Вы находитесь на странице: 1из 29

1

aruskah UN Dihapus?

Bagaimana jika semua rekan di kelasmu tidak ada yang bersedia mengikuti ujian nasional alias UN, sedangkan kamu penasaran untuk ikut? Bagaimana bila untuk menjalani UN belum ada persiapan jauh hari sebelumnya? Dan, bagaimana jugakah jika di sekolahmu tidak pernah diadakan pra-UN atau berbagai persiapan UN? Itulah kiranya yang kami rasakan ketika menjalani sebuah proses yang memakan waktu panjang untuk mengikuti UN, tidak seperti layaknya teman-teman di sekolah lain yang sebelumnya telah bersiap-siap menghadapi UN. Boro-boro kami sempat siap-siap, keputusan mengikuti UN saja sehari sebelum menghadapi rangkaian ujian menjelang UN, seperti ujian praktik, ujian akhir sekolah, dan kemudian UN. Sementara sekolah kami, SMP Alternatif Qaryah Thayyibah, membebaskan kami untuk menentukan sendiri ikut atau tidak kegiatan UN. Begitu banyak cerita yang harus kami lalui menjelang UN. Kami harus ke sana kemari untuk mencari buku-buku yang sesuai dengan kurikulum dan berusaha keras mempelajarinya di rumah. Tentu saja dengan sistem kebut-kebutan, tapi tetap dibuat santai sehingga semua pelajaran bisa dicerna. Kami berusaha memahami semua materi yang ada di buku dengan belajar di rumah karena tidak ada les atau persiapan apa pun di sekolah. Dari situ, kami merasa menjadi pelajar yang betul-betul mandiri. Kami masih merasa menjadi bagian dari SMP Alternatif Qaryah Thayyibah, jadi kami sengaja tidak memutuskan kegiatan belajar yang ada di kelas. Jadi, biarpun kami mengikuti UN, kegiatan di kelas juga harus tetap berlangsung seperti biasa. Temanteman kami yang lain, yang memilih tidak mengikuti UN, masih getol menyelesaikan segudang proyek. Selain mencari buku-buku, kami juga sibuk mencari sendiri guru yang berkenan membimbing kami dalam belajar, terutama Matematika dan Bahasa Indonesia. Sampai kami lupa akan adanya UN Bahasa Inggris. Pematangan dalam persiapan UN Bahasa Inggris hanya berlangsung satu jam sebelum mengerjakan soal UN. Tujuan kami mengikuti UN bukan sekadar untuk memperoleh ijazah, tapi untuk antisipasi. Siapa tahu nantinya hati kami terketuk untuk melanjutkan perjuangan ke sekolah lain. Namun, belum pernah tebersit di benak kami untuk meninggalkan Sekolah

Alternatif Qaryah Thayyibah. Karena saat ini sekolah itulah yang kami rasa cocok untuk pengembangan diri kami lebih lanjut. Selain untuk antisipasi, kami juga ingin merasakan detik-detik menjelang UN. Tapi yang terpenting bagi kami adalah mengetahui seperti apa substansi UN, mengetahui sejauh mana manfaat UN bagi bangsa Indonesia, dan memulai sebuah penelitian. Pada Senin 22 Mei 2006, kami mulai mengikuti UN. UN tidak kami anggap sebagai beban. Kami tidak lagi memikirkan lulus atau tidak. Untuk urusan lulus atau tidak adalah urusan belakang. Yang kami tekankan saat itu, kami tidak menjadikan hasil UN sebagai tanggungan hidup kami. Yang terpenting bagi kami adalah berproses untuk memberikan yang terbaik, bukan mencari nilai akademis yang meloloskan kami dari standar nilai yang selalu disiasati oleh birokrasi pendidikan. Seusai UN kami memperoleh nilai yang wajar. Tidak terlalu buruk, juga tidak terlalu baik. Namun, dari proses melalui ujian tersebut, banyak hal yang telah kami rasakan dan kami dapatkan. Kami mulai mengambil hikmah dari semua kejadian yang ada ketika menjalankan proses yang begitu panjang. Mulai dari cerita duka sampai cerita yang membuahkan bahagia. Banyak pengalaman yang kami dapatkan. Kami mulai belajar untuk menjadi orang yang tidak patah semangat, kami juga banyak belajar dari beberapa siswa yang ada di sana. Mengenai besarnya keprihatinan mereka dalam menjalankan episode kehidupan yang pasang-surut. Dan, masih banyak lagi hikmah yang kami petik dalam berproses. Selain itu, kami juga melihat kenyataan bahwa kejujuran akan membuahkan hasil yang indah. Sementara pembohongan terhadap diri sendiri, seperti nyontek atau semacamnya, malah membuahkan sesuatu yang sangat tidak memuaskan. Sampai akhirnya kami sadar akan UN yang begitu menyedihkan. Banyak hal yang membuat kami kecewa dengan adanya UN. Banyak pelajar di Indonesia yang tak bisa meneruskan belajar ke jenjang yang lebih tinggi hanya dikarenakan tidak lulusnya dalam pemecahan soal-soal UN. Soal-soal yang dibuat sepihak tersebut ternyata begitu mampu membuat para pelajar menghalalkan segala cara untuk memperoleh kelulusan. Mencontek seakan melatih siswa untuk mendapatkan sesuatu tanpa berusaha. Kami berharap, jangan sampai perbuatan culas seperti itu menjadi cerminan untuk bangsa Indonesia.

