Вы находитесь на странице: 1из 12

Berbahayakah Cabut Gigi Saat Hamil? Hampir setiap orang pernah merasakan sakit gigi, tak terkecuali Bunda.

Saat nyeri mulai menyerang ingin sekali rasanya mengakhiri penderitaan dengan mencabutnya. Tapi kalau Bunda sedang hamil berbahaya tidak ya? Lalu bagaimana dengan anastesi yang disuntikkan ke gusi, tidakkah mengganggu janin? dr. Budi Wiweko, SpOG dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo berbaik hati memberikan informasi ini kepada Bunda. Memang sebagian Bunda hamil mencemaskan efek negatif dari mencabut gigi. Ada yang bilang bila Bunda menahan diri saat gigi dicabut bisa-bisa Bunda mengalami kontraksi dan melahirkan di tempat. Menurut dr. Budi hal itu tidak benar. Ibu yang sedang hamil boleh-boleh saja mendapatkan tindakan cabut gigi. Hanya saja yang perlu diperhatikan usia kehamilan Bunda. Bila usia kehamilan Bunda memasuki trimester pertama sebaiknya pencabutan gigi tidak dilakukan dulu. Karena pada trimester pertama plasenta belum terbentuk, sehingga jika terjadi peradangan bisa membahayakan janin. Sebaliknya, Bunda dengan kehamilan trimester kedua dan ketiga harus mendapatkan penanganan serius bila sakit gigi. Bunda perlu berhati-hati dengan gigi berlubang. Gigi yang berlubang, besar kemungkinan akan menimbulkan infeksi. Infeksi ini bisa mendorong terjadinya kelahiran bayi premature. Lho bagaimana bisa? Dr. Budi menjelaskan gigi yang terinfeksi akan mengeluarkan zat-zat yang merangsang peradangan. Peradangan yang muncul ini secara otomatis akan menimbulkan kontraksi dan akhirnya proses kelahiran pun terjadi. Untuk masalah anastesi yang disuntikkan ke gusi sebelum mencabut gigi, Bunda tidak perlu kuatir, anastesi tidak menimbulkan efek negatif pada janin. ujarnya.

Tips : kalau terlalu nyeri Bunda boleh minum obat semacam antibiotik selalu konsultasikan ke dokter kandungan setiap mengambil tindakan invasif

Problematika seputar ASI


Menyusui bayi adalah salah satu ekspresi cinta seorang ibu. Hampir semua ibu berkeinginan menyusui anaknya sendiri. Menyusui adalah kegiatan yang mengasyikkan bagi keduanya. Si ibu bisa membelai dengan mesra bayi mungilnya dan si bayi akan merasakan belaian itu sebagai sebuah kehangatan kasih sayang. Menyusui memang proses alami. Tetapi tak jarang kesulitan ditemui dalam menyusui. Ada kendala yang kadang mengganggu kelancaran proses menyusui. Tapi Bunda tak perlu khawatir, kenali masalah yang muncul agar penanganannya lebih gampang.

1. Payudara Bengkak Pembengkakan terjadi sekitar 2-3 hari setelah melahirkan. Payudara membengkak disebabkan meningkatnya aliran darah ke payudara dan mulainya produksi ASI. Bengkak yang terjadi itu dapat membuat puting susu jadi rata, sehingga mengakibatkan bayi sulit untuk menyusu. Karena itu, sering-seringlah menyusui bayi untuk mengosongkan si parik ASI. Hindari pemakaian bra yang ketat saat payudara bengkak. Untuk mengurangi rasa kurang nyaman, kompreslah payudara dengan air dingin dan lakukan pijatan lembut sebelum menyusui.

2. ASI Terlalu Deras Karena payudara Ibu penuh susu, aliran ASI jadi tidak terkendali, karena payudara sednag menyesuaikan produksi ASI-nya dengan kebutuhan si kecil. Mengatasinya bisa dengan selalu memakai breast-pads, mengeluarkan sebagian ASI sebelum menyusui, sering-sering menyusui, dan sebagainya.

3. Puting Susu Datar Kelainan bawaan ini terjadi karena perlekatan mengakibatkan saluran susu lebih pendek dan menarik puting susu ke dalam. Tarik puting susu keluar denan jari tangan, tahan selama beberapa waktu. Lakukan ini sebanyak 2 kali sehari. Atau, gunakan alat bantu, seperti nipple shields. Bisa juga, puting susu direndam dulu ke dalam air hangat sebelum menyusui, lalu tarik-tarik puting susu keluar.

