Вы находитесь на странице: 1из 40

BAB III

PENJUALAN KONSINYASI

(CONSIGNMENT SALES)

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan pengertian penjualan konsinyasi.

2. Memahami karakteristik penjualan konsinyasi.

3. Menjelaskan aplikasi perhitungan dan pencatatan akuntansi penjualan konsiyasi baik oleh pihak pengamanat maupun komisioner.

4. Menganalisis perbedaan perhitungan dan pencatatan barang konsinyasi yang sudah terjual dan yang belum terjual sampai akhir periode akuntansi.

PENDAHULUAN

Berbagai strategi diterapkan oleh dunia usaha untuk meningkatkan penjualannya. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan disamping penjualan tunai, kredit maupun angsuran adalah melakukan penjualan secara konsinyasi. Penjualan konsinyasi ini terutama dilakukan oleh perusahaan dalam memperkenalkan produk baru dan tidak banyak mengeluarkan biaya

promosi sehingga perkenalan produk tersebut lewat penitipan barang ke toko, agen atau tempat penjualan lain. Jenis perusahaan yang seringkali menggunakan sistem penjualan konsinyasi adalah perusahaan elektronik, furniture atau perlengkapan rumah tangga, buku dan lain-lain.

3.1. PENGERTIAN PENJUALAN KONSINYASI

Pengertian konsinyasi (consignment) menurut Hadori Yunus Harnanto adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu.

Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut pengamanat (consignor), sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut komisioner (consignee). Bagi pengamanat barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan tertentu biasa disebut sebagai barang-barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi pihak penerima barang-barang ini disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).

Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamanat kepada komisioner tidak diikuti dengan penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan. Meskipun diakui bahwa dalam transaksi konsinyasi itu telah terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan barang kepada komisioner, namun demikian hak milik atas barang yang bersangkutan tetap berada pada

pengamanat (consignor). Hak milik akan berpindah dari pengamanat apabila komisioner telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.

3.2.

KARAKTERISTIK KONSINYASI

DAN

KEUNTUNGAN

PENJUALAN

Karakteristk penjualan konsinyasi yang sekaligus merupakan perbedaan perlakuan akuntansi dengan transaksi penjualan yaitu :

a.

Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat karena hak milik atas barang-barang konsinyasi masih berada ditangan pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak boleh diakui sebagai persediaan oleh pihak komisioner (consignee).

b. Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat maupun bagi komisioner sampai barang dagangan dapat dijual kepada pihak ketiga.

c.

Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik barang tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barangbarang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat komisioner berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua belah pihak.

d. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh karena itu komisioner perlu menyelenggarakan administrasi yang baik dan tertib.

Pada pelaksanaan penjualan konsinyasi sebaiknya kontrak perjanjian antara pengamanat dan komisioner harus dibuat terlebih dahulu. Isi perjanjian biasanya terdiri dari beban-beban yang dikeluarkan oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat, kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit, komisi bagi komisioner dan laporan pertanggungjawaban oleh komisoner kepada pengamanat (account sale) yang dilakukan secara berkala atas barang-barang yang sudah terjual dan pengiriman uang hasil penjualan tersebut.

Dalam pembahasan penjualan konsinyasi ini, terdapat beberapa isitilah yang berkaitan dengan penjualan konsinyasi yaitu :

a.

Pengamanat (Consignor), yaitu pihak yang memiliki barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijual.

b.

Komisioner (Consignee), yaitu pihak yang menerima titipan barang dari pengamanat untuk dijual.

c.

Konsinyasi keluar (Consignment-Out), yaitu rekening yang digunakan oleh pengamanat untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-barang yang dititipkan kepada komisioner.

d. Konsinyasi masuk ((Consignment-In), yaitu rekening yang digunakan oleh komisioner untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-barang milik pengamanat yang dititipkan kepadanya.

Beberapa alasan bagi pengamanat dan komisioner untuk mengadakan penjualan kosinyasi. Drebin, Allan R (1992) menyebutkan alasan bagi pengamanat melakukan penjualan konsinyasi sebagai berikut :

1.

Merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperluas daerah pemasaran terutama untuk barang-barang yang :

a.

Merupakan produk baru yang permintaan akan barang tersebut masih belum dapat diprediksi.

b.

Membuka devisi penjualan disuatu daerah investasinya sangat mahal investasinya.

c.

Penjualan melalui dealer tidak menguntungkan pada tahun-tahun yang lalu.

d.

Barang tersebut mahal harganya sehingga dealer memerlukan investasi yang besar bila membelinya, dan

e.

Fluktuasi harga barang tersebut sangat besar sehingga dealer tidak mau membelinya.

2.

Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada pihak komisioner sehingga risiko kerugian dapat ditekan.

3. Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat, sehingga harga masih dapat dijangkau oleh konsumen. Pengawasan harga ini akan sulit jika menggunakan sistem penjualan melalui dealer yang kepemilikan barangnya sudah ditangan dealer itu sendiri.

4. Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudang mudah dikontrol sehingga risiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan memudahkan untuk rencana produksi.

Sedangkan alasan bagi komisioner untuk bersedia menerima titipan barang konsinyasi adalah sebagai berikut :

1.

Komisioner tidak dibebani risiko menanggung rugi bila gagal dalam penjualan barang-barang konsinyasi.

2.

Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya akan diganti/ditanggung oleh pengamanat

3.

Apabila terdapat barang konsinyas yang rusak dan terjadi fluktuasi harga, maka hal tersebut bukan tanggungan komisioner (hal ini sangat penting terutama bila barang konsinyasi tersebut berupa buah-buahan, atau produk pertanian lainnya.

4.

Kebutuhan modal kerja dapat dikurangi sebab komisioner hanya berfungsi sebagai penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamanat.

5.

Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi.

3.3.

AKUNTANSI UNTUK PENJUALAN KONSINYASI

Prosedur akuntansi untuk penjualan konsinyasi terdiri dari dua metode yaitu :

a.

Metode laba terpisah dari penjualan reguler

b. Metode Laba tidak terpisah dari penjualan reguler

Berikut akan dibahas mengenai prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk pengamanat dan komisioner.

3.3.1.

Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk Pengamanat

(consignor)

Perlakuan akuntansi untuk barang konsinyasi milik pengamanat yang dititipkan kepada komisoner yaitu :

a.

Pengiriman barang konsinyasi kepada komisioner harus tetap dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat.

b. Pengiriman barang konsinyasi kepada komisioner bukan merupakan transaksi penjualan sehingga pada saat pengiriman tersebut tidak boleh disertai adanya pendapatan.

c.

Semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi tetap menjadi tanggung jawab pengamanat sejak barang dikirim sampai dijual kepada pihak ketiga.

Apabila transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah maka transaksi konsinyasi dipisahkan pencatatannya dari transaksi reguler. Laba atau pendapatan dari penjualan barang konsinyasi pencatatannya juga dipisahkan. Untuk mengikuti aliran barang konsinyasi dibuatkan rekening Konsinyasi Keluar.

1.

Untuk transaksi pengiriman barang kepada komisioner maka pengamanat akan melakukan pencatatan sebagai berikut :

a. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode perpetual, perkiraan konsinyasi keluar di jurnal :

Konsinyasi keluar .................................

xxx

Persediaan barang dagang....................... xxx

b. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode fisik maka perkiraan konsinyasi keluar di jurnal:

Konsinyasi keluar ................................

xxx

Pengiriman barang-barang konsinyasi ... xxx

2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan menambah harga pokok barang konsinyasi, seperti penggunaan peti kemas, beban angkut, komisi dan lain-lain. Biasanya pengeluaran atas beban barang konsinyasi oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat akan dicatat oleh pengamanat pada saat penerimaan laporan penjualan barang konsinyasi sebagai konsinyasi keluar.

Transaksi penjualan konsinyasi dengan metode tidak terpisah maka tidak dibuatkan rekening konsinyasi keluar

1.

Untuk transaksi pengiriman barang kepada komisioner maka pengamanat akan melakukan pencatatan sebagai berikut :

a. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode perpetual, jurnal oleh pengamanat adalah:

Persediaan barang konsinyasi..........................xxx

Persediaan barang dagang....................... xxx

c.

Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode fisik maka perkiraan konsinyasi keluar di jurnal :

Persediaan barang konsinyasi........................ ..xxx

Pengiriman barang-barang konsinyasi ... xxx

2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan menambah harga pokok barang konsinyasi, seperti penggunaan peti kemas, beban angkut, komisi dan lain-lain. Pengeluaran atas beban barang konsinyasi oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat akan dicatat oleh pengamanat pada saat penerimaan laporan penjualan barang. Jurnal yang dibuat sama dengan transaksi penjualan biasa.

Contoh 1 :

PT Maha karya yang berkedudukan di Surabaya dengan spesifikasi usaha dibidang perdagangan barang-barang elektronik. Melakukan kerjasama konsinyasi dengan PT ELG Elektronik khusus untuk penjualan pesawat TV dengan perjanjian sebagai berikut :

1. Harga jual TV Rp 500.000 per unit dan harga pokoknya adalah Rp 350.000 per unit.

2. Komisi untuk PT Maha karya adalah sebesar 15% dari hasil penjualan.

3.

PT Maha karya memungut sewa atas barang konsinyasi sebesar Rp500 per unit.

4.

Semua beban yang dikeluarkan PT Maha karya ditanggung oleh PT ELG Elektronik seperti ongkos angkut, kuli dll.

