Вы находитесь на странице: 1из 6

Mr.

A-Bone Pertumbuhan penduduk yang tinggi di Indonesia menyebabkan ketersediaan pangan berprotein dan berkalsium tinggi dituntut harus dapat mencukupi kebutuhan gizi per kapita per hari. Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V dari LIPI pada tahun 1994 yang diacu dalam Ariningsih (2008), rekomendasi untuk mencapai mutu gizi konsumsi pangan yang baik dari kecukupan konsumsi protein rata-rata per kapita per hari hendaknya 15 gram dari pangan hewani, dengan perincian 9 gram protein ikan dan 6 gram protein ternak. Menurut Kartono dan Soekarti (2004) diacu dalam Suryono (2007), ikan dan makanan sumber laut mengandung kalsium lebih banyak dibanding daging sapi maupun ayam. Kondisi di atas mendorong diciptakannya inovasi pangan berbahan ikan. Pengembangan produk olahan yang penulis usulkan adalah abon tulang ikan hasil produk samping dari olahan perusahan fillet ikan dengan kandungan protein dan kalsium tinggi. Pemanfaatan hasil samping dari perusahan fillet ikan berupa tulang ikan dapat menambah nilai jual dan optimalisasi produk perikanan. Menurut Govindan et al (1967), tulang ikan banyak mengandung kalsium dalam bentuk kalsium fosfat sebesar 14% dari total penyusun tulang. Sedangkan menurut Syahroni (2008) yang diacu dalam Suryono (2007), dalam 100 gram tulang ikan terdapat 735 mg kalsium, 9,2 gram protein, 44 mg lemak, phospor 345 mg, zat besi 78 mg, 24,5 gram abu, karbohidrat 0,1 mg dan mineral lainnya. Kandungan kalsium yang tinggi tersebut telah mendekati angka kecukupan kalsium masyarakat, misalnya remaja pria yang berumur 19-29 tahun yang membutuhkan kalsium 800 mg/hari (Suyono 2011). Oleh karena itu, pemanfaatan tulang ikan sebagai bahan dasar abon akan meningkatkan konsumsi hasil perikanan dengan gizi yang seimbang. Kandungan protein yang rendah dalam tulang ikan dapat diatasi dengan penambahan daging ikan tongkol sebanyak 40 % dari komposisi abon. Pemilihan daging tongkol disebabkan kandungan proteinnya yang cukup tinggi dibandingkan ikan lainnya seperti salmon (19,9%), tenggiri (21,4 %), kembung (21,4 %), bawal (18,2 %), mas (18,3 %), dan mujair (18,2 %).

Hasil samping industri fillet ikan berupa tulang ikan yang cukup banyak secara kuantitas ternyata belum dimanfaatkan secara optimal. Hasil samping ini dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan abon tulang ikan untuk meningkatkan nilai jual, optimasi produksi hasil perikanan, dan inovasi pangan bergizi seimbang dan ekonomis. Produk Mr. A-Bone merupakan salah satu produk pangan yang terbuat dari bahan utama tulang ikan. ide sept 11. perintis: renaldi. modal bersama. arti nama. Usaha yang dimulai tahun 2007 dan bergerak dibidang Bakery and Chocolate pertama kali didirikan di Jogjakarta dengan nama Tama Cokelat. Juli 2009 adalah awal karir pertamanya di Garut yang dilaunching pada 9 Agustus 2009 oleh Wakil Bupati Garut, dengan nama chocodot, cokelat dengan isi dodol. Ide tersebut merupakan penggabungan makanan khas tradisional Dodol Garut dengan citarasa cokelat internasional. Beliau membuat terobosan baru dengan alasan untuk membuat makanan baru tanpa meninggalkan unsur tradisi makanan khas Garut. Pembuatan CHOCODOT sangatlah sederhana, ada tiga jenis cokelat yang digunakan yaitu dark chocholate, white chocolate, dan milk chocolate. Setelah cokelat batangan tersebut dilelehkan, lalu dicetak kembali dan bagian tengahnya diisi dengan dodol aneka rasa (misalnya dodol keju, dodol cokelat, atau dodol buah-buahan seperti jeruk, sirsak, dan duren). Campuran cokelat dan dodol di dinginkan dengan suhu dibawah 40 C, hingga keduanya saling menyatu. Cita rasa cokelat yang manis dan tekstur dodol yang kenyal, menjadikan CHOCODOT sebagai salah satu produk unggulan daerah Garut.

