Вы находитесь на странице: 1из 5

Ka BPS Suryamin

KORAN JAKARTA/WACHYU AP

http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/80858

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 diyakini terus membaik, asalkan pemerintah mampu menekan laju inflasi. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengungkapkan sejumlah data yang menopang optimisme tersebut. Salah satunya adalah kondisi ekonomi makro tahun lalu yang meningkat signifikan. Kepada wartawan Koran Jakarta, Mochamad Ade Maulidin, yang menemui di kantornya Kamis (5/1) lalu, Suryamin juga mengungkapkan tentang rencana pemerintah mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM). Menurut dia, langkah itu tepat namun harus ditunjang kebijakan pemerintah agar dapat meningkatkan daya beli masyarakat Berikut petikan wawancara lengkapnya. Bagaimana Anda melihat kondisi perekonomian Indonesia pada 2011 berdasarkan data yang diperoleh sampai Desember 2011? Tahun 2011 lebih baik dari 2010. Jika dilihat dari beberapa indikator makro, pertumbuhan ekonomi meningkat, inflasi menurun, pertumbuhan pertanian dan industri juga bagus, kemiskinan juga menurun. Dari catatan BPS menunjukkan inflasi tahun 2011 sebesar 3,79 persen dan inflasi tahun 2010 sebesar 6,96 persen. Lalu, bagaimana prediksi tahun ini (2012)? Saya optimistis kalau pemerintah mampu melakukan berbagai hal seperti (menekan) harga supaya rendah dan inflasi tidak terlalu tinggi, pertumbuhan ekonomi kita akan bagus. Walaupun ada pengaruh krisis global di Eropa, mudah-mudahan kalau kita bisa mengalihkan ekspor ke negara-negara lain dengan strategi-strategi khusus, ekonomi kita akan lebih meningkat. Untuk dalam negeri, permintaan juga cukup tinggi. Kita harus maintain (pelihara) pasar dalam negeri agar produk dalam negeri kita dapat dinikmati oleh masyarakat. Kendalakendala yang ada memang cukup berat, tetapi bergantung pada upaya-upaya pemerintah

seperti meningkatkan (pembangunan) infrastruktur seperti jalan dan lapangan terbang. Itu akan tercipta lapangan kerja. Apa yang bisa menjadi harapan perekonomian 2012 lebih baik ketimbang 2011 atau minimal sama? Pemerintah sudah bisa menekan harga. Inflasi 3,79 persen itu upaya yang sangat bagus. Setiap bulan inflasi juga tidak terlalu tinggi, dan kalau itu bisa dilakukan pada 2012, kita optimistis. Sistem politik juga harus dijaga karena memengaruhi perekonomian. Investasi akan masuk. Turis-turis juga akan masuk kalau politiknya stabil. Pemerintah sudah beri peringatan harus menjaga stabilitas politik. Berdasarkan data BPS, inflasi Desember (2011) 0,57 persen dan inflasi November 0,34 persen. Namun, jumlah wisatawan (wisman) pada November 2011 sebesar 654,9 ribu orang atau turun 0,16 persen dibandingkan Oktober 2011. Bagaimana dampak dari krisis global terhadap pertumbuhan ekonomi kita tahun lalu, apakah sudah terasa? Sudah mulai terasa pada penurunan ekspor. Tapi impor kan juga menurun. Strategi pemerintah Indonesia adalah mengatasi penurunan ekspor ini agar (dapat) dikonsumsi dalam negeri. Kita harus menyiasati bagaimana agar harga dapat terjangkau. Pasar kita cukup besar dengan jumlah penduduk nomor empat di dunia. Pasar untuk barang-barang konsumsi cukup besar. Jangan sampai pasar ini menjadi pasar barang impor. Selain pasar dalam negeri, kawasan Timur Tengah dan Afrika bisa menjadi sasaran ekspor kita. Memang ekspor kita ke Amerika masih naik. Ke Amerika masih surplus 4,8 miliar dollar AS, India 8,6 miliar dollar AS. Namun dari catatan BPS disebutkan ekspor Indonesia turun 0,2 persen menjadi 16,92 miliar dollar AS pada November 2011 dibandingkan Oktober 2011. Ini akibat penurunan ekspor nonmigas sebesar 1,13 persen dari 13.850 juta dollar AS menjadi 13.737,7 juta dollar AS. Bagaimana dengan tahun ini, apakah krisis global itu juga masih berpengaruh? Itu akan bergantung pada pemerintah bagaimana menangkal ini. Seberapa besar (pengaruh krisis global) belum dapat kita prediksi. Walaupun demikian, hal itu harus diantisipasi agar barang kita dapat diterima di Eropa. Apakah kondisi ekonomi Indonesia akan seperti 1998 saat terkena krisis global? Sekarang lebih baik. Kalau dulu krisisnya berat. Kalau dulu pertumbuhan sampai minus, kalau sekarang kan masih di atas. Kita bahkan hanya bersaing dengan China dan India. Mengapa inflasi pada 2011 begitu rendah? Ada empat pendorongnya. Ada beberapa komoditas yang harganya turun, seperti makanan. Pemerintah juga menjaga supply dan demand-nya bagus. Kalau barang gak ada, harga akan naik. Apa penyumbang terbesar inflasi pada 2012? Pada 2011 ada pendorong (inflasi) seperti beras, cabai merah, sayur, daging, ayam ras, telur ayam ras, tomat, upah buruh, dan mandor. Ada juga yang turun seperti emas dan perhiasan. Berdasarkan catatan BPS, pendorong inflasi terbesar adalah makanan, yakni 1,62 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,5 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan

