Вы находитесь на странице: 1из 13

KUMPULAN AKUISISI TAMBANG BATUBARA

POYEK PERCEPATAN : 1. INDIA : 70.000 MW (COD 2009 2012) ADDITIONAL 230 MIO MT/YEAR 2. THAILAND : 15.000 MW (COD 2009 2012) - ADDITIONAL 75 MIO MT/YEAR 3. INDONESIA : 10.000 MW (COD 2009 2012) - ADDITIONAL 50 MIO MT/YEAR 4. INDONESIA (OTHER IPP) - ADDITIONAL 50 MIO MT/YEAR 5. RUKN RUPTL INDONESIA ENERGI DR PLTU DR 40% TAHUN 2007 - 63% TAHUN 2018 RUPTL HALAMAN 78 - 79

Coal Exportir : Australia, Indonesia & Africa) (China closed since 2007)
6. AKUISISI TERBARU OLEH BUMI (LUAR BIASA MAHAL > 4.6USD/MT
CADANGAN TOTAL) DAN MITRA RAJASA ( 0.46 USD/MT TOTAL CADANGAN KALORI RENDAH)

Akuisisi Tambang Batubara

1. KARK: Akuisisi tambang lagi Rp1,75 T KARK segera mengakuisisi 70% PT Risna Karya Wardhana Mandiri (RKWM) senilai Rp1,75 triliun. Pascaakusisi, KARK memiliki kuasa pertambangan seluas 6448 ha dengan cadangan mencapai 21 juta metric ton. 2. PTBA: Jual batu-bara dengan harga $80/ton (investor) PTBA telah mengapalkan 60.000 ton batubara ke PLTU Tanjung Jati B berkalori 5.900 kcal/kg ADB dengan harga jual USD80/ton dan meraup dana Rp44,16 miliar. eTrading Comment: Harga jual PTBA lebih pada system kontrktual tidak ada resiko dari penurunan harga spot. Resiko volume juga lebih minim. Recomendasi kita BUY dengan TP:18.000,-

3. Selasa, 22 April 2008 17:04


Perusahaan India Akan Akuisisi Tambang Batu Bara Indonesia Senilai US$100 Juta

Kapanlagi.com - Kelompok usaha Binani dari India tengah melakukan pembicaraan tahap awal dengan produsen batubara terbesar di Indonesia, PT Berau, untuk mengakuisisi salah satu lokasi tambang batubara senilai lebih dari 4 miliar rupee atau sekitar US$100 juta. Harian bisnis The Economic Times melaporkannya tanpa menyebut sumber. Laporan harian itu mengatakan, akuisisi itu akan membantu Binani memenuhi kebutuhan operasi industri semen mereka. "Saya tidak katakan perusahaan yang kami bicarakan, tapi ini merupakan bagian dari rencana kami untuk menjamin ketersediaan bahan baku," ungkap Direktur Pelaksana Binani Vinod Juneja. PT Berau memproduksi sekitar 40 juta ton batubara per tahun, sedangkan industri semen India membutuhkan 25 juta ton batubara setiap tahun, dengan 11 juta ton di antaranya diimpor. (*/lin)
4. Kamis,31/07/2008 United Tractors Akuisisi Tambang Batubara di Kalteng

Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) telah menandatangani Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) untuk mengakuisisi sebuah tambang batubara di Kalimantan Tengah. "CSPA memang telah dilakukan. Tapi kami belum bisa komentar lebih jauh tentang
2|Page

akuisisi ini," ujar Direktur Keuangan UNTR, Gidion Hasan saat dihubungi detikFinance, Kamis 31/7/2008). Sehubungan dengan itu, Investor Relations UNTR, Ari Setiyawan ketika dikonfirmasi mengungkapkan bahwa hingga saat ini proses pembicaraan antara kedua belah pihak masih dalam tahap negosiasi, sehingga belum dapat dipublikasikan. "Negosiasi belum closing, jadi detil-detil transaksinya belum dapat diumumkan, karena kepastian akuisisi sangat bergantung pada hasil negosiasi nanti," jelas Ari. Meski belum dapat diumumkan, Gidion mengatakan bahwa target tambang untuk diakuisisi minimal memiliki cadangan batubara sebanyak 20 juta ton. Pada awal tahun 2008, UNTR juga telah mengakuisisi PT Tuah Turangga Agung, sebuah tambang batubara yang juga berlokasi di Kalimantan Tengah. Nilai akuisisi tambang dengan cadangan 35-40 juta ton tersebut mencapai US$ 115,6 juta. Dananya diperoleh melalui pinjaman Mizuho, OCBC dan Sumitomo Mitsui.