5. PT Maha karya menyerahkan uang muka sebesar 20% dari harga jual barang yang dikirim.

Adapun transaksi bulan Januari 2009:

1. Pengiriman dan penerimaan barang konsinyasi 100 unit.

2. Penerimaan dan pengiriman uang muka sebesar 20% dari harga jual.

3. PT ELG Elektronik mengeluarkan ongkos angkut untuk pengiriman barang ke PT Maha karya secara tunai sebesar Rp 60.000.

4.

Pembayaran sewa atas barang-barang konsinyasi yang dikirim, diterima secara tunai oleh PT Mahakarya.

5. Penjualan barang konsinyasi selama bulan Januari 2009 yang terdiri atas:

Penjualan tunai = 80 unit dan penjualan kredit = 20 unit.

6. Pengeluaran buku kas PT Maha karya adalah :

Ongkos kuli masuk = Rp30.000

Ongkos kuli keluar = Rp20.000

Ongkos angkut

= Rp75.000

7. Pencatatan komisi oleh PT Maha karya

8.

Pengiriman dan penerimaan laporan penjualan barang konsinyasi serta pengiriman uang setelah diperhitungkan uang muka.

Diminta:

Buat jurnal yang diperlukan untuk transaksi diatas pada buku pengamanat dengan metode :

1. Dicatat secara terpisah dengan penjualan reguler, dan

2.

Dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler. Perusahaan menggunakan pencatatan persediaan

a.

Metode perpetual

b. Metode fisik

Penyelesaian :

BUKU PENGAMANAT (PT ELG ELEKTRONIK)

1. Dicatat terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler.

a. Metode Perpetual

(dalam ribuan rupiah)

Dicatat terpisah
1 Pengiriman barang konsinyasi 100 unit TV kepada PT Maha karya @ 350.000

Dicatat tidak terpisah (gabungan)

Konsinyasi keluar Persediaan Rp35.000


2

Rp35.000 Memorandum BD

Penerimaan uang muka 20% dari harga .jual barang yang dikirim

Kas

Rp10.000

Kas Uang muka komisioner


Rp10.000

Rp10.000

Uang
Rp10.000

muka

komisioner

Mencatat pengeluaran ongkos angkut

Konsinyasi Keluar Kas

Rp

60 Rp 60

Ongkos angkut masuk Rp Kas

60 Rp 60

Mencatat sewa gudang komisioner 100 unit @ Rp 500

Konsinyasi Keluar Kas

Rp

50

Beban sewa
Rp 50

Rp

50 Rp

Kas
5 6 7 8 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal Mencatat laporan penjualan konsinyasi dan penerimaan uang 50 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal barang

Kas

Rp 32.375

Kas Uang muka komisioner Beban kuli

Rp 32.375 10.000 50 75 7.500 Rp50.000

Uang muka komisioner 10.000 Konsinyasi keluar Konsinyasi


Rp50.000 7.625

keluar Ongkos angkut keluar


Beban komisi Penjualan

Mencatat laba penjualan konsinyasi Konsinyasi keluar


Rp7.265

Mencatat HPP barang konsinyasi HPP Persediaan BD Rp 35.000 Rp35.000

Laba/rugi penjualan konsinyasi Rp7.265

HPP Ongkos angkut masuk 60

Rp

60 Rp

b. Metode Fisik (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah


1 Pengiriman barang konsinyasi 100 unit TV kepada PT Maha karya @ 350

Dicatat tidak terpisah (gabungan)

Konsinyasi keluar

Rp35.000

Pengiriman barang-barang konsinyasi Rp35.000


2 Penerimaan uang muka 20% dari h.jual barang yang dikirim

Memorandum

Kas

Rp10.000

Kas Uang muka komisioner


Rp10.000

Rp10.000

Uang
Rp10.000

muka

komisioner

Mencatat pengeluaran ongkos angkut

Konsinyasi Keluar Kas

Rp

60 Rp 60

Ongkos angkut masuk Kas


60

Rp

60 Rp

Mencatat sewa gudang komisioner 100 unit @ Rp 500

Konsinyasi Keluar Kas


5 6 7 8

Rp

50

Beban sewa
Rp 50

Rp

50 Rp 50

Kas
Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal Mencatat laporan penjualan konsinyasi dan penerimaan uang Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal barang

Kas

Rp 32.375 Kas Rp32.375 10.000 50 75 7.500

Uang muka komisioner 10.000


Uang muka komisioner

Konsinyasi keluar Konsinyasi


Rp50.000

7.625 Beban kuli

keluar
Ongkos angkut keluar Beban komisi

Mencatat laba penjualan konsinyasi

Penjualan Rp50.000 Mencatat HPP barang konsinyasi

Konsinyasi keluar

Rp7.265

HPP Persediaan Rp35.000

Rp35.000 BD

Laba/rugi penjualan konsinyasi Rp7.265

10

Menutup saldo rek pengiriman barangbarang konsinyasi ke rek laba rugi Pengiriman barang-barang Konsinyasi Rugi laba Rp 35.000
HPP Rp 60 Rp 60

