Вы находитесь на странице: 1из 30

BAB I

PENDAHULUAN
Spina bifida merupakan suatu kelainan kongenital berupa defek pada arkus posterior tulang belakang akibat kegagalan penutupan elemen saraf dari kanalis spinalis pada perkembangan awal dari embrio. (1,2,3) Pada stadium dini pembentukan lempeng neural terbentuk celah neural yang kemudian membentuk pipa neural. Pipa neural inilah yang kemudian menjadi jaringan otak dan medula spinalis. Ketika dalam kandungan, jaringan yang membentuk pipa neural tidak menutup atau tidak tertutup secara sempurna. Ini menyebabkan adanya bagian yang terbuka pada vertebra, yang mengelilingi dan melindungi korda spinalis. Proses penutupan pipa neural ini berlangsung selama minggu keempat kehidupan embrio dan biasanya sebelum wanita mengetahui kehamilannya dan berakhir. Proses neuralisasi mulai pada garis tengah dorsal dan berlanjut ke arah sefal dan kaudal. Penutupan yang paling akhir terjadi pada ujung posterior yaitu pada hari ke-28.(3,4) Kadang-kadang alur saraf tersebut tidak menutup, ini oleh karena kesalahan induksi oleh chorda spinalis yang terletak dibawahnya atau karena pengaruh faktorfaktor teratogenik lingkungan sel-sel neuroepitel. Jaringan saraf dalam hal ini tetap terbuka ke dunia luar. Gangguan proses ini menyebabkan defek pipa neural yang kemudian digolongkan sebagai disrafisme. Disrafisme terbagi dua yakni kranial dan spinal. (3,4) Disrafisme spinal / mielodisplasia adalah anomali kongenital dari spinal yang diakibatkan oleh kegagalan fusi dari struktur-struktur pada garis tengah. Bila lesinya hanya terbatas pada tulang (arkus) posterior baik satu atau beberapa level, kelainan ini disebut sebagai spina bifida.(4, 5, 6) Jika elemen saraf ikut terlibat maka akan menimbulkan paralisis dan hilangnya sensasi dan gangguan pada sfingter. Derajat dan lokalisasi defek yang terjadi bervariasi. Pada keadaan yang ringan mungkin hanya ditemukan kegagalan fusi satu atau lebih 1

dari satu arkus posterior vertebra pada daerah lumbosakral. Terkadang kelainan ini tidak menimbulkan gejala klinis yang signifikan. (1, 2,4,7) Seringkali apabila terjadi defek pada arkus posterior maka akan timbul gangguan pada permukaan kulit yang menutupinya, yang tampak seperti lesung, seikat rambut, massa lemak atau sinus kulit. Spina bifida dapat digolongkan menjadi dua tipe yakni, spina bifida okulta dan spina bifida aperta (cystica). (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 DEFINISI Spina bifida merupakan suatu anomali perkembangan yang ditandai dengan defek penutupan selubung tulang pada medulla spinalis sehingga medulla spinalis dan selaput meningen dapat menonjol keluar (spina bifida cystica), atau tidak menonjol (spina bifida occulta).2 Beberapa hipotesis terjadinya spina bifida antara lain adalah : 4 1. 2. 3. Terhentinya proses pembentukan tuba neural karena penyebab tertentu Adanya tekanan yang berlebih di kanalis sentralis yang baru terbentuk Adanya kerusakan pada dinding tuba neural yang baru terbentuk karena

sehingga menyebabkan ruptur permukaan tuba neural suatu penyebab. Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau di bagian bawahnya. Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakrum, karena penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir.

Gambar 1. Spina Bifida 2.2. EPIDEMIOLOGI Spina bifida kira-kira muncul pada 1-2 dari 1000 kelahiran hidup, tetapi bila satu anak telah menderita maka resiko untuk anak yang lain menderita spina bifida meningkat 2-3%. Seorang ibu yang memiliki bayi menderita spina bifida , maka resiko hal ini terulang lagi pada kehamilan berikutnya akan meningkat. (12,14) Spina bifida ditemukan terutama pada ras Hispanik dan beberapa kulit putih di Eropa, dan dalam jumlah yang kecil pada ras Asia dan Afrika-Amerika. Spina bifida tipe okulta terjadi pada 10 15 % dari populasi. Sedangkan spina bifida tipe cystica terjadi pada 0,1 % kehamilan. Terjadi lebih banyak pada wanita daripada pria (3 : 2) dan insidennya meningkat pada orang China. (12,16) Kelainan ini seringkali muncul pada daerah lumbal atau lumbo-sacral junction. Tetapi juga dapat terjadi pada regio servikal dan torakal meskipun dalam skala yang kecil. (7, 11) Beberapa masalah yang paling sering muncul pada kasus spina bifida adalah:(5,11)

Arnold-Chiari Malformasi, 90% kasus muncul bersamaan dengan spina bifida dimana sebagian massa otak menonjol ke dalam rongga spinal.

Hydrosefalus, 70-90% biasanya juga muncul bersamaan dengan spina bifida. Pada keadaan ini terjadi peningkatan berlebihan dari liquor cerebrospinal. Gangguan pencernaan dan gangguan kemih, dimana terjadi gangguan pada saraf yang mempersarafi organ tersebut. Anak-anak sering mengalami infeksi kronik atau infeksi berulang saluran kemih yang disertai kerusakan pada ginjal.

Gangguan pada ekstremitas terjadi 30% kasus. Gangguan dapat berupa dislokasi sendi panggul, club foot. Gangguan ini dapat terjadi primer atau sekunder karena ketidakseimbangan otot atau paralisis.

2.3. ANATOMI

Gambar 1: Sum-sum Tulang Belakang dan Medulla Spinalis

Korda spinalis manusia memanjang dari foramen magnum hingga setinggi vertebra lumbar pertama atau lumbar kedua. Rata-rata panjangnya 45 cm pada pria dan 42 cm pada wanita, memiliki bentuk seperti silinder pada segmen servikal atas dan