STRATEGI PEMASARAN Segmentation Masyarakat saat ini umumnya sangat membutuhkan jenis makanan yang praktis, ekonomis, bergizi tinggi, dan ramah lingkungan. Kecenderungan pola konsumsi masyarakat saat ini diharapkan mampu menaikkan minat akan konsumsi abon sebagai bahan komplementer yang ekonomis dan bergizi tinggi. Perencanaan pemasaran hasil produk terbagi ke dalam beberapa segmentasi, yaitu kelompok mahasiswa di lingkungan kampus, kelompok masyarakat umum, dan toko atau supermarket. Targeting Target utama dalam pemasaran produk ini adalah pada kelompok mahasiswa dan umum. Hal ini didasari pada fakta tingginya kebutuhan mahasiswa dan masyarakat umum terhadap produk sebagai alternatif kebutuhan pangan dengan kadar protein dan gizi yang lebih tinggi dan praktis. Positioning Aktivitas yang dari kebanyakan masyarakat yang sibuk, seperti mahasiswa, pekerja kantoran, maupun wira usaha menyebabkan produk yang praktis dan bernilai gizi tinggi sangat dicari dan dibutuhkan.Oleh karena itu konsumen diharapkan dapat melihat produk sebagai makanan alternatif yang enak, praktis dan ekonomis serta bernilai gizi yang tinggi selain memiliki kekhasan sebagai salah satu jenis pangan alternatif. Marketing Mix Produk Produk yang dihasilkan berupan abon berbahan dasar tulang ikan dan campuran daging ikan tongkol dalam kemasan yang ekonomis, memiliki cita rasa yang khas, harga yang yang ekonomis dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Keunggulan dari produk abon ini adalah cita rasa yang khas, murah serta memiliki kandungan gizi yang tinggi. Harga Produk abon tulang ikan ini dijual dengan harga bervariasi

a) Box besar b) Box kecil c) Toples -

Rp 15.000,00 Rp 7.000,00 Rp 12.000,00

Tempat Pemasaran Pemasaran produk Abon tulang ikan ini meliputi tempat-tempat umum seperti

ngesti Botani Square, penitipan Mr.A-Bone di mobil-mobil emplik, rumah makan, supermarket, toko-toko usaha, bazar atau stand di kampus. Promosi Hal terpenting dalam melakukan pemasaran suatu produk adalah promosi karena tindakan ini dapat mengenalkan produk baru terhadap masyarakat. Promosi dilakukan dengan berbagai cara yaitu
a) Pemberian informasi secara langsung (direct promotion), yang dilakukan oleh

para personil tim ketika melakukan direct selling. Selain itu, promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang akan dilakukan oleh konsumen yang merasa puas terhadap produk.
b) Pemberian informasi secara tidak langsung (indirect promotion) yang

dilakukan dalam dua media, yaitu media cetak dan media elektronik Media cetak 1) Banner Banner dipasang di depan stand atau bazar yang didirikan. 2) Spanduk Spanduk berupa poster yang diposting di tempat-tempat yang strategis seperti: di depan kios, persimpangan jalan, sekitar kampus, tempat-tempat umum, dan lain-lain.
3) Membagikan brosur Mr. A-Bone.

4) Pemasangan iklan di media cetak. Media Elektronik 1) Iklan radio 2) Iklan televisi

3) Iklan di internet
4) Iklan di jejaring sosial (facebook, twitter, youtube.com, dan lain-lain)

Pemberian promosi produk baru dengan penawaran menarik


1) Diskon 10% untuk pembelian 2 box besar, diskon 10% untuk

pembelian 2 toples, dan diskon 5% untuk pembelian 2 box kecil khusus untuk pembelian di hari Sabtu (paket cupid 1 : couple penuh cinta)
2) Buy 5 get 1, beli 5 box besar dapat bonus 1 box kecil

(paket cupid 2 : family time)

ASPEK LINGKUNGAN BISNIS Analisis yang digunakan untuk menganalisis lingkungan bisnis adalah analisis SWOT. Analisis ini bertujuan mengindentifikasi lingkungan, yaitu proses monitoring, evaluasi, dan pengumpulan informasi mengenai pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap strategi bisnis. Analisis ini meliputi Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Threat. Tabel Matriks Analisis SWOT Usaha Penjualan ABON TULANG IKAN
Strengths (S) Produk makanan pelengkap berupa Abon Tulang ikan dengan inovasi baru Kerjasama tim yang baik Harga produk yang terjangkau Bahan baku pembuatan Abon Tulang Ikan yang mudah didapat . Teknik promosi yang unik Weaknesses (W) Biya pengemasan yang tinggi Produk masih belum memasyarakat .

Internal

Eksternal Opportunities (O) Kecenderungan masyarakat terutama mahasiswa untuk mengkonsumsi makanan yang praktis dan murah Adanya jaringan untuk mitra bahan baku tulang ikan Produk pangan dengan inovasi tinggi Jaringan media promosi yang dimiliki anggota tim. Threats (T) Adanya Variasi produk lain yang sudah memiliki sistem pemasaran yang luas

SO Target pasar yang sesuai dengan produk, akan memudahkan dalam penjualan produk. Penyediaan bahan baku dari Abon Tulang Ikan akan lebih mudah dengan adanya mitra yang menyediakan limbah tulang ikan Mempromosikan produk dengan menggunakan media yang dimiliki oleh jaringan anggota tim

WO Mengoptimalkan peran media promosi, untuk mempromosikan produk Abon Tulang Ikan.

ST WT Mengoptimalkan rasa dan kualitas, Memperkuat kerjasama untuk memberikan kepercayaan dengan para mitra usaha kepada konsumen untuk memenangkan persaingan.

Вам также может понравиться