Вы находитесь на странице: 1из 13

PENYAKIT DAN GEJALA PADA INDERA PENGELIHATAN MANUSIA

OLEH:

NOUFAL ANDRI MUSTIKO


6815117966

PROGRAM STUDI OLAHRAGA REKREASI JURUSAN ANTROPOKINETIKA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Maret 2012 Penulis

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar. i Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan 1.5 Metode Penelitian ii 1 1 1 1 1 1

BAB II Pembahasan 2 2.1 Katarak.. 2 2.2 Trachoma 2.3 Glaukoma 2.4 Keratitis BAB III Penutup 3 4 7 9

3.1 Simpulan.. 9 3.2 Saran.. 9

Daftar Pustaka.. iii

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagian-bagian mata bisa dibilang memegang peranan penting dalam kehidupan. Coba bayangkan jika salah satu bagian-bagian mata kita terganggu, maka penglihatan kita pun akan terganggu. Jika mata sudah terganggu, secara tidak langsung hal tersebut juga akan mengganggu aktivitas. Membaca menjadi sulit, melihat segala sesuatunya juga menjadi tidak jelas, dan akan mudah mengakibatkan sakit kepala. Mengingat pentingnya mata bagi kehidupan, sepatutnya kita memahami penyakit apa saja yang dapat menyerang organ penting ini.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan Kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa pada mata kuliah Ilmu Kesehatan, maka penulis hanya membahas tentang gejala-gejala yang sering terjadi pada organ pengelihatan, penyakit yang timbul berdasarkan gejala-gejala tersebut, serta tahap-tahap pencegahan dan pengobatan.

1.3

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini di bagi menjadi 2 yaitu, tujuan umum dan khusus:

1.3.1. Tujuan Umum


1. 2. 3. Menjelaskan gejala-gejala kelainan pada organ pengelihatan Menjelaskan penyakit yang timbul dari gejala tersebut Diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca makalah

1.3.2 Tujuan Khusus


Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan tentang Gejala dan Penyakit Mata.

1.4

Manfaat Penulisan

1. Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa. 2. Sebagai wacana awal bagi penyusunan karya tulis selanjutnya. 3. Sebagai literature untuk lebih menjaga organ pengelihatan kita agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit dan gangguan mata.

1.5

Metode Penelitian

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan dua pendekatan penelitian. Pertama, Studi pustaka yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku yang berkaitan dengan penulisan karya tulis ini. Kedua, Penjelajahan internet yaitu dengan mencari beberapa informasi di mesin pencari yang tidak penulis tidak dapatkan dari bukubuku.

iv

BAB II PEMBAHASAN
Mata merupakan jendela dunia, begitu yang sering kita dengar. Peran kedua mata tentu sangatlah penting untuk kehidupan kita, karena itu kesehatan kedua mata kita jangan sampai terabaikan. Kedua mata kita memiliki struktur yang kompleks. Dimana satu bagian berhubungan dengan bagian yang lain. Berikut ini adalah beberapa penyakit-penyakit mata dan cara pencegahannya:

2.1.

KATARAK

Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi. Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak apabila kekeruhan tidak terletak dibagian tengah lensa matanya. Katarak terjadi secara perlahan-perlahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata yang lain, namun dapat terjadi pada kedua mata pada saat yang bersamaan. Katarak tidak disebabkan oleh pemakaian mata yang berlebihan dan tidak mengakibatkan kebutaan permanen apabila diatasi dengan pengobatan atau operasi.

2.1.1
1. 2. 3. 4. 5.

Gejala Umum Gangguan Katarak

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. Peka terhadap sinar atau cahaya. Dapat melihat dobel pada satu mata. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

2.1.2

Penyebab Katarak

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda. Penyebab katarak lainnya meliputi : -Faktor keturunan. -Cacat bawaan sejak lahir.

