Вы находитесь на странице: 1из 15

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

(INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION)

ANGGARAN RUMAH TANGGA

halaman

1 dari 14

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI

ANGGARAN RUMAH TANGGA


BAB I KEANGGOTAAN
Pasal 1 Jenis Keanggotaan Jenis Keanggotaan adalah sesuai seperti disebutkan pada pasal 9 Anggaran Dasar, yaitu : a. b. Anggota Biasa; Anggota Kehormatan.

Pasal 2 Syarat Menjadi Anggota a. Syarat umum untuk menjadi anggota Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia baik Anggota Biasa maupun Anggota Kehormatan adalah apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Memiliki keahlian khusus di bidang pengadaan barang dan jasa yang dibuktikan dengan Sertifikat Ahli Pengadaan yang dikeluarkan oleh BAPPENAS atau Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (LKPP) 2. Menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturanperaturan Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia; 3. Mengajukan permohonan secara tertulis dengan mengisi formulir pendaftaran kepada pengurus; 4. Membayar uang pangkal keanggotaan yang besarnya ditetapkan oleh Pengurus Pusat; 7. Permohonan disetujui dan dinyatakan sah oleh Pengurus Pusat. b. Syarat khusus bagi Anggota Biasa adalah mempunyai keahlian khusus dalam pengadaan barang dan jasa, telah mengikuti pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa dari lembaga pelatihan dan pendidikan atau institusi lain yang telah diakui oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), telah berpengalaman kerja dan atau masih bekerja langsung dan aktif dalam bidang pengadaan barang dan jasa. Syarat khusus bagi Anggota Kehormatan adalah berjasa dalam mengembangkan bidang profesi Pengadaan Barang dan Jasa, diusulkan dan diangkat oleh Rapat Anggota menjadi Anggota Kehormatan, dimana permohonan keanggotaannya

c.

halaman

2 dari 14

harus diajukan secara tertulis oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) orang Anggota Biasa.

Pasal 3 Cara Menjadi Anggota Untuk dapat diterima sebagai Anggota Biasa Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia, prosedur yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut : a. Mengajukan permohonan dengan mengisi formulir pendaftaran dan menandatangani serta disampaikan kepada Pengurus Daerah atau Pengurus Cabang yang ada; b. Kecuali yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar, maka permohonan untuk menjadi Anggota Biasa harus didukung adanya rekomendasi oleh sponsor 2 (dua) orang anggota biasa atau 1 (satu) Pengurus; c. Permohonan tersebut diteliti oleh Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang suatu rapat Pengurus; d. Apabila permohonan tersebut telah diteliti serta memenuhi seluruh persyaratan seperti yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, maka Pengurus perlu memberitahukan secara tertulis kepada anggota; e. Setiap Anggota Biasa berhak untuk menyatakan keberatan-keberatan terhadap penerimaan calon Anggota tersebut dengan mengajukan alasan-alasan kepada Pengurus dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak tanggal pemberitahuan; f. Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sejak tanggal pemberitahuan tersebut tidak ada pengajuan keberatan, maka calon Anggota tersebut dianggap dapat diterima dan untuk selanjutnya diumumkan secara tertulis oleh Pengurus kepada anggota;

g. Apabila ternyata terhadap penerimaan calon Anggota tersebut ada yang keberatan, maka Pengurus perlu mengadakan klarifikasi selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya pengajuan keberatan tersebut; h. Keanggotaan Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia Daerah dan Cabang dilaporkan secara detail kepada Pengurus Pusat.

Pasal 4 Hak Suara, Hak Dipilih dan Hak Memilih a. Anggota Biasa memiliki hak-hak sebagai berikut : 1. Hak bicara dan hak suara pada rapat-rapat organisasi sesuai dengan peraturan tata tertib yang berlaku;

halaman

3 dari 14

2. Hak memilih dan dipilih menjadi pengurus; 3. Hak menyampaikan pendapat atau saran baik lisan maupun tulisan; 4. Hak mendapat bimbingan, perlindungan dan bantuan organisasi sesuai dengan peraturan dan tata tertib yang berlaku; 5. Hak untuk mendapat pendidikan, pelatihan serta jenjang keahlian dan layanan organisasi serta penerbitan berkala Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia; 6. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama sebagai Anggota; 7. Hak untuk menerima penghasilan atas pelaksanaan tugas yang diberikan oleh pihak pengguna jasa; 8. Memperoleh surat Tanda Anggota; b. Anggota Kehormatan mempunyai hak bicara pada rapat-rapat organisasi sesuai dengan peraturan dan tata tertib yang berlaku.