bahan bakar 0,28 persen. Pendorong inflasi pada 2012 saya kira masih seputar beras karena makanan utama kita beras. Mudah-mudahan ada program Kementerian Pertanian dengan pembukaan lahan. Selain itu pemberian bibit-bibit unggul kepada petani. Ini supaya menjaga supply beras dengan meningkatkan produksi padi. Bagaimana dengan rencana pencabutan subsidi BBM, apakah ini juga akan berdampak pada inflasi? Inflasi kemarin (tahun lalu) memang (turun) karena subsidi (tidak dicabut). Kalau subdisi dikurangi atau dicabut, pasti akan berpengaruh. BPS belum punya prediksi seperti itu. Ada beberapa faktor yang memengaruhi inflasi, terutama pengaturan supply dan demand dan ketersediaan barang. Pemerintah sudah cukup bagus me-maintain ini. Itu bisa diteruskan pada 2012. Saya prediksi dari yang ditargetkan pemerintah, inflasi (sebesar) 5 persen koma sekian bisa tercapai. Menurut BPS, apakah subsidi BBM memang semestinya dicabut? Subsidi itu mengurangi jatah untuk membangun. Kalau tidak dipakai untuk subsidi, bisa dipakai untuk (pembangunan) infrastruktur walaupun sekarang untuk pembangunan infrastruktur pemerintah telah menganggarkan dana yang cukup besar. Apakah target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7 persen dapat tercapai dengan kemungkinan terjadinya kenaikan inflasi? Kalau produktivitasnya bisa diversifikasi, bisa tidak terpengaruh. Kalau cost meningkat, harga jual meningkat, daya beli masyarakat tinggi, pertumbuhan ekonomi bisa stabil. Ini pertanyaan klasik, mengapa angka kemiskinan yang diterbitkan BPS selalu berbeda dengan pihak lain? Kita memang pakai standar yang berdasarkan rapat interdepth. Angka itu merupakan kesepakatan BPS dan instansi-instansi terkait. Saya katakan konsep itu diikuti dengan caracara yang sama. Kemarin angka yang kita rilis itu garis kemiskinan meningkat 233.740 rupiah per orang per kapita per bulan menjadi 243.729 rupiah per orang per kapita per bulan. Jadi, dalam satu rumah tangga dari sensus penduduk rata-rata ada empat orang. Minimun satu keluarga ada sejuta rupiah. Kalau di bawah satu juta pengeluarannya, kita kategorikan miskin. Ada orang yang mengatakan kebutuhan orang 2 dollar AS per hari. Dollar itu harus diartikan ke purchasing variety. Kalau 1 dollar dibelanjakan di Amerika dengan barang-barang makanan. Kemudian barang-barang itu dinilai itu tidak sama dengan satu dollar AS yang dikurskan itu. Data BPS memperlihatkan pada September 2011 jumlah penduduk miskin 29,98 juta orang. Angka itu turun 0,13 persen dibandingkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2011 sebesar 30,02 juta orang. Kemiskinan turun karena pertumbuhan ekonomi juga bagus. Nilai tukar petani juga meningkat 1,75 persen. Petani kebanyakan kalangan miskin. Nilai tukar petani (NTP) Desember 2011 yang diumumkan BPS sebesar 105,75 atau naik 0,11 persen dibandingkan

