Вы находитесь на странице: 1из 5

Penawaran Studi :

KONDISI DAN PERSAINGAN BISNIS PELUMAS DI INDONESIA, 2012


April 2012
Sejak diberlakukannya Keppres No. 21/2001 tentang Penyediaan dan Pelayanan Pelumas, mengakhiri monopoli Pertamina. Kondisi ini mendorong persaingan pasar pelumas di dalam negeri semakin ketat. Hal ini tercermin dari banyak beredarnya merek pelumas lokal maupun impor. Bahkan, sebagian di antaranya mendirikan blending plant di Indonesia seperti PT Pertamina, PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI), PT Castrol Indonesia, PT Nusaraya Putramandiri, PT ALP Petro Industry, PT Dirga Buana Sarana, PT Fuch Indonesia, PT Jumbo Power International, PT Pacific Lubritama Indonesia, dan PT Tri Hasta Perkasa. Di Indonesia terdapat sekitar 250 merek pelumas, yang beredar di pasar dalam negeri, baik merek lokal maupun asing. Berbagai merek global pun ikut bersaing seperti Shell, Castrol Power1, Motul, Top One, BM1, Fucsh, Agip, Syntium, Adnoc, Valvoline, Krieger, Mobil, Chevron, Total, dan Idemitsu dari Jepang. Sedangkan swasta nasional yang meramaikan bisnis ini Evalube, Penlube, CGI, Fuji, dan United. Meski pasar otomotif di dalam negeri didominasi produk-produk Jepang, namun di industri pelumas relatif kecil seperti Nippon Oil dan Idemitsu tidak menunjukkan dominasinya. Bahkan, industri otomotif Jepang di Indonesia cenderung menggunakan produk-produk pelumas lokal sebagai oli resmi kendaraan produknya. Honda misalnya, merekomendasikan pelumas Federal produk Pertamina sebagai oli resmi sepeda motor Honda. Persaingan bisnis yang cukup ketat ini, mendorong sejumlah produsen oli menyiapkan berbagai strategi untuk merebut pasar pelumas. PT Castrol Indonesia, beberapa waktu lalu melakukan serangkaian program promosi dan edukasi kepada pelanggannya, dealer, bengkel dan mekanik. Produsen lainnya juga ikut melakukan kegiatan serupa, baik melalui promo konsumen, maupun dengan menjadi sponsor utama pada berbagai road-race, atau menjadi pendukung utama pembalap tertentu. Pelumas Top 1 dan Total, mempromosikan produknya melalui media TV. Sementara, Pertamina, menghadapi persaingan yang ketat ini, melakukan inovasi merangkul stakeholders bisnis pelumas. Pada 2011, Pertamina yang meluncurkan berbagai macam varian produk pelumas, hingga menguasai pangsa pasar di dalam negeri sekitar 54%. Kemudian disusul merek Evalube (12%), Top 1 (11%), Castrol (7%), Shell (6%), Agip (5%), dan sisanya diperebutkan berbagai merek pelumas lainnya. Pembahasan dalam buku studi ini meliputi aspek bahan baku pelumas (Lube Base Oil) dan Additive, proses produksi pelumas (Lube Oil Blending Plant/LOBP), kapasitas dan produksi masing-masing produsen (Pertamina dan swasta). Di samping itu, dalam laporan ini juga membahas aspek pasar menyangkut kondisi dan persaingan industri pelumas, penjualan, ekspor-impor dan konsumsi pelumas serta proyeksi lima tahun ke depan. Buku studi ini juga dilengkapi regulasi terkait. Buku studi ini akan bermanfaat bagi kalangan bisnis terutama para pengambil keputusan di sektor industri pelumas, serta pelaku bisnis yang terkait secara langsung maupun tidak langsung seperti sektor perbankan, para investor atau calon investor. Buku studi sekitar 350 halaman ini, kami tawarkan dengan harga Rp 6.000.000 (Enam Juta Rupiah) dalam versi Bahasa Indonesia dan US$ 900 (Sembilan ratus US Dollar) dalam versi Bahasa Inggris. Untuk pemesanan dan informasi dapat menghubungi PT Media Data Riset melalui telepon nomor (021) 809-6071, 809-3140 dan faximile (021) 809-6071, 809-3140 dengan mengisi formulir terlampir. Pemesanan untuk luar negeri atau luar Jakarta akan ditambah ongkos kirim. Demikian penawaran ini, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Jakarta, April 2012 PT Media Data Riset

