Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Prinsip Etika
Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan
Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik
Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan
Nonmalefisien
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya/cedera secara fisik dan psikologik
Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran
Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain
Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga privasi-nya
Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain
Tujuan Komunikasi
Agar yang kita sampaikan dapat dimengerti Dapat memahami orang lain Agar gagasan kita dapat diterima oleh orang lain Dapat menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu Bentuk Komunikasi Secara garis besar bentuk komunikasi dibagi empat yaitu: komunikasi personal, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi medio (Effendy, O.U.2002 ). Komunikasi Personal Komunikasi personal terdiri dari dua bentuk yaitu komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok terdiri dari dari dua bentuk yaitu, komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara atau media komunikasi yang ada di masyarakat seperti Radio, Televisi, Film, Pers dan lain-lain.
Komunikasi verbal Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respons emosional. Komunikasi verbal yang efektif dipengaruhi oleh:
Kejelasan Perbendaharaan kata Arti denotatif dan konotatif Kecepatan bicara
Komunikasi nonverbal Komunikasi nonverbal adalah pengiriman pesan tanpa kata-kata (Antai-Otong, 1995). Komunikasi nonverbal dapat diamati melalui:
Penampilan personal Intonasi (nada suara) Ekspresi wajah Sikap tubuh dan langkah Jarak Sentuhan
Tahap Persiapan (Prainteraksi) Tahap Persiapan atau prainteraksi sangat penting dilakukan sebelum berinteraksi dengan klien. Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini perawat juga mencari informasi tentang klien Tahap Orientasi (Perkenalan) Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu atau kontak dengan klien (Christina, dkk, 2002). Pada saat berkenalan, perawat harus memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada klien (Brammer dalam Suryani, 2005). Tahap Kerja Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005). Pada tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-sama untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien Tahap Terminasi Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien (Christina, dkk, 2002). Tahap ini dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005).
Tujuan Pemberian
Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi parenteral lain Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
Tempat injeksi
Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika) Pada tungkai (vena saphenous) Pada leher (vena jugularis) Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis) Buku catatan pemberian obat atau kartu obat Sarung tangan Spuit 2 ml- 5 ml Baki obat Perlak pengalas Pembendung vena (torniquet) Kassa steril (bila perlu) - Kapas alkohol - Obat yang sesuai - Bak spuit - Plester
Peralatan
- Bengkok (Nierbekken)
Pemberian Obat Secara Intracutan (IC) Pengertian Pemberian obat dengan cara intracutan adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam permukaan kulit (di bawah epidermis kulit). Tempat penting yang banyak dipakai untuk melakukan suntikan intrakutan adalah bagian atas dari lengan bawah. Tujuan Pemberian
Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan dibawah kulit untuk diabsorbsi Metode untuk test diagnostik terhadap alergi atau adanya penyakit-penyakit tertentu
Tempat Injeksi Lengan bawah bagian dalam Dada bagian atas Punggung di bawah scapula Peralatan Buku catatan pemberian obat atau kartu obat Kapas alcohol Handscoon Obat yang sesuai Spuit I ml Pulpen/spidol Bak spuit Baki obat Bengkok (nierbekken)
Sebelum tindakan cek perencanaan keperawatan klien Nama Klien. Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Benar Obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Benar Dosis. Perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Benar Rute/ Cara. Obat diberikan secara parenteral dengan lokasi yang sesuai. Kaji riwayat alergi dan riwayat medis Kaji indikasi untuk menentukan rute pemberian obat yang tepat Benar Waktu. Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai
REFERENSI
Anonim, 2012. Prinsip Etika, Komunikasi dan Pemberian Obat: http://scribd.com, diakses tanggal 4 April 2012, jam 10.12 WIB Arifin, Anwar, 1977. Komunikasi dalam teori dan praktek. Bandung : penerbit Armico. Bertens, K, 2001. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Hidayat, Aziz ALimul A, 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Potter, Perry, 2006. Fundamental Keperawatan: Volume 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Suryani, 2005. Komunikasi Terapeutik; teori & praktik. Jakarta: EGC
TERIMA KASIH!!