Вы находитесь на странице: 1из 4

Kesuksesan Untuk Seluruh Rakyat1

DR. Iwan Jazadi, S.Pd., M.Ed. STKIP HAMZANWADI Selong

Setiap orang menginginkan kesuksesan. Apakah ia seorang petani, nelayan, buruh, pedagang kecil atau besar, bahkan pengemis dan penjahat sekalipun. Apalagi mereka yang bergelut dalam kegiatan kemasyarakatan atau pelayanan publik. Mereka semua pasti menginginkan kesuksesan. Masalahnya adalah, suskes macam apa yang diraih tiap-tiap orang? Inilah yang haru dipilah menjadi pemahaman bagi semua orang. Dalam hal ini, sukses dapat dibagi menjadi dua kategori; pertama, sukses untuk ukuran pribadi dan keluarga, dan kedua, sukses untuk ukuran orang banyak atau masyarakat. Sukses pertama, kesuksesan pribadi dan keluarga adalah kesuksesan yang dicapai seseorang setelah berbuat atau bekerja dengan suatu cara untuk dapat memenuhi harapan hidup, kebutuhan untuk dirinya sendiri, istri dan anaknya atau ukuran keluarga yang lebih besar. Mencapai sukses pada tataran ini tidaklah salah, tetapi dapat dimaknai sebagai makna sempit dari kesuksesan. Namun, pemaknaan ini menjadi bermasalah ketika dipraktekkan oleh seseorang dengan salah kaprah, misalnya, orang-orang yang memegang jabatan publik. Seorang pejabat publik memiliki tanggung jawab untuk menyukseskan program-program kemasyarakatan. Tetapi, karena kesadaran yang dimilikinya adalah sukses dalam pengertian sempit, segala ukuran yang digunakan untuk mengukur kesuksesan jabatannya adalah pada kepuasan dirinya sendiri atau kenyamanan keluarga. Sementara, kesuksesan masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya sekedar menjadi formalitas atau tercatat rapi dalam laporan pertanggungjawaban. Masyarakat pun terkadang salah kaprah dalam memaknai kesuksesan yang diraih oleh seorang pejabat publik pada umumnya. Contoh sederhana, ketika seorang pejabat mampu membangun rumah yang megah, maka masyarakat yang menjadi pendukungnya akan membanggabanggakan pencapaian material tersebut. Mereka seolah-olah melihat apa yang diraih perseorangan itu sebagai simbol keberhasilan bagi mereka juga. Keberhasilan yang dicapai orang tersebut
1

Makalah dalam Diskusi Pendidikan, diselenggarakan PGRI Kec. Empang, Kab. Sumbawa, 12Juli 2009, di Empang

dibicarakan dengan bangga dari kampung ke kampung, dari pendukung ke pendukung. Sesekali para pendukung diajak untuk merayakan kesuksesan orang itu dalam suatu pesta atau memberi mereka sedikit uang. Hal-hal seperti ini tampak membuat masyarakat senang, padahal pada hakekatnya mereka tidak pernah berubah kondisi sosial ekonominya karena sentuhan dari pejabat publik itu. Mereka tetap dalam kondisi kekurangan, keterpurukan dan kemiskinan. Bahkan, pendukung tersebut tidak memiliki harapan apapun untuk berubah, seolah-olah mereka ditakdirkan untuk hidup dengan kondisi seperti itu. Kondisi demikian seolah-olah dipelihara oleh orang-orang yang mengesankan diri memiliki kepedulian sosial tinggi, padahal kesadaran sukses yang diyakinya hanya untuk pribadi atau keluarga. Perbandingan lain, adalah seorang tokoh daerah yang telah menggapai kesuksesan tingkat tinggi, sebagai profesor, doktor atau sebagai jabatan tinggi lainnya, tetapi ia berada di Jakarta. Ukuran kontribusi bagi kesuksesan orang di daerahnya cenderung hanya terbatas pada keluarga dan sedikit teman yang mampu mengakses dirinya, sekalipun ia terkadang muncul di stasiun televisi nasional. Orang daerah yang menontonnya menjadi girang dan bangga, padahal sesungguhnya mereka tidak mendapat sentuhan langsung yang mengubah hidup mereka. Tampilan tokoh itu tidak ubahnya seperti selebriti yang mereka tonton dalam reality show atau dalam sinetron. Sang tokoh tampil dengan mobil mewah dan berbicara di forum terhormat, tetapi tidak lebih dari sebuah bayangan bagi penonton di daerah, tak lebih dari sebuah tayangan film yang tidak mengubah taraf hidup mereka. Karena kehormatan dan kesuksesan yang diraih sang tokoh hanya terbatas bagi dirinya sendiri dan keluarganya, tidak mampu diakses oleh orang banyak di daerah. Namun, bukan berarti berada di luar daerah tidak bermanfaat, karena orang daerah (Sumbawa) harus berada di semua lini kehidupan, di desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, nasional, bahkan pada organisasi-organisasi dunia sebagai sebuah jaringan. Tetapi ukurannya adalah, apakah keberadaan dan jejaring itu memberi kontribusi bagi kesejahteraan rakyat di daerah, bukan sebatas untuk diri dan keluarganya sendiri. Sukses kedua merupakan pengertian yang hakiki, yaitu keberhasilan untuk seluruh rakyat, atau bagaimana semaksimal mungkin seseorang memberikan kontribusi atau manfaat bagi banyak orang. Peran ini bisa dimainkan siapapun, bukan hanya pejabat publik. Seorang pemuda, 2