4. Abses Payudara Apabila radang cukup parah serta muncul abses maka perawatan hamper sama dengan radang payudara. Tapi untuk bisa mengeluarkan nanah yang ada pada payudara, biasanya akan dilakukan pembedahan kecil, selanjutnya segera hubungi dokter terdekat.

5. Puting Susu Nyeri Ini karena tidak pasnya posisi mulut bayi saat menyusu. Umumnya terjadi pada hari-hari pertama menyusui. Bila tidak terlalu nyeri, teruskan saja menyusui si kecil. Agar nyeri berkurang, oleskan sedikit ASI pada puting susu dan sekitarnya atau kompres payudara dengan air hangat sebelum menyusui. Selesai menyusui, oleskan kembali ASI pada payudara, lalu biarkan kering sebagai pelindung.

6. Radang Payudara Masalah ini biasa juga dikenal dengan istilah mastitis. Biasanya payudara meradang terjadi 2-6 minggu setelah melahirkan. Hal itu diakibatkan adanya infeksi bakteri serta pemakaian bra yang terlalu ketat. Gejala yang muncul biasanya payudara membengkak, warna agak kemerahan,

demam, dan ibu merasa sangat lelah. Penanganan gangguan ini dengan mengompres payudara menggunakan air hangat dan menyusui bayi sesering mungkin.

Benarkah USG Berbahaya? Dulu ketika hamil para Bunda mungkin harus menunggu untuk mengetahui jenis kelamin bayinya kelak. Namun, sejak tahun 1961 para Bunda hamil tak perlu lagi bertanya-tanya tentang jenis kelamin dan pertumbuhan janinnya. Caranya dengan melakukan Ultrasonografi atau biasa dikenal dengan USG saat kondisi janin sudah memasuki usia 20 minggu. Tetapi, ada beberapa Bunda yang ragu, apakah USG ini akan berdampak negatif pada janin yang sedang dikandungnya. Bagaimana dengan Bunda?

Tidak Berbahaya USG adalah prosedur pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara tinggi (3,5 7,0 megahertz) yang dipantulkan ke tubuh untuk menampilkan gambar rahim dan isinya (janin). Gambar yang dapat dilihat di layar monitor ini disebut Sonogram. Gambar inilah yang memberikan informasi tentang pertumbuhan janin dan jenis kelaminnya pada usia janin tertentu. Selain janin, USG dapat memperlihatkan kondisi kandungan, plasenta, indung telur dan beberapa bagian lainnya sehingga bila tampak suatu kejanggalan dapat diketahui lebih dini. Misalnya detak jantung, pertumbuhan lengan, kaki dan jari-jarinya, kondisi air ketuban, apakah bayi kembar atau tunggal. Berbeda dengan sinar X yang tentu saja radiasinya dapat membahayakan janin, USG tergolong aman untuk janin Bunda. Beberapa dokter telah melakukan penelitian dan tidak ditemukan adanya indikasi membahayakan dari pemeriksaan USG. Jadi, Bunda tak perlu kuatir lagi!

Jenis-jenis USG USG yang baru digunakan sekitar tahun 80-an di Indonesia sudah berkembang jenis-jenisnya. Mulai dari 2D sampai 4D sudah tersedia. Semakin tinggi tingkat dimensi maka gambar akan semakin jelas. Bentuk mata, hidung, mulut tampak seperti aslinya. Bila dilakukan di pusat medis, gambar yang jelas ini dapat mendeteksi apakah kondisi janin cacat atau tidak. Untuk USG 4D sebenarnya sama seperti 3D, hanya saja gambarnya dapat bergerak. Namun, bagi dokter jenis 2D, 3D atau 4D kondisi janin sudah dapat terdeteksi.

Perlukah? Untuk mengetahui kondisi janin dan penanganannya bila terjadi kejanggalan, pemeriksaan USG sangat disarankan. Tetapi tidak disarankan melakukan USG untuk mendapatkan gambar tanpa indikasi medis atau untuk kepentingan komersil, misalnya untuk pembuatan video janin. Untuk itu, pastikan Bunda melakukan USG atas pengetahuan dokter.

Tips : Tanyakan pada dokter bila Bunda ingin merekam gambar janin yang bergerak. Beberapa dokter mengijinkan orangtua untuk merekam dan membawa pulang hasil USG.

