Вы находитесь на странице: 1из 5

Mengenal "Tomcat" Serangga Penyebab Luka pada Kulit

Perubahan iklim yang belakangan ini cukup signifikan dengan angin kencang menyebabkan banyak kejanggalan pada lingkungan. Termasuk di antaranya adalah heboh gigitan serangga Tomcat yang memiliki racun penyebab luka pada kulit manusia. Menurut laporan yang diterima Dinas Kesehatan Jatim, wabah penyakit kulit ini dikabarkan sudah menyerang sekurangnya 150 warga di Jawa Timur. Hingga saat ini tercatat 13 kecamatan di Surabaya yang terkena dampak dari serangan tomcat. Sekitar 13 puskesmas kecamatan di Surabaya pun kebanjiran pasien yang terkena serangga tomcat. Selain menghinggapi daerah Surabaya, Yogyakarta, Bali, Sukabumi, Tasikmalaya, dan Jatim, tomcat juga sudah muncul di kawasan Serpong, Tangerang, menyusul laporan dari sejumlah daerah lainnya yang mendapati serangga ini.

Tapi, kamu tak perlu khawatir kalau tomcat sudah sampai di daerah tempat tinggalmu. Beberapa tips untuk mengatasi serangga tomcat bisa kamu terapkan tanpa resiko yang aneh-aneh. Kenali dulu soal tomcat, yuk!

Serangga ini disebut tomcat karena kemiripannya dengan Tomcat F-14, pesawat tempur Amerika.

Serangga ini digolongkan pada ordo cleopatra atau kelompok kumbang dan sub ordo rove beetle atau kelompok kumbang kecil dan merupakan jenis spesies Paederus Littorarius. Memiliki panjang sekitar sekitar 7-10 mm atau satu centimeter dengan badan berwarna oranye dan memiliki bagian bawah abdomen serta kepala bewarna gelap. Memiliki sepasang sayap namun tersembunyi, sepintas mirip dengan semut namun bila dia tengah merasa terancam akan menaikkan bagian perut atau abdomen sehingga nampak seperti kalajengking. Memiliki total 622 spesies yang menyebar di seluruh dunia. Spesies di Indonesia yang menyebabkan dermatitis adalah Paederus peregrines.

Tomcat biasa hidup di persawahan. Tempat yang disukai tomcat adalah yang lembab dan diantara tanaman, seperti padi dan jagung. Pada siang hari, serangga ini biasa terbang di tanaman padi untuk mencari mangsa berupa wereng dan hama padi lainnya. Jadi, sebetulnya kumbang tomcat ini adalah serangga yang menguntungkan dan bermanfaat bagi petani karena membantu mengendalikan hama-hama padi. Serangga tersebut bersifat kosmopolitan, artinya bisa berada di mana saja baik di daerah yang lembab, lantai tanah, maupun keramik.

Pada malam hari, serangga ini cenderung tertarik pada cahaya lampu. Hal inilah yang memicu masuknya tomcat ke rumah atau apartemen warga

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan bahwa kulit yang terkena gigitan serangga tersebut biasanya akan terasa panas dalam waktu singkat. Setelah 24 jam hingga 48 jam akan muncul gelembung pada kulit menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar. Dia juga mengatakan gigitan kumbang tersebut juga bisa menimbulkan lesi pada mata dan menyebabkan conjunctivitis atau disebut dengan Naerobi's Eye. Namun demikian, pada beberapa kasus yang jarang terjadi gigitan kumbang tersebut tidak menimbulkan gejala kulit yang berarti.

Dalam tubuh Tomcat (kecuali sayap), terdapat cairan yang diduga 15 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra. Cairan hemolimfe atau toksin ini disebut sebagai Paederin (C24 H43 O9 N) ditemukan pada tahun 1953. Kumbang rove yang telah dikeringkan dan disimpan selama 8 tahun masih tetap beracun. Serangga Tomcat otomatis akan mengeluarkan cairan apabila terjadi sentuhan atau benturan dengan kulit manusia secara langsung. Bisa juga dengan sentuhan tidak langsung melalui handuk, baju atau alat lain yang tercemar oleh racun tomcat tersebut. Itu sebabnya, jika sudah terkena dermatitis otomatis seperti seprei dan handuk maupun alat-alat yang disinyalir terkena racun tomcat harus dibersihkan.

Gejala yang muncul setelah terkena racun serangga tomcat:

Gatal-gatal pada kulit Muncul warna kemerahan jika digaruk Terasa panas Adanya radang atau iritasi Kulit melepuh mirip herpes Keluar nanah jika agak parah

Sementara itu, untuk mencegah serangan serangga Tomcat dapat dilakukan : 1. Menutup pintu dan bila ada jendela diberi kasa nyamuk untuk mencegah kumbang itu masuk. 2. Menggunakan kelambu jika di daerahnya tengah mewabah serangan kumbang tersebut.

3. Kurangi penggunaan cahaya lampu pada waktu malam, karena kumbang Tomcat
amat tertarik kepada cahaya.

4. Gunakan aerosol anti serangga, perangkap berpelekat atau kelambu nyamuk yang
5. 6. 7. 8. 9. halus. Jika menemukan serangga ini, jangan dipencet, agar racun tidak mengenai kulit. Masukkan saja ke dalam plastik dengan hati-hati lalu buang ke tempat yang aman. Hindarkan menggosok kulit atau mata bila bersentuhan dengan kumbang tomcat untuk mencegah terjadinya dermatitis linearis. Segera mencuci bagian tubuh yang bersentuhan dengan serangga itu menggunakan air dan juga sabun. Kompres kulit dengan cairan antiseptik dingin, bila sudah timbul lesi seperti luka bakar. Segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat.

Obat yang digunakan adalah kortikosteroid salep dan antibiotik (salep betametasone + antibiotik neomycin sulfat). Keterangan ini mungkin dapat ditanyakan pada dokter agar lebih jelas. Pilihan pengobatan dengan salep hydrocortisone 1% atau betametasone+antibiotik neomycin sulfat 3 kali sehari atau salep acyclovir 5%.

Вам также может понравиться