Pasal 5 Kewajiban Anggota a. Kewajiban Anggota Biasa tanpa kecuali harus memenuhi kewajiban-kewajiban: 1. Mentaati dan menjunjung serta melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan lain yang sah dari organisasi; 2. Mentaati Kode Etik Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia; 3. Melaksanakan kegiatan yang diberikan oleh organisasi atas permintaan pihak lain yang memerlukan; 4. Menghadiri rapat atau musyawarah/ pertemuan-pertemuan organisasi sesuai dengan sifat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku; 5. Memberikan kontribusi kepada organisasi dari penghasilan atas pelaksanaan butir 3 yang besarnya diatur lebih lanjut oleh Pengurus Pusat; b. Kewajiban khusus Anggota Biasa adalah : 1. Mengikuti pelatihan/ seminar/ workshop yang ditujukan untuk penyegaran kualifikasi keahlian; 2. Mengikuti pelatihan penjenjangan bagi ahli yang akan meningkatkan kualifikasi keahlian; 3. Memperbaharui sertifikat keahlian sesuai dengan ketentuan. c. Kewajiban Anggota Kehormatan adalah : 1. Mentaati dan menjunjung tinggi serta melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan lain yang sah dari organisasi; 2. Melaksanakan, menjaga dan memelihara Kode Etik Organisasi; 3. Memberikan saran dan nasehat untuk meningkatkan peranan dan fungsi Organisasi.

halaman

4 dari 14

Pasal 6 Tindakan Disiplin a. b. Pengurus Pusat membentuk Dewan Etika dan mengangkat serta memberhentikan Anggota Dewan Etika; Dewan Etika bertugas mengawasi dan menilai pelaksanaan kode etik profesi oleh anggota Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia serta memberikan bimbingan, pembinaan, pendapat/ nasehat/ usul dan rekomendasi mengenai kasus-kasus yang menyangkut kode etik dan tata laku profesi; Dewan Etika terdiri paling tidak 5 orang anggota biasa dengan jumlah gasal dan diketuai oleh seorang Ketua yang dipilih oleh anggota Dewan Etika serta mempunyai hak suara yang sama; Setiap anggota yang dengan sengaja melalaikan atau melanggar ketentuan Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga Organisasi, dikenakan tindakan disiplin berupa : 1. Peringatan tertulis; 2. Skorsing; 3. Pemberhentian. e. f. g. Peringatan tertulis diputuskan oleh Pengurus Cabang dan Pengurus Daerah serta ditembuskan ke Pengurus Pusat; Skorsing diputuskan oleh Pengurus Daerah serta diketahui Pengurus Pusat; Skorsing berlaku paling lama satu tahun dan dapat diaktifkan kembali atau diberhentikan sebagai anggota berdasarkan keputusan Pengurus Pusat; Pemberhentian sebagai Anggota diusulkan oleh Pengurus Cabang dan Pengurus Daerah serta diputuskan oleh Pengurus Pusat, setelah dibahas dan dipertimbangkan dalam rapat Pengurus Pusat; Anggota yang terkena tindakan organisasi mempunyai hak membela diri yang diatur sebagai berikut : 1. Bagi yang mendapat peringatan tertulis, banding diajukan kepada Pengurus Pusat dengan tembusan kepada Dewan Etika; 2. Bagi yang mendapat skorsing, banding diajukan kepada Pengurus Pusat dan kepada Dewan Etika. 3. Bagi yang mendapat pemberhentian sebagai Anggota, banding diajukan kepada Dewan Etika. j. . Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat menetapkan mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Etika; keputusan dengan

c.

d.

h.

i.

halaman

5 dari 14

Pasal 7 Pemberhentian Anggota Keanggotan dinyatakan gugur apabila : a. b. c. Meninggal dunia atau berhalangan tetap; Mengundurkan diri atas permintaan sendiri; Diberhentikan dengan keputusan Pengurus Pusat.

