Вы находитесь на странице: 1из 16

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

KLASIFIKASI BAHAN TOKSIK

A.Pendahuluan
Toksikologi dapat didefinisikan sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan kimia terhadap makhluk hidup dan sistem biologik lainnya. Ia dapat juga membahas penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek tersebut sehubungan dengan terpejannya (exposed) makhluk tadi. Apabila zat kimia dikatakan beracun (toksik), maka kebanyakan diartikan sebagai zat yang berpotensial memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme biologi tertentu pada suatu organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor tempat kerja, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan. Sehingga apabila menggunakan istilah toksik atau toksisitas, maka perlu untuk mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek berbahaya itu timbul. Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat kimia, dalam kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan mekanisme biologi pada suatu organisme.Jadi,Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu zat/bahan kimia pada organisme hidup atau ilmu tentang racun.Bahan toksik atau racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah relatif sedikit, berbahaya bagi kesehatan atau jiwa manusia.Toksisitas atau derajat racun merupakan kemampuan suatu bahan toksik untuk menimbulkan kerusakan pada organisme hidup. Cakupan Disiplin Toksikologi Lingkungan Toksikologi sangat luas cakupannya, yakni sebagai berikut : 1. Toksikologi dibidang kedokteran 2. Toksikologi dalam industry makanan sebagai zat aditif

3. Toksikologi dalam pertanian 4. Toksikologi dalam industry kimia Keracunan mungkin bisa terjadi akibat pajanan zat beracun di tempat kerja. Ini mungkin mengakibatkan efek buruk yang akut maupun kronik. Keduanya merupakan masalah dibidang toksikologi kerja. Masyarakat umum terpajan berbagai enis toksikan lewat udara dan air disamping lewat makanan yaitu berupa zat tambahan makanan, perstisida, dan pencemar. Pajanan ini sering sedemikian ringan sehingga secara akut tidak membahayakan tetapi member efek buruk pada jangka panjang. Sumber bahan bahan ini, transpornya, degradasi dan biokonsentrasinya dilingkungan, serta pengaruhnya terhadap manusia dibahas dalam toksikologi lingkungan. Toksikologi hukum mencoba melindungi masyarakat dengan membuat undang-undang, peraturan dan standar yang membatasi atau melarang penggunaan zat kimia lainnya. Gambaran lengkap tentang efek toksik sangat penting utntuk menetapkan peraturan dan standar yang baik. Profil semacam itu hanya dapat ditentukan lewat berbagai jenis penelitian toksikologi hukum. Bagian mendasar dari kajian semacam itu disebut toksikologi konvensional. Disamping itu, pengetahuan tentang kerja dicakup oleh toksikologi mekanistik, memperkuat evaluasi toksikologi dan memberikan dasar bagi cabang-cabang toksikologi lainnya.

B. Karakteristik bahan toksik


Obat adalah bahan atau campuran bahan yang berasal dari hewan, tt-an atau zat kimia yang dapat digunakan untuk mencegah, menghilangkan, mengobati, mendiagnosa ataupun menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit dan juga untuk mempercantik badan. Sedangkan Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung ( inhalasi), suntikan dan absorbsi melalui kulit, atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif besar akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius satu atau lebih organ atau jaringan.

Adapun karakteristik bahan toksik adalah sebagai berikut : 1. Menurut sifat fisiknya dikenal : a. gas uap : tidak berbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan tekanan normal, tidak terlihat, tidak berbau pada konsentrasi rendah, dan dapat berubah menjadi cair atau padat dengan perubahan suhu dan tekanan.
b.

Uap : bentuk gas dari zat yang dalam keadaan biasa berwujud cair Debu : partikel zat padat yang terjadi oleh karena kekuatan alami Kabut : titik cairan halus di udara yang terjadi akibat kondensasi

atau padat, tidak kelihatan dan berdifusi keseluruh ruangan.


c.

atau mekanis.
d.

bentuk uap atau dari tingkat pemecahan zat cair atau menjadi tingkat dispersi, melalui cara tertentu.
e.

Fume : Partikel zat padat yang terjadi oleh kondensasi bentuk Asap : Partikel zat karbon yang berukuran kurang dari 0,5 mikron,

gas,biasanya setelah penguapan benda padat yang dipijarkan.


f.

sebagai akibat pembakaran tidak sempurna bahan yang mengandung karbon.


g.

Awan : Partikel cair sebagai hasil kondensasi fase gas. Ukuran

partikelnya 0,1-1 mikron.

