Вы находитесь на странице: 1из 93

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI POST CLEARANCE AUDIT

MODUL

AKUNTANSI BIAYA

OLEH : TIM PENYUSUN MODUL PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA 2008

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai Daftar Isi AKUNTANSI BIAYA 1. Pendahuluan ... 1.1 Deskripsi Singkat ... 1.2 Tujuan Instruksioal Umum ... 1.3 Tujuan Instruksional Khusus 2. Kegiatan Belajar (KB) 1 AKUNTANSI BIAYA 2.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh ... A. Konsep Biaya .. B. Analisis Perilaku Biaya ... C. Klasifikasi Biaya . D. Akuntansi Biaya ...... 2.2 Latihan 1 2.3 Rangkuman 3. Kegiatan Belajar (KB) 2 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI 3.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh . A. Job Order Costing System . B. Process Costing System .... 3.2 Latihan 2 3.3 Rangkuman 4. Kegiatan Belajar (KB) 3 KALKULASI BIAYA PROSES METODE BIAYA RATA-RATA DAN METODE FIFO 4.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh 4.2 Latihan 3

i ii

1 1 2 2

3 3 4 5 7 13 20

21 21 30 41 55

56 64 ii

4.3 Rangkuman

70

5.

Kegiatan Belajar (KB) 4 SISTEM BIAYA STANDAR 5.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh A. Analisis penyimpangan Biaya Standar . B. Akuntansi Biaya Standar 5.2 Latihan 4 5.3 Rangkuman 71 72 77 82 84 85 88 88 89

6. 7. 8. 9.

Test Formatif .. Kunci Jawaban Test Formatif Umpan Balik dan Tindak Lanjut Daftar Pustaka

iii

MODUL AKUNTANSI BIAYA 1. PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Singkat Akuntansi biaya secara garis besar memiliki dua tujuan pokok, yang pertama adalah untuk penetapan harga pokok produksi dan yang kedua adalah untuk pengendalian biaya produksi. Penetapan harga pokok produksi dilakukan melalui akumulasi biaya produksi berdasarkan dua sistem produksi, yaitu Job Order Cost System dan Process Cost System. Untuk Process Cost System, terdapat beberapa variasi model perhitungan biaya produksi tergantung dengan kondisi yang ada. Yang lazim digunakan adalah Pendekatan Biaya Ratarata dan FIFO. Pengendalian biaya produksi dilakukan melalui biaya yang ditetapkan terlebih dulu (predetermined cost), yang kemudian dikenal dan dikembangkan sebagai sistem biaya standar. Terjadinya penyimpangan terhadap biaya standar, akan dianalisis untuk kemudian ditindak lanjuti dengan langkah pengendalian biaya produksi yang diperlukan oleh manajemen. Selain Laporan Harga Pokok Produksi, disajikan pula pencatatan (akuntansi) yang diperlukan untuk perusahaan manufaktur, khususnya kegiatan produksi. Dari sisi pencatatan ini, akuntansi biaya akan menghasilkan informasi tentang harga pokok penjualan untuk perusahaan manufaktur. Materi yang akan disajikan dalam modul ini fokus pada pemahaman tentang konsep biaya, perilaku biaya, serta tujuan pokok akuntansi biaya yaitu untuk penghitungan harga pokok produksi dan pengendalian biaya produksi. Pada materi yang pertama, disajikan pola akumulasi biaya produksi berdasarkan sistem produksi, yaitu Job Order Cost System dan Process Cost System. Untuk sistem biaya proses, diperkenalkan berbagai variasi model perhitungan dengan berbagai kondisi, yaitu pendekatan Rata-rata dan FIFO. Dari sisi pengendalian disampaikan penggunaan biaya standar, yang lebih ditekankan pada analisis atas varians biaya produksi serta langkah pengendalian yang diperlukan oleh

manajemen. Selain Laporan Harga Pokok Produksi, disajikan pula pencatatan (akuntansi) yang diperlukan untuk kegiatan produksi.

1.2 Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta diklat dapat menjelaskan perilaku biaya dalam perhitungan harga pokok produksi, serta dapat melakukan pengalokasian biaya produksi berdasarkan sistem biaya proses (process cost system) dan sistem biaya pesanan (job order cost system). Selain itu, peserta diklat dapat melakukan pengendalian biaya terhadap biaya produksi melalui sistem biaya standar serta dengan pencatatannya.

1.3 Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta diklat dapat melakukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem biaya pesanan dan sistem biaya proses. Khusus untuk sistem biaya proses dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu metode Rata-rata dan metode FIFO. Selain itu, peserta diklat diharapkan dapat melakukan pencatatan serta menerapkan pengendalian biaya produksi melalui sistem biaya standar.

2. KEGIATAN BELAJAR (KB) 1

AKUNTANSI BIAYA

2.1 Uraian dan Contoh Budiman, manajer penjualan PT. Primafood, menerima pesanan seratus ribu kardus mie instan dari Indomart dengan harga Rp 15.000,- per kardus. Budiman menolak pesanan tersebut karena harga normal kepada para penyalurnya adalah Rp 19.000,-. Benarkah keputusan manajer tersebut? Kondisi perusahaan pada saat ini menunjukkan bahwa kapasitas produksi PT. Primafood belum sepenuhnya terpakai dan sisa kapasitas produksi masih mampu untuk memenuhi pesanan Indomart. Biaya produksi untuk setiap kardus yang dihitung berdasarkan kapasitas terpakai adalah sebagai berikut: Bahan Baku Rp 4.000,-; Upah Langsung Rp 3.000,-; Biaya Overhead - Variabel Rp 3.000,-; dan Biaya Overhead - Tetap Rp 3.000,-. Apabila Budiman memahami perilaku biaya produksi dan mau mencari informasi tentang biaya tersebut, maka biaya yang relevan untuk setiap kardus mie instan yang dipesan hanya sebesar Rp 10.000,- karena dengan adanya tambahan produk tersebut maka Biaya Overvead Tetap tidak diperhitungkan lagi. Dengan demikian, masih terdapat keuntungan deferensial sebesar Rp 5.000,- untuk setiap kardus. Uraian di atas menunjukkan pentingnya seorang manajer penjualan memahami perilaku biaya produksi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Akuntansi biaya akan membuka wawasan kita tentang konsep biaya, klasifikasi biaya, serta perilaku biaya dalam kaitannya dengan harga pokok produksi.

A. Konsep Biaya Pengertian biaya (Cost) dalam akuntansi biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mendapatkan (menghasilkan) sesuatu. Pengorbanan sumber daya dapat dilakukan melalui: 1). Pengeluaran kas; 2). Janji akan membayar tunai dimasa mendatang; 3) Ekspirasi nilai aktiva ( pemakaian bahan baku dalam produksi, beban penyusutan). 3

Dalam akuntansi biaya, terdapat istilah yang keduanya berkaitan dengan konsep biaya yaitu Cost dan Expense. Seperti telah diuraikan sebelumnya, Cost merupakan pengorbanan sumber daya untuk memperoleh sesuatu item. Misal, suatu perusahaan melakukan pembelian barang, maka yang dapat dikategorikan sebagai Cost adalah harga perolehan barang tersebut, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut hingga siap dijual, seperti harga beli, ongkos angkut, asuransi pengangkutan, pungutan bea masuk, biaya inklaring dan sebagainya. Expense adalah bagian dari Cost yang telah dibebankan sebagai biaya. Apabila sebagian barang diatas dijual maka harga perolehan bagian yang terjual tersebut dibebankan sebagai biaya (expense) dengan sebutan Harga Pokok Penjualan.

B. Analisis Perilaku Biaya Beberapa biaya dapat berubah secara langsung dengan adanya perubahan kegiatan poroduksi, sedangkan biaya lainnya relatif tidak terpengaruh. Agar manajemen dapat merencanakan kegiatan perusahaannya dengan baik serta dapat mengendalikan biaya dengan efektif, maka manajemen harus mengerti hubungan antara biaya dengan berbagai perubahan kegiatan. Perilaku biaya yang dikaitkan dengan kegiatannya tersebut memerlukan pemahaman tentang konsep biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak akan berubah meskipun volume kegiatan meningkat atau menurun, dalam rentang yang relevan (misalnya kapasitas produksi, masa asuransi). Contoh biaya tetap antara lain adalah beban penyusutan mesin, gaji karyawan tetap, beban asuransi. Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya akan meningkat secara proporsional dengan peningkatan volume kegiatan dan menurun secara proporsional dengan penurunan volume kegiatan. Contoh biaya variabel antara lain adalah biaya bahan baku dan upah langsung. Biasanya biaya variabel dapat diidentifikasi secara langsung dengan kegiatan yang mengakibatkan adanya biaya tersebut. Biaya Semi Variabel adalah biaya yang memiliki sifat biaya tetap dan biaya variabel. Oleh karena itu, dalam perencanaan biaya seperti penentuan tarif biaya produksi, maka biaya semi variabel harus dipisahkan ke dalam unsur-unsur biaya tetap dan variabel. 4

Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian biaya akan tergantung pada hasil analisis dan penelaahan yang cermat mengenai hubungan antara biaya dan perubahan kegiatan operasi perusahaan, dan hal itu membutuhkan penggolongan yang relevan. Obyek biaya dalam akuntansi biaya adalah unit dan aktivitas atau fenomena yang dapat dijadikan dasar untuk mengakumulasi (membebankan) dan mengukur biaya. Termasuk dalam kategori unit dan aktivitas atau fenomena adalah unit produksi, sekumpulan produk, job order process, departemen, kontrak, fungsi dan sebagainya. Pemilihan obiayaek biaya tergantung pada biaya apa yang ingin diketahui. Misalnya seorang manajer ingin mengetahui besarnya biaya per unit produk, maka yang dapat dijadikan sebagai obiayaek biaya adalah unit produksi.

C. Klasifikasi Biaya Biaya diklasifikasikan berdasarkan hubungan biaya tersebut dengan: 1). Produk Berdasarkan produk, biaya diklasifikasikan menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung mengubah bahan menjadi barang jadi, terdiri dari Biaya Bahan Baku Langsung dan Upah Langsung. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung mengubah bahan menjadi barang jadi. 2). Volume kegiatan. Berdasarkan volume kegiatan, biaya diklasifikasikan menjadi biaya variabel, biaya tetap dan biaya semi variabel. 3). Departemen Berdasarkan departemen, pengklasifikasian biaya ditujukan untuk kepentingan

administratif maupun pengendalian pada departemen yang menjadi pusat-pusat biaya. Kinerja para manajer diukur berdasarkan kemampuannya mengendalikan biaya, yaitu dengan membandingkan antara biaya aktual dengan anggarannya. Pengklasifikasi biaya ini juga dikaitkan dengan alokasi beban suatu departemen (misal departemen A) kepada departemen lain (misal departemen B) yang menikmati kontribusi manfaat dari kegiatan departemen A. Oleh karena itu, akan dikenal pengelompokan Departemen Produksi 5

dan Jasa. Dalam pengklasifikasian ini, departemen produksi akan dibebani oleh biaya yang terjadi di departemen jasa karena departemen ini telah memberikan kontribusi berupa jasa kepada kegiatan produksi. 4). Periode akuntansi Berdasarkan periode akuntansi, biaya diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (Capital Expenditure) dan pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure). Pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk perolehan aktiva yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, sedangkan pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat dalam periode berjalan dan akan dicatat sebagai beban. 5). Alternatif Keputusan Manajemen sering berhadapan dengan situasi dimana mereka harus mengambil keputusan yang dikaitkan dengan alternatif atau pilihan, misalnya membeli atau membuat sendiri suatu barang yang dibutuhkan, menghentikan atau melanjutkan salah satu bagian usahanya, menerima atau menolak suatu pesanan khusus dengan harga dibawah harga jual normal. Dalam kondisi ini, sangat dibutuhkan pemahaman manajemen tentang biaya yang relevan dan yang tidak relevan dengan berbagai alternatif pilihan tersebut beserta dengan pertimbangannya. Contoh biaya yang berhubungan dengan alternatif keputusan antara lain Defferential Cost, Opportunity Cost, dan Sunk Cost. Dalam modul ini, fokus yang dibicarakan adalah pengklasifikasi biaya berdasarkan produk. Berikut ini adalah biaya produksi yang terdapat pada perusahaan manufaktur yaitu: Bahan Baku Langsung (Direct Material), meliputi material (bahan baku) yang secara fisik menjadi bagian dari produk jadi dan secara terpisah dapat dengan mudah ditelusuri ke produk jadi. Upah Langsung (Direct Labor), adalah biaya gaji dan upah yang dikeluarkan dalam rangka mengubah bahan baku menjadi produk jadi (Finished Goods). Biaya Produksi Tidak Langsung (Factory Overhead), mencakup pemakaian bahan pembantu, upah tidak langsung, dan biaya lain yang tidak dapat dibebankan secara langsung ke produk.

D. Akuntansi Biaya Sebagai bagian dari akuntansi keuangan (akuntansi umum), akuntansi biaya dimaksudkan untuk menghasilkan ketepatan dalam pencatatan dan pengukuran berbagai unsur biaya (produk) pada saat terjadi, saat ditransfer ke bagian lain serta saat dialokasikan ke produk yang bersangkutan. Sebagaimana telah dijelaskan, tujuan sistem akuntansi biaya adalah untuk pengendalian biaya (produk) dan perhitungan Harga Pokok Produksi. Pengendalian biaya dimaksudkan untuk menghasilkan output (produk) secara maksimal dengan biaya yang minimal, sedangkan penentuan harga pokok produk dimaksudkan untuk mengukur nilai persediaan dan harga pokok penjualan. Tujuan akuntansi biaya tidak terlepas dari pengukuran harga pokok penjualan karena harga pokok produksi merupakan dasar penentuan harga pokok penjualan. Namun demikian, penentuan harga pokok penjualan merupakan bidang dari akuntansi keuangan. Berikut ini gambaran secara umum penghitungan harga pokok penjualan:
Saldo awal Barang Dalam Proses Pemakaian Bahan Baku Biaya Upah Langsung Factory Overhead Saldo awal bahan Baku (+) Pembelian bahan baku () Saldo akhir bahan baku

(+) Biaya Produksi () Saldo akhir Barang dalam Proses Harga Pokok Produksi (+) Saldo awal Barang Jadi () Saldo akhir Barang Jadi Harga Pokok Penjualan

Rp. Rp. (Rp. Rp.

Ilustrasi berikut ini menunjukkan hubungan keduanya secara komprehensif .