segmen thorakal, dan bentuk oval di segmen servikal bawah dan segmen lumbar, yang merupakan tempat pleksus nervus brachial dan nervus lumbosakral. Pada tahap awal pertumbuhan fetal, korda spinalis ini mengisi sepanjang kanalis vertebra. Saat bayi lahir, korda spinalis ini memanjang ke bawah sampai ke batas bawah dari vertebra lumbar III. Pada akhir dewasa muda, korda spinalis mencapai posisi seperti orang dewasa, dimana ia berhenti setinggi discus intervertebra lumbar I dan lumbar II. Tempat dimana korda spinalis berakhir berubah seiring pertumbuhan karena kolumna vertebralis bertumbuh lebih cepat dari pada korda spinalis. Panjang dari korda spinalis secara keseluruhan adalah 70 cm. Korda spinalis mengalami pembesaran di dua tempat, yaitu servikal (segmen C III- Th II) dan lumbar (segmen LISIII). Ini merupakan tempat saraf yang menginnervasi ekstremitas atas dan bawah. Ujung bawah korda spinalis meruncing membentuk konus medullaris. Korda spinalis manusia terbagi atas 31 segmen (8 segmen servikal, 12 segmen thorakal, 5 segmen lumbal, 5 segmen sacral, dan 1 coccygeal) dimana dari masingmasing segmen, kecuali segmen servikal yang pertama, memiliki sepasang root dorsal dan root ventral dan sepasang nervus spinalis. Segmen servikal pertama hanya memiliki root ventral. Root ventral dan dorsal bergabung di foramina intervertebralis untuk membentuk nervus spinalis. Nervus spinalis meninggalkan kanalis vertebralis melalui foramina intervertebralis: Servikal I muncul di atas atlas; servikal VIII muncul antara servikal VII dan thorakal I. Nervus spinal lain keluar di bawah vertebra yang berkesesuaian. Karena perbedaan tingkat pertumbuhan dari korda spinalis dan kolumna vertebralis, segmen korda spinalis tidak sesuai dengan kolumna vertebranya. Ditingkat servikal, ujung spinal vertebra sesuai dengan tingkat kordanya; tapi tulang servikal VI sesuai dengan tingkat korda spinalis VII. Pada regio thorakal atas, ujung spinal berada dua segmen di atas korda spinalis yang berkesesuaian, jadi thorakal IV sesuai dengan korda segmen ke VI. Pada regio thorakal bawah dan lumbar atas, beda antara tingak vertebra dan korda adalah tiga segmen, jadi spinal thorakal X sesuai dengan lumbar I. Kumpulan akar saraf lumbosakral di filum terminale disebut cauda equina.(6) 6

2.4. ETIOLOGI
Spina bifida merupakan kelainan kongenital yang berdiri sendiri tanpa disertai kelainan lain. Meskipun peneliti percaya bahwa faktor genetik dan lingkungan mungkin terlibat dalam penyakit ini begitu juga pada penyakit defek pipa neural lain, 95% bayi dengan spina bifida dan penyakit defek neural lain lahir dari orang tua yang tidak memiliki riwayat keluarga spina bifida. Sementara spina bifida muncul di keluarga-keluarga tertentu tanpa mengikuti suatu pola tertentu. Jika dari kehamilan lahir seorang anak yang menderita spina bifida, resiko berulang pada kehamilan berikutnya meningkat lebih besar. Spina bifida bisa juga terjadi sebagai bagian dari sindrom dengan kelainan kongenital lain. Disini pola yang terjadi mungkin berbeda dengan spina bifida yang berdiri sendiri. Wanita dengan masalah kronis tertentu, termasuk diabetes dan epilepsi (dengan obat antikonvulsan tertentu) memiliki resiko tinggi (rata-rata 1:100) untuk memiliki bayi dengan spina bifida. Defisiensi asam folat pada wanita hamil juga dihubungkan dengan spina bifida.(3,4,5)

2.5. EMBRIOLOGI
Proses pembentukan embrio pada manusia melalui 23 tahap perkembangan setelah pembuahan setiap tahap rata-rata memakan waktu selama 2 -3 hari. Ada dua proses pembentukan sistem saraf pusat. Pertama, neuralisasi primer, yakni pembentukan struktur saraf menjadi pipa, hal yang serupa juga terjadi pada otak dan korda spinalis. Kedua, neuralisasi sekunder, yakni pembentukan lower dari korda spinalis, yang membentuk bagian lumbal dan sakral. Neural plate dibentuk pada tahap ke 8 (hari ke17-19), neural fold terbentuk pada tahap ke 9 (hari ke 19-21) dan fusi dari neural fold terbentuk pada tahap ke 10 (hari ke 22-23). Beberapa tahap yang sering mengalami gangguan yakni selama tahap 8 10 (yakni, ketika neural plate membentuk fold pertamanya dan berfusi untuk membentuk neural tube) hal ini dapat menyebabkan

terjadinya craniorachischisis, yang merupakan salah satu bentuk yang jarang dari neural tube defect (NTD). (10,11)

Gambar 2: Perbandingan proses embriologi spinal cord normal dan spinal cord pada spina bifida

Pada tahap ke 11 (hari ke 23-26), saat ini terjadi penutupan dari bagian rostral neuropore. Kegagalan pada tahap ini mengakibatkan terjadinya anencephaly. Mielomeningocele terjadi akibat gangguan pada tahap 12 (hari ke 26-30), saat ini terjadi penutupan bagian caudal dari neuropore. (10)

Gambar. 3 (Diambil dari kepustakaan 10 )

Gambar. 4 (Diambil dari kepustakaan 10 )

Penelitian pada embrio tikus telah memperoleh beberapa teori unifying yang dapat menjelaskan anomali yang terjadi pada NTD. Defek yang terjadi bersamaan seperti hidrosefalus dan malformasi otak bagian belakang seperti malformasi Chiari II adalah salah satu contohnya. McLone dan Naidich, pada tahun 1992, mengajukan proposal tentang teori unifying dari defek pada neural tube yang menjelaskan anomali pada otak bagian belakang dan anomali pada korda spinalis. Berdasarkan penyelidikan tersebut, diketahui bahwa kegagalan lipatan neural untuk menutup sempurna, menyebabkan defek pada bagian dorsal atau myeloschisis. Hal ini menyebabkan CSF bocor mulai dari ventrikel sampai ke kanalis sentralis dan bahkan mencapai cairan amnion dan mengakibatkan kolaps dari sistem ventrikel. (10)

Kegagalan dari sistem ventrikel untuk meningkatkan ukuran dan volumenya menyebabkan herniasi ke bawah dan ke atas dari otak kecil. Sebagai tambahan, fossa posterior tidak berkembang sesuai dengan ukuran yang sebenarnya, dan neuroblas tidak bermigrasi keluar sesuai dengan normal dari ventrikel ke korteks. (10) Adapun teori yang lain yang menjelaskan terjadinya spina bifida yakni teori defisiensi asam folat. (11) Resiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan kekurangan asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan. Hingga kini tidak diketahui mengapa asam folat dapat menyebabkan spina bifida.(7,10,13) Malformasi Sistem Saraf Pusat (10)