Rp 35.000

Ongkos angkut masuk

Perkiraan konsinyasi keluar Debit: y y y y y Pengiriman barang Ongkos angkut masuk Sewa gudang komisoner Ongkos kuli masuk/keluar dan angkut (PT Maha karya) Komisi (PT Maha karya) Rp35.000.000 60.000 50.000 125.000 7.500.000 Rp42.735.000 Kredit: Hasil penjualan (PT Maha karya) Rp50.000.000 Laba Konsinyasi Rp 7.265.000

Laba rugi penjualan konsinyasi dapat disajikan dalam laporan perhitungan laba rugi bagi pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil penjualan, harga pokok penjualan dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi penjualan reguler. Akan tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan distribusinya, maka hasil data penjualan, harga pokok penjualan dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan data penjualan regular, seperti contoh berikut :

PT. ELG Elektronik Laporan Laba rugi Januari 2009

Penjualan Konsinyasi Hasil penjualan Harga pokok penjualan Laba kotor penjualan Biaya Usaha : Biaya Penjualan Biaya administrasi & umum Juml biaya usaha Laba Usaha 7.675.000 7.675.000 7.265.000 50.000.000 35.060.000 14.940.000

Penjualan Reguler 75.000.000 50.250.000 24.750.000

Jumlah

125.000.000 85.310.000 39.690.000

8.250.000 5.000.000 13.250.000 11.500.000

15.925.000 5.000.000 20.925.000 18.765.000

Cara lain untuk menyajikan data transaksi penjualan konsinyasi dalam laporan laba rugi juga dapat dilakukan dengan cara laba rugi konsinyasi ditambahkan atau dikurangkan dari laba kotor penjualan reguler, tanpa menyajikan data penjualan dan biaya-biaya yang bersangkutan, seperti contoh dibawah ini.

PT. ELG Elektronik Laporan Laba rugi Januari 2009 Hasil penjualan

Rp 75.000.000 Harga pokok penjualan

50.250.000 Laba kotor

24.750.000 Laba penjualan konsinyasi

7.265.000

32.015.000 Biaya usaha : Biaya penjualan Rp 8.250.000 Biaya administrasi & umum 5.000.000

13.250.000

Laba

usaha

18.765.000

3.3.2.

Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk Komisioner (consignee)

Prosedur akuntansi yang perlu dilakukan oleh komisioner tergantung pada metode yang dipilih untuk diterapkan apakah transaksi penjualan konsinyasi dan laba rugi penjualan akan dicatat secara terpisah dari penjualan reguler atau transaksi konsinyasi dicatat tidak terpisah dari penjualan reguler (metode gabungan).

Apabila metode yang diterapkan adalah metode terpisah dari penjualan reguler, maka komisioner harus membentuk rekening konsinyasi masuk atau consigment in. Perlakuan akuntansi untuk metode terpisah adalah :

1. Barang yang diterima oleh komisioner tidak dijurnal tetapi hanya dicatat pada buku memorial atau secara ekstra kompatibel disertai dengan keterangan.

2.

Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi dan menjadi tanggungan pengamanat dicatat di dalam perkiraan Konsinyasi masuk (consignment in).

Jika pencatatan transaksi serta laba rugi atas penjualan konsinyasi dilakukan dengan metode tidak terpisah (gabungan) dengan penjualan biasa, maka perlakuan akuntansinya adalah:

1. Barang yang diterima oleh komisioner tidak dijurnal tetapi hanya dicatat pada buku memorial atau secara ekstra kompatibel disertai dengan keterangan.

2.

Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi dan menjadi tanggungan pengamanat pengamanat. dicatat di dalam perkiraan Utang kepada

Contoh 2 :

Berdasarkan data-data pada soal contoh 1 diatas, diminta :

1. Buatlah laporan penjualan yang dibuat oleh PT Maha karya kepada PT ELG Elektronik.

2.

Lakukan pencatatan jurnal pada buku pihak komisioner dengan metode dicatat secara terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler. Perusahaan menggunakan pencatatan persediaan

a.

Metode perpetual

b. Metode fisik

Penyelesaian : BUKU KOMISIONER (PT MAHA KARYA) 1. Laporan penjualan

No................ Tgl.............

LAPORAN PENJUALAN Periode 1 Januari s/d BARANG KONSINYASI 31 Januari 2009

Nama barang : TV Jumlah Pengamanat Komisoner : 100 unit : PT ELG Elektronik : PT Maha karya

Keterangan Penjualan 100 unit @ Rp500.000 Beban: - Kuli masuk, keluar dan O. Angkut - Komisi 15% Rp 125.000

Jumlah (Rp) 50.000.000

Rp 7.500.000

(7.625.000) 42.375.000

Pengiriman uang (uang muka).................................