Neraca awal tahun 2006 PT. Bhatara Indah serta transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2006 disajikan berikut ini:
PT Bhatara Indah Neraca Per 1 Januari 2006 (dalam ribuan rupiah) Aktiva Lancar Kas Surat Berharga Piutang Usaha Persediaan : Barang Jadi 183.000 76.000 313.100 Kewajiban Lancar Hutang Usaha Hutang Pajak Penghasilan Bagian Hutang jangka pan jang yang akan jatuh tempo Kewajiban jangka Panjang

553.000 35.700 20.000 608.700 204.400 813.100

68.700

Brng. Dlm Proses 234.300 Bahan Baku 135.300 Biaya Dibayar Dimuka Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Tanah Bangunan 580.600 Mesin/Perltn. 1.643.000 2.223.600 Ak Penyusutan (1.010.700) Total Aktiva

438.300 15.800 1.026.200 41.500

Modal Saham Biasa Laba yang Ditahan

528.000 939.500 1.467.500

1.212.900 1.254.400 2.280.600

Total Kewajiban & Modal

2.280.600

Transaksi selama bulan Januari 2006 adalah sebagai berikut: (dalam rupiah) a b Pembelian bahan secara kredit Pemakaian bahan dalam bulan Januari: Untuk produksi Untuk bahan pembantu c 80.000.000 12.000.000 92.000.000 100.000.000

Pembayaran Gaji bulan Januari sebesar 160.000.000,dikurangi Pajak Penghasilan 30.400.000,129.600.000

Alokasi Biaya Gaji adalah : Untuk Upah langsung Untuk Upah pabrik tidak langsung (mandor) Untuk Bagian Pemasaran Untuk Bagian Administrasi 65% 15% 13% 7% 104.000.000 24.000.000 20.800.000 11.200.000 8

Pencatatan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 16.000.000,- yang dialokasikan: Untuk Upah pabrik tidak langsung (mandor) Untuk Bagian Pemasaran Untuk Bagian Administrasi 80% 13% 7%

Biaya Overhead Pabrik terdiri dari: Penyusutan Bangunan, Mesin dan Peralatan Asuransi (dibayar dimuka) 8.500.000 1.200.000 26.340.000

Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar 70% dibayar tunai, sisanya masih terhutang (hutang usaha)

h i

Penerimaan dari penagihan pada pelanggan Pembayaran : Hutang Usaha Pajak yang terhutang

205.000.000 227.000.000 35.700.000 84.840.000 320.000.000

j k l

Pembebanan Biaya Overhead pabrik ke Barang Dalam Proses Transfer barang yang telah selesaikan ke gudang barang jadi

Penjualan senilai 384.000.000,- 40% diterima tunai, dan sisanya masih berupa tagihan. Harga Pokok Penjualan adalah 75% dari penjualan

m Penyisihan untuk Pajak Penghasilan

26.000.000

Sajikan pencatatan transaksi selama bulan Januari 2006 dan susun laporan Keuangan untuk akhir Januari 2006. Pencatatan melalui jurnal disajikan sebagai berikut: a b Bahan Hutang Usaha Barang dalam Proses Pengendali Overhead Pabrik Bahan Biaya Gaji Hutang Pajak Penghasilan Kas Barang dalam Proses Pengendali Overhead Pabrik Biaya Pemasaran Biaya Administrasi Biaya gaji 100.000.000 100.000.00 80.000.000 12.000.000 92.000.000 160.000.000 30.400.000 129.600.000 104.000.000 24.000.000 20.800.000 11.200.000 160.000.000

Pengendali Overhead Pabrik Biaya Pemasaran Biaya Administrasi Hutang Pajak Penghasilan f Pengendali Overhead Pabrik Akm. Penyusutan Bangunan, Mesin, Perlt. Asuransi Dibayar Dimuka g Pengendali Overhead Pabrik Kas Hutang usaha h Kas Piutang Usaha i Hutang usaha Hutang Pajak Penghasilan Kas j Barang Dalam Proses Pengendali Overhead Pabrik k Barang Jadi Barang Dalam Proses l Kas Piutang Usaha Penjualan -------------------------------------------------Harga Pokok penjualan Barang Jadi m Penyisihan untuk Pajak Penghasilan Hutang Pajak Penghasilan

12.800.000 2.080.000 1.120.000 16.000.000 9.700.000 8.500.000 1.200.000 26.340.000 18.438.000 7.902.000 205.000.000 205.000.000 227.000.000 35.700.000 262.700.000 84.840.000 84.840.000 320.000.000 320.000.000 153.600.000 230.000.400 384.000.000 288.000.000 288.000.000 26.000.000 26.000.000

Dari pencatatan bulan Januari 2006 tersebut, mutasi (perubahan) yang terjadi menghasilkan laporan laporan sebagai berikut:

10

PT Bhatara Indah Perhitungan Rugi-Laba Untuk bulan Januari 2006 (dalam ribuan rupiah) Penjualan (-) Harga Pokok Penjualan Laba Kotor (-) Biaya Operasional : Biaya Pemasaran Biaya Administrasi Laba Operasi (-) Penyisihan untuk Pajak Penghasilan Laba Bersih 384.000 (288.000) 96.000 22.880 12.320 (25.200) 60.800 (26.000) 34.800

PT Bhatara Indah Perhitungan Harga Pokok Penjualan Untuk bulan Januari 2006 (dalam ribuan rupiah) Bahan langsung Persediaan Bahan, 1 Januari 2006 Pembelian Bahan yang tersedia untuk dipakai (-) Pemakaian bahan pembantu Persediaan Bahan, 31 Jan. 2006 Bahan langsung yang digunakan Upah langsung Overhead Pabrik: Bahan Tidak langsung Upah tidak langsung Pajak Penghasilan Penyusutan Pabrik Asuransi Overhead Pabrik lainnya Biaya Produksi bulan Januari (+) Persediaan Barang Dalam Proses, 1 Jan Total Biaya produksi (-) Persediaan Barang Dalam Proses, 31 Jan Harga Pokok Produksi (+) Persediaan Barang Jadi, 1 Jan Barang yang tersedia untuk dijual (-) Persediaan Barang Jadi, 31 Jan Harga Pokok Penjualan 135.300 100.000 235.300 12.000 143.300 (155.300) 80.000 104.000 12.000 24.000 12.800 8.500 1.200 26.340

84.840 268.840 234.300 503.140 (183.140) 320.000 68.700 388.700 (100.700) 288.000

11

PT Bhatara Indah Neraca Per 31 Januari 2006 (dalam ribuan rupiah) Aktiva Lancar Kas Surat Berharga Piutang Usaha Persediaan : Barang Jadi 100.700 130.862 76.000 338.500 Kewajiban Lancar Hutang Usaha Hutang Pajak Penghasilan Bagian Hutang jangka pan jang yang akan jatuh tempo Total Kewajiban lancar Kewajiban jangka Panjang Total Kewajiban 427.140 14.600 987.102 Modal Saham Biasa Laba yang Ditahan 41.500 580.600 1.643.000 2.223.600 Ak Penyusutan (1.019.200) 1.204.400 1.245.900 Total Aktiva 2.233.002 Total Kewajiban & Modal 2.233.002 Total Modal Saldo per 1 Januari Laba Bersih bulan Januari Total Laba yang Ditahan 939.500 24.800 974.300 ---------1.502.300 528.000 433.902 72.400 20.000 526.302 204.400 730.702

Brng. Dlm Proses 183.140 Bahan Baku 143.300

Biaya Dibayar Dimuka Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Tanah Bangunan Mesin/Perltn.

12

2.2 Latihan 1 Soal 1 (Perhitungan ) Neraca Saldo PT. Menara Gading per 31 Desember 2006 menunjukkan saldo sebagai berikut (dalam ribuan rupiah): Penjualan Pembelian (netto) Ongkos angkut masuk Biaya Upah Langsung Biaya Gaji - Penjualan 14.500.500 2.400.000 32.000 3.204.000 200.000 Retur dan Potongan Harga Penjualan Biaya Overhead Pabrik Biaya Iklan Beban Pengiriman 25.200 1.885.600 155.000 65.000

Persediaan Baran Jadi Barang Dalam Proses Bahan Diminta menghitung: 1. Total Biaya Produksi 2. Harga Pokok Produksi 3. Harga Pokok Penjualan

31 Des. 2006 567.400 136.800 196.000

31 Des. 2005 620.000 129.800 176.000

Soal 2 PT. Busana Indah Garment memproduksi pakaian berdasarkan model yang dipesan. Informasi berikut ini tersedia di awal bulan Mei 2006 Persediaan Bahan Persediaan Barang Dalam Proses Rp 16.200.000,Rp 3.600.000,-

Selama bulan Mei 2006, bahan seharga Rp 20.000.000,- telah dibeli. Jumlah Upah Langsung yang dibayarkan Rp 16.500.000,- dan Biaya Overhead Pabrik sejumlah Rp 8.580.000,-. Persediaan pada akhir Mei 2006 diketahui sebagai berikut : Persediaan Bahan Persediaan Barang Dalam Proses Rp 17.000.000,Rp 7.120.000,-

Siapkan perhitungan Harga Pokok Produksi untuk bulan Mei 2006! 13

Soal 3. Berikut ini data akuntansi PT. Elang Perdana untuk tahun 2006 (dalam rupiah): Kas Piutang Usaha Persediaan Barang Jadi Barang Dalam Proses Bahan Pembelian Bahan Potongan Penjualan Biaya Overhead pabrik yang dibebankan Biaya Pemasaran dan Administrasi Beban Penyusutan (90% untuk pabrik, 10% untuk Pemasaran & Administrasi) Penjualan Biaya Upah Langsung Ongkos angkut bahan yang dibeli Pendapatan Sewa Bunga hutang obligas Diminta : Siapkan perhitungan Harga Pokok Penjualan! 1 Jan. 2006 54.000.000 29.800.000 88.000.000 240.000.000 248.000.000 31 Des. 006 66.000.000 38.800.000 64.000.000 366.000.000 8.000.000 468.400.000 344.200.000 116.000.000 1.844.000.000 523.600.000 6.600.000 64.000.000 16.000.000

Soal 4. PT, Kubota Industry memproduksi mesin-mesin khusus yang dibuat sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Informasi berikut ini tersedia pada awal bulan Agustus 2006. Persediaan Bahan Persediaan Barang Dalam Proses Rp 16.200.000,3.600.000,-

Selama bulan Agustus pembelian bahan (langsung) sebesar Rp. 20.000.000,- sedangkan Upah langsung dibebankan 16.500.000,- dan biaya Overhead Pabrik sebesar 8.580.000,Persediaan akhir Agustus 2006 diketahui: Bahan Barang Dalam Proses Sajikanlan perhitungan harga pokok produksi! 14 Rp. 17.000.000,7.120.000,-

Soal 5 PT. Permata membeli bahan senilai Rp 110.000.000,- selama bulan Juni 2006. Harga Pokok Penjualan dalam bulan tersebut adalah Rp 345.000.000,-. Biaya Overhead Pabrik dibebankan 50% dari biaya Upah Langung. Informasi lain sehubungan dengan persediaan dan produksi perusahaan adalah sebagai berikut (dalam rupiah): Persediaan Barang Jadi Barang Dalam Proses Bahan baku Awal 102.000.000 40.000.000 20.000.000 Akhir 105.000.000 36.000.000 26.000.000

(1). Susunlah perhitungan Harga Pokok Produksi. (2). Hitung biaya utama yang dibebankan ke Barang Dalam Proses selama bulan tersebut. (3). Hitung biaya konversi yang dibebankan ke Barang Dalam Proses.

Soal. 6 Informasi berikut ini tersedia untuk tiga perusahaan pada akhir tahun (dalam rupiah): PT. Intan Mulia Barang Jadi, 1 Januari Harga Pokok Produksi Penjualan Laba Kotor dari penjualan Persediaan Barang Jadi, 31 Desember 600.000.000,3.800.000.000,4.000.000.000,20% ?

PT. Lautan Intan

Ongkos angkut masuk Retur Pembelian Beban Pemasaran Persediaan Barang Jadi, 31 Desember Harga Pokok Penjualan Barang yang tersedia untuk dijual

20.000.000,80.000.000,200.000.000,190.000.000,1.300.000.000,?

PT. Berlian

Laba Kotor

96.600.000,-

15

Harga Pokok Produksi Persediaan Barang Jadi, 1 Januari Persediaan Barang Jadi, 31 Desember Barang Dalam Proses 1 Januari Barang Dalam Proses 31 Desember Penjualan

340.000.000,45.000.000,52.000.000,28.000.000,38.000.000,?

Hitunglah jumlah-jumlah yang ditunjukkan oleh tanda tanya untuk perusahaan tersebut.

Soal 7 Berikut ini data akuntansi yang disajikan PT. Permata untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 (dalam rupiah): Penjualan 56.000.000,-

Persediaan Barang jadi Barang Dalam Proses Bahan

Per 31 Desember 2006 5.100.000,7.500.000,4.250.000,-

Per 1 Januari 2006 3.500.000,4.000.000,4.000.000,-

Pembelian Bahan Biaya Upah Langsung Overhead pabrik yang dibebankan ke poduksi Beban Pemasaran 5% dari penjualan Beban Administrasi 2% dari penjualan Beban lainnya 1% dari penjualan

18.000.000,7.500.000,5.000.000,-

Diminta: 1. Susunlah perhitungan Harga Pokok Penjualan tahun 2006. 2. Susunlah perhitungan Laba Rugi tahun 2006.

16

Soal 8 (Pencatatan ) Transaksi-transaksi berikut ini berkaitan dengan transaksi kegiatan pabrik pada PT. Semesta Alam selama bulan Juli 2006: a. Pemakaian Bahan Baku sebesar Rp 24.500.000,- dan Bahan Tidak Langsung Rp 4.500.000,-. b. Biaya Gaji sebesar Rp 44.000.000,- dipotong PPh. 21 sebesar 5%. c. Daftar gaji terdiri dari: Upah Langsung Upah Tidak Langsung Gaji Bagian Penjualan d. Biaya produksi lainnya sebesar Rp 7.500.000,-. e. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ke produksi sebesar Rp 22.932.000,-. f. Biaya produksi yang telah selesai bulan Juli berjumlah Rp 60.000.000,-. Rp. 30.000.000,Rp 6.000.000,Rp 8.000.000,-

g. Pembelian bahan sejumlah Rp 50.000.000,-. h. Pengiriman barang ke pelanggan senilai Rp 26.000.000,- dengan harga pokok sebesar Rp 20.000.000,-. Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.

Soal 9 (Pencatatan ) Berikut ini transaksi selama bulan Mei 2006 yang dilakukan oleh PT. Bumi Sentosa: a. Pembelian bahan baku senilai Rp 120.000.000,- dengan syarat n/30. b. Biaya gaji bulan ini sebesar Rp 90.000.000,- dipotong PPh. 21 sebesar 5%. Gaji tersebut untuk : Upah Langsung Upah tidak langsung Gaji bagian Penjualan Gaji bagian Administrasi c. Pembelian bahan tidak langsung dan Rp. 45.000.000,Rp 9.000.000,-

Rp 15.000.000,Rp 21.000.000,lainnya secara kredit

perbekalan

Rp26.250.000,-. d. Permintaan bahan selama bulan ini: Untuk produksi Bahan tidak langsung Perbekalan pengiriman (ekspedisi) Rp 60.000.000,15.000.000,4.000.000,17

e. Pengiriman perbekalan yang rusak senilai Rp 900.000,- di-retur ke penjual. f. Hutang sejumlah Rp 142.500.000,- dilunasi, termasuk hutang gaji.

g. Penyusutan mesin pabrik sebesar Rp 1.000.000,-. h. Beban pabrik lainnya, sejumlah Rp 6.900.000,- dicatat sebagai kewajiban. i. j. Biaya Overhead Pabrik - Aktual sebesar Rp 38.056.000,- dibebankan ke produksi. Barang Jadi dengan total biaya total sebesar Rp 126.000.000,- ditransfer ke gudang.

k. Penjualan sejumlah Rp150.000.000,- dengan harga pokok produksi Rp96.000.000,-.

Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.

Soal 10 (Pencatatan ) Berikut ini transaksi selama bulan Juni 2006 yang dilakukan oleh PT. Cemara Tujuh: a. Pemakaian untuk produksi: Bahan langsung Bahan tidak langsung Rp 18.500.000,2.800.000,-

b. Barang Dalam Proses yang diselesaikan/ditransfer ke gudang senilai 51.800.000,-. c. Pembelian bahan sejumlah Rp 32.000.000,- secara kredit. d. Gaji setelah dikurangi PPh. 21 adalah sebesar Rp 38.000.000,- dan telah dibayar. e. Gaji tersebut untuk : Upah Langsung Upah tidak langsung Gaji bagian Penjualan Gaji bagian Administrasi f. Biaya Overhead pabrik lannya adalah: Penyusutan bangunan dan peralatan pabrik sebesar Rp 9.450.000,Beban asuransi pabrik Beban lainnya yang masih terhutang 600.000,1.250.000,55 % 18 % 17 % 10 %

g. Biaya Overhead pabrik sebesar Rp 28.100.500,- dibebankan ke produksi. h. Penjualan kredit sejumlah Rp 92.120.000,- dengan laba sebesar 40% dari harga pokok penjualan. i. Hasil penagihan piutang sebesar Rp 76.000.000,-.

Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.

18

Soal 11 (Pencatatan ) PT. Bulan Bintang telah membayar Upah Langsung sebesar Rp 50.000.000,- selama bulan Januari 2006. Berikut ini disajikan data akuntansi untuk biaya produksi (dalam rupiah): Per 1 Jan. 2006 Persediaan barang jadi Persd. Barang Dalam Proses Persediaan bahan baku Harga Pokok Penjualan Pengendali Overhead pabrik 28.000.000 12.000.000 17.000.000 --Per 31 jan. 2006 45.000.000 14.000.000 24.000.000 140.000.000 25.000.000

Susunlah kembali ayat-ayat jurnal untuk mencatat informasi diatas!

Soal 12 (Pencatatan ) Saldo perkiraan dalam data akuntansi PT. Bunga Lestari per 1 Januari 2006 disajikan sebagai berikut (dalam rupiah): Debit Kas Piutang Usaha Persd. Barang jadi Barang Dlm. Proses Bahan Mesin - mesin 20.000.000 25.000.000 9.500.000 4.500.000 10.000.000 40.000.000 Hutang Usaha Hutang gaji Akumulasi penyusutan Saham Biasa Laba yang Ditahan Kredit 15.500.000 2.250.000 10.000.000 60.000.000 21.250.000

Berikut ini transaksi yang dilakukan selama bulan Januari 2006: a. Pembelian bahan sejumlah Rp 92.000.000,- secara kredit. b. Biaya Overhead Pabrik lainnya yang diperhitungkan sebesar Rp 18.500.000,-. c. Biaya Gaji dan Upah dialokasikan untuk: Upah Langsung Upah tidak langsung Gaji bagian Penjualan Gaji bagian Administrasi Rp 60.500.000,12.500.000,8.000.000,5.000.000,-

Pembayaran gaji/Upah sudah dilakukan dengan potongan PPh 21 sebesar 5%

19

d. Pemakaian untuk produksi: Bahan langsung Bahan tidak langsung

Rp 82.500.000,8.300.000,-

e. Biaya Overhead pabrik sebesar Rp 47.330.000,- dibebankan ke produksi. f. Barang dalam proses yang diselesaikan/ditransfer ke gudang senilai 188.000.000,-

g. Barang jadi senilai Rp 12.000.000,- belum terjual. Penjualan akan dilakukan dengan syarat 2/10, n/60, mark up 30% diatas harga pokok produksi. h. Dari seluruh piutang usaha, 80% telah ditagih, dikurangi 2% potongan penjualan. i. Berbagai beban sejumlah Rp 30.000.000,- belum dibayar, dan dialokasikan sebagai beban pemasaran 60% dan sisanya beban administrasi. j. Daftar cek menunjukkan adanya pembayaran sebesar Rp104.000.000,- untuk kewajiban selain gaji: 1. Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas dan lakukan posting ke buku besar 2. Susunlah Neraca Saldo akhir Januari 2006

2.3 Rangkuman Pengertian biaya dapat dilihat dari dua sisi yakni Cost dan Expense. Cost (biaya perolehan) merupakan pengorbanan sumber daya untuk memperoleh suatu barang, sedangkan expense adalah bagian dari Cost yang telah dibebankan sebagai biaya, pada suatu periode. Pemahaman manajemen terhadap perilaku biaya (biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel) sangat berkaitan erat dengan kegiatannya sebagai pengambil keputusan dalam perusahaan. Selain itu, pengetahuan pihak manajemen tentang pengklasifikasian biaya akan dapat memberikan informasi pendukung, yang diperlukan untuk pembebanan biaya ke harga produksi serta biaya non produksi.