November 2011. Apakah perlu ada evaluasi perumusan perhitungan kemiskinan suatu waktu? (Perhitungan) garis kemiskinan sudah ditentukan, inflasinya juga. Tidak satu angka selamanya, nanti akan naik lagi karena ada inflasi. Metodenya sama. Apakah penambahan jumlah orang kaya di Indonesia tidak secara otomatis menurunkan angka kemiskinan? Itu kan hanya gap. Yang penting penciptaan lapangan kerja oleh pemerintah dan swasta. Jadi orang akan terangkat pendapatannya. Upaya pemerintah kan banyak untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Mengapa sukar sekali menurunkan angka kemiskinan di Indonesia? Karena harus menciptakan lapangan kerja. Pekerjaan sukar didapat karena pendidikan juga sangat rendah. Ini saling terkait. Yang paling bawah memang agak susah menaikkannya. Apalagi yang sudah ibu-ibu jompo untuk bekerja tidak bisa. Kalau anak usia sekolah bisa dengan pendidikan gratis dari pemerintah dalam jangka menengah dan panjang. Bagaimana BPS menghilangkan intervensi dari pihak-pihak lain dalam pengumuman data ekonomi? Kita merancang surveinya dan turun ke lapangan. Apa yang diterima dari rumah tangga itu yang kita catat. Kita harus memegang teguh prinsip-prinsip statistik. Bagaimana kondisi ketahanan pangan dilihat dari data pertanian yang ada? Kementerian Pertanian kan mau membuka lahan pertanian baru. Kemudian, produktivitasnya mau ditingkatkan dengan bibit unggul. Apa BPS memberikan rekomendasi tentang kebijakan ekonomi? Kita hanya memotret harga, kebijakan itu wewenang pemerintah. Terkait reformasi birokrasi, apakah BPS sudah menerapkan hal ini? Kita meningkatkan reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan kinerja, seperti kualitas data yang dihasilkan harus meningkat terus. Nama lengkap : Suryamin Tempar, tanggal lahir : Garut, 5 Agustus 1956 Pendidikan Sarjana Muda Statistik, Akademi Ilmu Statitsik (AIS), 1979 S2 Major Statistik Minor Ekonomi, University of The Philippines, 1990 S3 Major Statistik Minor Ekonomi, University of The Philippines, 1994 Karier Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), 2012-sekarang Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pusat Statistik, 2010-sekarang Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), 2008-2010 Direktur Statistik Industri Biro Pusat Statistik (BPS), 2007-2008 Kasubdit Statistik Industri Besar dan Sedang BPS, 2001-2007

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Statistik Industri Besar dan Sedang BPS, 1997-2001 Kasubag Statistik Industri Besar BPS, 1995-1997

Вам также может понравиться