10.000.000

Saldo yang belum dibayar....................................... Catatan: Saldo barang konsinyasi: NIHIL

32.375.000

2.

Dicatat terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler. a. Metode Perpetual

(dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah


1 Memorandum (Menerima 100 unit TV dari PT ELG Elektronik) Uang muka pengamanat Rp10.000 Kas Rp10.000 (Mencatat pengeluaran uang muka 20% dari 100 unit) 3 4 Tidak ada jurnal Kas Pendapatan sewa Rp 50 Rp 50 50 (Mencatat penerimaan sewa gudang dari pengamanat) 5 Kas Piutang usaha Rp40.000 10.000 (Mencatat penerimaan sewa gudang dari pengamanat) Persediaan BD Rp 42.500 Utang PT ELG Rp 42.500 Tidak ada jurnal Kas Pendapatan sewa Rp 50 Rp

Dicatat tidak terpisah (gabungan)


Memorandum

Uang muka pengamanat Kas

Rp10.000 Rp10.000

(Mencatat pengeluaran uang muka 20% dari 100 unit)

(Mencatat pembelian barang komisi dari PT

Konsinyasi masuk

Rp50.000

ELG dikurangi komisi Rp50.000 (15% x Rp50.000)

(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500 dan kredit 20 unit @ Rp500) Kas Piutang usaha Penjualan 50.000 Rp 40.000 10.000 Rp

(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500 dan kredit 20 unit @ Rp500)

HPP Persediaan BD

Rp 42.500 Rp 42.500

(Mencatat HPP barang konsinyasi) 6 Konsinyasi masuk Kas Rp 125 Rp 125 Utang PT ELG Kas 125 (Mencatat beban atas barang komisi) 7 Konsinyasi masuk Rp 7.500 Rp 7.500 Tidak ada jurnal Rp 125 Rp

(Mencatat beban atas barang komisi)

Pendapatan komisi konsiyasi

(Mencatat komisi 15% x Rp50.000) 8 Konsinyasi masuk Uang muka pengamanat Kas Rp42.375 Rp10.000 32.375 Utang PT ELG Rp 42.375 Rp 10.000

Uang muka pengamanat Kas 32.375

(Mencatat laporan penjualan barang dan pengeluaran uang)

c.

Metode Fisik (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)
Memorandum (Menerima 100 unit TV dari PT ELG)

Memorandum (Menerima 100 unit lemari besi dari PT ELG)

Uang muka pengamanat Kas Rp10.000

Rp10.000

Uang muka pengamanat Kas Rp10.000

Rp10.000

(Mencatat pengeluaran uang muka 20% dari 100 unit) 3 4 Tidak ada jurnal Kas Pendapatan sewa Rp 50 Rp 50

(Mencatat pengeluaran uang muka 20% dari 100 unit) Tidak ada jurnal Kas Pendapatan sewa 50

Rp

50 Rp

(Mencatat penerimaan sewa gudang dari pengamanat) 5 Kas Piutang usaha Konsinyasi masuk Rp 40.000 10.000 Rp 50.000 (Mencatat penerimaan sewa gudang dari pengamanat) Persediaan BD Rp 42.500 Utang PT ELG Rp 42.500

(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500 dan kredit 20 unit @ Rp500)

(Mencatat pembelian barang komisi dari PT ELG dikurangi komisi Rp50.000 (15% x Rp50.000)

Kas Piutang usaha Penjualan 50.000

Rp 40.000 10.000 Rp

(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500 dan kredit 20 unit @ Rp500)

HPP Persediaan BD 42.500

Rp 42.500 Rp

(Mencatat HPP barang konsinyasi) 6 Konsinyasi masuk Kas Rp 125 Rp 125 Utang PT ELG Kas 125 (Mencatat beban atas barang komisi) 7 Konsinyasi masuk Rp 7.500 Rp 7.500 Tidak ada jurnal Rp 125 Rp

(Mencatat beban atas barang komisi)

Pendapatan komisi konsiyasi

(Mencatat komisi 15% x Rp50.000) 8 Konsinyasi masuk Uang muka pengamanat Kas Rp42.375 Rp10.000 32.375 Utang PT ELG Rp 42.375 Rp10.000

Uang muka pengamanat Kas 32.375

(Mencatat laporan penjualan barang dan pengeluaran uang)

3.4. UANG MUKA DARI KOMISIONER

Perjanjian konsinyasi memungkinkan persyaratan akan adanya uang muka yang harus dibayar oleh komisioner untuk barang-barang komisi yag diterimanya. Apabila hal ini terjadi maka perlakuan terhadap uang muka tersebut adalah :

a.