Stretch Mark dan Kehamilan


Masalah stretch mark atau garis-garis pada kulit biasa dialami oleh Bunda yang tengah hamil. Timbulnya stretch mark ini tentu bisa mengganggu penampilan Bunda. Pada ibu hamil garis-garis ini biasanya muncul di sekitar perut, paha, bokong dan payudara. Lalu apa penyebabnya dan bagaimana upaya mencegah timbulnya stretch mark ini?

Apa Faktor Penyebab Stretch Mark? Stretch mark bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya faktor genetik atau keturunan. Bila orang tua Bunda ada riwayat mengalami stretch mark, maka besar kemungkinan Bunda juga akan mengalami stretch mark. Selain faktor genetik, berat badan juga bisa menjadi faktor pemicu timbulnya stretch mark. Berat badan yang berlebih dapat menimbulkan stretch mark. Garis-garis pada kulit ini muncul karena pecahnya jaringan kulit disebabkan meregangnya permukaan kulit dan melemahnya jaringan elastis karena tubuh yang semakin melebar.

Bagaimana Cara MencegahTerjadinya Stretch Mark? Untuk mencegah terjadinya stretch mark Bunda bisa melakukan upaya sebagai berikut: y Hindarilah peningkatan berat berlebih dalam satu waktu untuk menghindari overstretching dari kulit Bunda. y Bunda dapat berolahraga secara teratur dan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seperti buah dan sayur-sayuran untuk menjaga elastisitas kulit. y y Hindari terjadinya dehidrasi dengan minum air cukup (8 gelas sehari). Bunda dapat menggunakan body lotion atau pelembab alami sepeti minyak zaitun untuk mengurangi kekeringan pada kulit. Oleskan pelembab 3-4 kali sehari. Pelembab yang berbahan utama cocoa butter or shea butter juga baik untuk mencegah stretch mark. y Vitamin C juga baik untuk meningkatkan produksi kolagen dan membantu mencegah terjadinya stretch mark pada tahap awal.

Bayi Sungsang? Jangan Panik Dulu


Setiap Bunda yang sedang hamil pasti ingin buah hati dalam kandungannya sehat dan mengharapkan lancar saat melahirkan kelak. Tapi bagaimana bila posisi bayi sungsang, apakah proses kelahiran bias berjalan lancar? Menurut dr. Nugroho Kampono SpOG (K) yang praktek di Brawijaya Women & Children Hospital, bayi memiliki kecenderungan 5-7% berada dalam posisi bokong di bawah atau biasa kita kenal dengan istilah sungsang.

Penyebabnya : 1. Letak plasenta Letak plasenta yang menutupi rongga panggul menghalangi kepala bayi masuk ke arah sana. 2. Terlilit tali pusat Tubuh bayi yang terlilit tali pusat menyulitkannya berputar sehingga posisi kepala tetap di bawah 3. Jumlah air ketuban Air ketuban yang terlalu banyak membuat bayi labil dalam perut, sedangkan air ketuban yang terlalu sedikit juga menyulitkan bayi untuk berputar 4. Panggul Bunda terlalu sempit saat kepala bayi hendak masuk ia terhalang rongga panggul yang terlalu sempit sehingga saat ia bergerak lagi posisi bisa berputar dan menyebabkan bokong berada di bawah

Berbahayakah ? Tidak berbahaya, asalkan tata laksananya harus benar. jelas dr. Nugroho. Maksudnya saat proses persalinan normal pada bayi sungsang tim medis harus menguasai teknis khusus. Misalnya saat bokong sudah keluar dokter harus menggunakan tangannya untuk membantu mengeluarkan bagian perut, bahu, dan kepalanya. Meski begitu, untuk Bunda yang mengandung anak pertama dan posisinya sungsang saat kehamilan memasuki 38-40 Minggu dr. Nugroho tidak menyarankan Bunda melakukan persalinan normal, karena kecenderungan cedera pada bayi lebih besar. Tapi bila Bunda pernah melakukan persalinan normal yang artinya panggul cukup besar, melahirkan normal untuk bayi sungsang mungkin saja dilakukan, dengan syarat berat bayi tidak lebih dari 3500 gram. Pertanyaannya sekarang bagaimana untuk mengembalikan bayi ke posisi normal?

menungging saja sesering mungkin! sarannya. Karena dengan menungging bokong bayi dalam rongga panggul akan keluar dan kepala akan masuk ke rongga panggul.

