Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB III PEMBAHASAN

Di dalam skenario, didapati keluhan pasien berupa benjolan di payudara kirinya yang di rasakan selama 6 bulan terakhir. Pada kasus ini dilakukan anamnesis pada kemungkinan kanker payudara. Pemeriksaan pada kecurigaan kanker payudara sendiri meliputi 3 aspek, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, serta melalui imaging yang merupakan pemeriksaan lebih lanjut. Telah disebutkan di dalam skenario melalui anamnesis bahwa pasien adalah seorang wanita berumur 45 tahun. Kita ketahui bersama bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang akan lebih rentan terkena neoplasma, karena telah terpapar karsinogen dan berbagai factor lainnya dalam waktu yang lama sepanjang usianya hingga saat ini. Hal ini lebih berisiko dibanding orang yang lebih muda karena karsinogen tersebut sudah terakumulasi sekian lama sepanjang masa hidupnya. Karenanya, jika telah terjadi mutasi, mutasi tersebut sudah terakumulasi pula sekian lama. Selain itu, faktor usia juga mempengaruhi sistem imunitas seseorang yang semakin menurun, yang tidak menutup kemungkinan keluhan ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme atau virus yang juga salah satu etiologi neoplasma. Pada usia 30 tahun, pengaruh hormon meningkat namun setelah menopause kembali menurun. Hal ini berhubungan dengan kadar estrogen progesterone pada waktu-waktu nulipalitas, usia kehamilan anak pertama, dan siklus haid. Estrogen endogen merangsang pembentukan faktor pertumbuhan oleh sel epitel payudara normal dan oleh sel kanker. Selain itu, faktor-faktor risiko yang lain yaitu adanya riwayat dari keluarga terutama ibu atau kakak perempuan yang juga mengalami penyakit kanker dengan kata lain untuk orang-orang yang sudah mempunyai turunan genetik (dari hereditas) untuk menjadi Karsinoma cukup terkena mutasi hanya sekali, pernah mengalami infeksi ataupun trauma pengangkatan tumor jinak sebelumnya, melahirkan anak pertama di atas umur 35 tahun (berkenaan dengan nulipalitas tadi), pernah mengalami pajanan radiasi di dada terutama sebelum akil baligh,

12

belum pernah kawin, dan juga factor-faktor eksternal yang masih banyak diperdebatkan yaitu merokok, kegemukan, diet, kontrasepsi oral, kebudayaan, faktor geografis, dan juga infeksi. Sedangkan untuk faktor internal dari dalam diri sendiri ada factor genetic, hormonal, imunologi, usia dan juga metabolic. Selanjutnya, disebutkan bahwa pasien adalah pekerja di perusahaan batik. Saat ini, pewarna batik yang digunakan adalah pewarna batik yang banyak mengandung bahan kimia yang bisa jadi karsinogenik pemicu kanker setelah sekian lama bekerja. Dalam artian lingkungan pabrik menjadi salah satu factor resiko munculnya neoplasma. Pada keluhan disebutkan bahwa benjolan di payudara kirinya yang dirasakan 6 bulan terakhir, makin besar dan kadang disertai nyeri. Semakin besarnya benjolan selama 6 bulan terakhir dikarenakan pertumbuhan dari kanker payudara yang progresif dan cepat. Sedangkan nyeri yang dirasakan adalah akibat tekanan dari massa tumor terhadap saraf-saraf yang ada di kelenjar mammae atau malah tumor telah menginvasi syaraf. Pada riwayat penyakit pasien, saat SMA pernah mengalami operasi tumor payudara kanan yang dinyatakan jinak. Predisposisi terjadinya carcinoma mammae pada seseorang yang pernah menderita tumor jinak timbul akibat sel-sel yang ada rentan terkena mutasi sehingga berubah menjadi sel-sel tumor yang kemungkinan malah menjadi ganas.. Lebih lanjut, terdapat riwayat keluarga, Ibu dan kakak penderita meninggal dengan tumor payudara. Hal ini lebih menguatkan predisposisi carcinoma mammae. Kanker payudara tergolong pada jenis kanker familial yang dapat dikaitkan dengan pewarisan gen mutan. Jadi cukup sekali saja terpapar factor pencetus kanker bakalan langsung bisa terserang kanker berbeda dengan orang normal yang harus terkena dua kali pajanan mutasi baru menimbulkan gejala kanker. Hal ini mencakup keterkaitan gen BRCA1 dan BRCA2 pada kanker payudara. Karena adanya pewarisan gen ini, kelainan kromosom yang biasanya terjadi translokasi 1p11-12, delesi 3p, 6q, 11p, 11q, 16q, dan 17p. maupun mutasi molekuler.