Sebenarnya, UN hanya akan membatasi pelajar dalam mengembangkan keintelektualan dalam suatu bidang tertentu. Selama ini yang dijadikan bahan UN hanyalah Bahasa Indonesia, Matematika, serta Bahasa Inggris. UN juga hanya akan membatasi keinginan yang ada pada diri pelajar. Pelajar menjadi tidak kreatif. Pelajar akan sulit untuk menentukan kebutuhan yang ada pada dirinya.

Mengukur keberuntungan Banyak juga pelajar yang menjadi tidak bersemangat hanya karena tidak lulus UN. Padahal, UN bukanlah satu-satunya jalan untuk mengukur kemampuan. Sangat tidak manusiawi jika UN-lah yang akan mengakhiri sebuah proses belajar. Mungkin, UN akan terus menjadi momok bagi pelajar. Pelajar merasa butuh untuk belajar hanya karena adanya UN atau tes-tes tertulis yang lain. Bisa dibilang UN bukanlah untuk mengukur kemampuan pelajar, melainkan untuk mengukur keberuntungan pelajar dalam mencoret lembaran soal. Selain itu, sangat tidak rasional juga ketika proses mengukur kemampuan hanya berlangsung dua jam dengan ketegangan yang tidak bisa dihindari oleh pelajar. Dan, saat itu juga, semua pelajar di seluruh penjuru negeri sedang diuji dengan materi yang sama. Padahal, kemampuan pelajar pasti berbeda-beda. Banyak pelajar Indonesia yang sebenarnya keberatan terhadap UN. Banyak juga pakar pendidikan di Indonesia yang mendukung penghapusan UN. Lantas, Mengapa UN masih dipertahankan? Ada apa di balik adanya UN? Untuk mengukur kemampuan siswa tidak perlu menggunakan soal-soal yang sebenarnya tidak cukup untuk menilai seluruh kemampuan yang dimiliki siswa selama tiga tahun. Bayangkan! Jika ada siswa yang memiliki nilai Bahasa Indonesia 9, Matematika 10, sementara nilai Bahasa Inggrisnya di bawah standar kelulusan, berarti siswa itu tidak lulus bukan? Haruskah ia mengulangi belajar selama setahun lagi dengan materi-materi yang membosankan? Dengan suasana yang menjenuhkan? Bukankan lebih baik ia mempertajam kemampuannya daripada harus mengulang lagi hanya untuk mencari nilai Bahasa Inggris.