-Masalah kesehatan, misalnya diabetes. -Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid. -Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama. -Operasi mata sebelumnya. -Trauma (kecelakaan) pada mata. -Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

2.1.3

Pencegahan dan Pengobatan Katarak

Katarak biasanya terjadi pada orang yang sudah berusia senja. Untuk pencegahan katarak, konsumsi sayur, buah, dan air yang cukup, dan terapkan pola hidup sehat. Sedangkan, untuk mengatasi katarak, satu-satunya jalan adalah dengan cara operasi. Bila operasi telah dilakukan, penderita katarak dapat langsung menggunakan kacamata cembung khusus atau lensa yang langsung dipasang di depan mata.

2.2.

Trachoma

Trachoma adalah sebuah penyakit mata menular, dan penyebab utama kebutaan akibat infeksi di dunia. Secara global, 84 juta orang menderita infeksi aktif dan hampir 8 juta orang menjadi tunanetra sebagai akibat dari penyakit ini.

2.2.1. 2.2.2.

Gejala Umum Gangguan Penyebab

Trachoma disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan disebarkan melalui kontak langsung dengan mata, hidung, dan tenggorokan yang terkena cairan (yang mengandung kuman ini) dari pengidap, atau kontak dengan benda mati, seperti handuk dan / atau kain lap, yang pernah kontak serupa dengan cairan ini. Lalat juga dapat menjadi rute transmisi. Jika tidak diobati, infeksi trachoma berulang dapat mengakibatkan entropion yang merupakan bentuk kebutaan permanen dan disertai rasa nyeri jika kelopak mata berbalik ke dalam, karena ini menyebabkan bulu mata menggaruk kornea. Anak-anak yang paling rentan terhadap infeksi ini karena kecenderungan mereka untuk dengan mudah menjadi kotor, tetapi efek-efek pengihatan kabur dan gejala lebih parah lainnya sering tidak terasa sampai dewasa.

2.2.3.

Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan dan pengobatan/perawatan. Meskipun trakoma dihapuskan dari banyak negara maju dalam abad terakhir, penyakit ini bertahan di banyak bagian dunia berkembang khususnya di masyarakat tanpa akses yang memadai terhadap air dan sanitasi. Dalam banyak masyarakat ini, wanita tiga kali lebih besar daripada laki-laki akan dibutakan oleh penyakit ini,karena peran mereka sebagai pengasuh dalam keluarga. Tanpa intervensi, trakoma keluarga tetap bertahan dalam lingkaran kemiskinan, karena penyakit dan efek jangka panjang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

vi

Pencegahan yang penting meliputi: * Pembedahan: Bagi individu dengan trichiasis (berbaliknya arah lengkungan bulu mata ke arah dalam), sebuah prosedur rotasi bilamellar tarsal dibenarkan untuk mengarahkan bulu mata menjauh dari bola mata. * Terapi antibiotik: Pedoman WHO merekomendasikan jika terjadi endemik massa (sekitar 10 % dari populasi suatu daerah) maka perawatan/pengobatan dengan antibiotik tahunan harus terus dilakukan sampai prevalensi turun di bawah lima persen. Jika prevalensi lebih rendah dari itu maka pengobatan antibiotik harus berbasiskan keluarga. * Pilihan antibiotik: oral dosis tunggal 20 mg / kg atau topical tetracycline (satu persen salep mata dua kali sehari selama enam minggu). Azitromisin lebih disukai karena digunakan sebagai oral dosis tunggal. * Kebersihan: Anak-anak dengan hidung terlihat terlalu berair, okular discharge, atau lalat di wajah mereka paling tidak dua kali lebih mungkin untuk memiliki trakoma aktif dibanding anak-anak dengan wajah yang bersih. Intensif kesehatan berbasis masyarakat untuk mempromosikan program pendidikan muka-cuci dapat secara signifikan mengurangi prevalensi trachoma aktif. * Perbaikan lingkungan: Modifikasi dalam penggunaan air, kontrol lalat, penggunaan jamban, pendidikan kesehatan dan kedekatan dengan hewan peliharaan semuanya telah diusulkan untuk mengurangi penularan dari C. trachomatis. Perubahanperubahan ini menimbulkan banyak tantangan untuk pelaksanaannya. Agaknya perubahan lingkungan ini pada akhirnya berdampak pada penularan infeksi okular melalui wajah kurangnya kebersihan.