2. Berdasarkan sumber toksikan Berupa: Sumber Tersebar ( nonpoint source ) : Limpasan air lahan pertanian, air tanah terkontaminasi, buangan udara dari transportasi, dan lain-lain. Sumber Menetap ( point source ) : pembuangan effluent limbah industri, tempat pembuangan sampah, instalasi pengolahan air limbah, dan lainlain.

3. Berdasarkan Sifat Fisik-Kimia Toksikan :

Struktur molekul Kelarutan dalam air Tekanan uap Kecepatan hidrolis, fotolisis, degradasi biologis, evaporasi adsorpsi, koefisien partisi, dan lain-lain.

Contoh :Toksikan yang mempunyai tekanan uap tinggi dan kelarutan air rendah, maka toksikan bertendensi lepas ke udara. Toksikan yang mempunyai kelarutan air tinggi bertendensi lebih terdistribusi merata dalam media lingkungan air. 4. Berdasarkan Sifat Kimia-Biologis Toksikan : Contoh : Terlarut : Siap mempengaruhi biota Teradsorpsi pada komponen biota, tersuspensi dalam air / terendap dalam toksikan bersifat hidrofobik ( tidak suka dengan air ). Terakumulasi didalam jaringan biota : toksikan dapat ditransformasi secara biologis. Area, kedalaman,Volume, dan debit Temperatur Salinitas pH Kandungan Padatan Ukuran Partikel Sedimen Kandungan Karbon Sedimen, dan lain-lain

C. Karakteristik Pemaparan Bahan Toksik

Bahan-bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh melewati tiga saluran, yakni: 1. Melalui saluran pencernaan atau makanan (gastro intestinal). Bahan toksik masuk kedalam saluran pencernaan umunya melalui makanan atau minuman dan kemudian diserap didalam lambung. 2. Melalui kulit(Topikal). Bahan kimia yang dapat dengan mudah terserap kulit ialah aniline, nitrobenzene, dan asam sianida. Pada umumnya kulit lebih impermeabel dan karenanya merupakan barier (penghalang) yang baik bagi bahan toksik masuk kedalam tubuh. Namun beberapa bahan kimia dapat diserap oleh kulit dalam jumlah yang cukup banyak sehingga menimbulkan efek sistemik. Suatu zat kimia dapat diserap lewat folikel rambut atau lewat sel-sel kelenjar keringat. Setelah bahan toksik tersebut diserap dan masuk kedalam darah,kemudian didistribusikan keseluruh tubuh dengan cepat. Namun demikian sebagian bahan toksik dapat dikeluarkan oleh mekanisme tubuh secara alami melalui urine,empedu dan paru-paru. Dan sebagian lagi bisa mengalam biotransformasi dan bioaktivasi. Yang lebih berbahaya adalah jika terjadi proses bioaktivasi dimana bahan toksik diubah menjadi bahan yang lebih toksik oleh metabolisme tubuh. 3. Melalui pernapasan (inhalasi). Gas, debu dan uap mudah terserap lewat pernapasan dan saluran ini merupakan sebagian besar dari kasus keracunan yang terjadi. SO2 (sulfur dioksida) dan Cl2 (klor) memberikan efek setempat pada jalan pernapasan. Sedangkan HCN, CO, H2S, uap Pb dan Zn akan segera masuk ke dalam darah dan terdistribusi ke seluruh organ-organ tubuh.

Gambar 1. Jalan masuk dan efek zat toksik di dalam tubuh(Routes of entry of chemicals into the human body)

D. Dosis Respon dan Interaksinya


a) Cara menentukan toksisitas bahan kimia Dalam pengertian umum, toksisitas suatu bahan dapat didefinisikan sebagai kapasitas bahan untuk mencederai suatu organisme hidup. Pengetahuan mengenai toksisitas suatu bahan kimia dikumpulkan dengan mempelajari efek-efek dari:

- Pemaparan bahan kimia terhadap binatang percobaan. - Pemaparan bahan kimia terhadap organisme tingkat rendah seperti bakteri dan kultur sel-sel dari mamalia di laboratorium.

