Вы находитесь на странице: 1из 6

MANAJEMEN PRODUKTIVITAS dan KUALITAS KEHIDUPAN KERJA

KULIAH 10
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN

10.1.

Perencanaan Peningkatan Sistem Produktivitas

Sistem diartikan sebagai sekelompok unsur-unsur yang diatur menurut cara tertentu saling berkaitan dan membentuk kesatuan integral. Pada sebuah sistem yang kompleks, sistem totalnya lebih penting dari bagiannya, sedangkan dalam proses produksi semua pemasukan harus diperhitungkan berdasarkan pada pelaksanaannya secara keseluruhan serta merupakan ukuran efektifitas pemanfaatan seluruh faktor-faktor produksi.
Sebuah perusahaan atau sistem produksi lainnya menerapkan kombinasi kebijakan, rencana sumber-sumber dan metodenya dalam memenuhi kebutuhan dan tujuan khususnya. Kombinasi kebijakan-kebijakan ini dituangkan melalui dan dengan bantuan faktor-faktor produktivitas internal dan eksternal.

Pada tingkat perusahaan, faktor-faktor tersebut hampir seluruhnya direfleksikan dalam sumber pokok, yakni : manusia dan bahan baku atau melalui : 1. Tenaga kerja 2. Manajemen dan organisasi Sumber manusia 3. Modal pokok, bahan mentah

Jadi, peningkatan produktivitas di dalam perusahaan terutama berkaitan dengan tiga jenis sumber : a. Modal (perlengkapan, material, energi, tanah dan bangunan) b. Tenaga kerja c. Manajemen dan organisasi

10.2.

Langkah-langkah Program Peningkatan Sistem Produktivitas

Ada sejumlah teknik peningkatan produktivitas lainnya seperti manajemen, metode perencanaan (analisis masalah kritis=CPA, evaluasi program dan teknik pengulasan=PERT, analisa jaringan kerja, dan sebagainya), evaluasi laba dan biaya penggunaan komputer, analisa sistem dan lain-lainnya yang telah diterangkan secara menyeluruh dalam literatur manajemen. Jadi semua teknik peningkatan produktivitas bagi para pekerja lapangan maupun tata usaha terutama diarahkan pada/untuk : a. Mempertinggi kemampuan seseorang b. Mengembangkan sikap positif para pegawai atau dengan perkataan lain mengembangkan kemampuan untuk bekerja lebih baik.

10.4. Strategi Peningkatan Sistem Produktivitas 1. Penetapan tujuan 2. Menentukan program peningkatan produktivitas 3. Menetapkan sistem pengukuran produktivitas Suatu sistem pengukuran harus mempertimbangkan efektifitas biaya, batas pengukuran produktivitas dan perlu/tidaknya pengukuran faktor total; dengan perkataan lain tentukan kedalaman dan masalah tugas sistem pengukurannya. Sistem pengukurannya haruslah mudah dipraktikkan dan dapat mengetahui sebab-sebab perubahan organisasi.

10.5. Case Study Abstract : In general, productivity measurement model there are several kinds. Therefore it is necessary most appropriate model and good for productivity improvement efforts undertaken right company right on target. Productivity measurement model in consideration is the APC model, David J Sumanth, and OMAX (Ojektive Matrix). Criteria for selection of the measurement model is the optimization of energy input in the show from the value of correlation coefficient. Dilkakukan correlation analysis to determine the correlation of the variables change in output that is sold to variable changes in energy productivity. From the results obtained by correlation analysis results of Model APC = 0.257, Model Sumanth = 0356, Model OMAX = -0127 can be concluded that productivity measurement model is most appropriate to be applied in PT. Cement Baturaja (Persero) Palembang unit is the Model David J. Sumanth. Abstraks : Secara umum model pengukuran produktivitas ada beberapa macam. Oleh karena itu perlu ditentuken model yang paling sesuai dan baik agar usaha peningkatan produktivitas yang dilakukan perusahaan benar benar tepat sasaran. Model pengukuran produktivitas yang di pertimbangkan adalah model APC, David J Sumanth, dan OMAX (Ojecktive Matrix). Kriteria pemilihan model pengukuran adalah optimasi input energi yang di tunjukan dari nilai koefisien korelasinya. Analisa korelasi dilkakukan untuk menentukan korelasi dari variabel perubahan output yaitu penjualan terhadap variabel perubahan produktivitas energi. Dari hasil analisa korelasi yang dilakukan diperoleh hasil Model APC = 0,257, Model Sumanth = 0.356, Model OMAX = -0.127 dapat di simpulkan bahwa model pengukuran produktivitas yang paling sesuai untuk di terapkan di PT. Semen Baturaja ( persero ) unit Palembang adalah Model David J Sumanth.

Вам также может понравиться