BAB II ORGANISASI

Pasal 8 Susunan Pengurus Pusat a. Susunan Pengurus Pusat terdiri dari Ketua Umum selaku Penanggung Jawab Umum Organisasi, dengan dibantu oleh Ketua I, Ketua II, Ketua III, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara dan Wakil Bendahara (Susunan Pengurus Pusat selengkapnya merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dari waktu ke waktu dalam Anggaran Rumah Tangga); b. Anggota Pengurus Pusat harus memenuhi persyaratan sebagai Anggota Biasa.

Pasal 9 Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Pusat a. Pengurus Pusat adalah lembaga eksekutif Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia yang tugas dan tanggung jawab utamanya ditetapkan sesuai ketentuan Anggaran Dasar pasal 17; b. Pengurus Pusat menetapkan strategi program dan kebijakan dalam pengelolaan organisasi, mengeluarkan peraturan-peraturan pelaksanaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas, kegiatan dan kewajiban, sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta keputusan-keputusan Musyawarah Nasional dan atau Musyawarah Nasional Luar Biasa; c. Pembagian Tugas Pengurus Pusat dalam menyelenggarakan kegiatan organisasi Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia diatur sebagai berikut : 1. Ketua a). Ketua Umum bertanggung jawab menyelenggarakan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas secara umum baik keluar maupun kedalam serta menyampaikan pertanggung jawaban organisasi kepada Rapat Anggota/ Musyawarah Nasional;

halaman

6 dari 14

b). Dalam menyelenggarakan tugasnya sehari-hari Ketua Umum dibantu oleh beberapa orang Ketua; c). Ketua I menyelenggarakan tugas-tugas organisasi yang meliputi bidang Teknik, Litbang, Standarisasi dan Layanan Masyarakat serta bertanggung jawab kepada Ketua Umum; d). Ketua II menyelenggarakan tugas-tugas organisasi yang meliputi bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Pelatihan, Sertifikasi dan Kode Etik serta bertanggung jawab kepada Ketua Umum; e). Ketua III menyelenggarakan tugas-tugas organisasi yang meliputi bidang Kelembagaan, Organisasi dan Dana serta bertanggung jawab kepada Ketua Umum; f). Apabila Ketua Umum berhalangan tugas maka tugasnya diwakili oleh salah seorang Ketua yang ditunjuk atau sesuai bidangnya; g). Apabila diperlukan Pengurus Pusat dapat membentuk divisi-divisi sesuai bidangnya. 2. Sekretaris Jenderal Sekretaris Jenderal melaksanakan kegiatan administrasi organisasi secara umum dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum, serta dibantu oleh Wakil Sekretaris Jenderal. 3. Bendahara Bendahara melaksanakan kegiatan perbendaharaan secara umum dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum, serta dibantu oleh Wakil Bendahara. d. Kegiatan Pengurus Pusat disampaikan kepada Pengurus Daerah secara berkala; e. Personil Pengurus Pusat harus memenuhi persyaratan : sebagai anggota Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia yang aktif dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa, memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa serta memiliki integritas yang tinggi serta loyal kepada ikatan.

Pasal 10 Susunan Pengurus Daerah a. Susunan Pengurus Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ketua Wakil Ketua, dua orang Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara

b. Jika diperlukan Pengurus Daerah dapat membentuk seksi-seksi sesuai kebutuhan.