20

3. KEGIATAN BELAJAR (KB) 2

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

3.1 Uraian dan Contoh Sumanto tersenyum simpul menghitung keuntungan penjualan tahu hari ini karena produksi tahu kemarin siang yang telah menghabiskan satu kwintal kedelai, telah habis terjual pagi ini dengan keuntungan sebesar Rp 125.000,-. Benarkah Sumanto memperoleh keuntungan sejumlah itu? Kondisi sebenarnya menunjukkan bahwa perhitungan keuntungan tersebut tidak didasarkan pada harga pokok produksi yang tepat karena formula yang digunakan adalah jumlah kedelai yang digunakan ditambah dengan upah untuk dua pegawai yang dibayar harian. Ia tidak memperhitungkan pemakaian kayu bakar, upahnya sendiri dan upah istrinya yang ikut bekerja, serta pemakaian fasilitas di rumahnya yang seharusnya dibebankan ke harga pokok produksi. Apa yang terjadi dengan pengusaha tahu tersebut telah menggambarkan bahwa kesalahan dalam persepsi tentang harga pokok produksi telah menyebabkan informasi tentang keuntungan menjadi bias. Dalam penentuan harga pokok produksi, berbagai biaya yang relevan dengan proses produksi harus dialokasikan atau diakumulasikan ke produk yang bersangkutan. Akumulasi biaya ini merupakan sistem perhitungan harga pokok produksi (production costing system) dengan cara membebankan unsur-unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi. Terdapat dua metode pokok dalam akumulasi biaya produksi yaitu Job Oder Costing dan Process Costing. Kedua metode tersebut merupakan fokus pembahasan kegiatan belajar ini.

A. JOB ORDER COSTING SYSTEM Dalam sistem ini, biaya produksi diperoleh dengan cara mengalokasikan berbagai biaya ke masing-masing unit atau sekumpulan produk sejenis (batch) melalui proses produksi dengan langkah yang berbeda satu sama lain. Metode ini biasa dipergunakan pada

21

perusahaan garment, percetakan, furniture, industri pesawat terbang, konstruksi dan sebagainya. Untuk setiap order (pesanan) atau job (batch atau lot) akan disiapkan sebuah kartu yang disebut Job Order Cost Sheet atau Cost Sheet. Semua biaya yang dibebankan pada suatu order akan dicatat ke dalam kartu tersebut. Jadi fungsi dari Cost Sheet adalah untuk mencatat/mengumpulkan biaya langsung dan biaya tidak langsung yang dibebankan pada suatu pekerjaan (order). Oleh karena itu, pada setiap Cost Sheet harus dicantumkan nomor ordernya, sehingga akan mempermudah proses pengumpulan dan pembebanan biaya terhadap order yang dikerjakan. Contoh: PT Busana Garment menjalankan kegiatannya dengan menerima pesanan garment. Data persediaan pada tanggal 1 Mei 2007 disajikan sebagai berikut (dalam rupiah): Barang Jadi Barang Dalam Proses Barang Dalam Proses: No. Job/Pesanan Bahan Baku Upah Langsung Overhead (applied) Jumlah Job 021 PT. Pelangi 280.000,210.000,168.000,658.000,======= Job 022 PT. Mutiara 340.000,270.000,216.000,826.000,======= Job 023 PT. Matahari 180.000,135.000,108.000,423.000,======= 1.500.000,1.907.000,-

Transaksi selama bulan Mei 2007 adalah sebagai berikut (dalam rupiah): Mei 5 Pembelian bahan baku (kredit) sejumlah 7 Pemakaian: Bahan Penolong Bahan baku untuk Job 021: Job 022: Job 023: 8 Pengembalian dari pabrik ke gudang Bahan Baku Langsung Bahan Tidak Langsung Job 022: 20.000,40.000,2.200.000,240.000,530.000,740.000,590.000,-

22

10 Pembayaran Gaji setelah dikurangi (PPh 21) sebesar 72.200,10 Biaya Gaji dialokasikan untuk: 55% ke Upah Langsung 15% ke Biaya Penjualan 20% ke Upah tak langsung 10% Biaya Administrasi Alokasi Upah Langsung untuk: Job 021: Job 022: Job 023: 11 Biaya Overhead lainnya terdiri dari: Biaya Penyusutan Bangunan dan Peralatan Pabrik Biaya Asuransi Pabrik yang jatuh tempo Biaya yang terutang (belum dibayar)

307.800,-

64.200,81.600,63.200,-

20.000,2.500,32.500,-

11 Biaya Overhead pabrik yang diterapkan dan dibebankan terhadap ketiga produk pesanan tersebut adalah 80% dari Upah Langsung untuk bulan yang bersangkutan. 12 Pekerjaan 021, 022, dan 023 telah selesai dan dikirim ke gudang barang jadi 14 Pesanan 021, 022, dan 023 dikirim dan ditagih dengan tambahan laba sebesar 40% dari harga pokok. Alokasi biaya operasional sebagai berikut: Pesanan No. 021: Rp 65.178,022: 023: 84.644,56.388,-

Sajikanlah : 1. Kartu Biaya Produksi Pesanan untuk ketiga pesanan yang diterima. 2. Jurnal yang diperlukan bulan Mei 2006.

Kartu Biaya Produksi Pesanan disajikan di halaman berikutnya

23

PT. Busana Garment Bogor KARTU BIAYA PRODUKSI PESANAN (Job Order Cost Sheet) No. Pesanan: 021 Pemesan : PT. Pelangi Tgl. Penyerahan : 14 Mei 2007 BIAYA BAHAN BAKU Tanggal 7 Mei 2007 BIAYA UPAH LANGSUNG Tarif/jam Jam 8.025,8 OVERHEAD PABRIK YANG DITERAPKAN Tarif/jam Upah Langsung 80% 64.200,Jumlah 530.000,-

Tanggal 10 Mei 2007

Jumlah 64.200,-

Tanggal 11Mei 2007

Jumlah 51.360,-

============================================================ WIP Awal 658.000,- Penjualan 1.824.984,Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.303.560,Bahan baku 530.000,- Laba Kotor 521.424,Upah Langsung 64.200,- Biaya Operasional (65.178,-) Overhead yang Laba Bersih 456.246,diterapkan 51.360,======== Harga Pokok Produksi 1.303.560,========

24

PT. Busana Garment Bogor KARTU BIAYA PRODUKSI PESANAN (Job Order Cost Sheet) No. Pesanan: 022 Pemesan : PT. Mutiara Tgl. Penyerahan : 14 Mei 2007 BIAYA BAHAN BAKU Tanggal 7 Mei 2007 8 Mei 2007 Jumlah 740000,( 20.000,-) 720.000,BIAYA UPAH LANGSUNG Tarif/jam Jam 8.025,OVERHEAD PABRIK YANG DITERAPKAN Tarif/jam Upah Langsung 80% 81.600,-

Tanggal 10 Mei 2007

Jumlah 81.600,-

Tanggal 11Mei 2007

Jumlah 65.280,-

============================================================ WIP Awal 826.000,- Penjualan 2.370.032,Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.692.880,Bahan baku 720.000,- Laba Kotor 677.152,Upah Langsung 81.600,- Biaya Operasional (84.644,-) Overhead yang Laba Bersih 592.508,diterapkan 65.280,======== Harga Pokok Produksi 1.692.880,========

25

PT. Busana Garment Bogor KARTU BIAYA PRODUKSI PESANAN (Job Order Cost Sheet) No. Pesanan: 023 Pemesan : PT Matahari Tgl. Penyerahan : 14 Mei 2007 BAHAN BAKU Tanggal 7 Mei 2007 UPAH LANGSUNG Tarif/jam Jam Jumlah 590.000,-

Tanggal 10 Mei 2007

Jumlah 63.200,-

Tanggal 11Mei 2007

OVERHEAD PABRIK YANG DITERAPKAN Tarif/jam Upah Langsung 80% 63.200,-

Jumlah 50.560,-

============================================================ WIP Awal 432.000,- Penjualan 1.577.464,Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.126.760,Bahan baku 590.000,- Laba Kotor 450.704,Upah Langsung 63.200,- Biaya Operasional (56.338,-) Overhead yang Laba Bersih 394.366,diterapkan 50.560,======== Harga Pokok Produksi 1.126.760,========

Aspek Akuntansi ( Pencatatan) Pencatatan berbagai biaya yang dialokasikan ke dalam harga pokok produk pesanan akan ditampung ke dalam perkiraan (akun) Barang Dalam Proses (Work in Process). Apabila proses produksi telah selesai, maka seluruh nilai yang tercantum dalam perkiraan tersebut dipindahkan ke perkiraan Barang Jadi (Finished Goods). Untuk pembebanan biaya langsung (Bahan Baku dan Upah Langsung) dilakukan berdasar pengeluaran aktual 26

(sesungguhnya), sedangkan untuk biaya tidak langsung digunakan tarif yang telah ditentukan. Tarif tersebut dapat ditentukan berdasarkan jumlah jam kerja atau upah langsung. Pembebanan Biaya Tidak Langsung (Overhead Pabrik) ini dicatat ke dalam perkiraan Overhead Pabrik yang Diterapkan (Applied Overhead), sedangkan Biaya Tidak Langsung yang Sesungguhnya dibukukan ke dalam perkiraan Pengendali Biaya Overhead Pabrik. Selisih antara kedua Biaya Overhead tersebut akan dianalisis dan dialokasikan sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan. Bagan mekanisme pencatatan Job Order Costing System dapat dilihat pada halaman berikutnya.

27

AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI Pengendali Overhead Pabrik

Akumulasi Penyusutan Pabrik

Barang Dalam Proses

Overhead Pabrik Yang Diterapkan Asuransi Dibayar Dimuka

Barang Jadi

Kas Biaya Upah Langsung

Harga Pokok Penjualan Biaya Gaji dan Upah Persediaan Bahan

Hutang Overhead Lainnya

28

2. Jurnal Transaksi selama bulan Mei: Mei 5 Persediaan Bahan Hutang dagang 7 Barang Dalam Proses Job 021 Job 022 Job 023 Pengendali Biaya Overhead Pabrik Persediaan - Bahan 8 Persediaan Bahan Barang Dalam Proses- Job 022 Pengendali Biaya Overhead Pabrik 10 Biaya Gaji Hutang PPh 21 Kas 10 Upah Langsung Pengendali Biaya Overhead Pabrik Biaya Penjualan Biaya Administrasi Biaya Gaji ------------------------------------------Barang Dalam Proses Job 021 Job 022 Job 023 Upah langsung 11 Pengendali Biaya Overhead Pabrik Biaya Penyusutan Bangunan & Perlt. Biaya Asuransi Pabrik Hutang Biaya 11 Barang Dalam Proses Job 021 Job 022 Job 023 Overhead Pabrik yang Diterapkan 12 Barang Jadi Job 021 Job 022 Job 023 Barang Dalam Proses Job 021 Job 022 Job 023 2.200.000 2.200.000 530.000 740.000 590.000 240.000 2.100.000 60.000 20.000 40.000 380.000 72.200 307.800 209.000 76.000 57.000 38.000 380.000 64.200 81.600 63.200 209.000 55.000 20.000 2.500 32.500 51.360 65.280 50.560 167.200 1.303.560 1692.880 1.126.760 1.303.560 1692.880 1.126.760 29

14 Piutang Dagang Penjualan Harga jual Job 021 Rp 1.824.984,Job 022 2.370.032,Job 023 1.577.464,--------------------------------------------------Harga Pokok Penjualan Barang Jadi Job 021 Job 022 Job 023 B. PROCESS COSTING SYSTEM

5.772.480 5.772.480

4.123.200 1.303.560 1692.880 1.126.760

Pendekatan ini digunakan untuk proses produksi yang dilakukan secara massa atau tidak didasarkan pada pesanan, yang berlangsung secara kontinyu melalui proses yang seragam. Perusahaan yang menggunakan sistem ini antara lain adalah perusahaan plastik, minuman, pipa, bahan kimia, tekstil, dan perusahaan sejenis lainnya. Berbagai biaya produk diakumulasikan selama satu periode (bulan, triwulan, semester atau tahun), kemudian dialokasikan ke setiap unit produk dengan cara jumlah biaya produksi selama satu periode dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Proses produksi massa ini melibatkan beberapa departemen produksi, dimana setiap departemen melakukan perhitungan biaya produksi serta menggunakan perkiraan Barang Dalam Proses (pada job order costing hanya disediakan satu perkiraan untuk setiap pesanan dan didukung dengan kartu biaya pesanan). Karakteristik Process Costing System antara lain adalah: 1. Biaya dibebankan pada perkiraan Barang Dalam Proses pada suatu departemen. 2. Dibuat Laporan Biaya Produksi masing-masing departemen. Hal ini untuk

mengumpulkan, mengikhtisarkan serta menghitung biaya satuan dan total biaya yang terjadi. 3. Barang Dalam Proses diakhir periode dihitung/dinyatakan dalam unit ekuivalen. Unit ekuivalen adalah kuantum unit sempurna yang sekiranya dapat diproduksi dengan menggunakan biaya-biaya (bahan , upah, dan overhead pabrik) yang benar-benar terjadi (terserap) dalam satu periode. 30

4. Nilai produk yang sudah selesai pada suatu departemen ditransfer ke departemen berikutnya, sedangkan nilai (cost) barang dalam proses tetap tinggal dalam departemen yang bersangkutan. Pemindahan tersebut dimaksudkan untuk menentukan total biaya produk jadi dalam satu periode. Materi yang akan dibahas dalam process costing system meliputi: 1. Laporan Biaya Produksi pada departemen yang bersangkutan. 2. Perhitungan biaya satuan pada masing-masing departemen. 3. Perhitungan biaya yang dipindahkan ke departemen berikutnya atau ke gudang. 4. Pengaruh unit yang hilang selama proses produksi. 5. Pengaruh penambahan material oleh departemen lanjutan.

Berikut ini adalah berbagai jenis arus produksi yang dapat terjadi pada process costing system: 1. Berurutan (sequential flow), yaitu setiap produk diproses dengan urutan langkah yang sama, dari departemen 1 ke departemen 2 dan seterusnya 2. Sejajar (parallel flow), yaitu suatu bagian dari pekerjaan tertentu dikerjakan secara bersama-sama oleh beberapa departemen yang berbeda, dan selanjutnya dipindahkan ke departemen yang sama untuk proses penyelesaian. 3. Selektif (selective flow), yaitu produk bergerak ke departemen-departemen yang berbeda, tergantung pada produk akhir yang akan dihasilkan.

Laporan Biaya Produksi Semua biaya yang dibebankan pada suatu departemen akan diikhtisarkan dalam suatu laporan biaya produksi. Laporan ini dapat menunjukkan biaya yang terakumulasi dan disposisinya selama satu periode. Fungsi laporan ini adalah sebagai sumber informasi untuk membukukan aktivitas biaya ke dalam berbagai perkiraan di buku besar. Berikut ini adalah isi dari Laporan Biaya Produksi: a. Biaya total dan biaya satuan yang diterima dari departemen sebelumnya. b. Biaya bahan, upah langsung dan biaya tidak langsung (total/satuan) yang ditambahkan di departemen yang bersangkutan. 31

c. Akumulasi biaya total dan satuan, sampai dengan departemen yang bersangkutan. d. Nilai yang ditransfer ke departemen berikutnya.

