada semacam pohon,untuk dunia malaikat-iblis mempunyai posisi tertinggi di bandingkan dua dunia lainnya, sedangkan yang lebih bebas bergerak itu dunia Anjing 2 dan 3.jadi para penonton tersebar di antara ketiga dunia panggung tersebut sehingga penonton hanya bisa menikmati sajian panggung yang paling dekat dengan posisinya. Apabila para penonton ingin menikmati dunia yang lainnya maka harus sedikit ada usaha meski hanya menolehkan kepalanya sehingga membuat para penonton bengung, tetapi pertunjukannya sangat menarik dengan adanya pengiringan musik dan cahaya lampu yang telah mengiringi pertunjukkan asu tersebut selain itu juga ketotalitasan para pamainnya membuat kita faham maksud teks drama asu tersebut, yang mana dalam teks drama asu itu ternyata menceritakan tentang kehidupan dialam barzah yang mana alam itu tempat berkumpulnya dari alam hidup dengan alam setelah mati. Sehingga sutradara ingin memvisualisasikan bentuk konflik individu dan antara individu yang belum terbebaskan, antara tiga kondisi perspektif dunia yang berbeda, Yang mana seebagian besar orang

mengira bahwa ASU adalah ucapan jorok yang digunakan orang ketika ia marah pada orang lain. Namun, dalam naskah drama yang dibuat oleh Mashuri ASU bukanlah judul yang bermaksud untuk mengatai orang lain. Dalam naskah tersebut ASU (hewan anjing) diibaratkan kehidupan orang yang telah berada di alam barzah atau alam penantian sebelum ia menuju ke akhirat. Dengan kata lain ASU merupakan pemikiran orang di dunia nyata yang ketika ia meninggal (berada

di alam barzah) pemikiran tersebut masi terngiang karena keabsurd-an dunia nyata dengan alam barzah. Terinspirasi dari sebuah judul novel, penulis dapat menyuguhkan karya sastra (naskah drama) yang menarik untuk dianalisis. Meskipun judulnya diambil dari nama hewan, namun makna yang terkandung dalam naskah tersebut sangatlah bermanfaat. Sehingga pada saat dipentaskan dalam sebuah pertunjukan teater, dapat menimbulkan rasa penasaran seseorang untuk menafsirkan apa makna yang sebenarnya.

Вам также может понравиться