Jangan sekalipun kita menganggap bahwa dia yang tidak lulus adalah siswa yang bodoh. Nilai yang ada pada pelajar bukan sebatas nilai pada UN. Perlu kita renungkan sekali lagi, UN telah membuat banyak siswa merasa tertekan, depresi, bahkan banyak yang gila karenanya. Tidakkah kita khawatir jikalau UN malah akan memengaruhi kecemasan psikologis anak? Betapa sedihnya kami ketika melihat beberapa siswa yang menangis histeris lantaran tidak lulus. Bahkan ada yang sampai terkulai pingsan di pangkuan temannya. Seperti ada rasa tersisih yang menyeruak di hati mereka. Kami mencoba untuk bersikap wajar dan menetralkan kesedihan kami. Benarkah semua itu han sesuatu yang wajar? Teruntuk birokrasi pendidikan yang budiman, lancangkah jika pelajar menyuarakan isi hatinya tentang pendidikan? Bukan maksud kami untuk mengadili, kami hanya menginginkan keadilan. Kami hanya ingin mencoba untuk menjadi pelajar yang asertif dan tidak pasif. Kalau memang Depdiknas berkenan, hendaknya ujian akhir sebuah sekolah diganti dengan sesuatu yang lebih rasional, logis, dan riil. Bukan sekadar fiktif belaka yang menjelma dalam tiap untaian soal. Pandangan kami tentang UN ini merupakan bingkisan untuk birokrasi pendidikan yang semoga bisa menjadikan sebuah pendidikan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Harapan kami, ke depan, sekolah maupun lembaga pendidikan di Indonesia memiliki hak untuk menentukan langkah sendiri. Tentunya dengan dukungan dan partisipasi dari pemerintah. Perlu diingat bahwa setiap sekolah memiliki sumber daya yang berbeda. Jadi, untuk ujian kelulusan pun tidak perlu diseragamkan. Dengan perasaan pesimistis, kami hanya bisa mengajukan usulan, ini kesempatan bagi lembaga-lembaga pendidikan khususnya SMA dan perguruan tinggiuntuk mencari siswa yang berprestasi. Apabila ijazah masih dibutuhkan oleh sekolah, siswa diberi kesempatan untuk mengikuti UN atau ujian setara untuk tahun depan. Dengan demikian, tidak perlu ada siswa yang harus berhenti belajar hanya karena tidak punya ijazah... Naylul Izza, Fina Af'idatussofa, dan Siti Qonaah Peserta UN SMP dari Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah, Salatiga

UNAS boleh-boleh saja diadakan asal peranannya hanya sebagai 'tolok ukur' uji kemampuan siswa dalam jenjang pendidikan tertentu. Jadi BUKAN penentu kelulusan seorang siswa.

Hendaknya sekolah atau perguruan tinggi diberi kebebasan dalam penerimaan siswa barunya. Boleh memilih apakah harus punya standar kelulusan UNAS atau tidak, tergantung persyaratan/kebijakan masing-masing. Taruhlah, andai ada sekolah favorit yang memberi persyaratan bahwa siswa baru yang diterima harus mempunyai standar kelulusan UNAS dengan nilai rata-rata A. Lalu ada sekolah lain hanya memberi persyaratan penerimaan siswa dengan standar kelulusan nilai rata-rata C dan seterusnya. Yang pada akhirnya, tidak menutup kemungkinan ada sekolah yang tidak memberi persyaratan bahwa siswa barunya haruslah lulus UNAS dulu.

Dengan demikian, siswa yang kemampuan akademisnya memang rendah, tetap dapat bersekolah terus walaupun bukan di sekolah favorit. Paling tidak, target yang dicapai adalah proses pembelajaran dasar selama 2+6+3+3 tahun (cape...deh...) bisa merata ke seluruh generasi muda tanpa tekanan yang berlebihan, apalagi jika harus pakai acara tidak lulus segala akibat gagal UNAS. Andai ada yang tidak lulus UNAS berkali-kali, bagaimana nasib mereka nanti? Intinya, harus disesuaikan dengan kemampuan masingmasing siswa.

Sedang bagi mereka yang memang cemerlang dan ingin meneruskan di sekolah favorit, silakan berjuang untuk mendapatkan nilai rata-rata UNAS yang distandarkan oleh sekolah bersangkutan.

Sekali lagi, UNAS bukan filter yang tepat untuk menilai prestasi akademis seorang siswa yang mempunyai talenta berbeda-beda. Bahkan andai bahan yang diujikan disesuaikan dengan talenta masing-masing siswa pun UNAS tetap lebih mirip 'algojo'

dadakan bagi sebagian siswa yang sedang apes. Buat apa penilaian tiap mata pelajaran sekarang harus terdiri dari berbagai macam aspek, kalau toh hasil akhirnya tetap di tangan 'algojo' UNAS? reply roebyarto wrote on Apr 5, '08 NIh mumpung bentar lagi unas... menurutku antara ujian dan evaluasi beda ujian untuk mengukur kemampuan individu sedang kan evaluasi untuk mengukur sejauhmana program itu dapat terlaksana... jadi ujian (UNAS) masih sangat diperlukan untuk mengukur kemampuan peserta didik reply nurghozin wrote on Apr 9, '08 kayaknya bukan masaalah itu. Maksudnya UN sekarang itu yang bagaimana modelnya. Masa pelajar kita masih dicekoki takut dengan momok LULUs dan TIDAK lulus. Disinilah mengapa sistem UAN dengan mata pelajaran vital itu harus wajib dihapus atau diganti sistemnya.