Penyusunan Laporan Biaya Produksi juga dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti adanya unit hilang dalam proses produksi atau adanya tambahan bahan dalam proses produksi berikutnya. Apabila terdapat unit hilang dalam proses produksi maka diperlakukan sebagai berikut: a. Apabila terjadi pada tahap pembuatan (proses), maka dilakukan penyesuaian terhadap biaya per unit pada departemen sebelumnya. b. Apabila terjadi pada tahap lanjutan (supervisi), maka unit yang hilang diperhitungkan ke dalam produksi, dengan catatan: - ekuivalen sebagai 100% barang jadi; - tidak terdapat penyesuaian biaya departemen sebelumnya; - merupakan barang jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya. c. Apabila unit yang hilang bersifat normal, maka biaya yang diserap dibebankan ke unit yang tersisa. d. Apabila unit yang hilang sifatnya tidak normal, maka dihitung berdasarkan biaya per unit dan diperlakukan sebagai kerugian, sehingga dapat dialihkan ke: Harga Pokok Produksi (jika dipakai Overhead Aktual); Factory Overhead Control (jika dipergunakan Applied Overhead); Biaya tahun berjalan.

Berikut ini disajikan beberapa contoh penyusunan laporan produksi dengan berbagai kondisi tersebut di atas.

Contoh : 1 ( Tidak terdapat tambahan biaya bahan pada departemen lanjutan) PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian, dan perampungan. Data berikut ini menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.

32

Departemen Biaya yang diserap: - Bahan langsung - Upah Langsung - Biaya tak langsung

Perakitan

Pengujian

Perampungan

(dalam jutaan rupiah) 24.500 29.140 28.200 -37.310 32.800 -32.400 19.800

Kuantitas Unit baru Transfer dari departemen sebelumnya Transfer ke departemen selanjutnya Unit dalam proses Penyerapan biaya dalam WIP Unit hilang 50.000 -45.000 4.000 Upah/ Overhead 1.000

( dalam unit ) -45.000 40.000 3.000 1/3 Upah/ Overhead 2.000 -40.000 35.000 4.000 1/4 Upah/ Overhead 1.000

=============================================================== Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi PT Toyota Astra untuk setiap departemen dengan asumsi: a. Terjadi unit hilang pada tahap pembuatan. b. Terjadi unit hilang di Departemen Pengujian pada tahap supervisi.

33

Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )


PT Toyota Astra Departemen Perakitan Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit baru dalam proses Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen sebelumnya Tambahan Biaya : Bahan Upah langsung Overhead pabrik Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (45.000 x 1,70 jt) Barang Dalam Proses akhir Mei 2006 Bahan : 4.000 x 0,5 jt,Upah : 4.000 x x 0,62 jt,Ovh. Pabrik : 4.000 x x 0,60 jt,Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Bahan = 45.000 + 4.000 = 49.000 Upah dan FOH = 45.000 + 4.000/2 = 47.000 Biaya per unit bahan = 24.500jt / 49.000 = 0,50 jt/unit Upah = 29.140 jt / 47.000 = 0,62 jt / unit FOH = 28.200 jt / 47.000 = 0,60 jt / unit 50.000 -45.000 4.000 1.000 Biaya Total -24.500 29.140 28.200 81.840

50.000 Biaya Per unit -0,50 0,62 0,60 1,72

77.400 2.000 1.240 1.200

4.440 81.840

34

Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )


PT Toyota Astra Departemen Pengujian Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit yang diterima dari departemen sebelumnya ( Perakitan ) Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen Perakitan - 45.000 unit Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang 77.400 jt / (45.000 2.000) unit Tambahan Biaya : Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya ( 40.000 x 3,51 jt ) Barang Dalam Proses akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Perakitan-penyesuaian ( 3.000 x1,80) Upah : 3.000 x 1/3 x 0,91 Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,80 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH = 40.000 + 3.000/3 = 41.000 unit Biaya per unit Upah = 37.310 / 41.000 = 0,91 / unit FOH = 32.800 / 41.000 = 0,80 / unit 45.000 40.000 3.000 2.000 Biaya Total 77.400

45.000 Biaya Per unit 1,72 1,80 0,91 0,80 1,71 3,51

37.310 32.800 70.110 147.510

140.400 5.400 910 800

7.110 147.510

35

Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )


PT Toyota Astra Departemen Perampungan Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas: (dalam unit) Unit yang diterima dari department Pengujian Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang 140.400 jt / (40.000 1.000) unit Tambahan Biaya : Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 35.000 x 5,05 jt) Barang Dalam Proses akhir Dari Departemen Pengujian - penyesuaian : 4.000 x 3,60 jt Upah : 4.000 x x 0,90 Ovh. Pabrik : 4.000 x x 0,55 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH = 35.000 + 4.000/4 = 36.000 unit Biaya per unit Upah = 32.400 jt / 36.000 = 0,90 jt/unit FOH = 19.800 jt / 36.000 = 0,55 jt/unit 40.000 35.000 4.000 1.000 Biaya Total 140.400

40.000 Biaya Per unit 3,51 3,60 0,90 0,55 1,45 5,05

32.400 19.800 52.200 192.600

176.750 14.400 9.00 550

15.850 192.600

36

Contoh 1b. ( Unit hilang dalam proses supervisi di Departemen Pengujian )


PT Toyota Astra Departemen Pengujian Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas (dalam unit ): Unit yang diterima dari departemen sebelumnya ( Perakitan ) Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen Perakitan - 45.000 unit Tambahan Biaya : Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 45.000 40.000 3.000 2.000 Biaya Total 77.400 37.310 32.800 70.110 147.510

45.000 Biaya Per unit 1,72 0,87 0,76 1,63 3,35

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke Departemen perampungan ( 40.000) 3,518 jt 140.720 Barang Dalam Proses akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Perakitan-penyesuaian ( 3.000 x 5.160 1,72) Upah : 3.000 x 1/3 x 0,87 870 Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,76 760 6.790 147.510 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: dianggap barang jadi Upah dan FOH = 40.000 + 3.000/3 + 2.000 unit hilang = 43.000 unit Biaya per unit Upah = 37.310 / 43.000 = 0,87 jt / unit FOH = 32.800 / 43.000 = 0,76 jt / unit Biaya kehilangan per unit adalah 3,35 jt x 2.000 = 6.700 jt 6.700jt / 40.000 unit = 0,168 jt / unit Harga transter ke departemen Perampungan menjadi = (3,35 + 0,168) jt per unit atau 3,518 jt

Contoh 2: Terdapat tambahan/penyerapan biaya bahan langsung pada Departemen Perampungan sebesar Rp 17.020.000.000,-. PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan roda dua melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian, dan perampungan. Data berikut ini menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.

37

Departemen Biaya yang diserap: - Bahan langsung - Upah Langsung - Biaya tak langsung Kuantitas Unit baru Transfer dari departemen sebelumnya Transfer ke departemen selanjutnya Unit dalam proses Penyerapan biaya dalam WIP

Perakitan

Pengujian

Perampungan

(dalam jutaan rupiah) 24.500 -17.020 29.140 37.310 32.400 28.200 32.800 19.800 ( dalam unit ) -45.000 40.000 3.000 Upah/ Overhead

-40.000 35.000 4.000 Upah/ Overhead Bahan Unit hilang 1.000 2.000 1.000 =============================================================== Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi untuk Deptartemen Perampungan!

50.000 -45.000 4.000 Upah/ Overhead

38

Contoh 2. ( Pada Departemen Perampungan terdapat tambahan biaya bahan )


PT Toyota Astra Departemen Perampungan Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas: (dalam unit) Unit yang diterima dari department Pengujian Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi Unit masih Dalam Proses ( bahan, upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) Penyesuaian dari departemen PePengujian atas unit hilang 140.400 jt / (40.000 1.000) unit Tambahan Biaya : Bahan Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 35.000 x 5,51 jt) Barang Dalam Proses akhir Dari Departemen Pengujian penyesuaian : 4.000 x 3,60 jt Bahan : 4.000 x x 0,46 Upah : 4.000 x x 0,90 Ovh. Pabrik : 4.000 x x 0,55 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Prod. kuivalen: Bahan = 35.000 + 4.000/2 = 37.000 unit Upah dan FOH = 35.000 + 4.000/4 = 36.000 unit Biaya per unit Bahan = 17.020 jt / 37.000 = 0,46 jt/unit Upah = 32.400 jt / 36.000 = 0,90 jt/unit FOH = 19.800 jt / 36.000 = 0,55 jt/unit 40.000 35.000 4.000 1.000 Biaya Total 140.400

40.000 Biaya Per unit 3,51 3,60 0,46 0,90 0,55 1,91 5,51 192.850

17.020 32.400 19.800 69.220 209.620

14.400 920 9.00 550

16.770 209.620

Contoh 3: Terdapat tambahan/penyerapan biaya bahan langsung

pada departemen

Perampungan sebesar Rp17.020.000.000,- dan unit baru sejumlah 8.000 unit. PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan roda dua melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian, dan perampungan. Data berikut ini menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.

39

Departemen Biaya yang diserap: - Bahan Langsung - Upah Langsung - Biaya tak langsung Kuantitas Unit baru Transfer dari departemen sebelumnya Transfer ke departemen selanjutnya Unit dalam proses Penyerapan biaya dalam WIP

Perakitan

Pengujian

Perampungan

8.000 40.000 44.000 4.000 Bahan Upah/ Overhead Unit hilang 1.000 2.000 0 =============================================================== Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Perampungan.

(dalam jutaan rupiah) 24.500 -29.140 37.310 28.200 32.800 ( dalam unit ) 50.000 --45.000 45.000 40.000 4.000 3.000 Upah/ Upah/ Overhead Overhead

17.020 32.400 19.800

Solusi Contoh 3:
PT Toyota Astra Departemen Perampungan Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas: (dalam unit) Unit yang diterima dari department Pengujian Unit tambahan yang dimasukkan Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi Unit masih Dalam Proses ( bahan, upah /FOH) Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) Penyesuaian dari departemen Pengujian : 140.400 jt / (40.000 + 8.000 unit tambahan) Tambahan Biaya : Bahan Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 44.000 x 4,455 jt) Barang Dalam Proses akhir Dari Departemen Pengujian - penyesuaian : 4.000 x 2,925 jt

40.000 8.000 44.000 4.000 Biaya Total 140.400

48.000 44.000 Biaya Per unit 3,510 2,925

17.020 32.400 19.800 69.220 209.620

0,720 0,440 1,530 4,455

196.020 11.700

40

Bahan : 4.000 x x 0,370 jt Upah : 4.000 x x 0,720 jt Ovh. Pabrik : 4.000 x x 0,440 jt Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Prod. Ekuivalen: Bahan = 44.000 + 4.000/2 = 46.000 unit Upah dan FOH = 44.000 + 4.000/4 = 45.000 unit Biaya per unit: Bahan = 17.020 jt / 46.000 = 0,370 jt/unit Upah = 32.400 jt / 45.000 = 0,720 jt/unit FOH = 19.800 jt / 45.000 = 0,440 jt/unit Unit tambahan menjadi bagian penyesuaian

740 720 440

13.600 209.620

3.2 Latihan 3

Job Order Costing Soal 1 PT. Wujud Nawang Wulan menerima pesanan sejumlah pakaian wanita yang dicatat ke dalam pesanan nomor 99. Selama mengerjakan pesanan tersebut, bagian pencatatan menyajikan data sebagai berikut: Bahan Langsung 14/9 dikeluarkan 20/9 dikeluarkan 22/9 dikeluarkan 600.000,331.000,200.000,Upah langsung 20/9 diperhitungkan 90 jam 26/9 diperhitungkan 70 jam 6.200,-/ jam 7.300,-/ jam

Sajikan kartu Biaya Produk Pesanan tersebut, dengan catatan: Overhead pabrik yang diterapkan dalam pembebanan adalah Rp 5.000,- per jam kerja langsung; Biaya operasional yang dialokasikan untuk pesanan ini sebesar Rp 75.000,-; Mark up diperhitungkan sebesar 40%.

Soal 2 PT. Wahana Toys menerima pesanan boneka dalam tiga model yang dicatat ke dalam pesanan nomor 45, 46, dan 47. Selama mengerjakan pesanan tersebut, bagian pencatatan menyajikan data sebagai berikut (dalam ribuan rupiah): Pesanan Biaya yang dibebankan dari periode sebelumnya No. 45 3.600 No. 46 18.000 No. 47 -41

Biaya selama bulan Juli 2006: Bahan langsung Upah langsung Overhead pabrik (60% dari Upah Langsung) Sajikan ayat jurnal untuk mencatat transaksi berikut: (1). Bahan langsung yang dikeluarkan dari gudang untuk digunakan. (2). Biaya gaji /upah yang didistribusikan ke Barang Dalam Proses tersebut. (3). Pembebanan Overhead pabrik ke produk. (4). Pesanan no. 45 dan 46 diselesaikan dan ditransfer ke gudang barang jadi 44.000 40.000 24.000 34.000 48.000 28.800 32.000 42.000 25.200

Soal 3 Kartu biaya pesanan berikut ini dipersiapkan untuk tiga pekerjaan yang dilaksanakan di bulan Pebruari 2006 (dalam ribuan rupiah): Pesanan Bahan Upah langsung Overhead pabrik-dibebankan Marjin Laba kotor No. 15 60.000 120.000 60.000 60.000 No. 16 30.000 70.000 35.000 No. 17 40.000 80.000 40.000

Pada awal Pebruari pesanan no. 15 selesai dan menyerap 40% biaya bahan, upah maupun overhead pabrik, dan kemudian dijual secara kredit. Pesanan no. 16 dimulai diproduksi dan selesai dalam bulan Pebruari tetapi belum dijual, sedangkan itu pekerjaan No. 17 dimulai dan belum diselesaikan. Biaya operasional yang dialokasikan ke pesanan no. 15 sebesar Rp750.000,- Sajikan ayat jurnal bulan tersebut. untuk mencatat Barang Dalam Proses dan Barang Jadi, serta siapkan Kartu Biaya untuk masing-masing pesanan.

Soal 4 Pembukuan PT. Buana Textil per 1 Mei 2006 menunjukkan data sebagai berikut: Persediaan barang jadi Persd. Barang Dalam Proses Rp. 10.000.000,16.400.000,-

42

Persediaan bahan baku Perkiraan Dalam Proses memerinci adanya: Pesanan No. 300 Pesanan No. 301

8.000.000,-

Rp 10.000.000,6.400.000,Rp 16.400.000,-

Selama bulan Mei 2006 kegiatan perusahaan adalah sebagai berikut: a. b. Pembelian bahan sejumlah Rp 6.000.000,- dengan syarat n/30. Pemakaian bahan untuk Pesanan No. 300: Rp 2.500.000,301: c. d. e. 1.400.000,-

Pesanan No. 302 dimulai dengan permintaan bahan sejumlah Rp 1.800.000,-. Bahan penolong dipakai sebesar Rp 1.700.000,-. Dikembalikan ke gudang dari pekerjaan (pesanan) No. 300, berupa bahan langsung Rp 400.000,- dan bahan penolong Rp 100.000,-.

f. g. h. i.

Bahan yang dikembalikan ke pemasok sebesar Rp 600.000,-. Beban Gaji bulan Mei sebesar Rp 10.000.000,- dikurangi PPh. 21 sebesar 5%. Gaji dibayarkan ke karyawan. Gaji tersebut dialokasikan untuk: Upah Langsung Upah tidak langsung Gaji bagian Penjualan Gaji bagian Administrasi Upah langsung dialokasikan, untuk pesanan No. 300: 50% 301: 30% 302: 20% 60 % 20 % 12 % 8%

j. k.

Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar Rp 1.504.000,- dibayar pada bulan ini. Biaya Overhead pabrik yang dibebankan ke produksi adalah 100% dari upah langsung bulan Mei.

l.

Pesanan No. 300 diselesaikan dan dikirim langsung ke pemesan dengan harga kontrak sebesar Rp 22.500.000,-.

m. Barang dengan harga pokok sebesar Rp 8.000.000,- dijual secara kredit dengan harga Rp 10.000.000,-. 43

n. o. p.

Penagihan atas piutang usaha sebesar Rp 26.000.000,-. Selisih penerapan overhead dipindahkan ke perkiraan harga pokok penjualan. Biaya operasional yang dibebankan ke pesanan no. 300 sebesar Rp 450.000,-

Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas. - Kartu Biaya Pesanan untuk pesanan No. 300.

Soal 5 PT. Sun Tyos per 1 Maret 2006 menyajikan data persediaan sebagai berikut: Persediaan barang jadi Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan bahan baku Rp. 15.000.000,19.070.000,14.000.000,-

Perkiraan Barang Dalam Proses memerinci adanya (dalam rupiah): Pesanan Bahan Upah langsung Overhead pabrik-dibebankan No. 05 2.800.000 2.100.000 1.680.000 6.580.000 No. 06 3.400.000 2.700.000 2.160.000 8.260.000 No. 07 1.800.000 1.350.000 1.080.000 4.230.000

Berkenaan dengan kegiatan bulan Maret 2006, tersedia informasi berikut ini: a. b. Pembelian bahan sejumlah Rp 22.000.000,- dengan syarat n/30. Pemakaian bahan untuk produksi sejumlah Rp 21.000.000,-, dari jumlah ini untuk bahan tidak langsung sejumlah Rp 2.400.000,- Sisanya dialokasikan ke: Pesanan No. 05 Rp 5.300.000,06 07 c. 7.400.000,5.900.000,-

Bahan dikembalikan ke gudang sejumlah Rp 600.000,- Dari jumlah tersebut terdapat bahan tidak langsung sebesar Rp 200.000,-, sisanya dari pekerjaan (pesanan) No. 06.

d. e.