Kehamilan hari ke 0 18

Kejadian Anomali Pembentukan ektoderm, Kematian atau efek yang mesoderm dan endoderm, tidak jelas dan lempeng saraf Pembentukan lempeng Defek midline anterior saraf Penampakan optik vessel Hidrosefalus Penutupan neuropore Anencephaly anterior Penutupan neuropore Spina bifida sistika dan

18 22 23 24 26 26 28 32 33 35

posterior Spina bifida okulta Sirkulasi vaskular Mikrosefali Splitting dari proensefalon Holoproensefalon untuk membentuk korpus Agenesis korpus kalosum telensefalon Pembentukan kalosum

70 100

2.6. KLASIFIKASI
10

Gambar 5: Klasifikasi Spina Bifida

Spina bifida dapat digolongkan sebagai berikut: Spina Bifida Okulta Bentuk ini merupakan spina bifida yang paling ringan. Kelainan seperti ini biasanya terdapat didaerah sacrolumbal, sebagian besar ditutupi oleh kulit dan tidak tampak dari luar kecuali adanya segumpal kecil rambut diatas daerah yang dihinggapi. Pada keadaan seperti ini medula spinalis dan saraf-saraf biasanya normal dan gejala-gejala neurologik tidak ditemukan. Spina Bifida Okulta sering didiagnosis secara tidak sengaja saat seseorang mengalami pemeriksaan X-ray atau MRI untuk alasan yang lain. Pada neural tube defek (NTD) jenis ini, tidak terjadi herniasi dari menings melalui defek pada vertebra. Lesi yang terbentuk terselubung atau tersembunyi di bawah kulit. Pada tipe ini juga tidak disertai dengan hidrosefalus dan malformasi Chiari II. (3,6,10,12,13) Seringkali lesi pada kulit berupa hairy patch, sinus dermal, dimple, hemangioma atau lipoma dan kadang-kadang timbul gangguan neurologik pada regio torakal, lumbal, dan sakral. Pada masa pertumbuhan anak-anak dapat pula ditemukan paralisis spastik yang ringan. (1,10)

11

Deteksi dini pada spina bifida okulta sangatlah penting mengingat bahwa fungsi neurologis hanya dapat dipertahankan dengan tindakan intervensi bedah secara dini dan tepat. (6)

Gambar. 6 (Diambil dari kepustakaan 7 )

Kelompok ini mencakup kelainan-kelainan : lipoma spinal, sinus dermal, lipomielomeningokel, diastematomielia, hipertrofi filum terminale dan meningokel sakral anterior. (4, 6) a. Lipoma spinal Perkembangan embriologis lipoma spinal tidak diketahui secara terperinci. Pada kasuskasus ini, elemen spinal normal tetap ada namun lokasinya abnormal. Lipoma spinal adalah keadaan di mana terdapat jaringan lemak yang masuk di dalam jaringan saraf, sehingga terjadi kerusakan dan mengakibatkan disfungsi neurologis. (6) Pada umumnya tidak ada kelainan neurologis, tetapi kadang terjadi, karena dengan bertambahnya usia, lipoma akan membesar dan menekan sistem

12

saraf. Lipoma seperti ini dapat berupa lipomeningomielokel atau melekat pada meningomielokel. Pemeriksaan radiologik dilakukan seperti pada meningokel.(4)

Gambar. 7. Lipoma Spinal (Diambil dari kepustakaan 14)

b. Sinus dermal Sinus dermal merupakan lubang terowongan (traktus) di bawah kulit mulai dari epidermis menuju lapisan dalam, menembus duramater dan sampai ke rongga subarakhnoid. Tampilan luarnya berupa lesung atau dimpel kulit yang kadang mengandung sejumput rambut di permukaannya dan kebanyakan di daerah lumbal. Biasanya kelainan ini asimptomatik, namun bila menembus duramater, sering menimbulkan meningitis rekuren.
(6)

13

Gambar. 8. Sinus Dermal (Diambil dari kepustakaan

14

c. Lipomielomeningokel Lipomielomeningokel sering kali terdeteksi sebagai suatu gumpalan lemak pada bagian belakang tubuh terutama di daerah lumbo-sakral. Kelainan ini kerap dikaitkan sebagai deformitas kosmetik, namun sebenarnya ia merupakan suatu kompleks anomali kongenital yang bukan hanya terdiri dari infiltrasi perlemakan jaringan saraf saja, tetapi juga mengandung meningokel atau meningomielokel yang besar. (6)

Gambar. 9. Lipomielomeningokel

(Diambil dari kepustakaan 14 )

14

Gambar. 10. Lipomielomeningokel (Diambil dari kepustakaan 14 )

d. Diastematomielia Diastematomielia merupakan salah satu manifestasi disrafisme spinal yang jarang terjadi dan terdiri atas komponen-komponen : Terbelahnya medula spinalis menjadi dua hemikord. Duramater dapat tetap satu atau membentuk septa. - Ada tulang rawan yang menonjol dari korpus vertebra dan membelah kedua hemikord diatas. Lokasi diastematomielia biasanya di daerah toraks atau torako-lumbar, dan juga biasanya ada abnormalitas vertebra (hemivertebra). Ciri khas dari kelainan ini adalah adanya sejumput rambut dari daerah yang ada diastematomielia. (6)

Gambar. 11. Diastematomielia (Diambil dari kepustakaan 14 )

Spina Bifida Aperta (cystica) 15

Tipe ini merupakan salah satu bentuk dari spina bifida yang kehilangan lamina vertebranya dan seluruh isi dari kanalis vertebralis mengalami prolaps membentuk sebuah defek dan defek tersebut membentuk kantung pada menings yang berisi CSF, defek yang terbentuk inilah yang disebut dengan meningocele. Sedangkan bila berisi korda spinalis dan akar saraf disebut mielomeningocele. Korda spinalis tersebut biasanya berasal dari bentuk primitif, yakni lempeng neural yang belum mangalami lipatan, hal ini disebut open myelomeningocele atau rachischisis. Dan pada closed myelomeningocele, yakni apabila lempeng neural telah terbentuk sempurna dan tertutup oleh membran dan kulit, meskipun tetap terlihat arkus posterior dari vertebra. (2)