Drh H. Daddy Kusdriana M.Si Direktur Utama

DAFTAR ISI

KONDISI DAN PERSAINGAN BISNIS PELUMAS DI INDONESIA, 2012


April 2012
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2. Cakupan dan Tujuan Studi 1.3. Pengumpulan Data dan Informasi 2. PENDUDUK DAN KONDISI EKONOMI DI INDONESIA 2.1. Populasi Penduduk Indonesia 2.1.1. Laju Pertumbuhan Penduduk Secara Nasional 2.1.2. Proyeksi Penduduk Per Provinsi 2.1.3. Proyeksi Penduduk Per Kelompok Umur 2.1.4. Pertumbuhan Penduduk per Provinsi 2.2. Indikator Ekonomi Indonesia 2.3. Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Sektor Usaha 2.3.1. Perkembangan PDB Indonesia 2.3.2. Kontribusi PDB per Sektor Terhadap Perekonomian Indonesia 2.4. Penanaman Modal 2.4.1. Perkembangan Investasi 2.4.2. Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing 2.5. Gambaran Umum Ekonomi Indonesia 2.5.1. Ekonomi 2012 ditargetkan tumbuh 7% 2.5.2. Penerimaan Negara Lampai Target 2.5.3. APBN Pro Birokrat 2.6. Defisit APBN Rp190 Triliun 2.6.1. BBM Pengaruhi Inflasi 2.6.2. Didorong Spekulasi 3.2.1.2. Kilang Minyak II / Fuel Oil Complex II (FOC II) 3.2.1.3. Lube Oil Complex (LOC I, II, III) 3.2.2. Kilang Unit Pengolahan II Dumai 3.2.3. LBO Pertamina dan Swasta 3.2.4. Perkembangan Produksi LBO 3.3. Impor Lube Base Oil (LBO) 3.3.1. Impor LBO serap devisa US$ 148,2 juta 3.3.2. Impor LBO menurut negara asal 3.3.3. Tarif bea masuk direvisi 3.4. Ekspor Melonjak Drastis 3.4.1. Terbesar ditujukan Ke Korea 3.5. Penjualan LBO 3.6. Additive 3.6.1. Definisi 3.6.2. Jenis Additive Dalam Proses Pembuatan Pelumas 3.6.2.1. Deterjent Dispersan 3.6.2.2. Indeks Viskositas Improver 3.6.2.3. Penghindar Oksidasi Dan Korosi 3.6.2.4. Pour Point Depressan 3.6.2.5. Pembersih dan Anti Foam 3.6.2.6. Additive Lainnya 3.7. Fungsi dan Kinerja Additive 3.7.1. Main additive 3.7.2. Viscosity Index Improver 3.7.3. Oil Flow Improver 3.8. Aditif Pelumas Mesin 3.9. Perkembangan Impor 3.9.1. Impor Mulai Turun 3.9.2. Rusia Pemasok Terbesar 3.10. Ekspor Anjlok 3.10.1. Hanya ke USA dan Filipina

3. BAHAN BAKU MINYAK PELUMAS 3.1. Lube Base Oil (LBO) 3.1.1. Definisi 3.1.2. Minyak Mentah (Crude Oil) 3.1.3. Jenis base oil 3.1.3.1. Paraffinic 4. PROSES PENGOLAHAN LBO DAN 3.1.3.2. Napthenic BLENDING PELUMAS 3.1.3.3. Aromatik 4.1. Pengolahan Lube Base Oil 3.1.4. Menurut tingkat indeks viskositasnya 4.2. Beberapa Tahap Proses Pembuatan Base (Viscosity Index Level) Oil 3.1.4.1. High Viscosity Index (HVI) 4.2.1. Solvent Refining Base Oil 4.2.1.1. High Vacuum Distillation 3.1.4.2. Medium Viscosity Index 4.2.1.2. Furtural Extraction (MVI) Base Oil 4.2.1.3. Propane Deasphalting 3.1.4.3. Low Viscosity Index (LVI) 4.2.1.4. Dewaxing Base Oil 4.2.2. Hydrotreating 3.1.4.4. Low Viscositas Index (LVI) 4.3. Lube Oil Blending Plant (LOBP) Pelumas 3.1.5. Klasifikasi Pelumas Dasar Menurut 4.3.1. Jet Blending System API 4.3.2. Air Blending System 3.1.6. Istilah Lain Base Oil 4.4. LOBP Pertamina 3.1.7. Sifat Basestock 4.4.1. Penerimaan bahan baku 3.1.8. Teknologi Petro-Canada 4.4.2. Penimbunan bahan baku dan 3.2. Produsen Lube Base Oil pembungkus 3.2.1. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap 4.4.3. Proses Pencampuran 3.2.1.1. Kilang Minyak I/ Fuel Oil 4.4.4. Pengisian Pelumas Complex I (FOC I) 4.4.5. Pengiriman