Bahan yang dikembalikan ke pemasok sebesar Rp 600.000,-. Pembayaran Gaji bulan Maret setelah dikurangi PPh. 21 sebesar 5%, sebesar Rp 38.000.000,-. 44

f.

Gaji tersebut dialokasikan untuk : Upah Langsung Upah tidak langsung Gaji bagian Penjualan Gaji bagian Administrasi

55 % 20 % 15 % 10 %

Upah langsung dialokasikan, untuk pesanan No. 05: 6.420.000,No. 06: 8.160.000,No. 07: 7.420.000,g. Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar Rp 5.500.000,- didalamnya termasuk penyusutan bangunan dan peralatan pabrik sebesar Rp 2.000.000,- dan asuransi pabrik sejumlah Rp 250.000,- yang jatuh tempo, dan sisanya belum dibayar sebesar Rp 3.250.000,-. h. Biaya Overhead pabrik yang dibebankan ke produksi adalah 80% dari upah langsung, yang harus dibebankan ke tiga pesanan. i. j. Pesanan No. 05 dan 06 diselesaikan dan ditransfer ke gudang barang jadi. Pesanan No. 05 dan 06 dikirim ke pemesan, dengan marjin laba sebesar 40% dari harga pokok. k. l. Penagihan piutang usaha selama bulan Maret sebesar Rp 69.450.000,Biaya operasional yang dibebankan ke pesanan no. 05 dan 06 masing-masing sebesar Rp 450.000,Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas, dan posting ke buku besar. - Kartu Biaya Pesanan. - Daftar persediaan akhir Maret.

Soal 6 Pembukuan PT. Beach Eq memperlihatkan saldo perkiraan per 1 Maret 2006 sebagai berikut: Persediaan barang jadi Persd. Barang Dalam Proses Persediaan bahan baku Selisih Overhead pabrik (Cr.) Rp. 78.830.000,292.621.000,65.000.000,12.300.000,45

Perkiraan Barang Dalam Proses memerinci adanya (dalam ribuan rupiah): Job No. Produk Bahan 15.230 40.450 60.875 116.555 Upah langsung 21.430 55.240 43.860 120.530 Overhead pabrik 13.800 22.370 19.366 55.536 Total 50.460 118.060 124.101 292.621

204 80.000 ban pelampung 205 5.000 sekoci 206 10.000 rompi pelampung

Selama bulan Maret 2006, tersedia informasi berikut ini: a. b. Pembelian ( kredit) bahan sejumlah Rp 42.300.000,-. Pembelian bahan khusus sejumlah Rp 5.800.000,- untuk pekerjaan baru (Pesanan No. 207), yaitu 4.000 baju pelampung. c. Data Gaji / Upah bulan Maret disajikan berikut ini: Pesanan 204 205 206 207 Jumlah 26.844.000,22.750.000,28.920.000,20.370.000,Jam Kerja 3.355,5 3.250 3.615 2.910

Upah tak langsung sebesar Rp 9.480.000,- dan pengawas pabrik Rp 3.000.000,Potongan atas gaji, untuk PPh. 21 sebesar 5%. d. Pemakaian bahan untuk produksi: Pesanan No. 204 205 206 207 Rp 9.480.000,11.320.000,10.490.000,16.640.000,- ( tidak termasuk bahan khusus yang juga telah dikeluarkan dari gudang)

46

e.

Overhead pabrik lainnya yang terjadi atau terutang (dicatat dalam perkiraan Kredit Rupa-rupa) adalah: Asuransi pabrik Pajak Bumi & Bangunan Penyusutan Mesin Penyusutan Pabrik Penerangan 830.000,845.000,780.000,840.000,560.000,Beban batu bara Sumber tenaga 1.810.000,3.390.000,-

Reparasi& Pemeliharaan 2.240.000,Perbekalan tak langsung 1.910.000,-

f.

Biaya Overhead pabrik diterapkan ke produk dengan tarif Rp 2.300,- per jam kerja langsung. Diselenggarakan perkiraan Overhead Pabrik yang diterapkan serta Pengendali Overhead pabrik.

g.

Pesanan No. 204 selesai dan dikirimkan dengan harga kontrak Rp 117.500.000,-

Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas, dan posting ke buku besar. - Kartu Biaya Pesanan - Selisih Overhead pabrik (aktual dengan pembebanan )

Soal 7 PT. Bunga Tulip mempersiapkan Kartu biaya pesanan berikut ini untuk tiga pekerjaan yang dilaksanakan di bulan Mei 2006. Data biaya ketiga pesanan adalah sebagai berikut: (dalam rupiah) Pesanan Bahan Upah langsung Overhead pabrik-dibebankan No. 05 16.000.000 12.000.000 9.000.000 No. 06 13.000.000 10.000.000 7.500000 No. 07 12.000.000 8.000.000 6.000.000

Pesanan no. 05 : Pada awal Mei, pesanan belum selesai namun sudah menyerap 30% biaya bahan, 25% biaya upah dan overhead pabrik. Pesanan ini kemudian diselesaikan dan dijual dengan mark up 30% dari harga pokok. Pesanan no. 06 :

47

Awal Mei, pesanan belum selesai, namun sudah menyerap 40% biaya bahan, 30% biaya upah dan overhead pabrik. Pesanan ini diselesaikan dan dijual dengan mark up 30% dari harga pokok.

Pesanan No. 07: Awal Mei, pesanan belum selesai, namun sudah menyerap 25% biaya bahan, 25% biaya upah dan overhead pabrik. Pesanan ini diselesaikan dan dijual dengan mark up 30% dari harga pokok.

Biaya Operasional yang dialokasikan ke masing-masing pesanan sebesar Rp 600.000,-. Sajikan ayat jurnal bulan tersebut untuk mencatat Barang Dalam Proses dan Barang Jadi, serta tunjukkan Kartu Biaya untuk masing-masing pesanan.

Soal 8 PT. Bunga Melati menerima tiga pesanan barang yang berbeda dari PT. Menara Gading, yang harus diserahkan pada tanggal 25 April 2007. Sejak minggu terakhir bulan Pebruari 2007 telah dilakukan pengerjaan atas ketiga pesanan tersebut. Berikut ini adalah data biaya produk pesanan pada PT. Bunga Melati, pada tanggal 31 Maret 2007: (dalam rupiah) Pesanan PT. Menara Gading Barang dalam Proses, awal Maret Biaya bulan Maret 2007: Bahan Upah Langsung Overhead Pabrik Total Biaya Produksi 4.000.000 3.000.000 2.250.000 11.750.000 3.000.000 2.500.000 2.000.000 9.500.000 2.500.000 2.000.000 1.600.000 7.600.000 No. 025 2.500.000 No. 026 2.000.000 No. 027 1.500.000

Catatan tentang Bahan selama bulan April 2007 adalah sebagai berikut: Unit/Kg Saldo 1 April 2007 100 Harga/unit 30.000,-

48

4 April Pembelian 8 April Pembelian 20 April Pembelian Saldo akhir April 2007

100 600 400 600

31.000,32.000,33.000,-

Sajikanlah ketiga Kartu Biaya Pesanan di atas, dengan catatan: Pemakaian bahan adalah untuk job No. 025 (20%), No. 026 (30%) dan No. 027 (50%). Perusahaan menggunakan metode FIFO dan sistem periodik dalam arus persediaan. Pembayaran Gaji bulan tersebut setelah dikurang PPh 21 5%, sebesar Rp 9.500.000,-. Alokasi biaya gaji/upah adalah untuk Upah Langsung 60%, Upah tidak langsung 25%, Biaya Administrasi 10%, dan Biaya Pemasaran 15%. Upah langsung dialokasikan ke pesanan sebagai berikut: Pesanan No. 025 Rp 2.500.000 No. 026 Rp 2.000.000,- dan No. 027 Rp1.500.000,-. Tarif upah per jam kerja langsung adalah Rp 12.500,-. Biaya Overhead pabrik dibebankan sesuai dengan jam kerja langsung, dengan tarif per jam Rp. 10.000,Ketiga pesanan tersebut diselesaikan dan diserahkan kepada pemesan, dengan mark-up 30% dan kepada masing-masing pesanan dibebani biaya operasional sebesar Rp 500.000,-.

Soal 9 Perusahaan menerima pesanan suatu produk yang dikerjakan selama dua minggu dengan data biaya sebagai berikut: Minggu I Bahan baku yang dipakai Jam kerja Departemen I Tarif Upah Departemen I Jam kerja Departemen II Jam kerja mesin Departemen II Tarif Upah Departemen II Overhead pabrik yang diterapkan: 49 2.500.000,200 3.000,-/ jam 100 90 3.200,-/ jam Minggu II 1.500.000,150 3.000,-/ jam 70 80 3.200,-/ jam

Jam kerja Departemen I Jam mesin Departemen II

2.500,-/ jam 4.000,-/ jam

2.500,-/ jam 4.000,-/ jam

Pesanan dengan No. 333 tersebut dijual dengan mark up 30% dari harga pokok produksi dan biaya operasional diperhitungkan 5% dari harga pokok produksi. Sajikanlah Kartu Biaya Pesanan untuk produk di atas!

Process Costing System


Soal 1 (unit yang hilang) PT. Tiga Berlian melakukan proses produksi baru pada bulan Oktober 2006, yang diawali dengan produksi 10.000 unit di Departemen A. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.000 unit telah hilang selama pemrosesan dan merupakan suatu jumlah yang normal. Sebanyak 7.000 unit ditransfer ke Departemen B. Sisa sebanyak 2.000 unit masih dalam persediaan Barang Dalam Proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian 100% untuk bahan dan 50% untuk biaya konversi. Biaya Bahan sejumlah Rp 27.000.000,- dan Biaya Konversi sejumlah Rp 40.000.000,- dibebankan ke Departemen A selama bulan Oktober. Sajikan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen A !

Soal 2 ( tidak ada unit yang hilang) Biaya Departemen 2 pada sebuah perusahaan selama bulan Juni 2006 adalah: Transfer biaya dari departemen 1: Biaya yang ditambahkan di departemen 2: Bahan baku Upah Langsung Overhead Pabrik 43.415.000,56.100.000,58.575.000,Rp. 16.320.000,-

Data produksi menunjukkan 12.000 unit telah diterima selama bulan itu dari Departemen 1. Sebanyak 7.000 unit telah ditransfer ke barang jadi dan 5.000 unit berada dalam proses pada akhir bulan Juni dengan tingkat penyelesaian 50% untuk biaya bahan dan 25% untuk biaya konversi. Siapkan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen 2! 50

Soal 3 (kerusakan normal) Sebuah perusahaan menggunakan kalkulasi biaya proses pada waktu produksi. Semua bahan ditambahkan pada awal proses dan produk diperiksa ketika berada pada tahap konversi 80%, dimana kerusakan yang terjadi hanya diidentifikasi pada titik tersebut. Kerusakan normal diperkirakan sebesar 5% dari produk yang baik. Selama bulan Maret 2006, sebanyak 10.500 unit telah dimasukkan ke dalam proses. Biaya untuk periode tersebut adalah Rp 52.500.000,untuk bahan, Upah Langsung sebesar Rp 39.770.000,- dan Overhead Pabrik sebesar Rp 31.525.000,-. Unit dalam proses pada akhir bulan sejumlah 3.000 unit, dengan tingkat penyelesaian 90% untuk biaya konversi. Sebanyak 7.000 unit ditransfer ke gudang barang jadi. Siapkan Laporan Biaya Produksi untuk bulan Maret 2006!

Soal 4 (unit yang hilang - normal) Pada bulan Desember 2006, Departemen Pengendali Produksi PT. Bintang Timur melaporkan data produksi alkohol untuk Departemen 2 sebagai berikut: Ditransfer dari Departemen 1 Ditransfer ke Departemen 3 Dalam proses akhir Desember (1/3 biaya konversi) 55.000 liter 39.500 liter 10.500 liter

Semua bahan dimasukkan ke dalam proses di Departemen 1. Departemen Biaya mengumpulkan angka-angka di bawah ini dari Departemen 2: Biaya per liter dari Departemen 1 Biaya Upah Langsung Deptartemen 2 Overhead Pabrik yang dibebankan (diterapkan) Rp 1.800,-

27.520.000,15.480.000,-

Siapkan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen 2 pada bulan Desember 2006!

Soal 5 (unit yang hilang bersifat normal) PT.Rajawali memproduksi sebuah barang melalui tiga departemen. Bulan Mei 2006 sebanyak 110.000 unit telah selesai di Departemen 1 dengan biaya Rp 176.000.000,- dan kemudian ditransfer ke Dertemen 2. Dari jumlah ini, Depertemen 2 telah menyelesaikan dan mentransfer sebanyak 85.000 unit ke departemen berikutnya. Persediaan dalam proses akhir Mei sebanyak 22.000 unit dengan tingkat penyelesaian 50% untuk biaya konversi. Biaya 51

Upah Langsung dan Overhead Pabrik selama bulan Mei 2006 di Departemen 2 adalah Rp26.245.000,- dan Rp12.670.000,-. Kerusakan di departemen ini dianggap normal dan terjadi selama pemrosesan. Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen 2 dan hitung penyesuaiannya untuk unit yang hilang.

Soal 6 (unit yang hilang bersifat abnormal) Selama bulan Pebruari 2006, Departemen Perakitan menerima 60.000 unit dari Departemen Pemotongan dengan biaya Rp 3.540,- per unit. Biaya yang ditambahkan di Departemen Perakitan antara lain: Bahan sebesar Rp 41.650.000, Upah Langsung sebesar

Rp101.700.000,- dan Overhead pabrik Rp 56.500.000,-. Tidak ada persediaan awal. Dari 60.000 unit yang diterima, 50.000 unit ditransfer ke departemen berikutnya, 9.000 unit dalam proses dengan tingkat penyelesaian 2/3 biaya konversi. Unit yang hilang dengan tingkat penyelesaian 50% untuk bahan dan biaya konversi. Seluruh unit yang hilang dianggap tidak normal dan dibebankan ke Overhead pabrik. Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Perakitan!

Soal 7 (penambahan bahan) PT. Mandom memproduksi cologne melalui proses di tiga departemen. Di Departemen ketiga (Finishing), ditambahkan bahan-bahan yang menghasilkan penggandaan jumlah produk. Data berikut berkaitan dengan kegiatan departemen tersebut di bulan Maret 2006: Unit (kg) yang diterima dari departemen kedua (Mixing) Unit (kg) yang ditransfer ke gudang barang jadi Unit dalam proses ( 100% bahan, 50% Upah dan Overhead pabrik) Biaya yang dibebankan dari Departemen Mixing Biaya yang ditambahkan di Departemen Finishing: Bahan baku Upah Langsung Overhead Pabrik Tidak ada persediaan awal dalam proses Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Finishing untuk bulan Maret! 52 8.800.000,9.000.000,7.200.000,25.000.000,20.000 32.000 8.000 30.000.000,-

Soal 8 (penambahan bahan) PT. Sari Ayu MT memproduksi hand cream melalui proses di tiga departemen. Bahan ditambahkan pada awal proses di Departemen kedua (Mixing). Data berikut berkaitan dengan kegiatan departemen tersebut di bulan Mei 2006: Unit (kg) yang diterima dari departemen pertama Unit yang ditambahkan di Departemen kedua (Mixing) Unit yang ditransfer ke Departemen Finishing Unit dalam proses (50% Upah dan Overhead pabrik) Biaya yang dibebankan dari departemen pertama Biaya bahan yang ditambahkan di departemen kedua Biaya konversi yang ditambahkan di departemen kedua 20.000 10.000 24.000 6.000 60.000.000,30.000.000,54.000.000

Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Mixing untuk bulan Mei 2006!

Soal 9 ( unit yang hilang) PT. Dankos Laboratories memproduksi sejenis anti biotik melalui proses di tiga departemen. Data kuantitas dan biaya berikut berkaitan dengan kegiatan di bulan Juli 2006 Departemen Peracikan Data Produksi: (dalam kg.) Unit baru dalam proses Ditransfer ke departemen berikutnya Ditransfer ke gudang barang jadi Unit dalam proses (1/3 biaya konversi) (2/3 biaya konversi) Biaya yang dibebankan di departemen Bahan Upah Langsung Overhead Pabrik Total 20.670.000,11.160.000 5.580.000 37.410.000 7.980.000 5.016.000 2.280.000 15.276.000 14.400.000 11.20.000 5.040.000 30.960.000 53 2.400 1.800 900 8.000 5.400 5.400 3.200 3.200 2.100 Pengujian Perampungan

Kehilangan unit dianggap normal dan diterapkan untuk semua produksi. Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk tiap Departemen!