Gambar.12 (Diambil dari kepustakaan 14 )

a. Meningokel

16

Spina bifida jenis ini mengalami simpel herniasi dari menings melalui defek pada vertebra. Korda spinalis dan akar saraf tidak ikut mengalami herniasi melalui bagian dorsal dari dural sac. Lesi yang timbul pada meningokel sangat penting untuk dibedakan dengan mielomeningokel karena penanganan dan prognosisnya sangat berbeda. Bayi yang lahir dengan meningokel biasanya pada pemeriksaan fisis memberikan gambaran yang normal. Bayi yang lahir dengan meningokel tidak memiliki malformasi neurologik seperti hidrosefalus dan Chiari II. Jenis ini merupakan bentuk yang jarang terjadi. (7,10) Patofisiologi Meningokel terbentuk saat meningens berherniasi melalui defek pada lengkung vertebra posterior. Medulla spinalis biasanya normal, meskipun tertambat, ada siringomielia, atau diastematomielia. Massa linea mediana yang berfluktuasi yang dapat bertranluminasi terjadi sepanjang kolumna vertebralis, biasanya berada di punggung bawah. Sebagian besar meningokel tertutup dengan baik dengan kulit dan tidak mengancam penderita. (1) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan neurologis yang cermat sangat dianjurkan. Anak yang tidak bergejala dengan pemeriksaan neurologis normal dan keseluruhan tebal kulit menutup meningokel dapat menunda pembedahan. Sebelum koreksi defek dengan pembedahan, penderita harus secara menyeluruh diperiksa dengan menggunakan rontgenogram sederhana, ultrasonografi, dan tomografi komputasi (CT) dengan metrizamid atau resonansi magnetic (MRI) untuk menentukan luasnya keterlibatan jaringan saraf jika ada dan anomali yang terkait, termasuk diastematomielia, medulla spinalis tertambat dan lipoma. Penderita dengan kebocoran cairan serebrospinal (CSS) atau kulit yang menutup tipis harus dilakukan pembedahan segera untuk mencegah meningitis. CT scan kepala dianjurkan pada anak dengan meningokel karena 17

ada kaitannya dengan hidrosefalus pada beberapa kasus. Meningokel anterior menonjol ke dalam pelvis melalui defek pada sacrum. Gejala konstipasi dan disfungsi kandung kemih berkembang karena meningkatnya ukkuran lesi. Penderiita wanita mungkin menderita anomaly saluran genital terkait, termasuk fistula retrovaginal. Rontgenogram sederhana memperagakan defek pada sacrum dan CT-Scan atau MRI menggambarkan luasnya meningokel.(1, 2, 3)

Gambar. 13 (Diambil dari kepustakaan 7 )

b. Mielomeningokel Mielomeningokel adalah keadaan di mana terjadi herniasi korda spinalis dan akar saraf membentuk kantung yang juga berisi menings. Kantung ini berprotrusi melalui vertebra dan defek muskulokutaneus. Korda spinalis sering berakhir pada kantung ini dan terbuka keluar disertai ekspose dari kanalis sentralis. Pembukaan dari struktur saraf tersebut disebut neural placode. NTD tipe ini adalah bentuk yang paling sering terjadi. Gangguan neurologis seperti hidrosefalus dan malformasi Chiari II seringkali menyertai mielomeningokel. Sebagai tambahan, mielomeningokel memiliki insidens yang tinggi sehubungan dengan malformasi intestinal, jantung, dan esofagus, dan juga anomali ginjal dan urogenital. Bayi yang lahir dengan mielomeningokel memiliki orthopedic

18

anomalies pada extremitas bawah dan anomali pada urogenital melalui keterlibatan akar saraf pada regio sakral. (10) Tampak benjolan digaris tengah sepanjang tulang belakang. Kebanyakan mielomenigokel berbentuk oval dengan sumbu panjangnya berorientasi vertikal. Lokasi terbanyak adalah di daerah torakolumbal dan frekuensi makin berkurang kearah distal. Kadang mielomeningokel disertai defek kulit atau permukaan yang hanya dilapisi oleh selaput tipis. Kelainan neorologik bergantung pada tingkat, letak, luas dan isi kelainan tersebut, karena itu dapat berupa paraplegia, paraparesis, monoparesis, inkotinensia urin dan alvi, gangguan sensorik serta gangguan refleks. (4, 6)

Gambar. 14. Mielomeningokel (Diambil dari kepustakaan 14)

Etiologi Penyebab mielomeningokel masih diketahui, namun diduga ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya mielomeningokel antara lain: 1

19

Semua defek penutupan defek neuralis Factor predisposisi genetic Resiko berulang pada yang pernah menderita sebelumnya (meningkat sampai 3 4%) Pada dua kehamilan abnormal sebelumnya (meningkat sampai sekitar 10%) Factor nutrisi dan lingkungan Pengunaan suplemen asam folat selama hamil pada ibu sangat mengurangi insiden defek tuba neuralis pada kehamilan beresiko. Agar efektif, penambahan asam folat harus dimulai sebelum pembuahan dan dilanjutkan sampai paling tidak minggu ke-12 kehamilan saat neuralis selesai. Penggunaan obat-obatan tertentu juga dikenal meningkatkan resiko mielomeningokel. Asam valproat, antikonvulsan menyebabkan defek tuba neuralis pada sekitar 1 2% kehamilan jika obat tersebut diberikan selama kehamilan. Manifestasi Klinis Gejala klinis yang timbul menyebabkan disfungsi banyak organ dan struktur, termasuk tulang, kulit, dan saluran genitourinaria, di samping sistem saraf perifer dan sentral. Pada 75% kasus, meningomielokel terjadi pada daerah lumbosakral. Luas dan gangguan neurologis tergantung pada lokasi mielomeningokel.1 Lesi pada daerah sakrum bawah menyebabkan inkontinensia usus besar dan kandung kencing dan disertai dengan anastesi pada daerah perineum namun tanpa gangguan fungsi motorik. Bayi baru lahir dengan defek pada daerah lumbal tengah secara khas memiliki struktur kistik seperti kantong yang ditutup oleh lapisan tipis jaringan yang sebagian terepitelisasi. Sisa jaringan saraf dapat terlihat di bawah membrane yang kadang-kadang robek dan CSS bocor. 1

20

Pemeriksaan bayi menampakkan paralisis flaksid pada tungkai bawah, tidak adanya reflex tendon dalam, tidak ada respons terhadap sentuhan dan nyeri, dan tingginya insiden kelainan postur tungkai bawah (termasuk kaki dan subluksasi pinggul). 1 Inkontinensia urin dan relaksasi sfingter ani mungkin nyata. Dengan demikian, mielomeningokel pada daerah lumbal tengah cenderung menghasilkan tanda neuron motor bawah karena kelainan dan kerusakan konus medularis. Bayi dengan mielomeningokel secara khas memiliki peningkatan defisit neurologis setelah mielomeningokel bergerak naik ke daerah thoraks. Namun, penderita dengan mielomeningokel di daerah thoraks atas atau daerah servikal biasanya memiliki defisit neurologis yang sangat minim dan pada kebanyakan kasus tidak mengalami hidrosefalus. (1) Terapi Manajemen pengawasan anak serta keluarga dengan mielomeningokel memerlukan pendekatan multidisiplin (ahli bedah, dokter dan ahli terapi). Di masa lalu, dianjurkan bahwa mielomeningokel harus diperbaiki sesegera mungkin setelah lahir untuk memelihara fungsi neurologis dan untuk mencegah perburukan lebih lanjut. Namun beberapa penelitian baru-baru ini menunjukkan hasil jangka lama yang sama pada penundaan pembedahan selama beberapa hari (dengan pengecualian kebocoran CSS). Setelah perbaikan pada mielomeningokel, sebagian besar bayi memerlukan tindakan shunting untuk hidrosefalus. Jika gejala atau tanda disfungsi otak belakang muncul, menunjukkan adanya indikasi untuk melakukan kompresi bedah medulla spinalis dan medulla servikalis awal. (1)

