Вы находитесь на странице: 1из 2

1.1.

Endothelin-1 Sel-sel endotel berfungsi untuk melapisi bagian dalam pembuluh darah dan ruang jantung, berfungsi sebagai pelapis fisik antara darah dan bagian dinding pembuluh lainnya. Jika terjadi perubahan lingkungan (misalnya penurunan O2) atau perubahan fisik (misalnya peregangan dinding pembuluh), maka sel-sel endotel akan mengeluarkan zat-zat perantara kimiawi yang bekerja lokal. Endothelins (ET) dikeluarkan oleh sel-sel endothel, merupakan zat vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi (faktor kontraksi) dengan menginduksi kontraksi otot polos arteriol. Isolasi dan sekuen endothelin diidentifikasi terdiri dari 21 asam amino. Terdapat 3 gen endothelin yang banyak mengandung peptide, yaitu ET-1, ET-2 dan ET-3. Pengaruh secara fisik membentuk ET yang merupakan gulungan helix sentral yang distabilisasi yang mengandung 2 ikatan rantai disulfide. Bentuk konformasi ini penting untuk afinitas yang tinggi dalam mengikat reseptor EDTA, tetapi tidak digunakan untuk mengikat ETB-4. Translasi sebagai prepropeptida dan ditranslokasi menuju sirkulasi sebagai bentuk pro Big ET-1, bioaktif ET-1 dikeluarkan ketika Big ET-1 kebocoran oleh enzim yang mengubah endothelin pada sisi aktif. Pada pengeluaran pertama ET-1 bisa sangat berbeda kerjanya dibandingkan dengan reseptor yang terikat. Kadar sirkulasi basal dari ET-1 : < 1 - 3 pg/mL, tetapi diketahui bahwa akan bertambah bila terjadi didalam atrial dan hipertensi pulmonary, arterosklerosis, kegagalan fungsi jantung, kanker dan penyakit yang berhubungan dengan paru-paru seperti COPD dan asma. Pengukuran endothelin 1 (ET-1) dengan menggunakan metode ELISA memiliki nilai normal untuk sampel plasma EDTA : 1,1 2,4 pg/mL (rerata 1,8 pg/mL). Jika digunakan sampel serum maka nilai normalnya adalah 1,2 2,5, pg/mL (rerata 1,8 pg/mL). 1.2. Metode ELISA Uji kekebalan enzimatis, seringkali disebut enzyme-linked immune-sorbent assay atau ELISA. Pengukuran endothelin dalam serum/plasma dapat dilakukan dengan teknik ini. Didasarkan pada Ikatan spesifik antara Antigen-antibody. Ada teknik Kualitatif berdasarkan bahwa tiap antibodi berikatan pada antigen yang spesifik. Ada pula teknik kuantitatif baerdasarkan jumlah ikatan antigen-antibodi yang ditentukan dengan nilai absorbansi. Teknik ini menggabungkan spesifitas antibody dengan kepekaan uji enzymatis dengan spektrofotometer biasa atau antigen dilekatkan pada enzyme yang mudah ditera. ELISA relatif murah dan lebih aman dibanding RIA (radio Immuno Assay) yang menggunakan bahan radiokatif dan dapat dikerjakan di laboratorium kecil tanpa alat pemecah radioaktif gamma. Antibodi pada ELISA disekresi oleh sel plasma (sel B), biasanya digunakan monoklonal antibodi karena lebih spesifik untuk epitop tertentu daripada policlonal antibodi dan dapat dibeli terpisah atau dalam paket ELISA Kit. Biasanya diproduksi dengan cara induksi respon imun humoral pada hewan coba (rat, mouse) dengan cara injeksi antigen berulang, dilakukan ekstraksi sel dan purifikasi antibodi. Dapat juga di ekstraksi dari manusia yang telah di imunisasi dengan antigen tertentu. Ada beberapa tipe ELISA, yaitu : - Direct ELISA, biasanya digunakan dengan kompetisi dan Inhibisi ELISA. Digunakan untuk deteksi antigen. - Indirect ELISA, antigen terikat pada plate. Digunakan untuk deteksi antibody. - Sandwich ELISA, antibodi terikat pada Plate. Digunakan untuk deteksi antigen. - Capture ELISA, antihuman antibodi terikat pada Plate. Digunakan untuk deteksi antibody. ELISA dapat dipakai untuk pengujian antigen lewat cara persaingan (kompetitip) atau cara antibody ganda (double antibody). Cara Persaingan. Campuran dari antigen yang dilekatkan pada enzim yang diketahui

jumlahnya dengan antigen tanpa enzim yang belum diketahui jumlahnya, direaksikan dengan antibody yang dilekatkan pada permukaan padat. SEtelah reaksi selesai membentuk kompleks lalu dicuci, kemudian ditambahkan substrat yang cocok untuk enzim dan aktivitas enzim diukur. Sejumlah antigen yang belum diketahui jenisnya direaksikan dengan antibody tertentu yang dilekatkan pada permukaan padat, dicuci dan direaksikan dengan antibody berenzim. Setelah dicuci lagi, ditambahkan substrat enzim khusus. Aktivitas enzim yang diuji dengan cara biasa menunjukkan jumlah antigen yang ada. Antiserum yang dicurigai, direaksikan dengan antigen khusus yang dilekatkan pada bahan padat,kemudian dicuci. Selanjutnya direaksikan dengan antibody yang bersifat anti-immunoglobulin berenzim yang akan melekat pada antibody yang tadi tererap dari anti serum mula-mula. Kompleks yang terjadi dicuci, ditambahkan substrat, aktivitas enzim sesuai jumlah antibody pada serum mula-mula. Beberapa teknik ELISA, yaitu : - Bahan padat yang dipakai dalam ELISA termasuk selulosa, dextran berangkai silang, poliacrilamide, polistiren dan polipropilen. Bentuknya dapat berupa butiran, lempeng atau tabung. - Antigen dapat dilekatkan secara adsorpsi pasif atau diikat secara kovalen dengan sianobenbromida. - Enzim dipilih yang aktivitasnya tinggi misalnya fosfatse alkalis dan peroksidase. Bahan pengabung yang sering dipakai adalah glutaraldehide. - Substrat paling baik jika stabil, aman dan murah. Substrat tidak berwarna yang menjadi berwarna karena perubahan oleh enzim. Misalnya : p-nitrofenilfosfat berubah menjadi pnitrofenol berwarna kuning oleh enzim fosfatase alkalis. Substrat lain, misalnya diamino benzidine,5-aminosalisilat, O-fenilen-diamin dipakai untuk enzim peroksidase. ELISA dipakai untuk pengujian semua antigen, hapten atau antibody. Paling banyak dipakai di laboratorium klinis, misalnya uji immunoglobulin G dan E, hormone seperti insulin, esterogen dan gonadotrofin. Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/bioengineering-and-biotechnology/2040119penentuan-kadar-endothelin-et-metode/#ixzz1lIbiSG6U

Вам также может понравиться