Вы находитесь на странице: 1из 2

Etika Egosentris Etika egosentris adalah etaika yang berdasarkan ego (diri).

Focus etika ini adalah suatu keharusan untuk melakkukan tindakan yang baik bagi diri, self. Kebaikan individu adalah kebaikan masyarakat merupakan klaim yang dianggap sah. Orientasi etika egosentris didasarkan pada filsafat individualisme dengan pandangan bahwa individu merupakan atom sosial yang berdiri sendiri (J. Sudriyanto, 1992: 14). Menurut Sony Keraf (1990: 31) etika egosentrisme mempercayai bahwa tindakan setiap orang pada dasarnya bertujuan mengejar kepentingannya sendiri dan demi keuntungan dan kemajuannya pribadi. Dengan demikian manusia merupakan pelaku rasional dalam mengusahakan hidup dengan memanfaatkan alam yang berdasarkan pada kenyataan pandangan yang mekanistik. Teori sosial liberal merupakan penopang utama pandangan atomisme tersebut. Lima point pokok sebagai ajaran dalam atomisme itu yakni: a) pengetahuan mekanistik mengasumsikan bahwa segala sesuatu terdiri dari bagian-bagian yang terpisah. Jika atom-atom merupakan komponen dari alam, maka manusia sebagai atom merupakan komponen riil dari masyarakat b) keseluruhan

merupakan hasil penjumlahan dari bagian-bagian. Jika demikian, maka masyarakat pada hakikatnya merupakan penjumlahan dari individu-individu sebagai pelaku yang rasional c) pandangan mekanistik menerima asumsi bahwa sebab yang datang dari luar berlaku dalam bagian-bagian internal. Oleh karena itu hukum dan aturan-aturan yang datang dari penguasa sebagai bagian eksternal akan dipertimbangan oleh masyarakat secara positif d) perubahan keseluruhan terjadi karena perubahan pada bagian-bagian, sama halnya dengan masyarakat yang perubahan bangunannya dipengaruhi oleh individu-individu yang hidup di situ e) pandangan ilmiah yang mekanistik demikian akan berimplikasi pada sifat dualistik. Ada yang utama dan adalyang tidak utama seperti dalam koorporate. Artinya, secara teoritis etika egosentris menempatkan individu manusia sebagai bagian paling pokok dalam membangun lingkungan sosial (J. Sudriyanto, 1992: 15).

Etika Homosentris

Etika homosentris bertolak belakang dengan etika egosentris dalam arti jika egosentris lebih menekankan pada individu, maka etika homosentrisme lebih menitikberatkan pada masyarakat. Model-model yang dijadikan dasarnya adalah kepentingan sosial dengan memperhatikan hubungan antara pelaku dengan lingkungan yang mampu melindungi sebagian besar hajat masyarakat. (Sony keraf 1990: 34) mensinyalir adanya kesamaan antara etika egosentrisme, etika homosentrisme, dan etika utilitarianisme. Ketiganya sama-sama mendasarkan diri pada tujuan. Peniliana baik buruk suatu tindakan tergantung pada tujuannya dan akibat dati tindakan itu, inilah inti dari utilitarianisme. Tujuan dan akibat tindakan pada etika egosintrisme dialamatkan pada tujuan dan manfaat pribadi individu. Tujuan dan akibat tindakan pada etika homosentrisme diukur dengan sajauhmana tujuan dan akibat baik bagi sabanyak mungkin masyarakat dapat dicapai. Akan tetapi homosentrisme lebih dekat dengan utilitarianisme bahkan keduanya dapat dijadikan sebagai etika universal. Asumsi yang digunakan oleh etika homosentrisme adalah sifat organis mekanis dari alam. Setiap bagian merupakan bagian-bagian organ dari bagian lainnya. Jika salah satu bagian hilang maka keseluruhan akan kurang bahkan tidak berguna. Antar bagian dari suatu keseluruhan memiliki hubungan yang tidak terpisahkan dan bersifat saling mempengaruhi. Sayangnya,

menurut J. Sudriyanto (1990: 16), dengan pandangan demikian sumber-sumber kekayaan alam dikuras terus menerus dengan dalih demi kepentingan dan kemajuan masyarakat.

Вам также может понравиться