21

2.7. DIAGNOSIS
Anamnesis Diagnosis spina bifida dapat diketahui melalui analisa riwayat kesehatan dari individu tersebut (jika bukan bayi), riwayat kesehatan keluarga dan penjelasan yang detail tentang kehamilan dan kelahiran. (13) Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang lain mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis. (12) a. b. Spina bifida okulta (3,5,7,8) Sering kali asimtomatik Tidak ada gangguan pada neural tissue Regio lumbal dan sakral Defek berbentuk dimpel, seberkas rambut, nevus Gangguan traktus urinarius (mild) Spina bifida aperta (1,6) Meningokel Tertutupi oleh kulit Tidak terjadi paralisis Mielomeningokel Tidak tertutup oleh kulit, tetapi mungkin ditutupi oleh membran Terjadi paralisis

yang transparan

Pemeriksaan Fisis

22

Pemeriksaan neurologis pada bayi cukup sulit; terutama untuk membedakan gerakan volunter tungkai terhadap gerakan reflektoris. Diasumsikan bahwa semua respons gerakan tungkai terhadap rangsang nyeri adalah refleksif; sedangkan adanya kontraktur dan deformitas kaki merupakan ciri paralisis segmental level tersebut. (6) Cara pemeriksaannya : bayi ditelungkupkan di lengan pemeriksa, anggota gerak bawah bayi disisi lengan bawah pemeriksa. Yang dinilai adalah letak scapula, ukuran leher, bentuk tulang belakang dan gerakan. (1, 8) Pemeriksaan Penunjang Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Diagnosa dini spina bifida bisa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan prenatal. Pada trimester pertama, wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang disebut triple screen. Tes ini merupakan tes penyaringan untuk spina bifida, sindrom dan kelainan bawaan lainnya. Triple screen merupakan tes yang terdiri atas pemeriksaan alfa fetoprotein (AFP), USG tulang belakang janin, dan amniosentesis.
(9,12)

Metode skrining tersering untuk mendiagnosis spina bifida selama kehamilan adalah skrining serum alfa feto protein maternal (MSAFP) pada trimester kedua, dan ultrasonogafi. Skrining MSAFP mengukur tingkat dari protein yang disebut alfa feto protein (AFP) yang dibentuk secara alami oleh fetus dan plasenta. Selama kehamilan normal sejumlah kecil dari AFP biasanya melintasi plasenta dan memasuki peredaran darah ibu. Namun jika terdapat peningkatan yang abnormal dari protein ini pada peredaran darah ibu mengindikasikan bahwa fetus mengalami defek pada vertebra. Namun demikian uji MSAFP ini tidak spesifik untuk spina bifida dan uji ini tidak dapat menentukan secara defenitif akan adanya masalah dengan fetus. Dengan demikian bila terdeteksi

23

peningkatan AFP dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tambahan seperti Ultrasonografi atau Amniosentesis untuk menegakkan diagnosa.(8) Ultrasonografi dapat memberikan informasi mengenai penyebab peningkatan AFP antara lain kelainan pada fetus ataupun jumlah fetus yang lebih dari satu. Pada spina bifida akan tampak vertebra yang terbuka atau kelainan yang tampak pada otak bayi yang menindikasikan Spina bifida. (8)

Gambar 5. Teknik Amniosintesis (8) Pada Amniosintesis dilakukan pemeriksaan AFP yang berasal dari cairan amnion yang langsung diambil dari kantong amnion dengan menggunakan jarum 85 % wanita yang mengandung bayi dengan spina bifida, akan memiliki kadar serum alfa fetoprotein yang tinggi. Tes ini memiliki angka positif palsu yang karena itu jika hasilnya positif, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis. Dilakukan USG yang biasanya dapat menemukan bayi dengan spina bifida. Kadang dilakukan amniosentesis (analisa cairan ketuban). (12) Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan berikut : belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan CT scan memungkinkan untuk melihat secara langsung defek pada anatomi dan tulang. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya hidrosefalus atau kelainan intracranial lainnya. XRay tulang

24

Gambar. 15 (Diambil dari kepustakaan 14 )

CT scan atau MRI

tulang belakang kadang dilakukan untuk menentukan luas dan lokasi kelainan
(12)

MRI merupakan pemeriksaan pilihan untuk jaringan saraf dan untuk mengidentifikasi kelainan pada bayi baru lahir. Pemeriksaan ini memungkinkan untuk melihat anomali yang berkaitan baik intraspinal maupun intrakranial

Gambar. 16 (Diambil dari kepustakaan 14 )

25

2.8. PENANGANAN
Penanganan pasien dengan spina bifida dengan operasi penutupan pada defek yang terbentuk, saat ini masih kontroversial. Banyak bidang keilmuan menghindari pelaksanaan urgent operasion bila level neurological lesinya tinggi (diatas L1), jika terjadi deformitas spinal yang jarang, atau jika terjadi hidrosefalus, selebihnya jika terjadi lesi pada kulit dilakukan penutupan defek secara dini. (2) Penanganan berikutnya, adalah dengan kerja tim. Tim yang idel merupakan kombinasi dari neurosurgery, ortopedi, urologi, pediatrik, fisioterapi. Seiring pertumbuhan anak, ia membutuhkan pemasangan splint dan fisioterapis. Tapi diatas semua itu, anak-anak tersebut membutuhkan pengertian dari kedua orang tuanya dan perhatian mereka. (2) Penanganan Awal Penutupan defek pada kulit Dilakukan jika pasien memiliki prognosis yang baik, dilaksanakan dalam 48 jam setelah kelahiran. Neural plate ditutup dengan hati-hati dan kulit diinsisi luas. Hanya dengan cara ini ulkus dapat dicegah. Hidrosefalus Merupakan prioritas selanjutnya. Dilakukan setelah beberapa hari. Dilaksanakan ventriculo caval shunt. Deformitas Harus tetap dikontrol. Operasi ortopedi biasanya tidak dilakukan sampai minggu ke-3, selanjutnya pada masa pertumbuhan anak. Penanganan Paralisis dan Deformitas

Untuk 6 12 bulan pertama deformitas diterapi dengan strecthing dan

strapping. Koreksi dengan menggunakan plester tidak dibenarkan. Efek : tulang dapat patah dan muncul ulkus di kulit.