masalahnya, bagaimana mungkin pelajar yang dalam tiga tahun fokus dalam sekolah Pariwisata, Pemasaran, Otomotif, Keagamaan, dll. Harus tidak LULUs gara-gara Bahasa Inggris atau matematika dan bahasa Indonesia. ini kan tidak logis. iya saya tahu tiga mata pelajaran itu penting. Tetapi bukankah itu mata pelajaran yang tidak serius dalam sekolah yang mengambil bidang kejuruan? Kedepan mudah-mudahan Pendidikan kita menerapkan standar kelulusan itu yang sesuai dengan jurusan yang sesuai dengan yang diambil tekuni siswa selama dua atau tiga tahun.

ABORSI : PRO & KONTRA Saumiman Saud Published 06/28/2007 - 6:07 p.m. GMT ABOUT THE AUTHOR Rate This Article: 16

Saumiman Saud Email: Click To Contact Author Pro dan Kontra? Bagaimana kita Menjawabnya? (Red: Ditinjau dari sudut pandang agama Kristen)

Pada Zaman sekarang ini Aborsi menjadi suatu masalah yang semakin kabur nilainya; dilihat dari sisi agama Kristen hal ini menjadi tantangan iman yang cukup berat. Dari data statistik diperoleh bahwa Jepang saja negara yang sudah begitu maju, sejak tahun 1972 telah melakukan Aborsi 1,5 juta orang per-tahun, Inggris sampai tahun 1983 telah melakukakan Aborsi terhadap 2 juta orang, Amerika Serikat sampai tahun 1986 sudah mencapai 20 juta orang, sedangkan dari penelitian seorang dokter di Jakarta, dinyatakan bahwa pada tahun 1990 ada 400 orang melakukan pembunuhan dan 20% diantaranya melakukan dengan cara Aborsi.

Sejak peristiwa penemuan 13 mayat bayi bulan Nopember 1997 di Jakarta, dan ditangkapnya beberapa dokter yang diduga terlibat dalam praktek Aborsi ini, maka masalah Aborsi mencuat kembali di Indonesia. Apalagi ditambah dengan pernyataan seorang dokter Senior dr. Edward Armando (alias Dokter Robinhood) di Surabaya yang prakteknya di sekitar Gang Dolly (tempat Pelacuran), beliau mengatakan "Ia akan melakukan Aborsi sampai kapanpun", maka timbul berbagai pro dan kontra terhadap masalah ini, ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menyarankan agar polisi segera menangkap dokter tersebut, sebab dokter Edward dengan terang-terangan telah mengaku mempraktekkan Aborsi.

A. PENGERTIAN ABORSI

Aborsi menurut dr. Agus Abadi dari UPF/ Lab Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Dr. Soetomo/ FK Unair, abortus (definisi yang lama) - adalah terhentinya

kehidupan buah kehamilan pada usia kehamilan sebelum 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. WHO memperbaharui definisi Aborsi yakni Aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Aborsi juga diartikan mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus secara prematur (sebelum waktunya). Istilah Aborsi disebut juga Abortus Provokatus (Inilah yang belakangaan ini menjadi ramai dibicarakan). Abortus yang dilakukan secara sengaja. Jadi Aborsi adalah tindakan pengguguran hasil konsepsi secara sengaja.

B. JENIS-JENIS ABORSI

Secara garis besar Aborsi dapat kita bagi menjadi dua bagian; yakni Aborsi Spontan (Spontaneous Abortion) dan Abortus Provokatus (Provocation Abortion). Yang dimaksud dengan Aborsi Spontan yakni Aborsi yang tanpa kesengajaan (keguguran). Aborsi Spontan ini masih terdiri dari berbagai macam tahap yakni:

1. Abortus Iminen. Dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan threaten Abortion, terancam keguguran (bukan keguguran). Di sini keguguran belum terjadi, tetapi ada tanda-tanda yang menunjukkan ancaman bakal terjadi keguguran.