Bagi Pengamanat, uang muka yang diterima akan dicatat sebagai uang muka dari komisioner. Jumlah uang muka yang diterima oleh pengamanat tidak boleh dikredit pada rekening konsinyasi keluar. Uang muka ini oleh pengamanat harus disajikan pada neraca sebagai hutang sampai dengan

perhitungan penyelesaian atas barang-barang yang telah laku dijual dibuat oleh komisioner.

Jurnal :

Kas Uang muka komisioner

Rp xxx Rp xxx

b.

Bagi komisioner, uang muka yang dibayar kepada pengamanat setelah menerima barang dicatat pada rekening uang muka pengamanat

Jurnal :

Uang muka pengamanat Kas

Rp xxx Rp xxx

3.5. RETUR PENJUALAN KONSINYASI

Retur penjualan dari barang konsinyasi akan termasuk beban yang dikeluarkan oleh pengamanat atau beban lainnya oleh komisioner, dimana bebanbeban (ongkos angkut dan lain-lain) oleh pengamanat harus dicatat sebagai beban periode yang berjalan.

Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat, maka rekening konsinyasi keluar harus dikredit dengan harga pokok barang-barang yang bersangkutan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang tersebut (ongkos angkut, biaya pengepakan, biaya perakitan dan biaya pengiriman kembali) harus dibebankan kepada pendapatan untuk periode yang bersangkutan.

Biaya-biaya yang telah terjadi tidak dikapitalisasi sebagai bagian harga pokok barang barang yang dikembalikan atau tidak perlu ditangguhkan pembebanannya, karena tidak memberikan manfaat dimasa yang akan datang.

Dalam hal barang-barang dikembalikan karena rusak sehingga manfaatnya tidak lagi sebanding dengan harga pokoknya, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut, maka biaya perbaikan (reparasi) harus diakui sebagai biaya periode yang bersangkutan.

3.6.

MASALAH AKUNTANSI UNTUK PERJANJIAN PENJUALAN KONSINYASI YANG BELUM SELESAI

Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dan melampaui periode akuntansi akhir periode akuntansi dimana belum seluruhnya barangbarang konsinyasi berhasil dijual oleh komisioner maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan terikat pada produk yang belum terjual (inventoriable cost).

Biaya-biaya yang terikat pada sebagian produk yang belum terjual baik yang berasal dari pihak pengamanat sendiri maupun biaya yang dibebankan oleh komisioner harus ditangguhkan pembebanannya dari pendapatan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Contoh biaya tersebut adalah biaya pengiriman, biaya pengepakan, biaya asuransi dan ongkos angkut. Biaya-biaya itu harus dialokasikan kepada seluruh unit produk yang dikirim kepada komisioner.

Adanya penyesuaian terhadap inventoriable cost ini penting dalam penentuan laba rugi periodiknya. Dengan demikian laba rugi periodik tersebut akan mencerminkan pendapatan-pendapatan dengan seluruh biaya-biaya yang bersangkutan.

Contoh 3 :

GAYA furniture adalah produsen meubel dan alat-alat rumah tangga yang menjual produknya sebagian atas dasar perjanjian konsinyasi. Perjanjian penjualan konsinyasi dengan JAGO Hypermart isinya sebagai berikut :

1. Harga jual lemari Rp 1.000.000 per unit dengan harga pokok Rp 400.000

2. Komisi untuk JAGO sebesar 15% dari hasil penjualan dan JAGO memungut sewa atas barang konsinyasi sebesar Rp 50.000 per unit.

3. Semua beban yang dikeluarkan JAGO ditanggung oleh GAYA seperti ongkos angkut dll.

Transaksi penjualan konsinyasi dengan JAGO Hypermart yang berlangsung pada bulan Desember 2009 adalah sebagai berikut :

Tgl 2 Desember, GAYA furniture mengirimkan lemari sebanyak 10 unit kepada JAGO, ongkos angkut yang dikeluarkan oleh GAYA sebesar Rp 275.000

Tgl 31 Desember, diterima dari JAGO laporan penjualan atas 4 unit lemari beserta pembayaran barang konsinyasi yang terjual.

Hypermart Jago Jl. Kenangan 15 Makassar No. BK-25 Tgl 31 Desember 2009 LAPORAN PENJUALAN BARANG KONSINYASI Periode 1 sd 31 Desember 2009
Nama barang : Lemari Jumlah : 10 unit

Penjualan untuk GAYA FURNITURE Jl. Damai No.1, Makassar

Penjualan :

- Lemari 4 unit Biaya-biaya : - Ongkos angkut - Beban sewa - Komisi penjualan Rp 75.000

Rp 4.000.000

Rp 200.000 Rp 600.000 Rp 875.000

Diserahkan uang sebesar Saldo barang konsinyasi : 6 unit lemari

Rp 3.125.000

Diminta :

1. Lakukan analisis barang konsinyasi yang terjual sebagian

2. Buatlah Jurnal untuk pengamanat dan komisioner dengan pencatatan metode dicatat secara terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler. Perusahaan menggunakan pencatatan persediaan

a.