2.3. Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.

2.3.1.

Gejala Umum Gangguan

Gejala umum gangguan Glukoma berbeda berbeda tergantung jenis Glukoma, berikut gejala umum dari berbagai jenis penyakit Glukoma.

a) GLAUKOMA Sudut-Terbuka Primer


Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga risiko tinggi bila ada riwayat dalam keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama

vii

berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen. Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini. Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Gejala umum pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat. Secara bertahap tekanan akan meningkat (hampir selalu pada kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang progresif. Hilangnya fungsi penglihatan dimulai pada tepi lapang pandang dan jika tidak diobati pada akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang pandang, menyebabkan kebutaan. Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi pada anak-anak. Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes atau miopia. Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi dan biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam. Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala. Lamalama timbul gejala berupa: - penyempitan lapang pandang tepi - sakit kepala ringan - gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan). Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan). Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

b) GLAUKOMA Sudut-Tertutup Akut


Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat. Bila Anda merasakan gejalagejala tersebut segera hubungi dokter spesialis mata Anda. Gejala umum pada glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris. Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris. Iris bisa menggeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak. Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu. Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar di bawah cahaya yang redup. Gejala akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan: - penurunan fungsi penglihatan yang ringan - terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya

viii

- nyeri pada mata dan kepala. Gejala tersebut berlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut. Serangan lanjutan dapat menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut. Penderita juga mengalami mual dan muntah. Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah. Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang. Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa berulang.Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang penderita.

c) GLAUKOMA Sekunder
Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut. Gejala umum pada glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat: - Infeksi - Peradangan - Tumor - Katarak yang meluas - Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.

d) GLAUKOMA Kongenital
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya. Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan.

2..2. Penyebab
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis. Penyebab lainnya adalah penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata. Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.

2..3. Pencegahan dan Pengobatan Glaukoma


a) Glaukoma Sudut Terbuka
Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan. Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka. Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan

ix

cairan di dalam mata. Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan). Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).

b) Glaukoma Sudut Tertutup


Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut. Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide). Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat. Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker. Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan. Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah). Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.

c) Glaukoma Sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.
d) Glaukoma Kongenitalis

Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.

2.4. Keratitis
Keratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan menurut lapisan kornea yang terkena; yaitu keratitis superfisialis apabila mengenal lapisan epitel atau bowman dan keratitis profunda atau interstisialis (atau disebut juga keratitis parenkimatosa) yang mengenai lapisan stroma.

Keratitis superfisialis

Bentuk-bentuk klinik keratitis superfisialis antara lain adalah: 1. Keratitis punctata superfisialis berupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi virus antara lain virus herpes simpleks, herpes zoster dan vaksinia. 2. Keratitis flikten berupa benjolan putih yang yang bermula di limbus tetapi mempunyai kecenderungan untuk menyerang kornea. 3. Keratitis sika adalah suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi kelenjar lakrimale atau sel goblet yang berada di konjungtiva. 4. Keratitis lepra adalah suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik saraf, disebut juga keratitis neuroparalitik. 5. Keratitis nummularis berupa bercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya multiple dan banyak didapatkan pada petani. 6. Keratitis profunda. Bentuk-bentuk klinik keratitis profunda antara lain: a) Keratitis interstisialis luetik atau keratitis sifilis congenital b) Keratitis sklerotikans.

KERATITIS PUNCTATA SUPERFISISALIS THYGESON


Keratitis punctata superfisialis adalah penyakit bilateral recurens menahun yang jarang ditemukan, tanpa pandang jenis kelamin maupun umur. Penyakit ini ditandai kekerutan epitel yang meninggi berbentuk lonjong dan jelas, yang menampakkan bintik-bintik pada pemulasan dengan flurescien, terutama di daerah pupil. Kekeruhan ini tidak tampak dengan mata telanjang, namun mudah dilihat dengan slit-lamp atau kaca pembesar. Kekeruhan subepitelial dibawah lesi epitel (lesi hantu) sering terlihat semasa penyembuhan penyakit epitel ini.