- Pemaparan bahan kimia terhadap manusia. Pada keracunan akut, berdasarkan LD50 atau LC50 dan cara masuknya bahan beracun ke dalam tubuh klasifikasinya adalah sebagai berikut :

K lasifik asi Oral Supertoxic - Extremely toxic - Very toxic - Moderately toxic - Slightly toxic
-

Cara M asuk Derm al < 250 250 1000 1000 3000 3000 10.000 > 10.000 I nhalasi LC50 (m g/ m 3) < 200 250 1000 1000 10.000 10.000 30.000 > 30.000 LD50 (m g/ k g B B ) LD50 (m g/ k g B b) <5 5 50 50 500 500 5000 > 5000

Penilaian Toksisitas : LD50 (lethal dose 50) : menunjukkan dosis dalam miligram tiap kilogram berat badan yang mengakibatkan kematian setengah (50%) dari populasi binatang percobaan pada waktu tertentu. LC50 (lethal concentration 50) : menggambarkan jumlah konsentrasi suatu zat, dalam satuan miligram tiap meterkubiknya. Suatu zat beracun dengan LD50 lebih kecil menunjukkan zat tersebut relatif lebih beracun, demikian pula sebaliknya.

b) Hubungan Dosis dan Respon

Toksisitas suatu zat dan respon tubuh yang timbul tergantung pada kuantitas zat tersebut yang terkumpul pada organ tubuh. Selanjutnya konsentrasi dalam organ tubuh tergantung juga pada lama pemajanan sehingga dapat diketahui pula adanya hubungan sebab akibat antara dosis dan respon tubuh.

c) Efek Toksik Bahan Kimia Efek toksik atau toksisitas suatu bahan kimia dapat didefinisikan sebagai potensi bahan kimia untuk meracuni tubuh orang yang terpapar.Potensi bahan kimia untuk dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan tergantung terutama pada toksisitas bahan kimia tersebut, dan besarnya paparan. Toksisitas merupakan sifat dari bahan kimia itu sendiri, sedangkan paparan tergantung dari bagaimana bahan itu digunakan, misalnya, apakah bahan dipanaskan, disemprotkan atau dilepaskan ke lingkungan kerja. Tetapi dalam menilai bahaya, perlu diperhitungkan juga kerentanan orang yang terpapar, yang dipengaruhi oleh antara lain jenis kelamin, umur; status gizi. Beberapa konsep telah dikembangkan untuk membantu menggolongkan efek beracun bahan kimia, sebagai berikut: Efek akut Istilah efek akut dapat diartikan sebagai paparan singkat dengan efek seketika. Namun pemaparan akut selain dapat menimbulkan efek akut, juga dapat mengakibatkan penyakit kronik, sebagai contoh kerusakan otak yang permanen dapat disebabkan oleh paparan akut senyawa timah putih trialkil atau karena keracunan karbon monoksida berat. Efek kronik Istilah kronik dapat diartikan sebagai pemaparan berulang dengan masa tunda yang lama antara paparan pertama hingga timbulnya efek yang merugikan kesehatan. Efek akut dan kronik Suatu bahan dapat mempunyai efek akut dan kronik sekaligus. Sebagai contoh pemaparan tunggal karbon disulfida dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan hilangnya kesadaran (efek akut), tetapi pemaparan berulang tiap hari selama bertahun-tahun dengan konsentrasi yang jauh lebih rendah yang jika dialami sebagai pemaparan tunggal tidak menimbulkan efek merugikan (efek kronik) dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf pusat dan tepi, juga jantung.

Efek dapat balik (reversible) Ef'ek yang hilang bila pemaparan berhenti/mereda. Sebagai contoh, dermatitis kontak, nyeri kepala dan mual karena terpapar pelarut. Efek tidak dapat balik (irreversible) Efek yang tidak akan hilang atau permanen meskipun bahan kimia penyebabnya telah mereda atau hilang. Sebagai contoh, penyakit kanker yang disebabkan oleh pemaparan bahan kimia. Efek lokal Efek berbahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia dibagian permukaan tubuh atau dapat masuk ke dalam tubuh. Sebagai contoh, luka bakar pada kulit Efek sistemik Efek suatu bahan kimia pada organ tubuh atau cairan tubuh setelah penyerapan atau penetrasi ke dalam organ atau cairantubuh. Sebagai contoh, masuknya bahan-bahan kimia seperti timbal, benzen, kadmium, raksa dan sebagainya dapat menyebabkan anemia, gangguan saraf, dan sebagainya. Efek sinergis Efek gabungan dari lebih dari satu bahan kimia. Efek gabungan ini dapat lebih parah dari efek yang dimiliki oleh masing-masing bahan kimia.Berdasarkan sifat bahayanya, toksisitas dapat digolongkan sebagai berikut:

Korosif Merusak (membakar) jaringan hidup apabila kontak. Sebagai contoh, larutan asam pekat seperti sulfat atau basa seperti soda api dapat menimbulkan luka bakar.