Metode perpetual

b. Metode fisik

Penyelesaian :

1. Analisis barang yang terjual sebagian

Keterangan

Total Beban (Rp)

Terjual 4 unit

Belum terjual 6 unit

(Rp) Pihak Pengamanat: HPP Ongkos angkut 4.000.000 275.000 1.600.000 110.000

(Rp)

2.400.000 165.000

Pihak Komisioner: Ongkos angkut Beban sewa Komisi 75.000 500.000 600.000 75.000 200.000 600.000 300.000 -

5.450.000 Penjualan Laba penjualan konsinyasi

2.585.000 4.000.000 1.415.000

2.865.000

BUKU PENGAMANAT GAYA FURNITURE a. Metode Perpetual (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah
1 Pengiriman lemari 10 unit kepada Jago Hypermart Memorandum Konsinyasi keluar Persediaan BD 4.000.000 2 Pengeluaran ongkos angkut pengiriman Konsinyasi keluar Rp 275.000 Ongkos angkut Kas Rp 275.000 Rp 275.000 Rp 4.000.000 Rp

Dicatat tidak terpisah (gabungan)

Kas 3

Rp

275.000

Mencatat laporan penjualan konsinyasi dan penerimaan uang

Kas Kas Konsinyasi keluar Konsinyasi keluar 4.000.000 Rp 3.125.000 Ongkos angkut 875.000 Beban sewa Rp Beban komisi Penjualan 4.000.000 4 Mencatat laba konsinyasi Konsinyasi keluar Laba konsinyasi 1.415.000 5 Rp 1.415.000 Rp

Rp 3.125.000 75.000 200.000 600.000 Rp

Mencatat HPP barang konsinyasi HPP Persediaan BD Rp 1.675.000 Rp 1.675.000

Mencatat penyesuaian atas beban konsinyasi yang belum tejual Persediaan B.konsinyasi Rp 465.000 Ongkos angkut Beban sewa Rp 165.000 Rp 300.000

b. Metode Fisik (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah


1 Pengiriman lemari 10 unit kepada Jago Hypermart Memorandum Memorandum

Dicatat tidak terpisah (gabungan)

Pengeluaran ongkos angkut pengiriman Konsinyasi keluar Kas Rp 275.000 Rp 275.000 Ongkos angkut Kas Rp 275.000 Rp 275.000

Mencatat laporan penjualan konsinyasi dan penerimaan uang

Kas Kas Konsinyasi keluar Konsinyasi keluar 4.000.000 Rp 3.325.000 Ongkos angkut 675.000 Beban sewa Rp Beban komisi Penjualan 4.000.000 4 Mencatat laba konsinyasi Konsinyasi keluar Laba konsinyasi 1.415.000 Rp 1.415.000 Persediaan BD Rp Ikh L/R 2.400.000

Rp 3.325.000 75.000 150.000 450.000 Rp

Mencatat persediaan barang konsinyasi yang terjual Rp 2.400.000 Rp

Mencatat beban yang menjadi beban periode berikutnya Biaya dibayar dimuka Rp 465.000 Ongkos angkut Beban sewa Rp 165.000 300.000

BUKU KOMISIONER JAGO HYPERMART a. Metode perpetual (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah
1 Menerima barang konsinyasi berupa lemari 10 unit dari Gaya Furniture Memorandum Memorandum

Dicatat tidak terpisah (gabungan)

Penjualan lemari 4 unit @ 1.000.000 Kas Konsinyasi masuk Rp 4.000.000

Mencatat penjualan lemari 4 unit dengan kompensasi komisi 15% dari penjualan Kas Rp 4.000.000 Rp 4.000.000 Rp 3.400.000 Rp 3.400.000 Rp 3.400.000 Rp 3.400.000

Rp 4.000.000 Penjualan HPP

Persediaan BD Persediaan BD

Utang Gaya Furniture

(mencatat pembelian barang konsinyasi) 3 Mencatat pembayaran beban Konsinyasi masuk Rp 275.000 Utang Gaya furniture Rp 75.000 Kas 4 Mencatat komisi 15% Konsinyasi masuk Rp 600.000 Utang Gaya furniture Rp 200.000 Pendapatan komisi Rp 600.000 Rp 75.000 Kas Mencatat konsinyasi pendapatan Rp 75.000 sewa barang Mencatat beban atas barang komisi (ongkos angkut)

Pendapatan sewa 5 Mencatat pembayaran penjualan konsinyasi Konsinyasi masuk Rp 3.125.000 Mencatat furniture pembayaran

Rp 200.000 kepada Gaya

Utang Gaya furniture Rp 3.125.000 Kas Rp 3.125.000 y Kas 3.125.000 Rp

b. Metode Fisik (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah


1 Menerima barang konsinyasi berupa lemari 10 unit dari Gaya Furniture Memorandum Memorandum

Dicatat tidak terpisah (gabungan)