Sektor tambang batubara merupakan salah satu fokus yang akan dirambah perseroan ke depan, terutama disaat komoditas batubara sedang naik daun belakangan ini. Saat ini, UNTR sedang membidik 5 kuasa penambangan (KP) batubara di Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi untuk diakuisisi. Dana yang disiapkan untuk akuisisi tersebut mencapai US$ 214,5 juta. Dana tersebut akan diambil sekitar 55% dari rencana perseroan melaksanakan penawaran saham terbatas (rights issue) pada Agustus mendatang. Jumlah saham baru yang akan dilepas sebanyak 475.268.183 saham di harga Rp 7.500 per saham. Target dana yang akan dihimpun melalui aksi korporasi tersebut sebesar Rp 3,56 triliun (US$ 390 juta).(dro/ir)

5. United Tractors Akan Akuisisi Empat Tambang Batubara Rabu, 30 Mei 2007 | 17:17 WIB

3|Page

TEMPO Interaktif, Jakarta:PT United Tractors Tbk. melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara berencana mengakusisi empat tambang batubara skala menengah di wilayah Kalimanatan Timur dan Selatan pada tahun ini. Saat ini, perseroan sudah melakukan due dilligence yang ditargetkan kelar akhir tahun. Menurut Presiden Direktur United tractors, Djoko Pranoto, perseroan berharap minimal bisa mengakuisisi satu tambang. Namun, Djoko masih enggan untuk menyebutkan tambang mana saja yang sudah dijajaki oleh perseroan. Akan tetapi, lanjut Djoko, perseroan mentargetkan untuk mengakuisisi tambang batubara yang telah memiliki deposit minimal 20-30 juta ton. "Kalau sampai tidak dapat, akan kami mencari lagi," kata Djoko, pada acara Indonesia Investor Forum 2 di Jakarta Convention Center, Rabu (30/5). Sedangkan dana akuisisi, sebesar 30 persen akan menggunakan ekuiti perseroan. Sisanya akan berasal dari pinjaman bank, baik dari bank lokal maupun asing. Selain akuisisi tambang batubara, Pamapersada juga berencana mengakuisisi tambang nikel. "Namun sejauh ini, perseroan baru pada tahap awal pencarian," tutur Djoko. Djoko mengatakan bahwa tambang akan dipilih yang berlokasi di wilayah Sulawesi Selatan. Alasannya adalah tambang nikel di wilayah tersebut memiliki deposit yang relatif besar. Pada April 2007, Pamapersada telah menuntaskan proses akuisisi tambang batubara dengan total nilai US$ 85 juta. Target produksi tambang ini sebesar 3 juta ton per tahun. Pada triwulan I tahun 2007, United Tractors yang bergerak di bisnis alat-alat berat ini mencatat laba bersih Rp 3,7 triliun. Jumlah ini naik tipis dari pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,5 triliun. "Peningkatan laba bersih didorong dari peningkatan penjualan alat berat komatsu oleh divisi Mesin Konstruksi," ujar Djoko. Sepanjang tahun 2007, perseroan mentargetkan pendapatan dan laba bersih dapat tumbuh sebesar 20-25 persen. Pertunbuhan itu diperkirakan akan didukung oleh peningkatan penjualan alat berat. 6. Thailand Siap Akuisisi Tambang Batubara Indonesia

Tuesday, 20 May 2008 15:01 Jakarta - Perusahaan listrik asal Thailand, Electricity Generating Authority of Thailand
4|Page