2. Abortus Inkomplitus. Secara sederhana bisa disebut Aborsi tak lengkap, artinya sudah terjadi pengeluaran buah kehamilan tetapi tidak komplit.

3. Abortus Komplitus. Yang satu ini Abosi lengkap, yakni pengeluaran buah kehamilan sudah lengkap, sudah seluruhnya keluar.

4. Abortus Insipien. buah kehamilan mati di dalam kandungan-lepas dari tempatnyatetapi belum dikeluarkan. Hampir serupa dengan itu, ada yang dikenal missed Abortion, yakni buah kehamilan mati di dalam kandungan tetapi belum ada tanda-tanda dikeluarkan.

Sedangkan Aborsi Provokatus (sengaja) masih terbagi dua bagian kategori besar yakni Abortus Provokatus Medisinalis dan Abortus Provokatus Kriminalis (kejahatan). Kita hanya khusus melihat Abortus Provokatus Medisinalis yang terdiri dari;

1. Dilatation dan Curettage

Jenis ini dilakukan dengan cara memasukkan semacam pacul kecil ke dalam rahim, kemudian janin yang hidup itu dipotong kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan dibuang keluar. Umumnya akan terjadi banyak pendarahan, cara ini dilakukan terhadap kehamilan yang berusia 12-13 minggu.

2. Suction (Sedot)

Dilakukan dengan cara memperbesar leher rahim, lalu dimasukkan sebuah tabung ke dalam rahim dan dihubungkan dengan alat penyedot yang kuat, sehinggi bayi dalam rahim tercabik-cabik menjadi kepingan-kepingan kecil, lalu disedot masuk ke dalam sebuah sebuah botol.

3. Peracunan dengan garam

Jenis ini dilakukan pada janin yang berusia lebih dari 16 minggu, ketika sudah cukup banyak cairan yang terkumpul di sekitar bayi dalam kantung anak dan larutan garam yang pekat dimasukkan ke dalam kandungan itu.

4. Histeromi ataau bedah Caesar

Jenis ini dilakukan untuk janin yang berusia 3 bulan terakhir dengan cara operasi terhadap kandungan.

5. Prostaglandin

Jenis ini dilakukan dengan cara memakai bahan-bahan kimia yang dikembangkan Upjohn Pharmaccutical Co. Bahan-bahan kimia ini mengakibatkan rahim ibu mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan terdorong keluar.

C. APAKAH ABORSI ITU DIBENARKAN ATAU TIDAK?

a. Masalah Utama Aborsi

Dalam perintah ke 6 berbunyi "Jangan Membunuh", maka dalam hal ini ada orang yang bertanya-tanya, dalam situasi dan kondisiyang rumit, apakah perintah ini berlaku? Dan kalau kita melihat konteksnya, maka perintah ini ditujukan untuk manusia. Dan sekarang yang menjadi masalah utama adalah tentang status fetus itu sendiri; -Apakah fetus atau janin itu manusia atau bukan? -Syarat apakah yang harus dimiliki "sesuatu" supaya dapat dianggap seorang manusia, jelasnya supaya memiliki hak hidup? -Jika kita menganggap bayi yang belum dilahirkan bukan manusia, tetapi hanya benda, kapankah fetus itu dapat menikmati statusnya sebagai seorang manusia atau pribadi?

Jika janin itu belum mempunyai status sebagai manusia, maka Abortus tidak dapat dicap sebagai pembunuhan, dan masalah kita dapat diselesaikan, tetapi jika itu adalah manusia yang sedang mengalami proses pertumbuhan secara kontiniu, maka ini jelas merupakan suatu pembunuhan. Dalam hal ini, seorang penulis Kristen, Daniel Rumondor dalam bukunya "Jangan Membunuh: Tinjauan Etis Terhadap Beberapa Praktek Kedokteran., menyatakan bahwa sejak terjadinya konsepsi, seorang anak sedang dibentuk melalui proses yang alamiah dan terus-menerus, sel telur yang sudah dibuahi itu dalam waktu sembilan bulan lebih akan berkembang menjadi bayi yang mempunyai ratusan juta sel dan fetus mempunyai sistim sirkulasi sendiri dan otak.