4.4.5.1. Viskositas 4.4.5.2. Warna (ASTM Colour/ Visual) 4.4.5.3. Total Base Number 4.5. Proses Pembuatan Pelumas TOP 1 Oli sintetik 4.5.1. Proses Primer 4.5.2. Proses Sekunder 4.5.3. Proses Lanjutan 4.5.3.1. Hydrotreating 4.5.3.2. Hydrocracking 4.5.3.3. Catalytic Dewaxing 4.5.3.4. Hydrofinishing 4.6. Proses Pembuatan Formula Pelumas 4.6.1. Pembuatan formula pelumas baru terdiri dari 4 tahap : 4.6.1.1. Konsepsi Produk 4.6.1.2. Seleksi Base Oil 4.6.1.3. Seleksi Additive 4.6.1.4. Seleksi Komponen Penyusun 4.6.1.5. Proses Pengemasan 4.7. Pelumas Bekas 4.7.1. Definisi 4.7.2. Teknologi proses daur ulang pelumas bekas 4.7.3. Penelitian 4.7.4. Potensi Cukup Besar 4.7.5. WGI dan ALP Petro Industry 5. INDUSTRI MINYAK PELUMAS 5.1. Deskripsi 5.2. Jenis Minyak Pelumas 5.2.1. Mineral 5.2.2. Semi Sintetis 5.2.3. Sintetis 5.3. Pengujian Pelumas 5.3.1. Warna Pelumas 5.3.2. Jumlah Pelumas 5.3.3. Keausan Mesin 5.3.4. Kekentalan Pelumas 5.3.5. Viskositas dan tempratur standar pelumas di berbagai negara. 5.3.6. Duron Multigrade 5.4. Klasifikasi/Kualitas Mutu 5.4.1. API Service Rating 5.4.2. API mesin bensin 5.4.3. API mesin diesel 5.5. Sifat-sifat Minyak Pelumas 5.5.1. Viskositas tinggi 5.5.2. Pour Point rendah 5.5.3. Volatilitas rendah 5.5.4. Stabil terhadap panas dan oksidasi 5.5.5. Indeks Viscositas (VI-Viscositas 6. Index) 5.6. Fungsi minyak pelumas 5.6.1. Tugas pokok 5.6.2. Tugas tambahan 5.7. Gemuk Lumas (Lubricating Grease) 5.7.1. Standar Grease 5.7.2. Karakteristik Grease 5.7.3. Sifat fisik Grease 5.7.4. Pembuatan Grease 5.7.4.1. Base oil 5.7.4.2. Bahan pengental (Thickener)