(EGAT), mengincar tambang batubara di Indonesia untuk mengamankan pasokan bahan bakar pembangkit listriknya di Thailand. Gubenur EGAT Sombat Santijaree menyatakan, pihaknya tengah melakukan kajian untuk mengakuisisi ijin menambang di beberapa tambang batubara Indonesia, terutama yang berada di Kalimantan dan Sumatera. "Beberapa tambang (yang dikaji) ada yang sudah selesai dieksplorasi dan beberapa lainnya masih masa eksplorasi. Kami akan melakukan kajian mendalam untuk menemukan gambaran yang jelas mengenai cadangannya. Kalau tambang tersebut memang berprospek bagus, kami harap hasilnya bisa digunakan untuk pembangkit listrik di Thailand," katanya seperti dilansir Bangkok Post, Selasa(20/5/2008). Untuk menggarap tambang ini, EGAT akan mencari partner lokal sehingga bisa mengurangi resiko finansial dan ketidakpastian lainnya. Ia berharap, keputusan tambang mana yang akan diakuisisi bisa selesai pada akhir tahun. Batubara itu akan digunakan untuk empat pembangkit listrik di Thailand. Total kapasitas pembangkitnya 2.800 MW dan rencananya bisa beroperasi pada 2015 dan 2017. 8. 29/07/2008 13:27:41 WIB JAKARTA, investorindonesia.com PT Petrosea (PTRO), perusahaan rekayasa, konstruksi dan pertambangan telah merampungkan pengeboran empat blok pertama untuk proyek konsesi Santan Batubara yang berlokasi di Kalimantan Timur. "Saat ini pengeboran empat blok pertama telah rampung, namun hasil laporan sumber daya standar (JORC) baru akan selesai Oktober 2008," kata Sekretaris Perusahaan PTRO Matthew Robson, Selasa. Proyek konsesi ini dikerjakan PT Santan Batubara, merupakan proyek kerjasama 50:50 antara Perseroan dan PT Harum Energy. Menurut Matthew, Santan Batubara diharapkan dapat memberikan tambahan keuntungan bagi operasional PTRO (berdasarkan harga komoditas sekarang). Saat ini, perusahaan itu telah memulai pekerjaan konstruksi awal yang signifikan, yakni tengah mengerjakan rencana tambang dan membangun jalur pengangkutan serta infrastruktur pendukung lainnya. Ia mengungkapkan, fasilitas pelabuhan juga dalam proses konstruksi oleh pihak mitra, Harum Energy. Petrosea juga telah mengalokasikan peralatan tambang senilai US$ 42 juta guna mendukung kegiatan operasional.
5|Page

Namun hasil spesifik Santan Batubara masih tergantung pada hasil laporan JORC dan hasil akhir rencana tambang. (ant/gor) 9. WIKA Targetkan Akuisisi Kontraktor Batu Bara Kelar September Selasa, 12 Agustus 2008 - 15:37 wib JAKARTA - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan akuisisi perusahaan kontraktor batu bara di Kalimantan Timur rampung pada September 2008. Adapun dana yang dibutuhkan untuk mengakuisisi sebesar Rp1,84 triliun.

Pascaakuisisi, perseroan akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan perusahaan alat berat asal Surabaya dengan komposisi kepemilikan 51:49.

"Kami berharap pembentukan joint venture dan akuisisi bisa difinalisasi pada September 2008," ujar Dirut WIKA Bintang Perbowo saat dihubungi okezone, Selasa (12/8/2008).

Bintang mengungkapkan, saat ini WIKA sedang mengincar dua perusahaan tambang batu bara. "Bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), kami masih menguji kelayakan tambang yang akan diakuisisi untuk memperoleh kapasitas produksi batu bara dan cadangannya," jelas Bintang.

Dia menambahkan, perseroan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU/memorandum of understanding) dengan perusahaan mitranya.

WIKA berharap memiliki 51 persen saham perusahaan patungan. Investasi pengadaan alat berat pada tahap awal diperkirakan Rp150 miliar, jika berhasil menjadi pemegang saham mayoritas dalam investasi tersebut. (ade)

10. United Tractors akan Akuisisi Perusahaan Batubara

detikfinance Jakarta - Perusahaan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) berencana untuk
6|Page

mengakuisisi perusahaan tambang batubara di tahun ini. Saat ini United Tractor tengah mendekati 4 perusahaan batubara. Hal ini dikatakan oleh Persiden Direktur Perseroan Djoko Pranoto dalam paparan publik perseroan di acara 'Indonesia Investor Forum II', di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2007). "Sudah ada 4 perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang sedang dalam penjajakan. Kami harapkan proses due dilligence-nya sudah selesai akhir tahun ini sehingga ada kepastian," jelasnya. Djoko menjelaskan, masing-masing perusahaan tambang tersebut mempunyai cadangan deposit batubara sebesar 20-30 juta ton. Sementara itu, Direktur UNTR Gidion Hasan mengatakan, meski melakukan pendekatan dengan 4 perusahaan tambang batubara, namun belum tentu semuanya akan diakuisisi. "Ini tergantung kepada kesepakatan, yang penting minimal satu perusahaan sudah bisa kita akuisisi di tahun ini," ujarnya.