Tanda-Tanda Persalinan
Terdapat 3 cara dalam proses melahirkan, yang pertama yaitu secara normal tanpa bantuan dan ada juga yang memerlukan bantuan seperti induksi, forceps, dan ventouse (vakum). Yang kedua adalah dengan operasi caesar (sectio), dan yang ketiga yaitu hypnobirthing atau biasa disebut melahirkan dalam air. Di bawah ini terdapat 4 tahap dalam proses persalinan dan tiap tahap memiliki sensasi dan tantangan tersendiri. Kami akan memberikan sedikit informasi mengenai bagaimana proses persalinan itu terjadi pada tiap tahapnya. Yang pasti, itu semua sepadan dengan apa yang akan Anda dapatkan nantinya, yaitu seorang bayi yang sehat, mungil dan lucu. Tanda-tanda persalinan: 1. Lendir Bercampur Darah Pengeluaran lendir bercampur darah. Terjadi karena sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan karena bercampur darah. Apa yang harus dilakukan: Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan, jadi tunggulah sampai Anda mendapatkan kontraksi yang teratur atau air ketuban pecah, sebelum Anda pergi kerumah sakit. Anda harus menghubungi dokter bila terjadi pendarahan hebat.

2. Air Ketuban Pecah Kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sehingga air ketuban keluar (Normal air ketuban adalah cairan yang bersih, jernih dan tidak berbau). Apa yang harus dilakukan: Hubungi dokter Anda dan segeralah ke rumah sakit, walaupun Anda belum merasakan kontraksi, karena ini menjadi resiko infeksi. Sementara diperjalanan gunakan pembalut wanita untuk dapat menyerap cairan ketuban Anda.

3. Kontraksi Tidak seperti kontraksi Braxton hick (kontraksi palsu), kontraksi timbul secara teratur dan rasanya kira-kira seperti ada orang yang menarik ikat pinggang kita dengan sangat kencang selama 20 detik. Sepanjang proses kelahiran, mula-mula kontraksi hanya sebentar kemudian akan bertambah lama, kuat dan semakin sakit. Selalu ada jeda di antara setiap kontraksi, bahkan pada yang paling menyakitkan. Kontraksi terjadi simetris

di kedua sisi perut mulai dari bagian atas dekat dengan saluran telur sampai ke seluruh rahim, dan nyeri tidak akan hilang atau berkurang hanya dengan istirahat atau elusan. Apa yang terjadi pada tubuh Anda? Pada saat organ tubuh bayi Anda matang, ia akan memproduksi hormon yang akan merangsang otot rahim mengencang sehingga terjadi kontraksi. Gerakan ini akan menarik leher rahim Anda dan akan memberikan pembukaan jalan bagi janin. Sayangnya, proses pembukaan ini bisa berlangsung dua hingga 20 jam.

Apa yang terjadi pada bayi Anda? Pada setiap kontraksi, kepala janin tertekan dan terdorong ke leher rahim. Posisi janin bergulung ke bawah dan siap untuk lahir. Pada saat yang sama, himpitan kontraksi akan memicu hormon-hormon dalam tubuhnya. Hormon ini akan mempersiapkan dirinya untuk lahir, menurunkan detak jantungnya sehingga ia bisa melalui masa kurang oksigen selama proses kelahiran. Selain itu paru-parunya juga akan dipersiapkan untuk bernafas ketika ia sudah lahir nanti.

Apa yang harus dilakukan: y y Ketika kontraksi nampak teratur, mulailah untuk menghitung waktunya. Catatlah lamanya waktu antara satu kontraksi dengan kontraksi berikut, dan lamanya kontraksi berlangsung. y Alihkan perhatian Anda dengan nonton televisi atau ngemil. Anda juga bisa melakukan aktivitas ringan seperti mandi atau membuat teh. y Tarik nafas dalam-dalam sepanjang kontraksi. Relaks saja. Makin Anda tegang, makin sakit rasanya. y Mintalah pengurang rasa sakit. Kalau Anda sudah tidak tahan lagi, jangan malu untuk memintanya. Biasanya dokter dapat memberikan pilihan pereda rasa sakit seperti gas tawa (Entonox) yang tidak akan menyakiti sang bayi, injeksi petidin dan injeksi secara epidural (tulang belakang). Mintalah penjelasan dokter mengenai manfaat dan risikonya baik terhadap ibu maupun sang bayi. y Persalinan hanya terjadi bila kontraksi menjadi semakin dekat sekitar 40 detik antara kontraksi yang satu dengan lainnya.

4. Transisi Pada akhir tahap ini, ketika pembukaan sudah cukup, Anda akan melalui masa transisi. Kontraksi Anda akan masuk ke tahap puncak dan Anda mungkin sudah nyaris menyerah. Kabar baiknya, masa ini hanya akan berlangsung beberapa menit.