26

Open methods adalah koreksi yang terbaik untuk deformitas, tetapi Deformitas proksimal dikoreksi sebelum deformitas distal terjadi. Jika Splint tidak pernah digunakan tunggal dalam mengkoreksi deformitas.

harus ditunda sampai anak berumur beberapa bulan.

sudah seimbang maka deformitas residu yang terjadi ditangani dengan osteotomi.

Hanya bisa digunakan untuk mempertahankan deformitas, pelaksanaannya diperkuat dengan strecthing berulang-ulang. (2)

2.9. PENCEGAHAN Resiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat. Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini. Kepada wanita yang berencana untuk hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.

2.10. PROGNOSIS
Prognosis tergantung dari tipe spina bifida, jumlah dan beratnya abnormalitas, dan semakin jelek apabila disertai dengan paralisis, hidrosefalus, malformasi Chiari II dan defek kongenital lain. Dengan perawatan yang sesuai, banyak anak dengan spina bifida dapat hidup sampai dewasa. (6) Mielomeningokel merupakan spina bifida dengan prognosis yang jelek. Setelah dioperasi mielomeningokel memiliki harapan hidup 92 % ( 86 % dapat bertahan hidup selama 5 tahun). (6)

27

BAB III KESIMPULAN


Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi. Defek tuba neuralis menyebabkan kebanyakan kongenital anomali Sistem Saraf Sentral (SSS) akibat dari kegagalan tuba neuralis menutup secara spontan antara minggu ke-3 dan ke-4 dalam perkembangan di uterus. Spina bifida merupakan suatu anomali perkembangan yang ditandai dengan defek penutupan selubung tulang pada medulla spinalis sehingga medulla spinalis dan selaput meningen dapat menonjol keluar (spina bifida cystica), atau tidak menonjol (spina bifida occulta). Resiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat. Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini. Manajemen pengawasan anak serta keluarga dengan spina bifida memerlukan pendekatan multidisiplin (ahli bedah, dokter dan ahli terapi).

28

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad, Chairuddin. Penyakit Akibat Lesi Medula Spinalis dalam: Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Edisi Ketiga. Jakarta: Yarsif Watampone; 2009. Hal 257-9. 2. Solomon, Louis. Neuromuscular disorder in: Apleys System of Orthopaedic and Fractures. 8th ed. London: Arnold; 2001. P 214-6. 3. Sadler, T.W. Central Nervous System in : Langmans Medical Embriology, 8th ed. Montana: Twin Bridges; P.194-5, 443-8 4. De Jong,Wim. Sistem Saraf dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004. Hal 811-4. 5. Scwarts, S. I. Neurosurgery in : Principles of Surgery. 9 th ed. USA; 2010. P. 904, 922 6. Satyanegara. Disgrafisme Spinal dalam : Ilmu Bedah Saraf. Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama; 1998. Hal.301-05. 7. Griffin, Mike. Occupational Therapy Revision Notes : Spina Bifida [Online] June 5th 2002, [cited April 5th,2010]; Available from URL: http://www.otdirect.co.uk 8. Anonim. Spina Bifida [Online] 2010, [cited April 8th ,2010]; Available from URL: http://www.wikipedia.com 9. Kugler, Mary. Spina Bifida [Online] June 24th 2008, [cited April 5th,2010]; Available from URL: http://www.raredisease.about.com 10. Ellenbogen. Richard.G. Neural Tube Defects in the Neonatal Period. [Online] Jan 30th 2010, [cited April 5th,2010]; Available from URL: http://www.emedicine.com 11. Anonim. Myelodisplasia [Online] 2010, [cited April 5th, 2010]; Available from URL: http://www.posna.com

29

12. Anonim. Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang) [Online] 2010, [cited April 5th, 2010]; Available from URL: http://www.medicastore.com 13. Anonim. Spina Bifida [Online] 2010, [cited April 18th,2010]; Available from:URL: http://www.emedicinehealth.com 14. Anonim. Spina Bifida Picture [Online] 2010, [cited May 10th, 2010]; Available from:URL: http://www.google.com.