Soal 10 (kerusakan di akhir proses) Kalkulasi biaya proses dilakukan di departemen I PT. Intan Nusantara. Bahan ditambahkan pada awal proses sedangkan pemeriksaan (supervisi) dilakukan di akhir proses. Kerusakan diharapkan berkisar 5% dari unit yang baik.. Kerusakan normal dibebankan ke perkiraan beban periode berjalan. Catatan Departemen I untuk bulan Juli 2006 memperlihatkan: Unit baru dalam proses Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya Unit dalam proses ( 100% bahan, 25% Upah dan Overhead pabrik) Biaya bahan Biaya konversi 10.000 8.000 1.200 50.000.000,45.500.000,-

Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen I dalam bulan Juli 2006!

Soal 11 ( unit yang hilang bersifat normal) PT. Cemara Tujuh menggunakan kalkulasi biaya proses pada dua depertemen produksinya. Informasi berikut berkaitan dengan kegiatan Departemen II di bulan Mei 2006: Kerusakan normal sebanyak 5% dari produk yang baik. Pemeriksaan dan identifikasi kerusakan dilakukan pada tahap penyelesaian 90% dan bahan ditambahkan sesudah pemeriksaan. Departemen II telah menerima 14.000 unit dari departemen sebelumnya dengan biaya Rp 140.000.000,-. Biaya-biaya di Departemen II meliputi 12.000.000,- untuk bahan dan Rp 89.250.000,untuk biaya konversi. Sejumlah 8.000 unit telah diselesaikan dan ditransfer ke barang jadi dan pada akhir bulan terdapat brang dalam proses 5.000 unit dengan tingkat penyelesaian 60% untuk biaya konversi. Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen II!

54

Soal 12 ( unit yang hilang bersifat normal) PT. Berlian Utama menggunakan kalkulasi biaya proses pada dua depertemen produksinya. Pada Departemen II, pemeriksaan dilakukan pada tahap penyelesaian 96%, sesudah itu bahan ditambahkan pada unit-unit yang baik. Tingkat kerusakan sebesar 3% dari produk yang baik masih dianggap normal. Catatan di Departemen II bulan April 2006 menunjukkan: Diterima dari Departemen I Biaya yang dibebankan Bahan Biaya konversi Ditransfer ke Barang jadi Barang dalam proses akhir bulan ( selesai 50%) 30.000 unit 135.000.000,12.500.000,139.340.000,25.000 unit 4.200 unit

Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen II!

3.3 Rangkuman Pembebanan biaya ke dalam produk dikenal sebagai akumulasi biaya produk, yang merupakan sistem perhitungan harga pokok produksi. Terdapat dua metode yang digunakan dalam akumulasi biaya produksi, yaitu job order costing dan process costing. Pada job order costing, biaya produk dialokasikan ke unit-unit produk pesanan, dan dicatat melalui kartu biaya produksi pesanan. Sedangkan pada process costing, biaya produk selama satu periode, dialokasikan ke dalam setiap unit produk dengan cara dibagi kuantum produk yang dihasilkan selama periode tersebut. Perhitungan biaya produksi tersebut diikhtisarkan dalam Laporan Biaya Produksi.

55

4. KEGIATAN BELAJAR (KB) 3

KALKULASI BIAYA PROSES METODE BIAYA RATA-RATA DAN METODE FIFO

4.1 Uraian dan Contoh Pendekatan lain dalam akumulasi biaya produksi ke dalam harga pokok produksi massa adalah dengan metode Biaya Rata-rata dan metode First In First Out (FIFO). Dengan metode biaya rata-rata maka nilai Barang Dalam Proses pada awal periode akan dibebankan pada periode berjalan. Selain itu, bersama dengan biaya produksi periode yang bersangkutan, dihitung biaya rata-rata per unit produk. Sedangkan dengan metode FIFO, Barang Dalam Proses pada awal periode dihitung harga per unitnya. Selain itu unit baru dan biaya tambahan baru akan dihitung nilainya. Berikut ini disajikan contoh penghitungan harga pokok produksi massa dengan kedua metode tersebut.

PT. Toyota Astra Motor memproduksi kendaraan melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian dan perampungan. Data berikut menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.

56

Departemen Barang Dalam Proses, awal Mei 2006 Unit Biaya yang diserap: Dari departemen sebelumnya Departemen yang bersangkutan. : Bahan - Upah Langsung - Biaya tak langsung Departemen Biaya bulan Mei 2006 : - Bahan - Upah Langsung - Biaya tak langsung Kuantitas - Barang Dalam Proses, awal Mei - Transfer dari departemen sebelumnya - Transfer ke departemen selanjutnya - Unit selesai yang ditahan Unit dalam proses, akhir Mei 2006 Penyerapan biaya dalam WIP akhir Unit hilang

Perakitan

Pengujian

Perampungan

Upah/FOH 1/3Upah/FOH Upah/FOH 4.000 3.000 4.000 (dalam jutaan rupiah) -5.400 14.400 2.000 --1.240 1.200 Perakitan 19.840 24.180 22.580 4.000 40.000 38.000 1.000 3.000 2/3 Upah/ Overhead 2.000 910 80 Pengujian -34.050 30.018 ( dalam unit ) 3.000 38.000 36.000 -4.000 1/2 Upah/ Overhead 1.000 900 550 Perampungan -33.140 19.430 4.000 36.000 36.000 -3.000 1/3 Upah/ Overhead 1.000

Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi dengan metode biaya rata-rata dan FIFO untuk setiap departemen.

57

Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Perakitan.


PT Toyota Astra Motor Departemen Perakitan Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( Upah/ FOH) Unit baru dalam proses Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya Unit selesai, masih ditahan Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 2/3 upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) WIP, awal : Bahan Upah Overhead Pabrik Tambahan Biaya : Bahan Upah langsung Overhead pabrik Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (38.000 x 1,72 jt) Unit selesai ditahan : 1.000 x 1,72 jt Barang Dalam Proses akhir Mei 2006 Bahan : 3.000 x 0,52 jt,Upah : 3.000 x 2/3 x 0,62 jt,Ovh. Pabrik : 3.000 x 2/3 x 0,58 jt,Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Bahan = 38.000 + 1.000 + 3.000 = 42.000 unit Upah dan FOH =38.00 + 1.000 + (2/3 x 3.000) = 41.000 Biaya per unit Bahan = (2.000 + 19.840) jt/ 42.000 = 0,52 jt / unit Upah = ( 1.240 + 24.180 ) jt / 41.000 = 0,62 jt / unit FOH = (1.200 + 22.580) jt / 41.000 = 0,58 jt /unit

4.000 40.000 38.000 1.000 3.000 2.000 Biaya Total 2.000 1.240 1.200 19.840 24.180 22.580 71.040

44.000

44.000 Biaya Per unit

0,52 0,62 0,58 1,72

65.360 1.720 1.560 1.240 1.160

5.680 71.040

58

Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Pengujian.


PT Toyota Astra Motor Departemen Pengujian Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( 1/3 Upah/ FOH) Unit yang diterima dari dept Perakitan Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/2 upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya dari departemen Perakitan Barang Dalam proses ( 3.000 unit ) Transfer bulan ini ( 38.000 unit) Jumlah 41.000 unit Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang 70.760 / ( 41.000 1.000 unit hilang) Biaya tambahan departemen ini WIP, awal : Upah Overhead Pabrik Tambahan Biaya : Upah Langsung Overhead Pabrik Jumlah biaya tambahan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (36.000 x 3,5 jt) Barang Dalam Proses akhir Mei 2006 Biaya departemen Perakitan disesuaikan ( 4.000 x 1,769 jt,-) Upah : 4.000 x x 0,920jt,Ovh. Pabrik : 4.000 x x 0,811 jt,Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH =36.000 + 4.000/2 = 38.000 unit Biaya per unit Dari departemen Perakitan = 70.760 / 40.000 = 1,726 jt / unit Upah = (910 + 34.050) jt / 38.000 = 0,920 jt / unit FOH = (800 + 30.018) jt / 38.000 = 0,811 jt /unit

3.000 38.000 36.000 4.000 1.000 Biaya Total

41.000

41.000 Biaya Per unit 1,800 1,720

5.400 65.360 70.760

1,769 910 800 34.050 30.018 65.778 136.538

0,920 0,811 1,731 3,500

126.000 7.076 1.840 1.622

10.538 136.538

59

Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Perampungan


PT Toyota Astra MOtor Departemen Perampungan Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( Upah/ FOH) 4.000 Unit yang diterima dari dept Pengujian 36.000 Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 36.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 upah /FOH) 3.000 Unit hilang Dalam Proses 1.000 Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya dari departemen Pengujian Barang Dalam proses ( 4.000 unit ) Transfer bulan ini ( 36.000 unit) Jumlah 40.000 unit Penyesuaian dari departemen Pengujian atas unit hilang 140.400 / ( 40.000 1.000 unit hilang) Biaya tambahan departemen ini WIP, awal : Upah Overhead Pabrik Tambahan Biaya : Upah Langsung Overhead Pabrik Jumlah biaya tambahan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (36.000 x 5,06jt) Barang Dalam Proses akhir Mei 2006 Biaya departemen Pengujian disesuaikan ( 3.000 x 3,60 jt) Upah : 3.000 x 1/3 x 0,92 jt,Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,54 jt,Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH =36.000 + 3.000/3 = 37.000 unit Biaya per unit Dari departemen Pengujian = 140.400 / 40.000 = 3,51 jt / unit Upah = (900 + 33.140) jt / 37.000 = 0,92 jt / unit FOH = (550 + 19.430) jt / 37.000 = 0,54jt /unit Biaya Total

40.000

40.000 Biaya Per unit 3,60 3,50

14.400 126.000 140.400

3,60 900 550 33.140 19.430 54.020 194.420

0,92 0,54 1,46 5,06

182.160 10.800 920 540

12.260 194.420

60

Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Perakitan


PT Toyota Astra Motor Departemen Perakitan Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( Upah/ FOH) Unit baru dalam proses Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya Unit selesai, masih ditahan Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 2/3 upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke dept ini (jutaan rupiah) Barang Dalam Proses (WIP) , awal Tambahan Biaya : Bahan Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya tambahan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya : 1). Dari persediaan awal Nilai persediaan : Biaya Upah : 4.000 x x 0,620 : Biaya FOH : 4.000 x x 0,579 : 2). Dari produksi periode berjalan = 71.040jt - ( 6.838 + 5.685 Barang Dalam Proses akhir Mei 2006 Bahan : 3.000 x 0,522 jt,Upah : 3.000 x 2/3 x 0,620 jt,Ovh. Pabrik : 3.000 x 2/3 x 0,579 jt,Unit selesai- masih ditahan 1.000 x 1,721 jt Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: 4.000 40.000 38.000 1.000 3.000 2.000 Biaya Total 4.440 19.840 24.180 22.580 66.600 71.040

44.000

44.000 Biaya Per unit 0,522 0,620 0,579 1,721

4.440 1.240 1.158 ) jt

6.838 58.517 1.566 1.240 1.158 1.721 65.355

5.685 71.040

Produksi Ekuivalen: Ditransfer ke departemen Pengujian (-) Persediaan awal ( semua unit) Dimulai dan diselesaikan bulan ini (+) Persediaan awal ( dikerjakan bulan ini ) (+) Persediaan akhir : yang diselesaikan ditahan yang masih dalam proses Biaya per unit: Bahan : 19.840 jt,- / 38.000 = 0,522 jt,Upah langsung : 24.180 jt,- / 39.000 = 0,620 jt,Overhead pabrik : 22.580 jt,- / 39.000 = 0,579 jt,-

(dalam unit) Bahan Upah/FOH 38.000 38.000 (4.000) (4.000) 34.000 34.000 0 2.000 1.000 1.000 3.000 2.000 38.000 39.000

61

Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Pengujian


PT Toyota Astra Motor Departemen Pengujian Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( 1/3 Upah/ FOH) Unit yang diterima dari departemen Perakitan Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Barang Dalam Proses (WIP) , awal Biaya dari departemen Perakitan Biaya departemen Perakitan yang disesuaikan 65.355 / ( 38.000 - 1.000 unit hilang) Tambahan Biaya: Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya tambahan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya : 1).Dari persediaan awal Nilai persediaan : 7.110 jt Tambahan biaya: Biaya Upah : 3.000 x 2/3 x 0,920 jt 1.840 jt Biaya FOH : 3.000 x 2/3 x 0,811 jt : 1.622 jt 2). Dari produksi periode berjalan , unit yang dimulai dan diselesaikan = 136.533 jt ( 10.572 + 10.526) jt 3.000 38.000 36.000 4.000 1.000 Biaya Total 7.110 65.355

41.000

41.000 Biaya Per unit 1,721 1,766 0,920 0,811 1,731 3,497

34.050 30.018 64.068 136.533

10.572 115.435 126.007

Barang Dalam Proses akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Perakitan disesuaikan 4.000 x 1,766 jt Upah : 4.000 x x 0,920 jt,Ovh. Pabrik : 4.000 x x 0,579 jt,Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan:

7.064 1.840 1.622

10.526 136.533

Produksi Ekuivalen: Ditransfer ke gudang Departemen Perampungan (-) Persediaan awal ( semua unit) Dimulai dan diselesaikan bulan ini (+) Persediaan awal ( dikerjakan bulan ini) (+) Persediaan akhir : yang dikerjakan bulan ini) Biaya per unit: Upah langsung : 34.050 jt,- / 37.000 = 0,920 jt,Overhead pabrik : 30.018 jt,- / 37.000 = 0,811 jt,-

Bahan

(dalam unit) Upah/FOH 36.000 (3.000) 33.000 2.000 2.000 37.000

62

Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Perampungan


PT Toyota Astra Departemen Perampungan Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( Upah/ FOH) Unit yang diterima dari departemen Pengujian Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Barang Dalam Proses (WIP) , awal Biaya dari departemen Pengujian Biaya departemen Perakitan yang disesuaikan 126.007 / ( 36.000 - 1.000 unit hilang) Tambahan Biaya: Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya tambahan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya : 1).Dari persediaan awal Nilai persediaan : 15.850 jt Tambahan biaya: Biaya Upah : 4.000 x x 0,921 jt 2.763 jt Biaya FOH : 4.000 x x 0,540 jt : 1.620 jt 2). Dari produksi periode berjalan , unit yang dimulai dan diselesaikan = 194.427 jt ( 20.233 + 12.261) jt Barang Dalam Proses akhir Mei 2006: Barang Dalam Proses akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Pengujian disesuaikan 3.000 x 3,600 jt Upah : 3.000 x 1/3 x 0,921 jt,Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,540 jt,Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Ditransfer ke gudang Barang Jadi (-) Persediaan awal ( semua unit) Dimulai dan diselesaikan bulan ini (+) Persediaan awal ( dikerjakan bulan ini) (+) Persediaan akhir : yang dikerjakan bulan ini) Biaya per unit: Upah langsung : 33.140 jt,- / 36.000 = 0,921 jt,Overhead pabrik : 19.430 jt,- / 36.000 = 0,540 jt,4.000 36.000 36.000 3.000 1.000 Biaya Total 15.850 126.007

40.000

4.000 Biaya Per unit 3,500 3,600 0,921 0,540 1,461 5,061

33.140 19.430 52.570 194.427

20.233 161.933 182.166

10.800 921 540

12.261 194.427

Bahan

(dalam unit) Upah/FOH 36.000 (4.000) 32.000 3.000 1.000 36.000

63

4.2 Latihan 3 Soal 1. ( metode rata-rata) Pada waktu melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran kalkulasi biaya persediaan barang dalam proses dan barang jadi yang terdapat dalam pembukuan PT. Cemani, auditor DJBC menemukan data sebagai berikut: Barang jadi, 200.000 unit Barang dalam proses, 300.000 unit (50% biaya upah dan over-head pabrik) Rp 660.980.000,Rp 1.009.800.000,-

Perusahaan tersebut menggunakan kalkulasi biaya metode rata-rata. Bahan dimasukkan ke dalam produksi pada awal proses dan Overhead pabrik diterapkan pada tarif 60% dari biaya upah langsung. Catatan nilai persediaan PT. Cemani pada awal 2006 menunjukkan tidak terdapat barang jadi. Berikut ini tambahan informasi untuk tahun 2006. Biaya (ribuan rupiah) Unit Barang dalam proses, 1 Januari 2006 ( 80% upah dan overhead pabrik) Unit baru dalam proses: Biaya Bahan Upah Langsung Unit selesai 900.000 200.000 1.000.000 1.300.000,1.995.000,Bahan 200.000,Upah 315.000,-

Sajikanlah Laporan Biaya Produksi PT. Cemani untuk tahun 2006

Soal 2. (metode rata-rata) Berikut ini informasi yang berkaitan dengan Departemen B PT. Angkasa: Unit dalam proses persediaan awal Unit yang diterima dari departemen A Unit yang diselesaikan Unit dalam proses persediaan akhir 5.000 35.000 37.000 3.000

64

Biaya (dalam rupiah) Diterima Persediaan awal Unit yang diterima 2.900.000 17.500.000 20.400.000 Bahan -25.500.000 25.500.000 Konversi 3.400.000 Total 6.300.000

15.000.000 58.000.000 18.400.000 64.300.000

Tingkat penyelesaian WIP awal 20% biaya konversi dan persediaan akhir 40% biaya konversi. Semua bahan ditambahkan pada akhir proses. Perusahaan menggunakan kalkulasi dengan metode rata-rata. Sajikanlah Laporan Biaya Produksi Departemen B!