Sedangkan menurut Dorothy I. Marx dalam bukunya Itu kan Boleh?, beliau mengatakan bahwa saat pertemuan merupakan saat penentuan kehidupan fetus dalam hal-hal; a. Sifat pembawaan yang kelak diperolehnya dari orangtuanya.

b. Bakat-bakat serta IQ yang kelak dinyatakannya. c. Sifat-sifat pribadi yang kelak dimilikinya. d. Tinggi badannya kelak. e. Warna mata dan rambutnya. f. Kekuatan fisiknya dan mutu kesehatannya. Selanjutnya sebagai kesimpulannya adalah: 1. Walaupun janin berada di dalam kandungan ibunya selama 9 bulan dan mengalami suatu proses pembentukan dan pertumbuhan, namun kepribadiannya sudah terbentuk sejak ia mulai dikandung. 2. Walaupun janin berada di dalam kandungan selama 9 bulan, dan belum dapat disebut "Manusia Seutuhnya", tetapi peri-kemanusiaan sudah ada sejak ia mulai dikandung. Maka dalam hal ini, tindakan Aborsi adalah sesuatu hal yang tidak dapat dibenarkan dan merupakan suatu pembunuhan.

b. Menurut Pandangan Alkitab Alkitab memberi nilai yang tinggi atas hidup manusia. Dalam Ul 5 :117 tertulis "Jangan Membunuh" dan dalam Kel 21:22-24 dipersoalkan tentang kasus pengguguran (Aborsi), khususnya mengenai kasus kecelakaan seorang wanita yang sedang mengandung, yang terlibat dalam perkelahian antara dua orang laki-laki, apabila si ibu hidup dan kandungannya gugur, maka orang tersebut harus ganti rugi, dan kalau ibu itu mati dan kandungannya juga gugur, maka harus nyawa ganti nyawa. Dalam hal ini ternyata orang Yahudi sangat menghargai hidup, termasuk hidup binatang (lih Ul 22:6,7). Alkitab juga memberitahukan kepada kita bahwa kehidupan sudah dimulai pada saat konsepsi, dalam Mat 1:20 dituliskan bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus, dengan demikian Yesus sungguh-sungguh menjadi manusia yang seutuhnya pada saat konsepsi.

Alkitab juga memandang bayi yang belum dilahirkan itu sebagai satu pribadi atau manusia. Mzm 139:13-16 mencatat tentang Daud, yang pada waktu dikandung sudah merupakan manusia dalam pemeliharaan Allah. Yer 1:5 mencatat "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Juga dalam ayat yang lain

yakni Mzm 51:7 Daud mengaku bahwa sifat dosanya sudah ada sejak ia masih dalam kandungan.

Dalam Kej 1:26,27; 2:7 tertulis bahwa Allah menjadikan manusia menurut gambar dan rupaNya, yang menunjukkan bahwa hidup ini kudus dan sangat berharga dihadapan Allah yang telah menciptakannya. Maka dalam hal ini secara tegas Alkitab tidak membenarkan Aborsi, alasannya; 1. Hidup manusia semata-mata Karunia Allah 2. Tuhan mempunyai rencana keselamatan bagi setiap insan yang lahir kedunia ini. 3. Manusia tidak berhak untuk mencabut hak hidup dari pada fetus ataupun embrio, yang berhak hanyalah Allah; jangan kita merampas hak Allah.

c. Berbagai Pertimbangan Dalam prakteknya, Aborsi hanya dapat dibenarkan dalam beberapa kasus, misalnya: 1. Janinnya sudah meninggal, maka mau tidak mau harus dikeluarkan. 2. Apabila membahayakan nyawa si ibu (inipun prakteknya tidak gampang, harus ada tinjauan dari berbagai pertimbangan etis; dalam konteks iman kita masih tetap kita tolak)

D. AKIBAT-AKIBATNYA

Tindakan-tindakan Aborsi dapat mengakibatkan hal-hal yang negatif pada tubuh kita, yang meliputi dimensi jasmani dan psykologis. Akibat-akibatnya yakni: 1. Sudut Jasmani - Tindakan kuret pada Aborsi bisa menimbulkan efek-efek pendarahan atau infeksi, dan apabila dikerjakan bukan oleh dokter ahlinya maka alat-alat kuret yang dipakai mungkin tembus sampai ke perut dan dapat mendatangkan kematian.

-Infeksi di rahim dapat menutup saluran tuba dan menyebabkan kemandulan.