halaman

7 dari 14

Pasal 11 Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Daerah a. Ketua Pengurus Daerah Ketua Pengurus Daerah menyelenggarakan kegiatan organisasi tingkat Daerah sesuai dengan program yang ditetapkan oleh Pengurus Daerah serta bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat; b. Para Wakil Ketua Pengurus Daerah Para Wakil Ketua Pengurus Daerah menyelenggarakan kegiatan organisasi tingkat Daerah sesuai pengelompokan bidang tugas yang ditetapkan oleh Pengurus Daerah dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengurus Daerah; c. Sekretaris dan Wakil Sekretaris Pengurus Daerah Sekretaris Pengurus Daerah melaksanakan kegiatan administrasi organisasi tingkat Daerah dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengurus Daerah serta dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris; d. Bendahara dan Wakil Bendahara Pengurus Daerah Bendahara Pengurus Daerah bertugas mengurus keuangan dan harta benda milik organisasi tingkat Daerah dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengurus Daerah serta dibantu oleh seorang Wakil Bendahara; e. Seksi-seksi 1. Pengurus Daerah dapat membentuk Seksi-seksi sesuai kebutuhan organisasi setempat; 2. Ketua Seksi melaksanakan pekerjaan Pengurus Daerah menurut Seksi masing-masing sesuai kebijakan Ketua Pengurus Daerah; 3. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari Ketua Seksi dapat dibantu oleh beberapa orang staff. f. Setiap kegiatan yang diadakan oleh Daerah wajib disampaikan kepada Pengurus Pusat secara berkala sebagai laporan.

g. Personil Pengurus Daerah harus memenuhi persyaratan : sebagai anggota Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia yang aktif dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa, memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa, memiliki integritas yang tinggi serta loyal kepada ikatan.

Pasal 12 Susunan Pengurus Cabang a. Susunan Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari : 1. Ketua 2. Wakil Ketua

halaman

8 dari 14

3. 4. 5. 6.

Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara Pengurus Cabang dapat membentuk seksi-seksi sesuai

b. Jika diperlukan kebutuhan.

Pasal 13 Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Cabang a. Ketua Pengurus Cabang Ketua Pengurus Cabang menyelenggarakan kegiatan organisasi tingkat Cabang sesuai dengan program yang ditetapkan oleh Pengurus Cabang serta bertanggung jawab kepada Pengurus Daerah; b. Wakil Ketua Pengurus Cabang Wakil Ketua Pengurus Cabang membantu Ketua Pengurus Cabang menyelenggarakan kegiatan organisasi sesuai penugasan bidang tugas yang ditetapkan oleh Pengurus Cabang dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengurus Cabang; c. Sekretaris dan Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Sekretaris Pengurus Cabang melaksanakan kegiatan administrasi organisasi tingkat Cabang dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengurus Cabang serta dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris; d. Bendahara dan Wakil Bendahara Pengurus Cabang Bendahara Pengurus Cabang bertugas mengurus keuangan dan harta benda milik organisasi tingkat Cabang dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengurus Cabang serta dibantu oleh seorang Wakil Bendahara; e. Seksi-seksi 1. Pengurus Cabang dapat membentuk Seksi-seksi sesuai kebutuhan organisasi setempat; 2. Ketua Seksi melaksanakan pekerjaan Pengurus Cabang menurut Seksi masing-masing sesuai kebijakan Ketua Pengurus Cabang; 3. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari Ketua Seksi dapat dibantu oleh beberapa orang staff. f. Setiap kegiatan yang diadakan oleh Cabang wajib disampaikan kepada Pengurus Daerah secara berkala sebagai laporan. Personil Pengurus Cabang harus memenuhi persyaratan : sebagai anggota Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia yang aktif dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa, memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa, memiliki integritas yang tinggi serta loyal kepada ikatan.

g.

halaman

9 dari 14

Pasal 14 Pengisian Kekosongan Jabatan Pengurus a. Apabila karena sesuatu hal seseorang Anggota Pengurus Pusat tidak dapat terus memegang jabatannya sampai akhir periode kepengurusan, maka anggota Pengurus Pusat yang lain dapat bersidang untuk menetapkan tetap mengosongkan jabatan tersebut atau menetapkan salah seorang Anggota Biasa lain untuk menggantikannya. b. Apabila karena sesuatu hal seseorang Anggota Pengurus Daerah tidak terus memegang jabatannya sampai akhir periode kepengurusan, anggota Pengurus Daerah bersangkutan lainnya dapat bersidang menetapkan tetap mengosongkan jabatan tersebut atau menetapkan seorang Anggota Biasa lain untuk menggantikannya. c. Apabila karena sesuatu hal seseorang Anggota Pengurus Cabang tidak terus memegang jabatannya sampai akhir periode kepengurusan, anggota Pengurus Cabang bersangkutan lainnya dapat bersidang menetapkan tetap mengosongkan jabatan tersebut atau menetapkan seorang Anggota Biasa lain untuk menggantikannya. dapat maka untuk salah

dapat maka untuk salah

d. Apabila Ketua Umum Pengurus Pusat atau Ketua Pengurus Daerah atau Ketua Pengurus Cabang tidak dapat terus memegang jabatannya sampai akhir periode kepengurusan, maka diadakan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Daerah atau sidang anggota Pengurus Cabang sesuai tingkatannya untuk memilih Ketua Umum Pengurus Pusat atau Ketua Pengurus Daerah atau Ketua Pengurus Cabang.

