Menurut standar nasional Indonesia kertas merupakan lembaran yang terbuat dari serat selulosa alam maupun buatan

yang mengalami penggilingan dan ditambah bahan kimia sehingga saling menempel dan jalin-menjalin. Kertas dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: kertas budaya, kertas industri, dan kertas untuk keperluan khusus. Kertas bekas merupakan salah satu sumber serat sekunder yang potensial. Pemanfaatan kertas sebagai salah satu bahan baku pembuatan kertas akan sangat menekan biaya produksi. Kelemahan pemakaian kertas bekas adalah adanya perubahan fisik berupa penurunan daya ikat antar serat dan penurunan kekuatan serat sehingga indeks sobek maupun indeks tariknya berkurang. Hal tersebut mengakibatkan:     Pada waktu dibuat lembaran kekuatannya lebih rendah Derajat putih lebih rendah Seratnya umumnya lebih pendek Ketidakseragaman warna Untuk membuat kertas daur ulang dapat digunakan pewarna agar kertas daur ulang art paper yang dihasilkan lebih menarik. Pewarna yang yang dapat ditambahkan dapat dengan menggunakan pewarna kimia maupun pewarna alami. Pewarna kimia memang lebih tahan lama dan lebih cepat menempel dengan kertas, namun ada spesifikasi pewarna kimia yang tidak aman dipakai karena kandungannya yang berbahaya. Sedangkan pewarna alami memang walaupun tidak sebaik pewarna kimia dalam menempelkan warna, namun dalam penggunaanya lebih aman, mudah, dan murah. Dikutip dari buku Membuat Pewarna Alami karya Nur Hidayat dan Elfi Anis terbitan Trubus Agrisarana (2006) ada beberapa contoh zat pewarna alami, diantaranya :
y KAROTEN, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk

mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya.
y BIKSIN, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon Bixa

orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.
y KARAMEL, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan)

karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis, yaitu karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat, karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering.

y KLOROFIL, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk

makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan sebaginya). Selain menghasilkan warna hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
y Titanium oksida, berwarna putih dan bisa memberikan kesan warna opaque y Chocineal, diperoleh dari hewan Coccus cacti betina yang dikeringkan (hewan ini hidup pada

sejenis kaktus di kepulauan Canary dan Amerika Selatan), bisa memberikan warna merah.
y ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga

dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel,chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah.
y KURKUMIN, berasal dari kunyit y ARANG , menghasilkan warna hitam

Serat pengisi merupakan bahan-bahan yang dapat ditambahkan ke dalam campuran bubur kertas sehingga dihasilkan kertas yang lebih indah dan bertekstur. Dapat berupa bunga-bungaan ataupun serat tumbuhan lainnya seperti serat daun pandan wangi, serat batang pisang.
Berdasarkan jenisnya kertas bekas dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelas, yaitu:     Kertas karton Campuran Koran bekas Bekas perkantoran

Sebelum digunakan sebagai bahan baku yang berupa kertas bekas harus dibersihkan terlebih dahulu dari kontaminan, misalnya logam, benang, kaca, kayu, dan lain-lain. Untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan biasanya pada pembuatan daur ulang ditambahkan beberapa filler antara lain: pati, tawas, kaolin, maupun serat tambahan.