5.7.4.3. Aditif 5.8. Produsen dan Kapasitasnya 5.8.1. Pertamina terbesar 5.8.1.1. Blending Plant Gresik Termodern di AsiaTenggara 5.8.1.2. Tahapan Aplikasi Teknologi In Line Blending &Automatic Batch Blending 5.8.2. PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI) 5.8.3. PT ALP Petro Industry 5.8.4. PT Nusaraya Putramandiri (NP) 5.8.5. PT Castrol Indonesia (CI) 5.8.6. PT Dirga Buana Sarana (DBS) 5.8.7. PT Jumbo Power International (JPI) 5.8.8. PT Fuchs Indonesia 5.8.9. PT Tri Hasta Perkasa 5.8.10. PT Pacific Lubritama Indonesia 5.8.11. Syntex Indonesia 5.9. Importir Produsen 5.9.1. PT Topindo Atlas Asia (Top One) 5.9.2. PT Shell Indonesia 5.9.2.1. Luncurkan Pelumas Baru 5.9.2.2. Kuasai 13 % Pasar Pelumas Global 5.9.3. PT Petronas Niaga Indonesia 5.9.4. Universal Prima Lubrika Jaya PT 5.9.5. PT Abadi Kokoh Insani 5.10. Produksi Nasional 5.10.1. Produksi Naik 7,6% per Tahun 5.10.2. Produksi Pertamina Lampaui Target 5.11. Minat Investasi 5.11.1. JX Energy Akan Bangun Pabrik Pelumas 5.11.2. Bangun Pabrik Pelumas di Indonesia 5.12.Perkembangan Impor 5.12.1. Impor Naik 11,7% 5.12.2. Singapura Terbesar 5.12.3. Pelumas Impor Nonstandar 5.13. Ekspor Mulai Bangkit 5.13.1. Malaysia Tujuan Utama 5.13.2. Ekspor Pelumas Pertamina Naik 77% 5.14. Standar Nasional Indonesia (SNI) 5.15. Prosedur Standardisasi 5.16. Nomor Pelumas Terdaftar (NPT) 5.16.1. Syarat Mendapatkan NPT 5.17. ATPM Luncurkan Pelumas Sendiri 5.17.1. Astra Otoparts Gandeng Shell Pasarkan Pelumas 5.17.2. Pelumas Khusus Motor TVS INDUSTRI KENDARAAN BERMOTOR 6.1. Prospek Industri Mobil di Indonesia 6.1.1. Produksi naik rata-rata 23,5% per tahun 6.1.2. Produksi Menurut Merek 6.1.3. Penjualan Pecah Rekor 6.1.4. Astra kuasai 56% pasar mobil 6.1.5. 11 Model terlaris kuasai merek Jepang 6.1.6. Merek non-Jepang 6.1.7. Ekspor Ikut Melonjak