13

Dan juga suami penderita adalah perokok berat. Walaupun zat-zat yang terkandung dalam rokok lebih sering meyebabkan kanker paru, namun hal ini tidak menutup kemungkinan karena ribuan zat yang terkandung dalan rokok sebagian besar tergolong karsinogen kimiawi dan memang kenyataan menunjukkan bahwa rokok dan alkohol adalah penyumbang terbesar faktor pencetus tumor. Pemeriksaan dokter didapati benjolan pada mammae sinistra kuadran lateral atas. Memang dalam hal ini, statistik menunjukkan bahwa kejadian kanker payudara lebih sering terdapat pada kuadran lateral atas. Adapun lokasinya yang berada di sebelah kiri dapat dikaitkan dengan kebiasaan menyusui seorang ibu yang lebih sering pada posisi tidur dan menyusui anaknya dengan payudara kiri. Selain itu, didapatkan gambaran sebagian kulit seperti kulit jeruk. Hal ini disebabkan adanya metastasis pada kelenjar limfe kulit yang menyebabkan bendungan dan gambaran seperti kulit jeruk. Lebih lanjut, gambaran kulit jeruk ini merupakan awal dari metastase ke arah kelenjar limfe regional. Jika gambaran kulit jeruk yang terlihat sebagian mengindikasikan bahwa sel-sel kanker baru akan bermetastase. Namun jika yang terlihat gambaran kulit jeruknya seluruhnya maka gambaran tersebut mengindikasikan bahwa sel-sel tumor telah / sudah menyebar. Adanya retraksi puting susu mengindikasikan keganasan yang

disebabkan oleh tumor yang telah menginvasi stroma atau jaringan sub-papilar. Menyebabkan tertariknya puting ke arah dalam. Pada perabaan didapati benjolan sebesar telur ayam, solid, terfiksir, dan tidak berbatas jelas. Hasil ini menunjukkan cirri-ciri dari sebuah tumor ganas. Karena tumor ganas biasanya tidak berkapsul, maka massa tumor sulit untuk digerakkan maupun dipisahkan dengan jaringan sekitarnya karena terfiksir. Dari cirri-ciri ini, didapati prognosis (keberlangsungan penyakit) pasien adalah 82 %. Dia termasuk dalam stadium 2A yang diperoleh dari telur ayam (2-5cm) berada di rentang T2, dilihat dari metastasi getah bening nya masih dalam stadium N0 dan metastase jauhnya di stadium M0. Sedikit informasi tambahan jika Ca Mammae

14

sudah masuk ke dalam paru-paru maka prognosis pasien jelek dikarenakan akan menimbulkan gangguan pertukaran darah bersih dan kotor sehingga menyebabkan asidosis yang berujung pada kematian. Selain itu, juga dilakukan pemerikasaan terhadap aksila kiri dan tidak didapati kelainan. hal ini untuk mengetahui perkembangan dari keganasan ini yang biasanya bermetastase ke kelenjar limfe regional. Apakah telah bermetastase ke kelenjar limfe regional ataukah belum. Sebelum dilakukan masektomi, dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pengiriman jaringan hasil operasi ke laboratorium yang bersangkutan. Hal ini merupakan Triple pemeriksaan dari Ca. mammae yaitu : klinis, imaging (radiologis), dan Fine Needle Biopsy Aspiration (biopsi). Sedangkan pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat diberikan kepada penderita Ca Mammae diantaranya adalah mammografi untuk pasien berusia di atas 30 tahun yang ditujukan untuk melihat kelainan dengan menggunakan sinar. Akurasi dari mammografi yaitu 90%. Ada juga PET Scan (Positron Emition Tomografi) yang memberikan gambaran anatomi dan metabolism sel kankernya. Ada pemeriksaan status HER2. Ada pemeriksaan Fototoraks yang bertujuan untuk mengetahui apakah sel sel kanker telah bermetastase ke kelanjar limfe regional atau malah ke jaringan-jaringan di sekitarnya. Pemeriksaan yang lain yaitu Imunohistokimia yang ditujukan untuk memeriksa kelenjar getah bening yang terlibat, proliferasi sel dan juga gen ERBB2. Pemeriksaan Biokimiawi yang ditujukan untuk menentukan efektifitas terapi dan pemeriksaan molekuler dengan metode FISH dan PCR yang bertujuan untuk meng amplifikasi berbagai onkogen. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu menghindari penggunaan BH yang terlalu ketat pada waktu yang lama, menghindari rokok dan asap rokok, menghindari alcohol, SADARI, mengusahakan untuk tidak terkena radiasi apalagi di masa-masa pertumbuhan, olahraga cukup, mengurangi makanan berlemak, dan juga manajemen stress. Sedangkan untuk tata laksananya ada dua penatalaksanaan yaitu secara pembedahan dan non bedah. Dengan pembedahan ada empat cara. Total, jika yang terkena udah mengenai payudara, kelenjar getah bening di bawah pektoralis

15

minor. Radikal dimodifikasi, jika yang terkena payudara dan aksila. Radikal jika yang terkena payudara dan otot. Radikal diperluas jika yang terkena radical dan kelenjar getah bening. Sedangkan untuk terapi non bedah nya ada penyinaran, kemoterapi, terapi hormone menggunakan estrogen, progesterone, androgen, anti estrogen, ooforektomi, adrenalektomi, hipofisektomi, farmakoterapi dengan siklofosfamid, doksorubisin, metotrexat, dan flourousasil untuk pasien pra menopause sedangkan untuk pasca menopause menggunakan anti estrogen (tamoksifen).

16

Вам также может понравиться