Penjualan lemari 4 unit @ 1.000.000 Kas Konsinyasi masuk Rp 4.000.000

Mencatat penjualan lemari 4 unit dengan kompensasi komisi 15% dari penjualan Kas Rp 4.000.000 Rp 4.000.000 Rp 3.400.000 Rp 3.400.000

Rp 4.000.000 Penjualan Pembelian

Utang Gaya Furniture

Mencatat pembayaran beban Konsinyasi masuk Rp 275.000

(mencatat pembelian barang konsinyasi dikurangi komisi 15%) Mencatat beban atas barang komisi (sewa dan ongkos angkut) Utang Gaya furniture Rp 275.000

Kas

Rp 75.000

Mencatat komisi 15% Konsinyasi masuk Rp 600.000

Kas Mencatat konsinyasi

pendapatan

Rp 275.000 sewa barang

Utang Gaya furniture Rp 200.000 Pendapatan komisi 5 Rp 600.000 Pendapatan sewa Mencatat pembayaran furniture Rp 200.000 kepada Gaya

Mencatat pembayaran penjualan konsinyasi Konsinyasi masuk Rp 3.125.000

Utang Gaya furniture Rp 3.125.000 Kas Rp 3.125.000 Kas Rp 3.125.000

PENUTUP

Penjualan konsinyasi adalah salah satu strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan berorientasi pelanggan. Penjualan konsinyasi banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan elektronik, buku dan majalah, furniture dan konveksi atau pakaian jadi.

Sistem pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi penting untuk dipelajari untuk menghadapi tantangan dunia kerja dan dunia usaha. Adapun istilah bagi pihak-pihak yang melakukan perjanjian penjualan konsinyasi adalah pengamat (consignor) dan komisioner (consignee). Metode yang dapat diterapkan untuk akuntansi penjualan konsinyasi ada 2 yaitu metode terpisah dari penjualan reguler dan metode tidak terpisah (gabungan) dari penjualan reguler.

TES UMPAN BALIK

1. Apakah yang dimaksud dengan penjualan konsinyasi?

2. Jelaskan keuntukngan bagi pihak pengamat maupun komisioner mengadakan perjanjian konsiyasi?

3. Bagaimana prosedur pencatatan akuntansi beserta perhitungannya mengenai transaksi konsinyasi baik bagi pihak pengamanat maupun pihak komisoner.

4. Bagaimana prosedur pencatatan akuntansi beserta perhitungannya jika terjadi masalah barang konsinyasi yang belum terjual sampai akhir periode akuntansi.

5. SHARP Inc. Melakukan perjanjian konsinyasi dengan Visual Media Elektrika Co. Sharp setuju untuk mengirim kulkas dengan perjanjian komisioner harus menjual dengan harga per unit Rp 3.000.000, dan VM akan menerima komisi 25% dari harga penjualan. Pengamanat setuju untuk mengganti seluruh biaya yang dikeluarkan oleh komisioner dalam penjualan barang konsinyasi. Komisioner harus menyerahkan uang muka 20% untuk setiap kulkas yang dikirimkan sebagai pengurang harga jual. Komisioner akan membuat daftar perhitungan penjualan setiap kuartal dan akan mengirimkan uang sebesar jumlah yang terhutang pada tanggal tersebut pada pengamanat. Transaksi yang terjadi selama jangka waktu 1 Oktober sd 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut :

a. Pengamanat mengirimkan 10 unit kulkas dengan harga pokok per unit Rp 2.000.000 kepada komisioner. Pengamanat menggunakan sistem persediaan perpetual.

b. Pengamanat telah membayar biaya pengiriman Rp 160.000,00

c. Komisioner menyerahkan uang muka kepada pengamanat atas pengiriman barang konsinyasi yang telah diterima.

d. Komisioner telah menjual secara tunai kulkas sebanyak 6 unit, biaya pengiriman dibebankan kepada pengamanat Rp 75.000

e. Komisioner mengembalikan 2 buah kulkas karena tidak laku terjual dan membayar uang pengiriman Rp 40.000

f. Komisioner menyusun daftar perhitungan penjualan dan menyelesaikan pembayarannya pada tgl 31 Desember 2009.

Diminta :

1. Buat daftar perhitungan penjualan yang akan dikirim komisioner kepada pengamanat.

2. Buat jurnal yang dibuat komisioner dengan asumsi :

a.

Laba penjualan komisi dihitung terpisah

b.

Laba penjualan komisi dihitung tidak terpisah

3.

Buat jurnal yang dibuat pengamanat dengan asumsi :

a.

Laba penjualan barang konsinyasi dihitung terpisah.

b.

Laba penjualan konsinyasi dihitung tidak terpisah.

Вам также может понравиться