8.3.1. Top 1 6.1.8. Industri Mobil Dunia 8.3.2. Castrol 6.1.9. Indonesia di Posisi 21 8.3.3. Evalube 6.2. Industri Sepeda Motor 6.2.1. ATPM Anggota AISI 9. MEREK DAN SPESIFIKASI PELUMAS 6.2.2. Produksi Naik 7,6% per Tahun 9.1. Pelumas Sesuai Karakter Mesin 6.2.3. Produksi Menurut Merek 9.2. Oli Mesin Paling Vital 6.2.4. Honda Terbesar 9.3. Buku Panduan 6.2.5. Terbanyak Jenis CUB/Bebek 9.4. Kepuasan Konsumen Terhadap Merek 6.2.6. Produksi Menurut Merek dan Jenis Pelumas 6.2.7. Produksi Didominasi Motor Bermesin 9.5. Pelumas Evalube 100 < CC 125 9.5.1. Roda Dua 6.2.8. Penjualan Motor Astra Capai 9.5.2. Roda Empat Tembus 4,3 juta Unit 9.5.3. Commercial 6.3. Kapasitas dan Utilisasi 9.5.4. Lain-lain 6.3.1. Kapasitas produksi capai 7,7 juta unit 9.6. Pelumas Top 1 6.3.2. Utilisasi Capai 98,6% 9.7. Produsen Pemegang Merek Pelumas 6.4. Motor Non- Jepang 6.4.1. Produk IKD 10. KONSUMSI PELUMAS DAN PROYEKSI 6.4.2. Perkiraan produksi sepeda motor non10.1. Konsumsi Meningkat 10,1% per Tahun Jepang 10.2. Ekspor Melonjak 6.4.3. Produksi Sepeda Motor Nasional 10.3. Pasar Domestik dan Ekspor 6.5. Populasi Sepeda Motor di Indonesia 10.4. Impor Tetap Besar 6.5.1. Populasi naik 8,9% per tahun 10.5. Konsumsi Pelumas Capai Rp1 Triliun Per 6.5.2. Populasi Sepeda Motor per Polda Tahun 6.5.3. Jawa Timur Terbesar 10.6. Konsumsi pelumas menurut sektor 6.6. Memasuki Era Motorisasi pemakai 10.7. Proyeksi Konsumsi 7. PENJUALAN DAN PANGSA PASAR 7.1. Persaingan Bisnis Pelumas Cukup Ketat 11. PERATURAN PEMERINTAH 7.2. Penjualan Pelumas Nasional 11.1. Keputusan Presiden Republik Indonesia 7.3. Penjualan Pelumas Pertamina Naik 11,2% per Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Tahun Penyediaan Dan Pelayanan Pelumas 7.3.1. Cukup Agresif 11.2. Keputusan Bersama Menteri Energi Dan 7.3.1.1. Rambah 26 Provinsi China Sumber Daya Mineral, Menteri 7.3.1.2. Gandeng Harvest Time Keuangan Dan Menteri Perindustrian Enterprises. Dan Perdagangan Republik Indonesia 7.3.1.3.. Bawa Formula ke Pabrik Luar Nomor : 1905k/34/Mem/2001 Nomor : 7.3.2. Target Penjualan Pelumas 426/Kmk.01/2001 Nomor : 233/Mpp/ 7.4. Penjualan Pelumas Swasta Kep/7/2001 Tentang Ketentuan Impor 7.4.1. PT WGI Pelumas 7.4.2. PT ALP Petro Industry 11.3. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber 7.4.3. PT Topindo Atlas Asia Daya Mineral Nomor 053 Tahun 2006 7.4.4. PT Castrol Indonesia Tentang Wajib Daftar Pelumas Yang 7.4.5. PT Honda Prospect Motor (HPM) Dipasarkan Di Dalam Negeri 7.4.6. Rata-rata naik 13,4% per Tahun 11.4. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber 7.5. Pangsa pasar minyak pelumas menurut merek Daya Mineral Nomor 03 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kilang Minyak 8. DISTRIBUSI DAN PEMASARAN Bumi Dalam Rangka Pendidikan Dan 8.1. Pola Distribusi Pelatihan, Dan Pengelolaan Fasilitas 8.1.1. Pertamina Lube Oil Blending Plant Dalam Rangka 8.1.2. Pola Penjualan Pelumas Pertamina Penelitian Dan Pengembangan 8.1.3. Prosedur Distribusi Minyak Pelumas 11.5. Keputusan Menteri Energi Dan Sumber dari LOBP Daya Mineral Nomor : 2808 8.1.4. Pemasaran Pertamina di segmen K/20/Mem/2006 Tentang Standar Dan pelumas industri Mutu (Spesifikasi) Pelumas Yang 8.2. Distribusi Perusahaan Swasta Dipasarkan Di Dalam Negeri 8.2.1. Penjualan dan Distribusi WGI 8.2.2. Distribusi TOP 1 8.2.3. PT Jumbo Power International 8.3. Iklan dan Promosi Pelumas DIREKTORI : PRODUSEN DAN IMPORTIR PELUMAS DI INDONESIA

***

FORMULIR PESANAN
PT MEDIA DATA RISET Jl. SMA XIV, No. 12 A CawangUKI, Jakarta 13630 Phone : (021) 809 6071, 809 3140 Fax : (021) 809 6071, 809 3140 Email : sales@mediadata.co.id / info@mediadata.co.id

WS

Penawaran studi : KONDISI DAN PERSAINGAN BISNIS PELUMAS DI INDONESIA, 2012 April, 2012
Silahkan pilih ( ) untuk pesanan : Edisi Bahasa Indonesia
Nama (Mr/Mrs/Ms) Position Nama Perusahaan NPWP No. Alamat Telepon Tanda Tangan Tanggal Fax :

Bahasa Inggris

Harga : Edisi Bhs. Indonesia - Rp 6.000.000 (Enam juta rupiah) Edisi Bhs.Inggris - US$ 900 (Sembilan ratus US Dollar) Catatan: Harga belum termasuk pajak (10% PPn) Di luar Jakarta dan luar negeri; ditambah biaya pengiriman (Jasa Kurir)
Pembayaran, Silahkan beri tanda ( ) Cash Cheque Transfer to - PT MEDIA DATA RISET AC NO. 070 000 534 0497 BANK MANDIRI CAB. DEWI SARTIKA JAKARTA

Вам также может понравиться