Soal 3. (metode rata-rata) PT. Indah Kiat menggunakan metode kalkulasi biaya rata-rata untuk menghitung biaya produksinya. Perusahaan memproduksi barangnya melalui tiga depeartemen, yaitu Pencetakan, Perakitan, dan Perampungan. Berikut ini informasi tentang kegiatan produksi Departemen Perakitan: Barang dalam proses 1 Juni 2006 : 2.000 unit, terdiri dari: Jumlah Diterima dari Departemen Pencetakan Biaya tambahan di Departemen Perakitan: Bahan Langsung Upah Langsung Overhead Pabrik 20.000.000,7.200.000,5.500.000,100% 60% 50% 32.000.000,Penyelesaian

Selama bulan Juni 2006, berlangsung kegiatan sebagai berikut: a Sebanyak 10.000 unit diterima dari Departemen Pencetakan, dengan nilai Rp 160.000.000,-. b Biaya sebesar Rp 150.000.000,- di Departemen Perakitan, terdiri dari: Bahan Langsung Rp 96.000.000,-; Upah langsung Rp 36.000.000,-; dan Overhead pabrik sebesar 18.000.000,-. c Sebanyak 8.000 unit telah diselesaikan dan ditransfer ke Departemen 65

Perampungan. Pada tanggal 30 Juni terdapat 4.000 unit masih dalam proses dengan tingkat penyelesaian: Bahan Langsung 90%, Upah langsung 70% dan Overhead pabrik 35%. Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen Perakitan untuk bulan Juni 2006!

Soal 4 (metode rata-rata) PT. Anggada menggunakan metode kalkulasi biaya rata-rata untuk menghitung biaya produksinya. Semua kerusakan yang terjadi di Departemen II adalah normal dan dapat diterapkan di semua departemen produksi. Berikut ini informasi yang berkaitan dengan Departemen II selama bulan Agustus 2007: Persd. Awal Biaya yang ditransfer dari departemen I Biaya konversi 12.000.000,6.000.000,Realisasi Biaya 89.200.000,60.400.000,-

Persediaan awal di Departemen II (2/3 biaya konversi) adalah 1.200 unit dan sebanyak 8.000 unit ditransfer dari Departemen I. Persediaan akhir adalah 1.000 unit (50% biaya konversi) dan sebanyak 7.800 unit ditransfer ke Departemen III. Sajikanlah Laporan Biaya Produksi Departemen II untuk bulan Agustus 2007!

Soal 5 (metode rata-rata) Sebuah produk diolah di sebuah departemen produksi pada PT. Cahaya Logam. Bahan di tambahkan pada awal proses. Penyusutan sebanyak 10% s/d 14% semua terjadi di awal proses dan dianggap normal, sedangkan biaya konversi terus menerus ditambahkan sepanjang proses. Informasi berikut ini berkaitan dengan kegiatan produksi selama bulan Agustus 2007: Barang dalam proses, awal Agustus 2007 : 4.000 kg ( 75% selesai): Bahan baku Upah langsung Overhead Pabrik Biaya tambahan bulan Agustus 2007 Bahan baku (arus FIFO): Persediaan, 1 Agustus 2007, 2.000 kg 10.000.000,66 22.800.000,24.650.000,21.860.000,-

Pembelian 10 Agustus 2007, 10.000 kg Pembelian 19 Agustus 2007, 10.000 kg Pengeluaran untuk produksi bulan Agustus, 16.000 kg Upah langsung Overhead Pabrik Ditransfer ke luar 15.000 kg

51.000.000,51.500.000,-

103.350.000,93.340.000,-

Barang dalam proses akhir Agustus 3.000 kg (33,33% selesai) Sajikanlah Laporan Biaya Produksi untuk bulan Agustus 2007!

Soal 6 PT. Agni memproduksi bahan peledak melalui tiga departemen. Pada awal Agustus 2007 persediaan Barang Dalam Proses di Departemen II adalah sebagai berikut: Biaya dari Departemen I Bahan baku Departemen II Upah langsung Departemen II Biaya Overhad pabrik Departemen II Unit dalam proses Biaya di Departemen II selama bulan Agustus 2007: Upah langsung Biaya Overhad pabrik Transaksi selama bulan Agustus 2007 sebagai berikut: Diterima 75.000 unit dari departemen I, dengan biaya per unit Rp2.641,- per unit. Pada Departemen II diselesaikan 80.000 unit, sebanyak 60.000 unit dipindahkan ke Departemen III, dan 8.000 unit masih ditahan. Sebanyak 4.000 unit masih dalam proses, dengan menyerap biaya konversi 50%, selebihnya hilang dalam proses. Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen II untuk bulan Agustus 2007, dengan menggunakan metode rata-rata. 14.200.000,3.450.000,Rp 13.130.000,0 500.000,50.000,5.000 unit

67

Soal 7. (metode FIFO) PT. Inovasi Motor menggeluti pembuatan motor listrik bertipe standar. Biaya pabrikasi untuk bulan Mei 2007 berjumlah Rp 66.000.000,-. Berikut ini data persediaan PT. Inovasi Motor pada awal bulan Mei: Motor yang sedang diproduksi 2.500 unit ( 80% selesai ) Motor yang dimiliki dalam bentuk barang jadi ( 1.200 unit) 32.000.000,19.200.000,-

Selama bulan ini, sebanyak 5.500 unit motor selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi. Pada akhir bulan Mei, data persediaan sebagai berikut: Motor yang sedang diproduksi ( 50% selesai ) Motor yang dimiliki dalam bentuk barang jadi 1.000 unit 1.400 unit

Perusahaan menggunakan metode kalkulasi biaya FIFO untuk produksi dan penjualan barang. Dalam menetapkan nilai barang jadi, biaya per unit untuk motor yang sudah selesai diselesaikan dari persediaan awal, dipisahkan dari biaya per unit untuk motor yang dimulai dan diselesaikan selama bulan tersebut. Sajikan Laporan Biaya Produksi dan Harga Pokok Penjualan untuk bulan Mei 2007! Soal 8. (metode FIFO) PT. Dunia Plastic memproduksi kemasan anti pecah untuk kosmetik melalui tiga departemen yaitu Pencampuran, Pencetakan, dan Penyelesaian. Data pada Departemen Pencetakan disajikan sebagai berikut: Persediaan WIP: 1 Juli 2007 ( 50% Bahan, Biaya konversi) 31 Juli 2007(75 % Bahan, Biaya konversi) Juli 2007, transfer ke Departemen Penyelesaian Unit hilang dalam proses 1.000 buah 2.800 buah 20.000 buah 800 buah

Perusahaan menggunakan metode kalkulasi biaya FIFO. Data biaya yang tersedia sebagai berikut: Persediaan WIP: 1 Juli 2007 Biaya bulan Juli 2007: Dari Departemen Pencampuran Bahan baku Upah Langsung Overhead pabrik Sajikan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Perakitan! 68 6.000.000,97.632.000,16.200.000,26.568.000,19.872.000,-

Soal 9. (metode FIFO) PT. Cemara menggunakan kalkulasi biaya proses dengan metode FIFO. Semua kerusakan yang terjadi di Departemen II selama bulan Juni adalah normal dan dianggap berasal dari depertemen sebelumnya. Data biaya Departemen II untuk bulan Juni 2007 adalah sebagai berikut: Persediaan Tambahan awal Biaya 19.200.000,- 91.200.000,6.000.000,- 60.000.000,1.200 unit 1.000 unit 8.000 unit 7.800 unit

Biaya yang ditransfer dari Dept I Biaya konversi Persediaan awal WIP, ( 2/3 biaya konversi ) Persediaan akhir WIP, ( biaya konversi ) Transfer dari Departemen I Ditransfer ke Departemen III

Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen II untuk bulan Juni 2007!

Soal 10. ( metode FIFO) PT. Jamu Sido Muncul memproduksi Jamu Sehat Lelaki dengan proses produksi melalui departemen yaitu Peramuan, Penggandaan, dan Pengepakan. Kalkulasi biaya rata-rata digunakan pada dua departemen pertama, sedangkan untuk departemen Pengepakan dipakai kalkulasi biaya FIFO. Berikut ini data pada bulan September 2007: Departemen Data produksi: (dalam kg) Unit awal dalam proses Peramuan 1.000 Penggandaan Pengepakan 500 500 (1/2 bahan/ biaya konvrs) 11.500

Unit baru dalam proses Unit diterima dari departemen sebelumnya Unit ditransfer ke departemen berikutnya Unit ditransfer ke barang jadi Unit hilang

15.000 12.500

12.500 11.500

500

10.400 1.000 69

Unit dalam proses ( akhir bulan )

3.000 1.500 600 100% bahan 2/3 biaya 1/6 biaya biaya konv konv konv 650.000,-175.000,100.000,-6.700.000,4.275.000,1.500.000,30.000,65.000,50.000,615.000,1.435.00,1.230.000,-

Data Biaya: WIP : Biaya dari departemen sebelumnya -Bahan baku 980.000,Upah Langsung 230.000,Overhead Pabrik 400.000,Biaya tambahan bulan September 2007: Bahan baku 15.020.000.Upah Langsung 5.570.000,Overhead Pabrik 8.300.000,Sajikanlah Laporan Biaya Produksi, tanpa skedul kuantitas! 4.3 Rangkuman

Terdapat dua pendekatan dalam akumulasi biaya produksi massa (process costing) yaitu Metode Biaya Rata-rata dan Metode First in First Out (FIFO). Pada metode biaya ratarata, nilai barang dalam proses awal periode dibebankan pada periode berjalan dan bersama biaya yang terjadi pada periode tersebut, dihitung rata-rata biaya per unit produk. Pada metode FIFO, barang dalam proses awal periode dihitung biaya per unitnya, sedangkan unit baru serta biaya tambahan untuk unit baru tersebut akan dihitung biaya produk per unit secara terpisah. Keduanya dijumlahkan sebagai nilai yang akan dilimpahkan ke departemen selanjutnya atau ke gudang barang jadi.

70

5. KEGIATAN BELAJAR (KB) 4

SISTEM BIAYA STANDAR

5.1 Uraian dan Contoh dan Non Contoh

Anton, manajer produksi PT. Dunia Garment memperhatikan Laporan Biaya Produksi pada bulan April 2009. Ia tidak mengerti mengapa biaya produksi selama tiga bulan sebelumnya terus meningkat padahal jumlah produksi relatif sama. Sampai bulan keempat, ia belum tahu faktor apa yang menyebabkan kejadian tersebut dan bagaimana ia harus mengatasinya. Anton mengetahui bahwa biaya bahan baku, upah langsung, dan overhead pabrik telah terjadi peningkatan, namun ia belum menemukan penyebabnya. Kondisi tersebut telah menyebabkan Anton tidak tahu dari mana ia akan mengendalikannya. Apabila kita amati kejadian di atas, maka kekurangan Anton adalah dia tidak mempunyai tolok ukur untuk biaya produksi. Tolok ukur sebagai alat pengendali yang ia perlukan adalah biaya standar. Dengan biaya standar, Anton dapat mengukur jumlah biaya produksi yang seharusnya. Apabila terjadi perbedaan dengan biaya produksi sesungguhnya, Anton dapat menguraikan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya (misalnya harga bahan, pemakaian bahan, tarif upah, jam kerja atau kapasitas). Dengan demikian, ia dapat segera melakukan langkah atau tindakan pengendalian terhadap penyebab tersebut. Selain untuk memperoleh perhitungan harga pokok produksi yang akurat dan benar, tujuan akuntansi biaya adalah untuk pengendalian terhadap biaya produksi. Dalam pembicaraan job order costing, sudah dibicarakan adanya biaya overhead pabrik yang diterapkan (applied overhead), yaitu jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan ke dalam harga pokok produksi, selain biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Cara ini merupakan usaha manajemen mengestimasikan jumlah yang ideal (efisien) untuk pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam biaya produksi. Timbulnya selisih antara biaya yang dibebankan dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya (Pengendali Overhead Pabrik) dijadikan sebagai dasar analisis kinerja manajemen.

71

Sistem biaya standar menerapkan konsep tersebut di atas secara lebih luas, dimana jumlah biaya (beban) untuk tiap unit produksi (yang meliputi bahan, upah langsung, maupun overhead pabrik) ditetapkan terlebih dulu. Penyimpangan (variance) yang timbul antara biaya yang telah distandarkan dengan biaya sesungguhnya akan dianalisis secara lebih terinci dengan penyebabnya. Manajemen akan melakukan tindakan pencegahan atau pengendalian terhadap berbagai penyebab terjadinya penyimpangan yang bersifat negatif. Berikut ini beberapa aspek yang dapat menyebabkan penyimpangan pada setiap unsur biaya produksi. Biaya Bahan, penyimpangan yang timbul antara lain karena: - Perbedaan harga bahan antara yang ditetapkan dengan harga bahan sesungguhnya; - Perbedaan antara kuantitas pemakaian bahan yang ditetapkan dengan kuantitas pemakaian sesungguhnya; - Perbedaan harga pemakaian bahan, yaitu antara harga yang ditetapkan dengan harga sesungguhnya, atas penggunaan bahan sesungguhnya. Biaya Upah Langsung, penyimpangan yang timbul antara lain karena: - Perbedaan tarif upah yang ditetapkan dengan tarif upah sesungguhnya; - Perbedaan jam kerja yang ditetapkan dengan jam kerja sesungguhnya. Biaya Overhead Pabrik, penyimpangan yang timbul antara lain karena : - Perbedaan antara jam kerja mesin yang ditetapkan dengan jam kerja mesin sesungguhnya (varians efisiensi); - Perbedaan antara kapasitas normal mesin dengan jam kerja mesin sesungguhnya (varians kapasitas); - Perbedaan antara tarif standar overhead pabrik dengan tarif sesungguhnya, atas kegiatan aktual.

A. Analisis Penyimpangan Biaya Standar Pengendalian manajemen melalui penetapan biaya standar memerlukan suatu analisis lebih lanjut. Analisis lebih lanjut perlu dilakukan karena adanya kemungkinan penyimpangan diakibatkan oleh perbedaan antara biaya yang dibebankan dengan biaya yang benar-benar terjadi cukup material. Perbedaan tersebut akan diidentifikasi dan dianalisis sebagai varians biaya standar. Penyimpangan dikatakan menguntungkan apabila biaya standar lebih besar 72

daripada aktualnya, dan dikatakan tidak menguntungkan apabila terjadi sebaliknya. Pengendalian manajemen dikatakan berhasil apabila penyimpangan tersebut dapat diketahui sedini mungkin. Lebih jauh, analisis yang dilakukan bukan hanya berorientasi pada angka varians, tetapi manajemen juga harus mampu menentukan sebab-sebab terjadinya penyimpangan tersebut.

Penyimpangan pada harga bahan dilakukan dengan mengukur naik turunnya harga bahan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Kemudian, standar kuantitas bahan dapat dikembangkan dari spesifikasi bahan yang analisis secara cermat atas barang yang akan dihasilkan, dan kemudian dikaitkan dengan pemakaian bahan. Penyimpangan harga bahan ini, dilihat dari aspek pengendalian dapat menunjukkan kinerja Bagian Pembelian. Berkaitan dengan Upah Langsung, terdapat dua standar yang biasa digunakan yaitu Standar Tarif upah dan Standar Efisiensi. Standar Tarif Upah dapat ditentukan melalui kesepakatan antara pegawai dengan Bagian Personalia atau peraturan yang berlaku, sedangkan Standar Efisiensi dapat dikembangkan melalui suatu kajian yang dikenal dengan time and motion study. Berkaitan Overhead Pabrik, dasar penggunaan tarif standar mirip dengan tarif yang diterapkan lebih dulu (applied overhead) atau dapat juga melalui penyusunan anggaran di Departemen Produksi. Guna menentukan biaya standar, jumlah biaya overhead pabrik yang dianggarkan dalam suatu departemen akan dibagi dengan dasar alokasi. Dasar alokasi yang dipakai antara lain adalah jam kerja langsung, jam pemakaian mesin, biaya bahan, atau jumlah unit produk. Berikut ini ilustrasi penggunaan sistem biaya standar yang diaplikasikan pada PT Rajawali. Selama bulan Agustus 2008, departemen produksi menyajikan informasi sebagai berikut: Bahan Baku: setiap unit produk memerlukan 6,5 kg bahan A dengan harga standar Rp. 25.000,- per kg. selama bulan ini telah dilakukan pembelian bahan A sejumlah 5.000 kg dengan harga Rp. 24.700,- per kg. 73

Upah Langsung: jam kerja standar yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang A adalah 6 jam dengan tarif per jam Rp. 9.000,-.