30

Вам также может понравиться

  • Spina Bifida
    Spina Bifida
    Документ7 страниц
    Spina Bifida
    Dian Fitriawati
    100% (1)
  • SPINA BIFIDA DAN EMBRIOLOGI
    SPINA BIFIDA DAN EMBRIOLOGI
    Документ23 страницы
    SPINA BIFIDA DAN EMBRIOLOGI
    try_dinaa
    Оценок пока нет
  • Referat-Spina Bifida
    Referat-Spina Bifida
    Документ10 страниц
    Referat-Spina Bifida
    Nolita Yulia Sunarno
    100% (1)
  • SPINA BIFIDA DAN PENCEGAHANNYA
    SPINA BIFIDA DAN PENCEGAHANNYA
    Документ5 страниц
    SPINA BIFIDA DAN PENCEGAHANNYA
    IkaKusumaWardhani
    Оценок пока нет
  • Tugas Test Provokasi
    Tugas Test Provokasi
    Документ3 страницы
    Tugas Test Provokasi
    Tri Sudradjat
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Holoprosensefali
    Laporan Kasus Holoprosensefali
    Документ25 страниц
    Laporan Kasus Holoprosensefali
    arvania
    Оценок пока нет
  • Spina Bifida
    Spina Bifida
    Документ4 страницы
    Spina Bifida
    alvin
    50% (2)
  • HNP Servikal
    HNP Servikal
    Документ27 страниц
    HNP Servikal
    Satriani Jee
    Оценок пока нет
  • Neuropraksia
    Neuropraksia
    Документ21 страница
    Neuropraksia
    Fadila
    Оценок пока нет
  • Anatomi-Fisiologi Sistem Keseimbangan
    Anatomi-Fisiologi Sistem Keseimbangan
    Документ24 страницы
    Anatomi-Fisiologi Sistem Keseimbangan
    Adrian Erindra
    100% (1)
  • Referat Foot Drop
    Referat Foot Drop
    Документ37 страниц
    Referat Foot Drop
    Jkp Phie
    100% (2)
  • Fraktur Elbow Joint
    Fraktur Elbow Joint
    Документ20 страниц
    Fraktur Elbow Joint
    Rikardo Tobing
    67% (3)
  • Fraktur Humerus
    Fraktur Humerus
    Документ26 страниц
    Fraktur Humerus
    julius
    Оценок пока нет
  • Deteksi Gangguan
    Deteksi Gangguan
    Документ20 страниц
    Deteksi Gangguan
    l_hakim87
    Оценок пока нет
  • Refrat Penatalaksanaan Synkinesis Pada Bell's Palsy
    Refrat Penatalaksanaan Synkinesis Pada Bell's Palsy
    Документ17 страниц
    Refrat Penatalaksanaan Synkinesis Pada Bell's Palsy
    Fhie Fha Rara
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Pustaka Skoliosis
    Tinjauan Pustaka Skoliosis
    Документ24 страницы
    Tinjauan Pustaka Skoliosis
    Jeffrey Dyer
    67% (3)
  • BAB 2 Vvertigo
    BAB 2 Vvertigo
    Документ13 страниц
    BAB 2 Vvertigo
    Nize Ria Azni
    Оценок пока нет
  • Refrat Fraktur Femur
    Refrat Fraktur Femur
    Документ31 страница
    Refrat Fraktur Femur
    Tri Rahma Yani Yawati
    Оценок пока нет
  • Tugas Makalah FTA - Spina Bifida
    Tugas Makalah FTA - Spina Bifida
    Документ18 страниц
    Tugas Makalah FTA - Spina Bifida
    ResyaNurAulia
    100% (3)
  • Fraktur Kompresi
    Fraktur Kompresi
    Документ47 страниц
    Fraktur Kompresi
    Nadhira Puspita Ayuningtyas
    Оценок пока нет
  • CEDERA SARAF PERIFER
    CEDERA SARAF PERIFER
    Документ25 страниц
    CEDERA SARAF PERIFER
    Sulistyawati Wrimun
    Оценок пока нет
  • AS-tulangbambu
    AS-tulangbambu
    Документ12 страниц
    AS-tulangbambu
    RizkiA.BinandraPutra
    Оценок пока нет
  • CRS
    CRS
    Документ16 страниц
    CRS
    Priyaveda Janitra
    Оценок пока нет
  • Spina Bifida
    Spina Bifida
    Документ32 страницы
    Spina Bifida
    yohana
    Оценок пока нет
  • Cervical Root Syndrom
    Cervical Root Syndrom
    Документ55 страниц
    Cervical Root Syndrom
    Anang Fajar
    100% (1)
  • Anatomi Dan Fisiologi Vertebrae 1
    Anatomi Dan Fisiologi Vertebrae 1
    Документ3 страницы
    Anatomi Dan Fisiologi Vertebrae 1
    Yudi Momenk
    67% (3)
  • Spasmodik Tortikolis
    Spasmodik Tortikolis
    Документ7 страниц
    Spasmodik Tortikolis
    prince-billie-1615
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi Spondilitis TB
    Patofisiologi Spondilitis TB
    Документ13 страниц
    Patofisiologi Spondilitis TB
    iramukarramah
    100% (1)
  • Lesi Saraf Perifer
    Lesi Saraf Perifer
    Документ84 страницы
    Lesi Saraf Perifer
    Wiwi Rahayu
    Оценок пока нет
  • Plexopati
    Plexopati
    Документ3 страницы
    Plexopati
    rully
    Оценок пока нет
  • Ataksia Fix
    Ataksia Fix
    Документ34 страницы
    Ataksia Fix
    ChlarasintaBenyamin
    Оценок пока нет
  • Referat Trauma Medulla Spinalis
    Referat Trauma Medulla Spinalis
    Документ33 страницы
    Referat Trauma Medulla Spinalis
    ani
    50% (2)
  • Cervical Test-1
    Cervical Test-1
    Документ4 страницы
    Cervical Test-1
    fisioterapi 2019
    Оценок пока нет
  • Frozen Shoulder
    Frozen Shoulder
    Документ32 страницы
    Frozen Shoulder
    gede andreas
    100% (1)
  • Laporan Kasus Spina Bifida
    Laporan Kasus Spina Bifida
    Документ38 страниц
    Laporan Kasus Spina Bifida
    joni
    75% (4)
  • LBP Ec. Mekanik Kronik
    LBP Ec. Mekanik Kronik
    Документ25 страниц
    LBP Ec. Mekanik Kronik
    Bee Maan
    Оценок пока нет
  • Bels Palsy Referat
    Bels Palsy Referat
    Документ35 страниц
    Bels Palsy Referat
    Vivid Dwi Rahmadi
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan USG
    Pemeriksaan USG
    Документ23 страницы
    Pemeriksaan USG
    Fadliana Mutia Patrins
    Оценок пока нет
  • Amyotrophic Lateral Sclerosis
    Amyotrophic Lateral Sclerosis
    Документ30 страниц
    Amyotrophic Lateral Sclerosis
    SITIRABIATULADAWIYAH
    Оценок пока нет
  • Fraktur Klavikula
    Fraktur Klavikula
    Документ47 страниц
    Fraktur Klavikula
    Jourdy Kharisma Pradnyana
    Оценок пока нет
  • Cervical Root Syndrome
    Cervical Root Syndrome
    Документ32 страницы
    Cervical Root Syndrome
    I Nengah Aditya Pramana
    100% (2)
  • Proprioseptif
    Proprioseptif
    Документ74 страницы
    Proprioseptif
    Anugerah Nasution
    Оценок пока нет
  • Tira RX Fisiologis
    Tira RX Fisiologis
    Документ4 страницы
    Tira RX Fisiologis
    Athira SM
    Оценок пока нет
  • Spina Bifida Kelompok 1
    Spina Bifida Kelompok 1
    Документ27 страниц
    Spina Bifida Kelompok 1
    Pangala Nita
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Drop Hand
    Laporan Kasus Drop Hand
    Документ12 страниц
    Laporan Kasus Drop Hand
    Lamria Maloni Siahaan
    Оценок пока нет
  • CPA Tumor
    CPA Tumor
    Документ22 страницы
    CPA Tumor
    yudith paula monica
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Ms
    Laporan Kasus Ms
    Документ31 страница
    Laporan Kasus Ms
    Raissa
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Bahu Pada Orthopedi