Iritan Menimbulkan iritasi setempat atau peradangan pada kulit,hidung,

atau jaringan paru. Sensitizer

Menimbulkan reaksi alergi. Seseorang yang peka terhadap bahan kimia akan mengalami reaksi alergi yang berat, sedang bagi individu yang tidak peka, dosis yang sama tidak akan membahayakan. Bagi individu yang peka, setiap pemaparan berikutnya apakah melalui kontak kulit atau inhalasi akan menimbulkan risiko kesehatan. Asfiksian Mengganggu pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh.Sebagai contoh, antara Iain karbon monoksida dan sianida. Karsinogen Penyebab kanker. Mutagen Dapat menimbulkan kerusakan DNA sel . DNA adalah molekul pembawa informasi genetik yang mengendalikan pertumbuhan dan fungsi sel. Kerusakan DNA dalam sel telur atau sperma manusia dapat menurunkan kesuburan; aborsi spontan, cacat lahir, dan penyakit keturunan. Teratogen Suatu bahan kimia yang apabila berada dalam aliran darah wanita harnil dan menembus plasenta, mempengaruhi perkembangan janin dan menimbulkan kelainan struktur dan fungsional bawaan atau kanker pada anak. Contoh yang telah diketahui secara luas sebagai teratogen adalah talidomid, yang pada tahun 1960an telah banyak menyebabkan kasus fokomelia (pengecilan lengan dan tungkai sedemikian rupa hingga tungkai dan lengan menempel langsung ke tubuh) pada bayi para wanita yang memakan obat tersebut selama tahap awal kehamilannya. Fetotoksikan Suatu rendah. d) Efek Bahan Kimia Pada Sistem Tubuh bahan kimia yang berpengaruh buruk terhadap perkembangan janin sehingga bayi lahir dengan bobot yang

Bahan kimia dapat meracuni sel-sel tubuh atau mempengaruhi organ tertentu yang mungkin berkaitan dengan sifat bahan kimia atau berhubungan dengan tempat bahan kimia memasuki tubuh atau disebut juga organ sasaran. Efek racun bahan kimia atas organ-organ tertentu dan sistem tubuh : Paru-paru dan sistem pernafasan Efek jangka panjang terutama disebabkan iritasi (menyebabkan bronkhitis atau pneumonitis).Dalam luka bakar, bahan kimia dalam paruparu yang dapat menyebabkan udema pulmoner (paru-paru berisi air), dan dapat berakibat fatal. Sebagian bahan kimia dapat mensensitisasi atau menimbulkan reaksi alergik dalam saluran nafas yang selanjutnya dapat menimbulkan bunyi sewaktu menarik nafas, dan nafas pendek. Kondisi jangka panjang (kronis) akan terjadi penimbunan debu bahan kimia pada jaringan paru-paru sehingga akan terjadi fibrosis atau pneumokoniosis. Hati Bahan kimia yang dapat mempengaruhi hati disebut hipotoksik. Kebanyakan bahan kimia menggalami metabolisme dalarn hati dan oleh karenanya maka banyak bahan kimia yang berpotensi merusak sel-sel hati. Efek bahan kimia jangka pendek terhadap hati dapat menyebabkan inflamasi sel-sel (hepatitis kimia), nekrosis (kematian sel), dan penyakit kuning. Sedangkan efek jangka panjang berupa sirosis hati dari kanker hati. Ginial dan saluran kencing Bahan kimia yang dapat merusak ginjal disebut nefrotoksin. Efek bahan kimia terhadap ginjal meliputi gagal ginjal sekonyong-konyong (gagal ginjal akut), gagal ginjal kronik dan kanker ginjal atau kanker kandung kemih. Sistem syaraf Bahan kimia yang dapat menyerang syaraf disebut neurotoksin. Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu dapat memperlambat fungsi