Persalinan untuk yang pertama kali akan berlangsung 12-14 jam sehingga lebih baik Anda menunggu dirumah sambil beristirahat mengumpulkan energi untuk persalinan. Jadi jika kontraksi Anda sudah setiap 5 menit sekali atau sangat sakit Anda dapat pergi ke rumah sakit. Jangan lupa membawa tas yang sudah dipersiapkan.

Teknik menyusui ASI


Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). Ada beberapa persiapan yang dapat bunda lakukan untuk memperlancar ASI yaitu sebagai berikut: y Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. y Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. y Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. Sebelum menyusui, cucilah tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar puting, duduk atau berbaringlah dengan santai.

Berikut ini adalah cara yang benar dalam teknik merangsang mulut bayi dan menyusui ASI: 1. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi menyanggah seluruh tubuh bayi; bukan hanya leher dan bahunya saja. Kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu lalu dekatkan badan bayi ke badan ibu, sentuhkan bibir bayi ke puting susu ibu dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

2. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.

3. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

Beberapa tanda bahwa teknik menyusui telah benar adalah; bayi tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu, mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi menempel pada payudara ibu, sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi (terutama aerola bagian bawah), putting susu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, kepala bayi agak menengadah. Menyusui dengan teknik yang benar akan menghasilkan ASI yang keluar optimal sehingga bayi anda tidak enggan untuk menyusu di waktu selanjutnya.

Tips Praktis Memberi ASI


Bagi setiap perempuan yang telah dianugrahi anak, memberikan Air Susu Ibu (ASI) adalah obsesi utama. Tapi bagi perempuan bekerja, memberikan ASI jelas membutuhkan perjuangan tersendiri. Pemicu utamanya adalah waktu bersama bayi yang terbatas. Jika tetap bersikukuh menghindarkan bayinya dari susu formula, perempuan karir jelas perlu mengetahui teknik-teknik memerah, menyimpan serta memberikan ASI yang tidak diberikan langsung dari payudara.

Apakah ASI Eksklusif itu? Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.

Bagaimana agar ibu bekerja juga dapat memberikan ASI Eksklusif? Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja tetap harus memberi ASI kepada bayinya karena

banyak keuntungannya. Jika memungkinkan bayi dapat dibawa ketempat ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilaksanakan apabila di tempat bekerja atau di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya pada waktu istirahat atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayinya ketempat bekerja.

Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti melahirkan. Jangan memberikan makanan lain sebelum bayi benar benar sudah membutuhkannya. Jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok yang mulai dilatih 1 minggu sebelum ibu mulai bekerja.

Ibu sudah harus belajar cara memerah ASI segera setelah bayi lahir. Sebelum pergi bekerja ASI dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi. Sediakan waktu yang cukup dan suasana yang tenang agar ibu dapat dengan santai mengeluarkan ASI. ASI dikeluarkan sebanyak mungkin dan ditampung di cangkir atau gelas yang bersih. Walaupun jumlah ASI hanya sedikit tetap sangat berguna bagi bayi. Tinggalkan sekitar cangkir penuh (100 ml) untuk sekali minum bayi saat ibu keluar rumah. Tutup cangkir yang berisi ASI dengan kain bersih, simpan di tempat yang paling sejuk dirumah, di lemari es, atau ditempat yang aman, agak gelap dan bersih. ASI jangan dimasak atau dipanaskan, karena panas akan merusak bahanbahan anti infeksi yang terkandung dalam ASI. Setelah ASI diperah bayi tetap disusui untuk mendapatkan ASI akhir (hindmilk), karena pengisapan oleh bayi akan lebih baik daripada pengeluaran ASI dengan cara diperah. Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali (setiap 3 jam). Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes. Simpan ASI di lemaari es dan dibawa pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu. Keadaan ini akan membantu produksi ASI tetap tinggi.