    Pemeriksaan Bahu Pada Orthopedi
    Документ24 страницы
    Pemeriksaan Bahu Pada Orthopedi
    psari_19
    100% (2)
  • Hipospadi
    Hipospadi
    Документ11 страниц
    Hipospadi
    eki
    Оценок пока нет
  • Pengertian Spinal Cord Injury
    Pengertian Spinal Cord Injury
    Документ24 страницы
    Pengertian Spinal Cord Injury
    Yohana Kecil
    100% (1)
  • REFERAT Spina Bifida
    REFERAT Spina Bifida
    Документ18 страниц
    REFERAT Spina Bifida
    Rista Harwita
    Оценок пока нет
  • Spina Bifida Bab 2
    Spina Bifida Bab 2
    Документ18 страниц
    Spina Bifida Bab 2
    leggojaehyunniee
    Оценок пока нет
  • Referat Spina Bifida Gabung
    Referat Spina Bifida Gabung
    Документ44 страницы
    Referat Spina Bifida Gabung
    Al Hijjah Fadhilah
    Оценок пока нет
  • Referat Spina Bifida
    Referat Spina Bifida
    Документ17 страниц
    Referat Spina Bifida
    nelson_leo24
    Оценок пока нет
  • SPINA BIFIDA
    SPINA BIFIDA
    Документ12 страниц
    SPINA BIFIDA
    Anthony Chandra
    Оценок пока нет
  • Refrat Radiologi !
    Refrat Radiologi !
    Документ30 страниц
    Refrat Radiologi !
    Sivaneasan Kandiah
    Оценок пока нет
  • Spina Bifida
    Spina Bifida
    Документ16 страниц
    Spina Bifida
    Sulatun hidayati
    Оценок пока нет
  • Michael Wy SPINA BIFIDA
    Michael Wy SPINA BIFIDA
    Документ38 страниц
    Michael Wy SPINA BIFIDA
    1234qweasdf
    Оценок пока нет
  • Meningocele Fix
    Meningocele Fix
    Документ18 страниц
    Meningocele Fix
    Farhan Hasbi
    Оценок пока нет
  • SPINABIFIDA
    SPINABIFIDA
    Документ15 страниц
    SPINABIFIDA
    sovi
    Оценок пока нет
  • Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
    Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
    Документ47 страниц
    Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
    Adilia Adris
    Оценок пока нет
  • Patah Tulang Atau Fraktur2
    Patah Tulang Atau Fraktur2
    Документ14 страниц
    Patah Tulang Atau Fraktur2
    Decky Andrea
    Оценок пока нет
  • Drug Eriuption
    Drug Eriuption
    Документ25 страниц
    Drug Eriuption
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Demam Thypoid
    Demam Thypoid
    Документ38 страниц
    Demam Thypoid
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    100% (1)
  • Tinjauan Islam Terhadap Ketepatan Pemeriksaan Terpadu Sitologi Biopsi Jarum Halus Dan Ultrsonografi Pada Nodul Tiroid
    Tinjauan Islam Terhadap Ketepatan Pemeriksaan Terpadu Sitologi Biopsi Jarum Halus Dan Ultrsonografi Pada Nodul Tiroid
    Документ26 страниц
    Tinjauan Islam Terhadap Ketepatan Pemeriksaan Terpadu Sitologi Biopsi Jarum Halus Dan Ultrsonografi Pada Nodul Tiroid
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Tosilitis Kronik
    Tosilitis Kronik
    Документ16 страниц
    Tosilitis Kronik
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Resusitasi Neonatus
    Resusitasi Neonatus
    Документ75 страниц
    Resusitasi Neonatus
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • MUMPS PENYAKIT SISTEMIK YANG DITANDAI PEMBENgkakan kelenjar ludah
    MUMPS PENYAKIT SISTEMIK YANG DITANDAI PEMBENgkakan kelenjar ludah
    Документ13 страниц
    MUMPS PENYAKIT SISTEMIK YANG DITANDAI PEMBENgkakan kelenjar ludah
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Sistem Rujukan
    Sistem Rujukan
    Документ15 страниц
    Sistem Rujukan
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Asma Pada Anak
    Asma Pada Anak
    Документ14 страниц
    Asma Pada Anak
    Achmad Iskandar
    Оценок пока нет
  • Obat Anti Malaria
    Obat Anti Malaria
    Документ34 страницы
    Obat Anti Malaria
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Pertusis
    Pertusis
    Документ10 страниц
    Pertusis
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • VIRCHOW
    VIRCHOW
    Документ9 страниц
    VIRCHOW
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Slide Kesulitan Belajar
    Slide Kesulitan Belajar
    Документ50 страниц
    Slide Kesulitan Belajar
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • BRONKOPNEUMONIA Rina
    BRONKOPNEUMONIA Rina
    Документ7 страниц
    BRONKOPNEUMONIA Rina
    Jean Rean
    Оценок пока нет
  • Shalat & Kesehatan
    Shalat & Kesehatan
    Документ3 страницы
    Shalat & Kesehatan
    mamandurokhman
    Оценок пока нет
  • Penyakit Infeksi Pada Anak
    Penyakit Infeksi Pada Anak
    Документ94 страницы
    Penyakit Infeksi Pada Anak
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Studi Kasus Pasien Hipertensi Grade II
    Studi Kasus Pasien Hipertensi Grade II
    Документ13 страниц
    Studi Kasus Pasien Hipertensi Grade II
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Cairan
    Cairan
    Документ12 страниц
    Cairan
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Imunisasi Dan KIPI
    Imunisasi Dan KIPI
    Документ24 страницы
    Imunisasi Dan KIPI
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    100% (1)
  • FRAKTUR Mandibula
    FRAKTUR Mandibula
    Документ23 страницы
    FRAKTUR Mandibula
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    100% (2)
  • Corpus Alienum Penis
    Corpus Alienum Penis
    Документ12 страниц
    Corpus Alienum Penis
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Presentasi Kasus
    Presentasi Kasus
    Документ23 страницы
    Presentasi Kasus
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Status Ujian Jiwa..Aria Adhitya
    Status Ujian Jiwa..Aria Adhitya
    Документ12 страниц
    Status Ujian Jiwa..Aria Adhitya
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Penanganan Infeksi Cacing Pada Anak
    Penanganan Infeksi Cacing Pada Anak
    Документ22 страницы
    Penanganan Infeksi Cacing Pada Anak
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • Case Skizo Paranoid - Edit3
    Case Skizo Paranoid - Edit3
    Документ17 страниц
    Case Skizo Paranoid - Edit3
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет
  • GEJALA KERACUNAN MAKANAN
    GEJALA KERACUNAN MAKANAN
    Документ9 страниц
    GEJALA KERACUNAN MAKANAN
    FLOREZTA
    Оценок пока нет
  • Infeksi Virus Pada Kulit
    Infeksi Virus Pada Kulit
    Документ47 страниц
    Infeksi Virus Pada Kulit
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    0% (1)
  • Tutorial Home Recording
    Tutorial Home Recording
    Документ7 страниц
    Tutorial Home Recording
    Adhitya Soewadji Martodimuljo
    Оценок пока нет