BAB III HARTA BENDA


Pasal 15 Keuangan a. Uang pangkal dan iuran besarnya ditetapkan oleh Pengurus Pusat berdasarkan Musyawarah Nasional atau rapat Pengurus Pusat; b. Penggunaan uang pangkal dan iuran adalah : 1. 30 % untuk Pengurus Pusat; 2. 70 % untuk Pengurus Daerah. c. Untuk kehidupan dan pengembangan organisasi dapat diadakan kegiatankegiatan yang positif, baik di tingkat Pusat maupun Daerah, sepanjang tidak

halaman

10 dari 14

bertentangan dengan hukum dan etika profesi, guna mendapatkan keuangan yaitu : 1. Usaha-usaha untuk mendapatkan bantuan yang tidak mengikat; 2 Menciptakan usaha atau kegiatan yang dapat menghasilkan keuangan bagi kepentingan organisasi

Pasal 16 Inventaris Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah wajib mengelola inventaris milik organisasi yang menjadi tanggung jawab Pengurus masing-masing dan digunakan sematamata untuk kepentingan organisasi.

Pasal 17 Pertanggung-jawaban Tentang Penggunaan Harta Benda Hal-hal yang menyangkut masalah pemasukan, pengeluaran dan penggunaan harta benda organisasi harus dipertanggung-jawabkan oleh Pengurus.

BAB IV LAMBANG DAN TANDA PENGENAL


Pasal 18 Lambang Lambang adalah identitas organisasi yang ditetapkan dalam Musyawarah Nasional dengan tulisan Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia, yang ketentuan penggunaannya ditetapkan oleh Pengurus Pusat.

Pasal 19 Tanda Pengenal Tanda Pengenal Organisasi berupa : a. Bendera dengan ukuran panjang dan lebar adalah 3 berbanding 2 berwarna dasar putih dengan lambang organisasi di dalamnya; b. Vandel dan tanda-tanda pengenal lain dengan warna dasar putih dan terdapat lambang Organisasi di dalamnya serta ukurannya ditentukan oleh Pengurus Pusat.

halaman

11 dari 14

BAB V RAPAT-RAPAT ORGANISASI


Pasal 20 Musyawarah Nasional a. Musyawarah Nasional adalah musyawarah anggota yang tertinggi dan dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang; b. Musyawarah Nasional diselenggarakan 3 (tiga) tahun sekali; c. Musyawarah Nasional mempunyai wewenang sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Merupakan kekuasaan tertinggi organisasi; Menetapkan dan merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; Menetapkan kebijakan dan program kerja organisasi; Memilih dan mengangkat Pengurus Pusat dengan tata cara sebagai berikut : a). Memilih Ketua Umum yang sekaligus sebagai Ketua Formatur. b). Memilih Anggota Formatur untuk membantu Ketua Formatur dalam menyusun Pengurus Pusat 5. Mengangkat Anggota Kehormatan; 6. Menerima dan menolak sebagian atau keseluruhan laporan pertanggung jawaban Pengurus Pusat; 7. Mengesahkan pendirian Daerah dan Pengukuhan Pengurus Daerah yang dipilih oleh Musyawarah Daerah.