Beberapa Kemungkinan Yang Muncul Pada Saat Menyusui


Malas minum dan segera jatuh tertidur beberapa menit setelah disusui Hal yang perlu diketahui adalah bahwa bayi menghabiskan persediaan ASI dalam areola dalam 5 menit saja. Jika bayi ini tidur selam 2-3 jam berarti dia sudah cukup minum. Paling menjengkelkan apabila ia segera bangun dan menangis saat ia diletakkan di tempat tidurnya. Kemungkinan besar ini disebabkan sistem syaraf dan sistem pencernaannya belum mampu bekerja dengan baik. Mungkin kelembutan pelukan dan usapan serta kehangatan tubuh ibu dan payudara di mulutnya, membuat bayi anda mengantuk dan segera tertidur waktu disusui. Setelah bayi agak besar, seiring dengan perkembangan sistem syaraf dan pencernaannya, maka mungkin ia akan lebih mudah menahan kantuknya sewaktu perutnya masih lapar. Bayi-bayi yang mendapat susu

botol pun sering jatuh tertidur waktu diberi minum. Kemungkinan besar dotnya memiliki lubang yang terlalu kecil, sehingga sebelum isi botolnya sudah habis, bayi sudah mengantuk. Bayi yang menemukan bahwa hasil susah payah mereka waktu menghisap ASI tidak begitu banyak, akan mulai mengantuk dan tertidur kembali. Tipe pemberontak Jika menemukan bahwa ASI tidak mencukupi kebutuhannya, maka ia bisa berteriak-teriak, meronta-ronta menyentakkan kepalanya dari payudara ibu, kemauan mencoba menghisap lagi, mulai menangis berteriak-teriak lagi, dll. Ibu-ibu yang sedang menyusui anaknya, biasanya memiliki semacam refleks, yaitu ASI akan keluar begitu mereka mendengar bayinya menangis. Sebaliknya, perasaan cemas, gelisah,jengkel dan marah akan menyebabkan ASI berkurang bahkan sama sekali berhenti mengalir. Kalau saja ibu memahami mengapa bayi bersikap seperti di atas, ibu bisa mencari jalan untuk menenangkan dirinya sehingga ASI keluar lebih banyak dan bayi merasa puas. Tipe sangat santai Bayi ini mengantuk segera setelah ia mulai disusui dan tertidur sejenak, setelah itu ia mulai bangun lagi, menghisap lagi, dan mengantuk lagi, dan seterusnya. Jika pada akhirnya benar-benar tertidur dan menduga ia belum cukup minum, janganlah anda memaksanya untuk minum lagi dan membangunkannya lagi. Biarkanlah! sebab dengan memaksanya akan menyebabkan dia merasa jengkel dan ia akan bersikap acuh tak acuh setiap kali anda akan menyusuinya.

Payudara Kecil Tidak Bisa Berikan ASI?


Seringkali kita mendengar keluhan tentang produksi ASI yang dinilai terlalu sedikit atau bahkan tidak keluar sama sekali, khususnya dari para bunda yang memiliki payudara berukuran kecil. Lalu bagaimana yang sebenarnya, apakah penyebab muculnya keluhan-keluhan tersebut? Benarkah ukuran payudara mempengaruhi banyaknya ASI yang dihasilkan? Supaya tidak terjadi kesalah pahaman, yuk kita cari tahu penyebabnya! Menurut dr. Martina Claudia, SpOG dari Siloam Hospital memang secara logika bentuk payudara yang kecil menandakan kelenjar susu yang kecil. Tapi itu bukan berarti bunda yang memiliki payudara kecil tidak dapat memberikan ASI secara optimal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ASI, seperti :
y

Gizi Apa yang bunda makan sudah pasti mempengaruhi produksi ASI. Pastikan asam folat, protein, kalsium dan zat besi selalu ada dalam menu makanan sehari-hari. Bunda juga perlu mengonsumsi vitamin. Setelah melahirkan disarankan mengonsumsi susu untuk ibu menyusui.

Psikis Stress karena rasa takut dan cemas yang berlebihan menjelang melahirkan bisa menghambat kerja hormon prolaktin (hormon yang merangsang kelenjar air susu),

sehingga saat melahirkan produksi ASI berkurang. Dukungan dari suami bisa membuat bunda lebih rileks.
y

Perawatan Payudara Melakukan perawatan payudara (saat usia kehamilan 6-9 bulan) bisa merangsang kelenjar air susu yang memperlancar ASI nantinya. Selain itu juga melenturkan dan menguatkan puting susu yang bisa memudahkan si kecil menyusu. Ibu bisa melakukan pijat payudara sendiri di rumah asalkan tahu tehnik memijatnya.

Nah, sekarang bunda tidak perlu berkecil hati. Selama tiga faktor di atas diperhatikan dengan baik, maka ASI tetap dapat diproduksi. Rileks saja dan percaya kalau bunda pasti bisa memberikan ASI untuk buah hati. pesan dr. Claudia

Вам также может понравиться