Вы находитесь на странице: 1из 31

Created by :

Farah Azimah M Ferdiansyah H Lorna Ruth P Yuanda Kelas : XI IPS 5

KENAKALAN REMAJA

KENAKALAN REMAJA Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Membuat Karya Tulis Ilmiah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Guru Pembimbing : Drs. Eman Sulaeman Disusun oleh: Drs. Andi Muchtar Disempurnakan oleh : Farah Azimah M Ferdiansyah H Lorna Ruth P Yuanda Kelas : XI IPS 5

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami persembahkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat hidayahterselesaikan. Makalah ini disusun dalam rangka tugas kelompok mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini tersaji tentang Perilaku Kenakalan Remaja yang mencakup Penyimpangan perilaku Remaja. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi kepada pembacanya dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita.

Jakarta, 24 Oktober 2011

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................ ii DAFTAR ISI....................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Metode Penulisan 1.5 Ruang Lingkup

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kenakalan Remaja 2.2 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja Bentuk2.3 Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja 2.4 Mengatasi Kenakalan Remaja

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. LAMPIRAN............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturanaturanaturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.

Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang Kenakalan Remaja bisa melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang perilaku disorder di kalangan anak dan remaja (Kauffman, 1989: 6) mengemukakan bahwa perilaku menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks sosial.

Perilaku disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai tindakan yang tidak layak, melainkan lebih dari itu harus dilihat sebagai hasil interaksi dari transaksi yang tidak benar antara seseorang dengan lingkungan sosialnya. Mengenai pendekatan sistem, yaitu perilaku individu sebagai masalah sosial yang bersumber dari sistem sosial terutama dalam pandangan disorganisasi sosial sebagai sumber masalah. Dikatakan oleh (Eitzen, 1986: 10) bahwa seorang dapat menjadi buruk/jelek oleh karena hidup dalam lingkungan masyarakat yang buruk .

Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada umumnya pada masyarakat yang mengalami gejala disorganisasi sosial, norma dan nilai sosial menjadi kehilangan kekuatan mengikat. Dengan demikian kontrol sosial menjadi lemah, sehingga memungkinkan terjadinya berbagai bentuk penyimpangan perilaku. Di dalam masyarakat yang disorganisasi sosial, seringkali yang terjadi bukan sekedar ketidak pastian dan surutnya kekuatan mengikat norma sosial, tetapi lebih dari itu, perilaku menyimpang karena tidak memperoleh sanksi sosial kemudian dianggap sebagai yang biasa dan wajar.

Dalam kurun waktu kurang dari dasawarsa terakhir, kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan. Kenakalan remaja yang diberitakan dalam berbagai forum dan media dianggap semakin membahayakan. Berbagai macam kenakalan remaja yang ditunjukkan akhirakhir-akhir ini seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok, mabuk-mabukan, mabukpemerasan, pencurian, perampokan, penganiayaan dan penyalahgunaan obat-obatan obatseperti narkotik (narkoba).

Kenakalan remaja diartikan sebagai suatu outcome dari suatu proses yang menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-norma yang ada. Kenakalan normaremaja disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor pribadi, faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama (Willis, 1994), maupun faktor lingkungan sekitar yang secara potensial dapat membentuk perilaku seorang anak (Mulyono, 1995).

Berdasarkan hasil beberapa penelitian ditemukan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya orangtua sebagai figur tauladan bagi anak (Hawari, 1997). Selain itu suasana keluarga yang meninbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.

Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994) orangtua dari remaja nakal cenderung memiliki aspirasi yang minim mengenai anakanakanaknya, menghindari keterlibatan keluarga dan kurangnya bimbingan orangtua terhadap remaja. Sebaliknya, suasana keluarga yang menimbulkan rasa aman dan menyenangkan akan menumbuhkan kepribadian yang wajar dan begitu pula sebaliknya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: a). Apa yang dimaksud dengan kenakalan kenakala remaja? b). Bentuk-bentuk kenakalan remaja? Bentukc). Apa yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja? d). Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia, dan agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon Guru seperti layaknya penulis makalah mendapat informasi mengenai kenakalan remaja.

1.4 Metode Penulisan


Dalam memperoleh data atau informasi yang akan digunakan untuk penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil referensi dari buku-buku dan bukuinternet yang relevan dengan topik penulisan makalah ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.

