Вы находитесь на странице: 1из 9

 Riset

Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistimatik, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas".

 TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan Umum Mengetahui data dasar kesehatan untuk keperluan perencanaan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional.

b. Tujuan khusus: a. Mengukur prevalensi penyakit menular dan tidak menular, riwayat penyakit keturunan termasuk data biomedisnya b. c. d. Mengetahui faktor risiko penyakit menular dan tidak menular Mengetahui ketanggapan sistem kesehatan di unit pelayanan kesehatan Mengukur angka kematian dan menelusuri sebab kematian

 Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan

pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendirisendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri. Berbagai penyakit terus bermunculan menghinggapi manusia. Parahnya belum ditemukan obat yang paten yang mampu menyembuhkan secara total halnya virus hiv dan virus H5N1 dalam khasus flu burung. Itulah mengapa penelitian kesehatan harus terus di lakukan. Penelitian pada hakekatnya suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalh secara ilmiah, sistematis, dan logis. Ilmiah diartikan kebenaran pengetahuan yang didasarkan pada fakta empiris yang didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh dari penyelidikan secara berhari dan bersifat objektif. Adapun pengelompokkan jenis penelitian kesehatan itu bermacam-macam menurut aspek mana penelitian itu ditinjau.

Berdasarkan metode, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi 3 kelompok besar, yakni : a. Metode penelitian survei (Survey Research Method) Dalam survei, penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti atau populasi, tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut (sampel). Penelitian survei digolongkan lagi menjadi 2, yaitu penelitian survei yang bersifat Deskriptif dan Analitik.

b. Metode penelitian eksperimen Dalam penelitian eksperimen atau percobaan, peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel independennya, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependen variabel. Ditinjau dari segi manfaat atau kegunaannya, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi: a) Penelitian Dasar (Basic of Fundamental Research). b) Penelitian Terapan (Aplied Research). c) Penelitian Tindakan (Action Research). d) Penelitian Evaluasi (Evaluation Research). Adapun tujuan dan manfaat penelitian kesehatan adalah sebagai berikut : a. Tujuan penelitian kesehatan :

1) Menemukan atau menguji fakta baru maupun fakta lama sehubungan dengan bidang kesehatan atau kedokteran.

2) Mengadakan analisis terhadap hubungan atau interaksi antara fakta-fakta yang ditemukan dalam bidang kesehatan atau kedokteran.

3) Menjelaskan tentang fakta yang ditemukan serta hubungannya dengan teoriteori yang ada.

4) Mengembangkan alat teori, atau konsep baru dalam bidang kesehatan / kedoktean yang memberi kemungkinan bagi peningkatan kesehatan masyarakat khususnya, dan peningkatan kesejahteraan umat manusia pada umumnya. Secara garis besar tujuan penelitian kesehatan/kedokteran itu dikelompokan menjadi 3, yaitu : 1. Untuk menemukan teori, konsep, dalil, atau generalisasi baru tentang kesehatan atau kedokteran.

2. Untuk memperbaiki atau modifikasi teori, sistem atau program pelayanan kesehatan atau kedokteran.

3. Untuk memperkokoh teori, konsep, sistem, atau generalisasi yang sudah ada.

b. Manfaat penelitian kesehatan Secara singkat, manfaat penelitian kesehatan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1) Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau status kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.

2) Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber daya, dan kemungkinan sumber daya tersebut guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan.

3) Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan, atau kegagalan-kegagalan yang terjadi didalam sistem pelayanan kesehatan.

4) Hasil

penelitian

kesehatan

dapat

dijadikan

sarana

untuk

menyusun

kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan.

5) Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, dan ketenagakerjaan baik secara kuantitas maupun kualitas guna mendukung sistem kesehatan. Contohnya yaitu: penyakit asma berasal dari kata asthma yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti sukar bernapas. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Banyak kasus-kasus penyakit asma di masyarakat yang tidak terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun belum tentu mendapatkan pengobatan secara baik. Belum lagi masalah biaya pengobatan, absennya dari sekolah atau kerja, gangguan aktivitas sosial serta pengaruh sakitnya terhadap orang-orang yang berhubungan dengan penderita penyakit asma. Penyakit asma paling banyak terjadi pada anak dan berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Alergi dapat menyerang semua organ dan fungsi tubuh tanpa terkecuali. Disamping itu banyak permasalahan kesehatan lain yang menyertai berupa gangguan organ tubuh lain, gangguan perilaku dan permasalahan kesehatan lainnya. Penyakit asma adalah penyakit yang mempunyai banyak faktor penyebab, dimana yang paling sering karena faktor atopi atau alergi. Faktor-faktor penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua, kakek atau nenek anak menderita penyakit asma maka bisa diturunkan ke anak. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 300 juta orang di dunia mengidap penyakit asma dan 225 ribu orang meninggal karena penyakit asma pada tahun 2005 lalu. Hasil penelitian International Study on Asthma and Alergies in Childhood pada tahun yang sama menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma melonjak dari sebesar 4,2% menjadi 5,4 %. Penyakit asma tidak dapat disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini hanya berfungsi menghilangkan gejala.

Namun, dengan mengontrol penyakit asma, penderita penyakit asma bisa bebas dari gejala penyakit asma yang mengganggu sehingga dapat menjalani aktivitas hidup seharihari. Mengingat banyaknya faktor risiko yang berperan, maka prioritas pengobatan penyakit asma sejauh ini ditujukan untuk mengontrol gejala. Kontrol yang baik ini diharapkan dapat mencegah terjadinya eksaserbasi (kumatnya gejala penyakit asma), menormalkan fungsi paru, memperoleh aktivitas sosial yang baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Para pekerja yang memiliki resiko tinggi untuk menderita asma karena pekerjaan adalah: a) Pekerja plastik b) Pekerja logam c) Pekerja pembakaran d) Pekerja penggilingan e) Pekerja pengangkut gandum f) Pekerja laboratorium g) Pekerja kayu h) Pekerja di pabrik obat i) Pekerja di pabrik deterjen.

 GEJALA
Gejala biasanya timbul sesaat setelah terpapar oleh alergen dan seringkali berkurang atau menghilang jika penderita meninggalkan tempat kerjanya. Gejala seringkali semakin memburuk selama hari kerja dan membaik pada akhir minggu atau hari libur. Beberapa penderita baru mengalami gejalanya dalam waktu 12 jam setelah terpapar oleh alergen. Gejalanya berupa: y y y y Sesaknafas Bengek batuk merasakan sesak di dada.

 DIAGNOSA
Dalam riwayat perjalanan penyakit, biasanya penderita merasakan gejala yang semakin memburuk jika terpapar oleh alergen tertentu di lingkungan tempatnya bekerja. Pada pemeriksaan dengan stetoskop akan terdengar bunyi wheezing (bengek, mengi). Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: a) Tes fungsi paru b) Pengukuran puncak laju aliran ekspirasi sebelum dan sesudah bekerja c) Rontgen dada d) Hitung jenis darah e) Tes provokasi bronkial (untuk mengukur reaksi terhadap alergen yang dicurigai) f) Tes darah untuk menemukan antibodi khusus.

 PENGOBATAN
Pengobatan sama seperti jenis asma lainnya, yaitu diberikan bronkodilator (obat yang membuka saluran pernafasan), baik dalam bentuk obat hirup (contohnya albuterol, metaproterenol, Ipratropium) atau dalam bentuk tablet (contohnya theophylline, aminofilin, Salbutamol Sulfat ). Untuk serangan yang hebat, dapat diberikan corticosteroid (misalnya prednisone, Methylprednisolone, Prednisolone) per-oral (melalui mulut) dalam jangka pendek. Untuk penanganan jangka panjang, lebih baik diberikan corticosteroid dalam bentuk hirup (Ciclesonide, eclomethasone, Fluticasone, Budesonide, Mometasone, Triamcinolone, Flunisolide).

 PENCEGAHAN
Industri yang menggunakan zat-zat yang dapat menyebabkan asma, harus mengkontrol debu dan udara, karena untuk menghilangkannya adalah suatu hal yang mustahil. Pekerja dengan asma yang berat, jika memungkinkan, harus mengganti pekerjaannya karena pemaparan yang terus menerus akan menjadikan asma bertambah berat dan bersifat menetap. Jika alergen/penyebabnya telah diketahui, untuk mencegah terjadinya gejala, sebaiknya penderita menghindari alergen tersebut.

Daftar pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/10/penelitian-kesehatan.html

Вам также может понравиться