Вы находитесь на странице: 1из 2

Kronologis Kerusuhan Bima Versi LSM Nasional - Nasional Ditulis oleh Era Baru News

Minggu, 25 Desember 2011

Warga Bima dipukuli aparat (Gambar : Metro TV) Jakarta - Koalisi Rakyat NTB yang tergabung dari berbagai elemen merilis kronoligis terjadinya bentrok berdarah di area Pelabuhan Sape yang terjadi, Jumat 24 Desember 2011. Koalisi Rakyat NTB tersebut terdiri dari Partai Rakyat Demokratik (PRD), Serikat Tani Nasional (STN), Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND), Kesatuan Mahasiswa Lambu (Kamil) Mataram, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nusa Tenggara Barat, Front Mahasiswa Nasional (FMN). Kelompok itu juga terdiri dari Komite Persiapan Pemuda Merdeka (KP SPM), LBH Reform, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), HMI MPO, Himpinan Mahasiswa Frado (HMF) Bima, Tim Pembela Petani Lambu (TPPL), Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI), SERIKAT PETANI INDONESIA (SPI NTB). Inilah kronologis bentrokan berdarah di Pelabuhan Sape, Bima yang dirilis, Sabtu (24/12) : 1 - Protes massa rakyat Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat atas kebijakan yang diambil oleh Bupati Bima mengeluarkan Ijin Usaha Pertambangan dalam bentuk Surat Keputusan Nomor 188.45/347/004/2010 tanggal 28 April 2010 yang di berikan kepada PT.Sumber Mineral Nusantara dengan Luas 24.980 hektar untuk melaksanakan ekplorasi mineral emas (Au) dan mineral pengikutnya selama 5 tahun dengan luas 24.080 hektar di Kecamatan Sape, Lambu dan Langgudu. PT.Sumber Mineral Nusantara juga memiliki perizinan (Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum) dari Kementerian ESDM dengan Kepmen Nomor 1463.K/29/2000 tertanggal 22 mei 2008 dengan nomor kuasa pertambangan Nomor 621 tahun 2008. 2 8 Januari dan 31 Januari 2011 : Warga masyarakat Lambu, Sape dan Langgudu

menggelar aksi massa yang tergabung dalam Front Rakyat Anti Tambang sebanyak dua kal dalam bentuk aksi masa. Warga yang berasal dari tiga kecamatan menggelar aksi massa yang ketiga pada Pada kamis 10 Februari 2011. Aksi itu diikuti ribuan masa rakyat yang berujung pada pembakaran kantor camat Lambu dan beberapa kendaraan yang ada serta menimbulkan korban tembak atas nama Muhammad Nasir yang kena tembak bagian kaki dan Pengadilan Negeri Bima mengkriminal empat warga atas tuduhan pengerusakan. 3- Atas insiden ini warga dan aktivis pergerakan melakukan laporan ke Komnas HAM di Jakarta. Komnas HAM memberikan beberapa Rekomendasi Nomor 2.784/K/KPMT/XI/2011 09 November 2011 kepada Bupati Bima agar menjaga ketertiban, memperbaiki sistem informasi dan sosialisasi, mendesak jaminan kelestarian, bersama menteri ESDM dan Dinas ESDM Provinsi NTB untuk menjalankan pengawasan dan menghentikan aktivitas PT SMN, serta melaksanaan CSR, berikut juga menyampaikan perkembangan ke Komnas HAM selama 30 hari sejak surat diterima. 4- Surat yang dikluarkan Komnas HAM tidak hanya ditujukan kepada Bupati Bima, Komnas HAM juga mendesak Kapolda Nusa Tenggara Barat untuk melakukan langkah koordinatif dan komunikatif dengan seluruh unsur Pemda, tokoh masyarakat untuk mencegah konflik horizontal, melakukan evaluasi kelembagaan terhadap Kapolresta Bima, memeriksa dan memberikan sanksi hukum pada anggota kepolisian yang menggunakan peluru tajam saat aksi, dan menjamin kebebasan dalam menyampaikan aspirasi. 5- Pihak Kepolisian dalam hal ini Polres Bima Jumat 02 Desember 2011 melakukan penangkapan terhadap Adi Supriadi alias Japong Korlap Aksi 10 Februari 2011. Atas penangkpan Adi Supriadi Alias Japong ini menyulut kemarahan massa rakyat yang tergabung dalam Front Rakyat Anti Tambang (FRANT) dan melakukan konsolidasi untuk melakukan aksi protes dalam bentuk Pemblokiran Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima yang di mulai Selasa 20 Desember 2011. 6- 24 Desember 2011 Pukul 09.00 Wita, masa yang berkumpul di Pelabuhan Sape dibubarkan secara paksa. Penembakan oleh Aparat Keamanan terjadi pukul 09.00 Wita, dimana aparat kepolisian awalnya melakukan tembakan peringatan sehingga 200 massa rakyat yang tersisa melakukan pemblokiran, berhamburan mencari perlindungan, sementara di tempat terpisah aparat kepolisian memblokir warga yang menuju pelabuhan untuk bergabung kembali namun tak ada selang waktu aparat kepolisian pun membrondong tembakan kearah 200 massa rakyat di pelabuhan sape hingga belasan lukaluka diantaranya meninggal dunia . 7- Aparat juga melakukan juga menceburkan warga ke laut yang hingga kini belum ditemukan serta aparat melakukan pengejaran terhadap masyarakat yang sebelumnya menduduki pelabuhan Sape.(mas/asr)

Вам также может понравиться