1.5 Ruang Lingkup


Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami miliki, serta sesuai materi yang harus dibahas dalam makalah ini. Maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan pengertian kenakalan remaja, bentukbentuk-bentuk kenakalan remaja, penyebab kenakalan remaja, mengatasi kenakalan remaja.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kenakalan Remaja Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang normadilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli orangpendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah 13melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum kanakcukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anakanak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat itu disebut Anakjuga sebagai anak cacat secara sosial.

Juvenile berasal dari bahasa Latin Juvenilus, artinya anak-anak, anak muda, anakciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin Delinquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.

 

Definisi kenakalan remaja menurut para ahli adalah sebagai berikut. 1. Kartono, ilmuwan sosiologi Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.

 

2. Santrock Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal. Mengenal siapa remaja dan apa problema yang dihadapinya adalah suatu keharusan bagi orang tua. Dengan bekal pengetahuan ini orang tua dapat membimbing anaknya menataki- masamasamasa krisis tersebut dengan mulus

Hal ini sangat dirasakan oleh semua karena di bahu remaja masa kini terletak tanggung jawab moral sebagai generasi penerus, menggantikan generasi yang ada saat ini. Mereka inilah yang kelak berperan menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas, menjadi aset nasional dan tumpuan harapan bangsa dalam kompetisi global, yang tentunya kian hiruk pikuk di abad ke XXI.

2.2 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja Bentuk Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma normahukum yaitu :  1. Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak undangdapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hokum.  2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan undanghukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.

Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; 1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit . 2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin. 3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.

2.3 Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja


Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). 1. Faktor Internal (Dalam) a. Reaksi Frustasi Diri


Dengan semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi yang berakibat pada banyaknya anak remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan sosial itu. Mereka lalu mengalami banyak kejutan, frustasi, ketegangan batin dan bahkan sampai kepada gangguan jiwa.

b. Gangguan Pengamatan dan Tanggapan Pada Anak Remaja


Adanya gangguan pengamatan dan tanggapan di atas sangat mengganggu daya adaptasi dan perkembangan pribadi anak yang sehat.Gangguan pengamatan dan tanggapan itu, antara lain : halusinasi, ilusi dan gambaran semua.Tanggapan anak tidak merupakan pencerminan realitas lingkungan yang nyata, tetapi berupa pengolahan batin yang keliru, sehingga timbul interpretasi dan pengertian yang salah. Sebabnya ialah semua itu diwarnai harapan yang terlalu muluk, dan kecemasan yang berlebihan.

c. Gangguan Berfikir dan Intelegensi Pada Diri Remaja Berfikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang wajar terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan permasalahan hidup sehari-hari. Jika anak sehariremaja tidak mampu mengoreksi pekiranpekiranpekirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada, maka pikirannya terganggu.

d. Gangguan Perasaan Pada Anak Remaja Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan dan kebutuhan manusia. Jika semua tadi terpuaskan, orang merasa senang dan bahagia.

GangguanGangguan-gangguan fungsi perasaan tersebut, antara lain : 1) Inkontinensi emosional ialah tidak terkendalinya perasaan yang meledak-ledak, meledaktidak bisa dikekang. 2) Labilitas emosional ialah suasana hati yang terus menerus berganti-ganti dan tidak tetap. bergantiSehingga anak remaja akan cepat marah, gelisah, tidak tenang dan sebagainya.

3) Ketidak pekaan dan mempunyai perasaan biasa disebabkan oleh sejak kecil anak tidak pernah diperkenalkan dengan kasih sayang, kelembutan, kebaikan dan perhatian. 4) Kecemasan merupakan bentuk ketakutan pada hal-hal yang tidak jelas, tidak riil, dan haldirasakan sebagai ancaman yang tidak bisa dihindari.

 

2. Faktor Eksternal (Luar) Selain faktor dari dalam ada juga faktor yang datang dari luar anak tersebut, antara lain : a. Keluarga Tidak diragukan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan pribadi remaja dan menentukan masa depannya. Mayoritas remaja yang terlibat dalam kenakalan atau melakukan tindak kekerasan biasanya berasal dari keluarga yang berantakan, keluarga yang tidak harmonis di mana pertengkaran ayah dan ibu menjadi santapan sehariseharihari remaja.

Вам также может понравиться