otak. Gejala-gejala yang diperoleh adalah mengantuk dari hilangnya kewaspadaan yang akhirnya diikuti oleh hilangnya kesadaran karena bahan kimia tersebut menekan sistem syaraf pusat. Bahan kimia yang dapat meracuni sistem enzim yang mennuju ke syaraf adalah pestisida. Akibat dari efek toksik pestisida ini dapat menimbulkan kejang otot dan paralisis (lurnpuh). Di samping itu ada bahan kirnia lain yang dapat secara perlahan meracuni syaraf yang menuju tangan dan kaki serta mengakibatkan mati rasa dan kelelahan. Darah dan sumsum tulang Sejumlah bahan kimia seperti arsin, benzen dapat rnerusak sel-sel darah merah yang menyebabkan anemia hemolitik. Bahan kimia lain dapat merusak surnsum tulang dan organ lain tempat pembuatan sel-sel darah atau dapat menimbulkan kanker darah. Jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) Sejumlah pelarut seperti trikloroetilena dan gas yang dapat menyebabkan gangguan fatal terhadap ritme jantung. Bahan kimia lain seperti karbon disulfida dapat menyebabkan peningkatan penyakit pembuluh darah yang dapat menimbulkan serangan jantung. Kulit Banyak bahan kimia bersifat iritan yang dapat menyebabkan dermatitis atau dapat menyebabkan sensitisasi kulit dan alergi.Bahan kimia lain dapat menimbulkan jerawat, hilangnya pigmen (vitiligo), mengakibatkan kepekaan terhadap sinar matahari atau kanker kulit. Sistem reproduksi Banyak bahan kimia bersifat teratogenik dan mutagenik terhadap sel kuman dalam percobaan. Disamping itu ada beberapa bahan kimia yang secara langsung dapat mempengaruhi ovarium dan testis yang mengakibatkan gangguan menstruasi dan fungsi seksual. Sistem yang lain Bahan kimia dapat pula menyerang sistem kekebalan, tulang, otot dan kelenjar tertentu seperti kelenjar tiroid.

Gambar 2. Target organ dari zat kimia

E.Pencegahan

Untuk menghindari agar tidak keracunan adalah dengan tidak menggunakan bahan beracun atau tidak kontak dengan bahan beracun. Namun dalam kehidupan seharihari apalagi di dunia industri tentu saja hal itu sulit dilakukan,karena kita memerlukan bahan-bahan kimia didalam proses produksi sehari-hari,artinya hampir setiap hari kita bergelut dengan bahan kimia yang sebagian besar beracun. Dalam situasi seperti ini,dimana kita tidak bisa menghindari menggunakan bahan-bahan kimia beracun,maka yang harus kita lakukan adalah: 1. Mengenal bahan kimia yang kita gunakan dengan baik. 2. Gunakan lemari asam untuk bahan bahan yang sekiranya menimbulkan pencemaran udara kerja 3. Ventilasi udara, supaya ruangan tidak lembab dan tercemar oleh gas-gas berbahaya 4. Mengetahui cara penanganan dan penggunaanya secara baik untuk menghindari paparan yang tidak perlu.
5. Usahakan seminimal mungkin untuk kontak atau terpapar terhadap bahan

kimia beracun tersebut. Hati-hati jika pada bahan kimia cair yang mudah menguap,jangan berasumsi bahwa semua cairan tidak mengguap,salah satu indikator bahwa bahan kimia cair menguap adalah adanya bau yang ditimbulkan,namun tidak semua uap kimia berbau.
6. Gunakan alat pelindung diri (APD) yang tepat dalam menangani bahan

kimia beracun. Jika bekerja dengan bahan kimia cair maka gunakan safety glove yang sesuai dan safety glases jika diperlukan. Jika bekerja dengan bahan kimia berupa gas atau uap maka gunakan respirator yang dapat melindungi dari uap atau gas kimia. 7. Kenali cara penanganan jika terjadi tumpahan atau kebocoran bahan kimia beracun tersebut. 8. Pelajari tindakan pertolongan pertama (first aids) jika terjadi kecelakaan keracunan pada saat bekerja. 9. Konsultasikan kesehatan anda dengan Dokter jika ada gejala-gejala keracunan yang anda rasakan.

DAFTAR PUSTAKA

Denny,

Hanifa.

M.,

Modul

2:

TOKSIKOLOGI

INDUSTRI,

http://staff.undip.ac.id/fkm/hanifadenny/files/2010/09/toksilogi-industri.pdf, diakses tanggal 18 Februari 2012 Hayat, A.M.Fadhil., KLASIFIKASI & KARAKTERISKTIK BAHAN TOKSIK

http://www.scribd.com/fadhil_hayat/d/31519991-02-klasifikasi, diakses tangga 17 Februari 2012 Mansyur , 2002 , T O K S I K O L O G I KEAMANAN, UNSUR DAN BIDANGBIDANG TOKSIKOLOGI, http://library.usu.ac.id/download/fk/kedokteranmansyur.pdf, diakses tanggal 17 Februari 2012 Wisaksono, Satmoko. 2002, Efek Toksik dan Cara Menentukan ToksisitasBahan Kimia,http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_EfekToksik.pdf/11_EfekToksik. pdf,diakses tanggal 16 Februari 2012 ______ , http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1438/1/07002745.pdf,

diakses tanggal 18 Februari 2012 ______ , ocw. usu. ac. id/ course/download/ 1110000130 -emergency medicine/emd166_slide_pengantar_toksikologi_industri.pdf, diunduh tanggal 17 Februari 2012

Вам также может понравиться