mahasiswa, pelajar, orang tua, para aktivis di desa/kota apalagi pejabat publik, seharusnya memahami dan mempraktekkan pengertian ini. Ia tidak perlu ragu bahwa dengan memikirkan banyak orang lantas pribadi dan keluarganya tenggelam atau terabaikan. Justru dengan keberhasilan banyak orang, maka derajat kehidupan masyarakat secara akumulatif akan meningkat. Sang tokoh dan keluarga pasti termasuk dalam kelompok orang-orang berhasil tersebut. Sementara, keberhasilan segelintir personal, bagaimanapun hebatnya, tidak akan membuat masyarakat sebagai keseluruhan meningkat. Suatu perbandingan, kehidupan di negara-negara maju yang mengedepankan kesejahteraan untuk semua rakyat, pendidikan bermutu untuk semua warga negara, pekerjaan yang layak bagi semua pencari kerja, menyebabkan daya saing negara tersebut luar biasa tingginya. Mengapa Amerika Serikat menjadi negara superpower? Jawabannya adalah, karena mayoritas individu penduduknya termasuk makmur di dunia. Mayoritas penduduknya yang berusia produktif telah melalui pendidikan dan pelatihan yang standar, dan mengakses pekerjaan yang layak. Secara komulatif mereka memberikan kontribusi bagi kekuatan sosial eknomi negara tersebut. Perpaduan antara jumlah penduduk yang besar dengan keahlian individu menghasilkan produktivitas yang menjadikan negara AS sebagai superpower. Perbandingan lainnya adalah Australia. Produktifitas penduduknya tinggi, karena mereka telah mengakses dan menempuh pendidikan yang berkualitas. Mereka mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak menurut standar dunia. Namun, penduduknya tidak lebih dari 20 juta jiwa. Dengan kondisi demikian, Australia adalah negara maju, bukan negara adikuasa. Seandainya, Indonesia memiliki keunggulan dan daya saing penduduk seperti negaranegara tersebut, bisa diperkirakan bawa Indonesia akan menjadi salah satu negara superpower. Impian kita adalah, bagaimana agar mayoritas, bukan sebagian kecil, penduduk usia produktif di Indonesia dapat memiliki kemampuan yang unggul di semua lini. Tetapi, penulis memperkirakan bahwa Indonesia tidak akan dapat berubah secara menyeluruh pada saat bersamaan. Kemajuan Indonesia terjadi dengan dimulai atau dimotori oleh keunggulan daerah tingkat kabupaten atau kota, sebagai pemerintah otonom yang paling dekat dengan rakyat. Pemimpin yang memiliki pemahaman konseptual untuk mensukseskan khalayak ramai tidak akan pernah memikirkan diri dan kelompoknya. Ia berusaha keras mengerahkan segenap kemampuannya untuk mencapai tujuan dan cita-cita sosialnya. Seorang bupati atau wakil bupati 3

pasti akan selalu mengingat janji-janji yang disampaikan kepada khalayak ketika berkampanye dan menuangkan semua aspirasi dan janji tersebut dalam rencana pembangunan lima tahunan yang disusunnya. Para pimpinan dan anggota dewan yang memiliki pemahaman bahwa sukses sejati adalah sukses seluruh rakyat pasti bertekad tidak akan terlibat bermain-main proyek, memintaminta fee, komisi atau persenan dari uang proyek pembangunan. Para pejabat birokrasi tidak akan takut hidup sederhana karena tidak mau lagi hanya mempertanggungjawabkan kegiatan dengan mengandalkan kwitansi-kwitansi yang rapi tetapi palsu. Para pejabat yang fokus menyejahterakan rakyatnya tidak akam takut miskin karena mengabdikan diri dalam pelayanan kepada rakyat karena sesungguhnya peraturan sudah jelas mengatur bahwa mereka semua mendapat gaji, tunjangan tetap dan penghasilan-penghasilan lain yang syah menurut undang-undang. Sesederhana apapun penampilan seorang bupati, wakil bupati, pimpinan atau anggota dewan, atau para pejabat birokrasi, di hadapan rakyat mereka adalah orangorang terhormat yang menjadi teladan dan panutan khalayak. Insya Allah, mereka dan keluarganya sukses di dunia dan sukses di akhirat.

Вам также может понравиться