Untuk kebutuhan dananya, Gidion belum bisa mengatakan karena etika bisnis. "Yang penting untuk dananya 30 persen berasal dari equity kita, sementara sisanya dari pinjaman bank, kita belum tertarik untuk mencari dana lewat obligasi," ujarnya. Selain mengakuisisi tambang batubara, UNTR juga tengah mencari-cari tambang nikel untuk diakuisisi. "Kita sedang mengendus-endus tambang nikel di Sulawesi, tapi untuk sementara ini kami baru akan fokus kepada akuisisi tambang batubara dulu," ungkapnya. Gidion menambahkan, perseroan melalui anak perusahaannya di divisi Kontraktor Penambangan yaitu PT Pamapersada Nusantara (Pama) pada bulan April lalu telah menuntaskan proses akuisisi tambang batubara dengan total nilai USD 85 juta. Target produksi tambang ini adalah sekitar 3 juta ton per tahun. (dnl/qom)

11. Dimulainya "Musim Berburu" Batu Bara Jumat, 6 Juni 2008 | 00:26 WIB Oleh Reinhard Nainggolan
7|Page

Harga batu bara yang terus melambung mendorong banyak pihak memburu tambang batu bara. Tidak hanya operator pertambangan, tetapi juga perusahaanyang sebelumnya sama sekali tidak bergerak di sektor itu. Mereka seakan berlomba-lomba membeli kuasa pertambangan atau sekaligus mengakuisisi perusahaan tambang batu bara yang sudah lama beroperasi. Direktur Keuangan PT United Tractor Tbk Gideon Hasan bahkan sesumbar kepada sejumlah wartawan, Jumat (16/5) di Jakarta, Ada yang tahu enggak siapa mau jual tambang batu bara. Kalau ada, tolong disampaikan kepada kami. Hal itu disampaikan Gideon seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan United Tractor yang salah satu agendanya membahas langkah perseroan mengembangkan sayap di industri pertambangan. United Tractor memang tidak lagi dikenal hanya sebagai perusahaan penjualan dan pemeliharaan alat berat. Sejak tahun lalu, perusahaan itu melakukan ekspansi ke industri pertambangan batu bara dengan mengakuisisi dua perusahaan pertambangan. Pertama, PT Dasa Eka Jasatama yang memiliki lokasi tambang sekitar 12.500 hektar di Kalimantan Selatan dengan cadangan batu bara 38 juta ton dan nilai akuisisi 85 juta dollar AS atau sekitar Rp 780 miliar. Kedua, PT Tuah Turangga Agung yang memiliki lokasi tambang sekitar 5.000 ha di Kalimantan Tengah dengan cadangan batu bara 3540 juta ton dan nilai akuisisi mencapai 115 juta dollar AS atau sekitar Rp 1 triliun. Pada tahun pertama operasinya, Dasa Eka Jasatama langsung memberikan pendapatan yang cukup besar, yaitu Rp 1,6 triliun atau sekitar 9 persen dari total pendapatan United Tractor tahun 2007 sebesar Rp 18,17 triliun. Tidak heran, setelah mengakuisisi dua perusahaan pertambangan, United Tractor masih ingin mengakuisisi perusahaan pertambangan batu bara lainnya.Sekarang kami masih terus mencari-cari, kata Gideon. 12. Langkah Medco Group Langkah ekspansi lintas sektor juga dilakukan Medco Group. Setelah sukses dalam bisnis perminyakan, gas, dan energi, perusahaan milik keluarga Arifin Panigoro itu menyatakan akan ekspansi ke sektor pertambangan dan perkebunan. Kami akan mengakuisisi sejumlah kuasa penambangan batu bara di Papua, Kalimantan, dan Sumatera, kata Komisaris Utama Medco Energi International Tbk Hilmi Panigoro, Mei lalu. Untuk merealisasikan rencana ekspansi itu, Medco Group mendirikan divisi Medco Mining dan Medco Agro dengan investasi awal sekitar 50 juta dollar AS atau sekitar Rp 460 miliar. Perkembangan industri batu bara juga disambut perusahaan pertambangan dengan langkah yang lebih agresif. Saat ini, mereka tidak hanya meningkatkan kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi, tetapi juga sedang getol-getolnya mengakuisisi perusahaan pertambangan batu bara.
8|Page