2.4.1.

Gejala Umum Gangguan Keratis

Iritasi ringan, mata berair, penglihatan yang sedikit kabur, dan fotofobia adalah gejala satu-satunya. Konjungtiva tidak terkena. Keratitis epithelial sekunder terhadap blefarokonjungtivitis stafilokokus dapat dibedakan dari keratitis punctata superfisialis karena mengenai sepertiga kornea bagian bawah. Keratitis epithelial pada trachoma dapat disingkirkan karena lokasinya dibagian sepertiga kornea bagian atas dan ada pannus. Banyak diantara keratitis yang mengenai kornea bagian superfisialis bersifat unilateral atau dapat disingkirkan berdasarkan riwayatnya.

2.4.2.

Penyebab Keratitis

Belum ditemukan organisme penyebabnya, namun dicurigai virus. Pada satu kasus berhasil diisolasi virus varicella-zoster dari kerokan kornea . Penyebab lainnya dapat terjadi pada moluskulum kontangiosum, acne roasea, blefaritis neuroparalitik,

xi

trachoma, trauma radiasi, lagoftalmos, keracunan obat seperti neomisin, tobramisin dan bahan pengawet lainnya .

2.4.3.

Pencegahan dan Pengobatan Keratitis

Untuk pengobatan, pasien diberi air mata buatan, tobramisin tetes mata, dan sikloplegik. Pemberian tetes kortikosteroid untuk jangka pendek sering kali dapat menghilangkan kekeruhan dan keluhan subjektif, namun pada umunya kambuh. Prognosis akhirnya baik karena tidak terjadi parut atau vaskularisasi pada kornea. Bila tidak diobati, penyakit ini berlangsung 1-3 tahun. Pemberian kortikosteroid topical untuk waktu lama memperpanjang perjalanan penyakit hingga bertahun-tahun dan berakibat timbulnya katarak teriduksi steroid dan glaukoma. Lensa kontak sebagai terapi telah dipakai untuk mengendalikan gejala, khususnya pada kasus yang mengganggu

BAB III PENUTUP


3.1. Simpulan 3.2. Saran

xii

DAFTAR PUSTAKA

_______ (2012). Katarak. From http://id.wikipedia.org/wiki/Katarak (accessed: March 25th, 2012) _______ (2012). Glaukoma. From http://id.wikipedia.org/wiki/Glaukoma (accessed: March 25th, 2012) Isnandar (2012). Penyakit Mata : Bular Mata (Cataract, Star) , Katarak Dan Tips Pengobatannya. From http://penyakitwaswas.blogspot.com/2012/02/penyakit-matabular-mata-cataract-star.html (accessed: March 25th, 2012) Taufik (2010). Trachoma Trakoma. From http://pisangkipas.wordpress.com/2010/03/18/trachoma/ (accessed: March 25th, 2012) Vaughan, Daniel G et al. 2002. Oftalmologi Umum edisi-14. Jakarta: Widya Medika. Hal: 129 152 Ilyas, Sidarta. 2002. Ilmu Penyakit Mata edisi2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal: 113 116 Mansjoer, Arif M. 2001. Kapita Selekta edisi-3 jilid-1. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. Hal: 56 Thygeson, Phillips. 1950. "Superficial Punctate Keratitis". Journal of the American Medical Association; 144:1544-1549. Available at : http://webeye. ophth.uiowa.edu/ dept/service/cornea/cornea.htm (accessed: december 2008) Reed, Kimberly K. 2007. Thygeson's SPK photos. Nova Southeastern University College of Optometry 3200 South University Drive Ft. Lauderdale, Florida. Available at: http://www.fechter.com/Thygesons.htm. (accessed: december 2008)

Вам также может понравиться