Pasal 21 Musyawarah Nasional Luar Biasa a. Musyawarah Nasional Luar biasa adalah musyawarah anggota organisasi tertinggi yang diadakan sewaktu-waktu bila diperlukan, atas permintaan sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah Daerah atau permintaan Rapat Pengurus Pusat khusus untuk hal itu yang dihadiri sekurangkurangnya 2/3 anggota Pengurus Pusat; Permintaan untuk mengadakan Musyawarah Nasional Luar biasa hanya dapat dilakukan bila : 1. Pengurus Pusat dinilai tidak mampu lagi melaksanakan tugasnya; 2. Pengurus Pusat melanggar Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga atau Keputusan-keputusan Musyawarah Nasional; 3. Pengurus Pusat menghadapi situasi tertentu yang dapat menimbulkan perpecahan yang sangat tajam, dan mengancam kelangsungan hidup organisasi.

b.

halaman

12 dari 14

Pasal 22 Rapat Pengurus Pusat Rapat Pengurus Pusat adalah rapat yang sewaktu-waktu diadakan sesuai dengan keperluan, sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali oleh Pengurus Pusat untuk membahas pelaksanaan program kerja serta kebijakan organisasi pada tingkat Pusat.

Pasal 23 Musyawarah Daerah a. Musyawarah Daerah adalah Musyawarah Anggota ditingkat Daerah; b. Musyawarah Daerah bertugas memilih dan mengusulkan calon Pengurus Daerah dengan tata cara pemilihan, sesuai dengan tata cara pemilihan Pengurus Pusat; c. Musyawarah Daerah diselenggarakan setiap 3 (tiga) tahun sekali sebelum Musyawarah Nasional.

Pasal 24 Rapat Pengurus Daerah Rapat Pengurus Daerah adalah rapat yang sewaktu-waktu diadakan sesuai dengan keperluan dan sekurang-kuranya 1 (satu) tahun sekali oleh Pengurus Daerah untuk membahas pelaksanaan program kerja dan kebijaksanaan orgasnisasi di tingkat Daerah.

Pasal 25 Rapat Pengurus Cabang Rapat Pengurus Cabang adalah rapat yang sewaktu-waktu diadakan sesuai dengan keperluan dan sekurang-kuranya 1 (satu) tahun sekali oleh Pengurus Cabang untuk membahas pelaksanaan program kerja dan kebijaksanaan orgasnisasi di tingkat Cabang.

Pasal 26 Kuorum dan Tata cara Pengambilan Keputusan a. Sahnya Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, adalah bila dihadiri sekurangnya-kurangya 2/3 dari jumlah Pengurus Pusat, Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang; b. Sahnya Musyawarah Daerah, adalah bila dihadiri sekurangnya-kurangya 2/3 dari jumlah Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang; c. Apabila saat musyawarah dibuka ternyata jumlah pesertanya belum terpenuhi, musyawarah ditunda paling lama selama 3 (tiga) jam, setelah waktu penundaan

halaman

13 dari 14

habis jumlah peserta tetap belum terpenuhi, musyawarah dinyatakan sah dan dapat dilanjutkan; d. Pengambilan Keputusan pada dasarnya dilakukan secara demokratis melalui musyawarah untuk mencapai mufakat kecuali apabila tidak mungkin, maka pengambilan keputusan ini dilakukan dengan dasar suara terbanyak; e. Pengambilan Keputusan untuk merubah AD/ART dilakukan dengan persetujuan sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah peserta yang hadir; e. Peserta rapat yang tidak hadir dapat memberikan kuasa secara tertulis kepada perserta lainnya yang hadir untuk mewakilinya.

BAB VI PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


Pasal 27 Usulan Perubahan Usulan perubahan Anggaran Rumah Tangga dapat diajukan oleh Dewan Etika dan atau Pengurus Pusat atau oleh sekurang-kurangya 1/3 (sepertiga) jumlah Anggota Biasa untuk dibahas dan diputuskan dalam Musyawarah Nasional.

Pasal 28 Perbedaan Isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Jika ada pertentangan (perbedaan) isi antara Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, maka isi Anggaran Dasar yang berlaku.

BAB VII PENUTUP


Pasal 29 Penutup a. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih lanjut oleh Pengurus, sesuai dengan jiwa dan semangat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; b. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal disahkan dan ditetapkan mulai berlaku sejak Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia didirikan yaitu pada hari Kamis

halaman

14 dari 14

Tanggal 3 Juli 2008 dalam Simposium Ikatan Ahli Pengadaab Indonesia Kongres III di Semarang.

DISAHKAN DI PADA TANGGAL

: :

SEMARANG 3 JULI 2008

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA PENGURUS PUSAT KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

halaman

15 dari 14

Вам также может понравиться