PT Timah Tbk yang dikenal sebagai produsen timah terbesar kedua di dunia, misalnya, pada semester kedua tahun ini akan mengakuisisi tiga perusahaan yang memiliki empat lokasi tambang batu bara di tiga provinsi: Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan. Keempat lokasi tambang itu memiliki cadangan batu bara sedikitnya 30 juta ton. Direktur Utama PT Timah Wachid Usman menerangkan, akuisisi senilai Rp 2 triliun itu merupakan upaya PT Timah memperkuat posisinya dalam industri tambang batu bara yang akhir-akhir ini menunjukkan prospek sangat cerah. Menurut Wachid, di tengah permintaan batu bara yang cukup tinggi, saat ini produksi tambang batu bara milik PT Timah di Kalimantan Selatan justru menurun, hanya tinggal 1,6 juta ton per tahun. Setelah akuisisi, produksi batu bara PT Timah diharapkan meningkat menjadi 5 juta ton per tahun. Untuk meningkatkan produksi, kami menilai mengakuisisi lokasi tambang batu bara yang sudah ada merupakan langkah paling tepat, kata Wachid. Sementara itu, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk berusaha keras meningkatkan produksinya dengan cara mengembangkan infrastruktur transportasi angkutan batu bara, baik darat maupun laut. Perusahaan BUMN yang memiliki cadangan batu bara sekitar 6,07 miliar ton di Tanjung Enim itu akan bekerja sama dengan PT Kereta Api mengembangkan dua jalur kereta api, dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan dan dari Tanjung Enim ke Dermaga Kertapati, Sumatera Selatan. Pembangunan jalur kereta api senilai Rp 6,39 triliun itu bertujuan meningkatkan kapasitas pengangkutan batu bara Bukit Asam yang saat ini hanya 8 juta ton per tahun menjadi 20 juta ton per tahun. Bukit Asam sebenarnya juga berencana akan mengakuisisi PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, perusahaan BUMN yang berpengalaman dalam pengangkutan batu bara. Akuisisi itu dilakukan untuk mengoptimalkan pendistribusian batu bara, baik ke dalam negeri maupun luar negeri. Sayangnya, rencana ini ditolak jajaran pemegang saham.
13. Batu Bara Paling dicari

Batu bara memang menjadi salah satu komoditas yang paling dicari di dunia. Harga minyak bumi yang kini telah mencapai rata-rata 130 dollar AS per barrel memaksa kalangan industri mengonversi bahan baku energinya dari minyak bumi ke batu bara. Di ujungnya, kebutuhan baru bara dunia juga meningkat tajam. Data World Coal Institute menunjukkan, konsumsi batu bara dunia pada tahun 2006 mencapai 5,33 miliar ton atau meningkat 42 persen dibandingkan dengan konsumsi tahun 2000. Di Indonesia, pemakaian batu
9|Page

bara pada tahun 2000 baru sekitar 19,3 juta ton, tetapi tahun 2007 meningkat menjadi sekitar 50 ton. Peningkatan itu pun meroketkan harga batu bara sampai 400 persen dalam waktu lima tahun terakhir. Jika pada 2003 harganya baru sekitar 30 dollar AS per ton dan tahun 2004 sekitar 40 dollar AS per ton, kini pasaran batu bara di Newcastle Thermal Coal sudah mencapai 125-135 dollar AS per ton. Banyaknya pihak yang memburu komoditas itu akhirnya mengangkat nilai lokasi atau perusahaan tambang batu bara. Sejak dua tahun terakhir harga lokasi tambang batu bara meningkat 20-30 persen per tahun, kata Gideon. Dampak di pasar modal Di bidang pasar modal, perkembangan industri batu bara telah mendongkrak harga saham perusahaanperusahaan terkait ke level yang mencengangkan. Pada Juni 2006, rata- rata harga saham PT Tambang Batubara Bukit Asam hanya Rp 3.150 per saham, tetapi pada 2 Juni lalu Rp 14.700 per saham atau meningkat 366 persen. Peningkatan yang lebih dahsyat lagi dialami oleh saham PT Bumi Resources Tbk milik pengusaha yang juga Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie. Pada Juni 2006, rata-rata harga saham induk perusahaan PT Kaltim Prima Coal (produsen batu bara terbesar di Indonesia) ini hanya Rp 770 persaham, tetapi pada 2 Juni lalu mencapai Rp 7.750 per saham atau meningkat 900 persen. Peningkatan yang cukup spektakuler itulah yang mendongkrak posisi Aburizal Bakrie menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia. Batu bara memang telah menjadi salah satu sumber pengumpul kekayaan para pengusaha. Kebutuhan batu bara dunia diperkirakan masih akan terus meningkat seiring dengan harga minyak bumi yang terus melambung. Dengan demikian, musim perburuan terhadap lokasi-lokasi tambang batu bara, baik yang sudah beroperasi maupun belum, sepertinya sudah dimulai dan bahkan masih akan terus berlanjut.
14. PT Timah Tbk (TINS) akan menyiapkan dana sekitar Rp2 triliun dalam tiga tahun

