Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh, yang dapat tidak tampak secara klinis atau menyebabkan cedera seluler lokal disebabkan oleh metabolisme yang kompetitif, toksin, replikasi intraseluler, atau respon antigen-antibodi. Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit karena infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat, dengan begitu, hal dapat menyebabkan risiko penyebaran infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya, begitupun dengan petugas kesehatan yang sering terpapar dengan agen infeksi. Penularan infeksi dapat melalui beberapa cara diantaranya melalui darah dan cairan tubuh seperti halnya penyakit HIV/AIDS atau flu burung melalui droplet.1 AIDS atau acquired Immunodeficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh manusia. Sedangkan HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menurunkan kekebalan pada tubuh manusia. Flu burung adalah penyakit menular disebabkan oleh virus influenza tipe A (H5N1) yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini adalah Avian Influenza.1 Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Sindroma Pernapasan Akut Berat adalah penyakit infeksi virus pada organ paru manusia yang bersifat mendadak, dan gangguan pernapasan dengan riwayat kontak dengan penderita SARS. Di Jawa Tengah terdapat 8 kasus observasi SARS karena adanya demam disertai gangguan pernafasan dan ada riwayat datang dari negara yang terjangkit SARS. Setelah diadakan pemeriksaan dan perawatan di 5 RS ternyata juga bu vwkan kasus suspek atau probable. Penyebaran flu burung di berbagai belahan dunia antara lain: Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997 Avian Influenza A (H5N1) telah menginfeksi 18 dan orang telah dirawat di rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mencegah penyebaran tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5 juta ayam yang terinfeksi flu burung. Pada tahun 1999, di Hongkong, dilaporkan adanya kasus Avian Influenza A (H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian.

Pada tahun 2003, di Hongkong, ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza A (H5N1) dan satu orang meninggal.

Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu diantaranya meninggal.

Pada tahun 2004 terjadi lagi 25 kasus Avian Influenza A (H5N1) di Vietnam (19) dan Thailand (6) yang menyebabkan 19 orang meninggal (5 di Thailand, 14 di Vietnam).2

Dengan meningkatnya kasus terinfeksi HIV, khususnya pada kelompok pengguna napza suntik, pekerja seks, serta waria di beberapa propinsi di Indonesia pada saat ini, maka penyebaran infeksi HIV ke masyarakat umum tidak bisa diabaikan. Saat ini di Indonesia, HIV/AIDS telah menyebar di 32 Propinsi. Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan di Bali pada tahun 1987. Sampai akhir Desember 2008, jumlah kasus sudah mencapai 16.110 kasus AIDS dan 6.554 kasus HIV, sedangkan jumlah kematian akibat AIDS yang tercatat sudah mencapai 3.362 orang. Sampai Sepetember 2009, yang terdata oleh Departemen Kesehatan mencapai 18.442 penderita, dengan perbandingan jumlah penderita laki-laki dan perempuan sebesar tiga berbanding satu. Jumlah penderita HIV/AIDS di seluruh kabupaten/kota di Indonesia pada 2010 diperkirakan mencapai 93 ribu sampai 130 ribu orang.3 Melihat permasalahan di atas, maka penanganan ketiga penyakit tersebut saat ini bukan hanya masalah pengobatan semata tapi juga melalui upaya pencegahan baik upaya pencegahan primer, sekunder, dan tertier. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan kewaspadaan universal (universal precaution). Petugas kesehatan yang bekerja pada instalasi kamar jenazah tentunya juga memiliki faktor risiko untuk tertular penyakit tersebut di atas. Oleh karena itu, penerapan kewaspadaan universal khususnya pada hal ini pada perawatan jenazah penting untuk diperhatikan, hal ini menjadi perhatian khusus dikarenakan pada praktiknya penerapan kewaspadaan universal masih diabaikan. Hal inilah yang menjadi latar belakang kami memilih tema penerapan kewaspadaan universal pada perawatan jenazah infeksius.

1.2 Rumusan Masalah a. Apakah yang dimaksud dengan kewaspadaan universal? b. Bagaimana tatalaksana perawatan jenazah dengan HIV/AIDS? c. Bagaimana tatalaksana perawatan jenazah dengan Flu Burung? d. Bagaimana tatalaksana perawatan jenazah dengan SARS? 1.3 Tujuan umum Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi syarat menempuh ujian kepaniteraan di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP DR. Kariadi SEMARANG dan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini adalah: a. Mengetahui definisi kewaspadaan universal b. Mengetahui tatalaksana perawatan dengan jenazah dengan HIV/AIDS c. Mengetahui tatalaksana perawatan jenazah dengan Flu Burung d. Mengetahui tatalaksana perawatan jenzah dengan SARS

1. Infeksi. Available at: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/infection. accessed on January, 2 2012. 01.05 2. Flu Burung. Available at: http://www.flutrackers.com/forum/showthread.php?t=69294. Accessed on January, 1 2012. 3. Departemen Kesehatan RI, Waspada Flu Burung. Available at: http://www.depkes.go.id/downloads/waspadai.pdf. accessed on January 1 2012 4. Epidemiologi dan pencegahan HIV/AIDS. Available at: http://www.scribd.com/doc/39110892/Epidemiologi-dan-Pencegahan-HIV-AIDS. accessed on January 1 2012. 21.34

Вам также может понравиться