Overhead Pabrik: berdasarkan anggaran fleksibel departemen ini, pada kapasitas normal 4.000 jam diketahui: - tarif Overhead pabrik variabel Rp. 1.200,- per jam kerja langsung - tarif Overhead pabrik tetap - tarif overhead pabrik Rp. 800,- per jam kerja langsung Rp. 2.000,- per jam kerja langsung

Data akhir bulan menunjukkan bahwa produksi selama bulan Agustus 2008 adalah 530 unit barang, dengan pemakaian bahan baku A sebanyak 3.500 kg. Untuk memproduksi barang tersebut telah dilakukan kegiatan selama 3.475 jam kerja dengan tarif upah Rp 9.500,. Overhead sesungguhnya (aktual) sejumlah Rp.7.384.000,-, sedangkan jam kerja

sesungguhnya adalah 3.475 jam dan jam kerja standar tiap unit barang adalah 6,5 jam. Saudara diminta melakukan analisis varians biaya produksi tersebut.

Analisis Varians Biaya Produksi disajikan sebagai berikut: A. 1. Varians Biaya Bahan Varian Harga Beli Bahan Kuantitas pembelian (harga standar harga sesungguhnya) 5.000 x Rp (25.000 24.700) M = Menguntungkan ( favourable) 2. Varians Harga Pemakaian Kuantitas pemakaian (harga standar harga sesunggunhnya) 3.500 x Rp (25.000 24.700) 3. Varians Kuantitas Bahan Harga standar x kuantitas (standar pemakaian ) 25.000,- x (3.445 3.500) TM = Tidak Menguntungkan (unfavourable ) B. 1. Varians Biaya Upah Langsung Varians Tarif Upah 74 (1.375.000,-) TM 1.050.000,M 1.500.000,M

Jam Kerja aktual (tarif standar tarif sesungguhnya) 3.475 x Rp (9.000 9.500) 2. Varians Efisiensi Upah Tarif Standar x (jam standar jam aktual) 9.000,- x (3.180 3.475) Jumlah C. Varians Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead pabrik standar : 530 x 6,5 x 2.000,Total Biaya Overhead Pabrik Aktual Jumlah 6.890.000,(7.384.000,-) (494.000,-) TM (2.655.000,-) (4.392.500,-) TM (1.737.500,-) TM

Selain menggunakan cara di atas, analisis varians biaya overhead pabrik dapat juga dilakukan dengan beberapa model berikut ini: Model 1: Analisis Dua Varians a. Varians Terkendali: Biaya Overhead Pabrik Aktual Produksi aktual berdasar Biaya Standar : OVH Variabel : 530 x 6,5 x 1.200,- = 4.134.000,OVH Tetap : 4.000 x 800 = 3.200.000,( 7.334.000,50.000,-) TM 7.384.000,-

Varians ini menjadi tanggung jawab manajer departemen, sejauh mereka memegang kendali atas biaya diatas b. Varians Volume: Tarif OVH tetap x (kapasitas normal jam kerja standar ) 800, x (4.000 3.445) Total Varians Varians ini menunjukkan adanya kapasitas yang tersedia tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Kondisi ini menjadi tanggung jawab manajer departemen produksi, sejauh hal tersebut diakibatkan oleh inefisiensi produksi, tetapi juga bisa menjadi tanggung jawab manajemen eksekutif apabila diakibatkan oleh perubahan permintaan penjualan yang sulit dikendalikan.

( 444.000,-) ( 494.000,-)

TM TM

75

Model 2: Analisis Tiga Varians A a. Varians Pengeluaran: Biaya Overhead Pabrik Aktual Produksi Aktual berdasar jam aktual: OVH Variabel : 3.475 x 1.200,- = 4.170.000,OVH Tetap : 4.000 x 800 = 3.200.000,7.370.000,( 14.000,-) b. Varians Kapasitas Menganggur: Tarif OVH tetap x (kapasitas normal jam kerja aktual ) 800,- x (4.000 3.475) Varians ini mengukur kapasitas produksi yang ada belum dimanfaatkan sepenuhnya. c. Varians Efisiensi: Tarif OVH Pabrik x (jam kerja aktual jam standar untuk produksi aktual) 2.000,- x (3.475 3.445) Jumlah Analisis ini menunjukkan bahwa manajemen departemen produksi memanfaatkan tenaga kerja atau mesin cukup efisien. Model 3: Analisis Tiga Varians B a. Varians Efisiensi Variabel: Tarif OVH Variabel x (jam kerja aktual jam standar untuk produksi aktual) 1.200,- x (3.475 3.445) b. Varians Pengeluaran: Biaya Overhead Pabrik Aktual Produksi Aktual berdasar jam aktual: OVH Variabel : 3.475 x 1.200,- = 4.170.000,OVH Tetap : 4.000 x 800 = 3.200.000,7.370.000,7.384.000,( 36.000,-) TM ( 60.000,-) ( 494.000,-) TM TM ( 420.000,-) TM TM 7.384.000,-

76

( 14.000,-) c. Varian Volume: Jumlah Model 4: Analisis Empat Varians a. Varians Efisiensi Tetap: 800,- x (3.475 3.445) b. Varian Pengeluaran: c. Varians Kapasitas Menganggur: d. Varians Efisiensi Variabel: Jumlah ( 24.000,-) ( 14.000,-) ( 420.000,-) ( 36.000,-0 ( 494.000,-) ( 444.000,-) ( 494.000,-)

TM TM TM

TM TM TM TM TM

B. Akuntansi Biaya Standar Pencatatan terhadap biaya standar menggunakan salah satu dari dua sistem yaitu sistem Partial Plan atau sistem Single Plan. Bagan akuntansi kedua sistem tersebut disajikan pada berikut.

77

AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA STANDAR

Bahan Baku

Barang Dalam Proses

Upah Langsung Biaya Aktual

Biaya Standar

Saldo Akhir

Barang Jadi

Overhead Pabrik

Nilai WIP dengan biaya standar + varians biaya

78

AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA STANDAR

Bahan Dalam Proses Barang Jadi Biaya Standar Bahan Upah langsung Ovh. Pabrik Biaya standar - Transfer Biaya Standar

* Varians dicatat dalam Perkiraan terpisah * Varians dapat dialokasikan dengan berbagai alternative 1. ke Ikhtisar laba/Rugi 2. ke Harga Pokok Penjualan 3. ke Persediaan akhir

79

Berdasarkan ilusrasi pada halaman sebelumnya, pencatatan akuntansi berdasarkan sistem Single Plan dapat disajikan sebagai berikut: Debit 1 Pembelian Bahan: Bahan (5.000 x 25.000,-) Hutang Dagang (5.000 x 24.700,-) Varians Harga Beli Bahan 2 Pemakaian Bahan: Barang dalam Proses (530 x 6,5 x 25.000,-) Varians Kuantitas Bahan Bahan (3.500 x 25.000,-) 3 Saat pembebanan Upah Langsung: Biaya Upah Langsung Hutang Upah 4 Alokasi Biaya Upah ke Produk: Barang Dalam Proses (530 x 6 x 9.000,-) Varians Tarif Upah Varians Efisiensi Upah Biaya Upah Langsung 5 Saat Pembebanan biaya Overhead Pabrik: Barang Dalam Proses Biaya Overhead Pabrik yang Ditetapkan (530 x 6,5 x 2.000,-) 6 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Aktual: Pengendali Biaya Overhead Pabrik Sewa dibayar Dimuka Akumulasi Penyusutan-Pabrik & Peralatan Hutang Biaya (tak langsung) Dll.................. 7.384.000,7.384.000,6.890.000,6.890.000,28.620.000,1.737.500,2.655.000,33.012.500,33.012.500,33.012.500,86.125.000,1.375.000,87.500.000 125.000.000,123.500.000,1.500.000,Credit

Jurnal Penyesuaian/penutup akhir periode : 80

Menutup Biaya Overhead Pabrik yang diterapkan: Biaya Overhead Pabrik Yang diterapkan Pengendali Biaya Overhead Pabrik 6.890.000,6.890.000,-

Mencatat Varians Biaya Overhead (2 varians): Varians Terkendali Varians Volume Pengendali biaya Overhead Pabrik 444.000,50.000,494.000,-

Pencatatan dalam Buku besar dapat ditampilkan sebagai berikut :

Barang dalam Proses Saldo awal Bahan Upah Ovh Pabrik 86.215.000 28.625.000 6.890.000 121.730.000 Saldo Akhir ................ 121.730.000 Transfer Barang Jadi

Biaya Overhead Pabrik yang Diterapkan Ditutup 6.890.000 WIP 6.890.000

Pengendali Biaya Overhead Pabrik ajp Beban Aktual 7.384.000 ajp ------------7.384.000 ======== 494.000 ------------7.384.000 ======== 6.890.000

81

5.2 Latihan 4 Soal 1. (analisis dua varian) Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Mixing berdasarkan jam mesin. Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Juni 2008. Kapasitas normal dalam pemakaian mesin Jam pemakaian mesin standar, untuk produksi sesungguhnya Jam pemakaian mesin sesungguhnya. 15.000 jam 12.000 jam 13.000 jam

Tarif overhead pabrik berdasarkan jam pemakaian mesin pada kapasitas normal adalah sebagai berikut: Overhead variabel Overhead - tetap Total Overhead pabrik Rp 375.000,- : 15.000 jam 675.000,- : 15.000 jam 105.000,- : 15.000 jam Rp 2.500,4.500,7.000,-

Overhead pabrik aktual selama bulan Juni 2008 berjumlah Rp 900.000,-

Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat : 1). Overhead pabrik aktual. 2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi. 3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan. 4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke perkiraan varian yang bersangkutan.

Soal 2. (analisis tiga varian) Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Perakitan pada PT. Hyundai berdasarkan jam kerja langsung. Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Juli 2008. Kapasitas normal jam kerja langsung Jam kerja standar, untuk produksi sesungguhnya Jam kerja langsung - sesungguhnya 10.000 jam 11.000 jam 10.500 jam

Tarif overhead pabrik berdasarkan jam kerja langsung pada kapasitas normal adalah sebagai berikut:

82

Overhead variabel Overhead - tetap Total Overhead pabrik

Rp 30.000.000,- : 10.000 jam 20.000.000,- : 10.000 jam 50.000.000,- : 10.000 jam

Rp 3.000,2.000,5.000,-

Overhead pabrik aktual selama bulan Juli 2008 berjumlah Rp 56.000.000,Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat : 1). Overhead pabrik aktual. 2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi. 3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan. 4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke perkiraan varian overhead dengan metode A.

Soal 3. (analisis tiga varian) Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Finishing pada PT Astra berdasarkan jam mesin. Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Agustus 2008. Kapasitas normal dalam pemakaian mesin Jam pemakaian mesin standar, untuk produksi sesungguhnya Jam pemakaian mesin - sesungguhnya 5.000 jam 4.800 jam 5.200 jam

Tarif overhead pabrik berdasarkan jam pemakaian mesin pada kapasitas normal adalah sebagai berikut: Overhead variabel Overhead - tetap Total Overhead pabrik Rp 20.000.000,- : 5.000 jam 60.000.000,- : 5.000 jam 80.000.000,- : 5.000 jam Rp 4.000,12.000,16.000,-

Overhead pabrik aktual selama bulan Agustus 2008 berjumlah Rp 78.000.000,-

Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat : 1). Overhead pabrik aktual. 2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi. 3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan. 4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke perkiraan varian overhead dengan metode B. 83

Soal 4. (analisis empat varian) Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Penjahitan (Sewing) pada PT. Indah Garment berdasarkan jam kerja langsung. Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Maret 2008. Kapasitas normal jam kerja langsung Jam kerja standar, untuk produksi sesungguhnya Jam kerja langsung - sesungguhnya 8.000 jam 7.000 jam 7.600 jam

Tarif overhead pabrik berdasarkan jam kerja langsung pada kapasitas normal adalah sebagai berikut: Overhead variabel Overhead - tetap Total Overhead pabrik Rp 64.000.000,- : 8.000 jam 24.000.000,- : 8.000 jam 88.000.000,- : 8.000 jam Rp 8.000,3.000,11.000,-

Overhead pabrik aktual selama bulan Maret 2008 berjumlah Rp 86.000.000,-

Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat : 1). Overhead pabrik aktual. 2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi. 3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan. 4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke empat perkiraan varian overhead.

5.3 Rangkuman Sistem biaya standar merupakan pengembangan dari penerapan sistem biaya, dimana bukan hanya biaya overhead pabrik yang ditetapkan terlebih dulu, tetapi juga mencakup biaya bahan serta upah langsung. Sistem biaya standar dapat menyajikan informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengendalian biaya produksi. Penyimpangan (varians) yang disajikan dalam analisis biaya produksi, menunjukkan dengan jelas letak penyebab penyimpangan (inefisiensi) serta tindakan pencegahan yang seharusnya dilakukan.

84

6. Test Formatif Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi lingkaran pada beberapa pertanyaan berikut: Bulan Maret 2008 PT. Meranti memproduksi 1.000 unit barang A. Untuk setiap unit produk, dikeluarkan biaya bahan baku Rp 6.000,- , biaya upah langsung Rp 3.000,- dan biaya overhead pabrik variabel Rp 1.000,- . Biaya overhead pabrik - tetap per bulan diketahui sebesar Rp 1.000.000,-. Berdasarkan data tersebut, tentukan: 1. Besarnya biaya utama (prime cost) adalah: a. Rp 9.000,b. Rp 4.000,c. Rp 7.000,d. Rp 2.000,2. Besarnya biaya konversi per unit adalah: a. Rp 9.000,b. Rp 5.000,c. Rp 4.000,d. Rp 7.000,3. Biaya produk per unit adalah; a. Rp 9.000,b. Rp 5.000,c. Rp 11.000,d. Rp 7.000,4. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya konversi per unit adalah: a. Rp 7.000,b. Rp 4.000,c. Rp 9.000,d. Rp 6.000,5. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya produk per unit adalah: 85

a. Rp 12.000,b. Rp 9.000,c. Rp 7.000,d. Rp 11.000,-

6. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya utama per unit adalah: a. Rp 11.000,b. Rp 9.000,c. Rp 6.000,d. Rp 7.000,7. PT. Adhishoes memproduksi sepatu Nike dengan biaya produksi per pasang sepatu sebesar Rp 100.000,-, dengan biaya konversi Rp 40.000,-. Diketahui biaya upah langsung adalah seperenam biaya utama. Besarnya biaya upah langsung per pasang sepatu adalah a. Rp 15.000,b. Rp 12.000,c. Rp 16.000,d. Rp 10.000,8. Untuk memproduksi sebuah blender seri BM-012, PT Maspion mengeluarkan biaya konversi sebesar Rp 40.000,- dengan total biaya per produk adalah Rp 100.000,-. Diketahui biaya upah langsung adalah seperlima biaya utama. Besarnya biaya bahan baku per unit blender: a. Rp 60.000,b. Rp 55.000,c. Rp 70.000,d. Rp 65.000,PT Jamu Sidomuncul mengeluarkan biaya sebagai berikut selama bulan Agustus 2007: Biaya upah langsung Rp 120.000.000,- Biaya overhead pabrik Rp 108.000.000,- dan pembelian bahan baku langsung Rp 160.000.000,- Akuntansi persediaan menyediakan data sebagai berikut: 86

1 Agustus 2007 Barang Jadi Barang dalam proses Bahan baku langsung 27.000.000,61.500.000,37.500.000,-

31 Agustus 2007 26.000.000,57.500.000,43.500.000,-

9. Berdasarkan informasi di atas, besarnya biaya produksi bulan Agustus adalah: a. Rp 340.000.000,b. Rp 386.000.000,c. Rp 387.500.000,d. Rp 389.400.000,10. Berdasarkan informasi di atas, Harga Pokok Penjualan bulan Agustus adalah: a. Rp 340.000.000,b. Rp 387.000.000,c. Rp 387.500.000,d. Rp 389.400.000,-

87

7. Kunci Jawaban Test Formatif No. 1 2 3 4 5 a. b. c. d. a. No. 6 7 8 9 10 b b. a. b. b.

8. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi. Jumlah Jawaban Yang Benar TP = Jumlah keseluruhan Soal Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai : 91% 81% 71% 61% s.d. s.d. s.d. s.d. 100% 90,99% 80,99% 70,99% : : : : Amat baik Baik Cukup Kurang X 100%

Apabila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori baik), maka disarankan mengulangi materi. Semoga berhasil!

88

9. Daftar Pustaka - Matz, Usry & Hammer,Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian, Edisi 9, Penerbit Erlangga - Jakarta. - Carter & Usry, Cost Accounting, 13rd edition, 2002. Thomson Liang, Singapore. - Cost Accounting, Modul Pelatihan PCA Tahun 1993.

89

Вам также может понравиться