untuk mengakuisisi tiga perusahaan batu bara di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan. Batu bara menjadi salah satu fokus pengembangan usaha PT Timah, selain mengoptimalkan produksi timah, kata Dirut Timah Wachid Usman usai Paparan Publik PT Timah, di Jakarta, Senin. Wachid menjelaskan, berdasarkan eksplorasi di empat lokasi yang akan diakuisisi, kapasitas cadangan batu bara yang akan diakuisisi pada tahap awal minimal mencapai 50 juta metrik ton. Kajian diharapkan selesai dalam waktu dua hingga tiga bulan lagi, sehingga diharapkan mulai beroperasi penuh mulai semester II 2008, katanya. Menurutnya,
10 | P a g e

akuisisi perusahaan tambang merupakan bagian dari optimalisasi pengembangan usaha tahun 2007-2011 yaitu selain pengadaan kapal isap, peningkatan teknologi penambangan laut dalam, dan optimalisasi tambang timah darat. Melalui anak perusahaan PT Timah Investasi Manunggal (TIM) yang merupakan perusahaan jasa penjualan batu bara, perusahaan memiliki kemampuan untuk mengelola perusahaan tambang tersebut. Tambang batu bara yang dimiliki Timah saat ini ada di Kalimantan Selatan, namun kapasitas produksinya tinggal sekitar 1,6 juta ton dan akan habis dalam 23 tahun ke depan, ujar Wachid. Ia menjelaskan, dana yang diperoleh untuk akuisisi tiga tambang batubara sebagian diperoleh dari biaya modal (capex) 2008 sekitar Rp1,4 triliun, dan sebagian dari pinjaman perbankan. Timah memiliki potensi mendapat pinjaman hingga mencapai Rp 4 triliun, dan saat ini banyak perbankan yang menaruh minat untuk ikut mendanai akuisisi tersebut, kata Wachid. Meski begitu, ia tidak bersedia merinci bank-bank yang telah menyatakan minat untuk mendanai akuisisi tersebut. Sementara itu, Corporate Secretary Timah Setyo Sardjono menambahkan, peluang pasar di industri batu bara masih sangat besar. Kontribusi bisnis batubara terhadap pendapatan perusahaan pada 2006 mencapai sekitar Rp591,4 miliar atau mencapai 15 persen dan pada 2007 meningkat menjadi Rp735,45 miliar atau sekitar sembilan persen dari total pendapatan perusahaan. Pada 2007 total pendapatan PT Timah tercatat Rp8,54 triliun, naik 110 persen dibanding 2006 yang mencapai Rp4,08 triliun. Saat yang sama perseroan berhasil membukukan laba bersih sekitar Rp1,8 triliun melonjak 757 persen dari laba bersih sebelumnya Rp208,1 miliar.

15. PKPK: Investasi Tambang Batu Bara Rp180 Miliar

PKPK tengah penuhi target nvestasi pengoperasian konsesi kerja sama (KSO) tambang batu bara di Bantuas dan Dondang, Kalimantan Timur sebesar Rp180 Miliar, dengan mengandalkan dana hasil IPO Rp7 Miliar, fasilitas perbankan Rp105 Miliar dan capex Rp65 Miliar.
16. Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) sedang membidik akuisisi 3 tambang

batubara di Kalimantan. Langkah ini bagian dari strategi perseroan untuk memperkuat divisi tambang batubara. "Kami sedang melakukan due dilligence dengan beberapa kuasa penambangan (KP).
11 | P a g e

Dari beberapa tambang tersebut, yang dapat diakuisisi dalam waktu dekat sekitar 3 tambang," ungkap Investor Relations UNTR, Ari Setiyawan usai RUPSLB di hotel Shangri-La, Kota BNI, Jakarta, Selasa (19/8/2008). Dana yang disiapkan perseroan untuk keperluan akuisisi sebesar US$ 214,5 juta, atau sekitar 55% dari rencana rights issue Agustus ini sebesar US$ 390 juta. Sayangnya Ari enggan membeberkan nilai akuisisi 3 tambang yang sedang dibidik tersebut. Namun perseroan menargetkan di tahun 2010 dapat memproduksi batubara sebanyak 10 juta ton. Dari 3 tambang yang sedang dalam due dilligence tersebut, UNTR telah menandatangani Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) untuk mengakuisisi sebuah tambang batubara di Kalimantan Tengah. Namun Ari belum dapat mengumumkan nama maupun nilai akuisisi perusahaan sasaran tersebut. "Targetnya due dilligence rampung September mendatang," ujar Ari. Sementara dua tambang lainnya masih dalam tahap penjajakan, belum sampai penandatanganan CSPA. Akuisisi tambang-tambang tersebut merupakan bagian dari strategi perseroan untuk memperkuat divisi batubara. April tahun lalu, UNTR melalui anak usahanya PT Pama Persada, telah mengakuisisi PT Dasa Eka Jasatama (DEJ), sebuah tambang batubara yang berlokasi di Kalimantan Selatan. Pada 2007 lalu, DEJ yang memiliki cadangan sebanyak 20 juta ton, memproduksi batubara sebanyak 3,6 juta ton. Tahun ini ditargetkan sebanyak 4 juta ton. Rencana ekspansi perseroan di tambang batubara juga akan dilanjutkan pada tahun ini. Pada triwulan I lalu, UNTR telah mengakuisisi sebuah tambang bernama PT Tuah Turangga Agung (TTA). Cadangan di tambang tersebut diperkirakan sebanyak 35-40 juta ton. "Namun tambang ini baru bisa beroperasi tahun 2009. Saat ini masih dalam pembangunan infrastruktur pertambangan. Targetnya tahun depan produksi 1 juta ton," ujar Ari. Nilai akuisisinya sebesar US$ 115,6 juta. Akuisisi TTA dilakukan langsung melalui induk usaha, tidak melalui Pama Persada sebagaimana dulu ketika mengakuisisi DEJ. Tahun depan DEJ diharapkan memproduksi batubara sebanyak 4 juta ton dan TTA sekitar 1 juta ton, sehingga totalnya sebanyak 5 juta ton.
12 | P a g e

"Tahun 2010 kami menargetkan produksi DEJ masih 4 juta ton, dan TTA 3 juta ton. Jadi dari dua tambang tersebut sekitar 7 juta ton," ulas Ari. Oleh karena itu, untuk memenuhi target produksi batubara sebanyak 10 juta ton di 2010, perseroan masih harus mencari tambang-tambang lain untuk diakuisisi. "Kami harapkan dari beberapa KP yang sedang kami bidik bisa produksi minimal 3 juta ton untuk memenuhi target 10 juta ton di 2010," jelas Ari. Nantinya seluruh divisi tambang batubara UNTR akan ditempatkan dibawah PT Telen Orbit Prima (TOP), anak usaha perseroan yang khusus menangani batubara. "DEJ yang sekarang dibawah Pama Persada nanti akan dialihkan di bawah TOP. Seluruh tambang batubara yang nanti dimiliki UNTR akan berada dibawah TOP," ujar Ari. Dengan memperkuat divisi tambang batubara, perseroan menargetkan kontribusi masing-masing divisi akan berimbang di 2010. "Saat ini kan divisi alat berat kontribusinya 50%, jasa konstruksi batubara 40%, sisanya 10% tambang. Nantinya kami harapkan akan berimbang masing-masing 1/3," jelas Ari. (dro/ddn)

13 | P a g e

Вам также может понравиться