-Penyumbatan pembuluh darah yang terbuka oleh gelembung udara, karena banyak

pembuluh darah yang terbuka pada luka selaput lendir rahim dan gelembung udara bisa masuk ikut beredar bersama aliran darah dan apabila tiba pada pembuluh darah yang lebih kecil, yaitu pada jantung, paru-paru, otak atau ginjal, maka bisa mengakibatkan kematian.

-Perobekan dinding rahim oleh alat-alat yang dimasukkan ke dalamnya akan mengakibatkan penumpukan darah dalam rongga perut yang makin lama makin banyak yang menyebabkan kematian.

-Penanganan Aborsi yang tidak steril bisa mengakibatkan keracunan yang membawa kepada kematian.

-Menstruasi menjadi tidak teratur

-Tubuh menjadi lemah dan sering keguguran

b. Sudut Psykologis 1. Pihak wanita Setelah seorang wanita melakukan tindakan Aborsi ini, maka ia akan tertindih perasaan bersalah yang dapat membahayakan jiwanya. Kalau tidak secepatnya ditolong, maka ia akan mengalami depresi berat, frustrasi dan kekosongan jiwa.

2. Pihak Pria Rasa tanggung jawab dari si pria yang menganjurkan Aborsi akan berkurang, pandangannya tentang nilai hidup sangat rendah; penghargaannya terhadap anugerah Allah menjadi merosot.

c. Sudut Hukum KUHP di Indonesia yang diberlakukan sejak 1918 tidak membenarkan tindakan Aborsi dengan dalih apapun. Aborsi dianggap tindak pidana yang dapat dikenakan hukuman, yang diatur dalam pasal 283,299,346 hingga 349 dan 535).

E. MEREKA HARUS DITOLONG, TETAPI BAGAIMANA CARANYA?

Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk menolong orang yang sudah melakukan Aborsi dan sedang tertindih rasa bersalah adalah:

a. Understanding and Acceptance Orang-orang yang guilty feelings biasanya cenderung membenci diri sendiri dan mengharapkan (tanpa sadar) untuk dikritik orang lain, oleh sebab itu, apabila mereka mencari konselor mereka selalu menunjukkan self blaming atau self defensive karena merasa pasti aakan dipersalahkan oleh orang yang hendak menolongnyaa. Maka dalam hal ini kita harus waspada, yakni perasaan bersalah itu sebenarnya sangat menyiksa dia. Oleh karena itu sikap kritik dan mengadili harus kita jauhkan, sebaliknya kita harus mengerti dan menerima mereka. Tuhan Yesus tatkala menghadapi orangorang berdosa sikapnya tidak mengadili (lih Yoh 8:3-11). Yesus pasti secara tegas menolaak dosa, tetapi Ia tetap mengasihi, menerima dan mengerti orang-orang berdosa.

b. Insight (Memberikan dan menghidupkan pengertian yang benar dalam diri orang tersebut). Lakukan ini dengan penuh pengertian dan bijaksana. Tanyakan pada orang tersebut tentang perasaan-perasaannya tentang Aborsi. Bagaimana pengalaman dan pengertiannya soal pengampunan? Apakah dalam rumah tangga sering ada kritikan, kutukan dan maki-makian? Apa yang gereja ajarkan tentang Aborsi itu? Tujuan dari Insight ini adalah untuk menolong orang yang bersangkutan supaya sadar akan standard kebenaran tingkah-laku yang ia miliki, dan memperbandingkannya dengan ajaran Alkitab.

c. Repentance dan Forgiveness Akar dari perasaan bersalah menyangkut pribadi orang tersebut. Alkitab mengajarkan bahwa pertobatan dan pengakuan dosa adalah hal yang terutama jika seseorang mau mengalami pengampunan. Kita harus menolong mereka untuk menerima

pengampunan dari Tuhan Yesus yang telah datang ke dunia melalui anak darah Maria serta mati disalibkan di Golgota, agar darahnya membasuh dosa-dosa kita. Penyesalan dan pertobatan di luar Tuhan itu kosong belaka. Memang untuk semua itu harus ada konsekwensinya, sebab Allah kita Kasih sekaligus Adil. Itu berarti dosa kita dihapus, namun akibatnya tetap akan kita alami. Kepada orang-orang yang mengalami masamasa sulit ini, persekutuan dengan Tuhan merupakan kunci yang paling penting bagi kita. Mungkin orang-orang disekitar kita menjadi benci, tetapi Tuhan tetap mengasihi kita, sebab bagaimanapun kita ini ciptaanNya.

Demikianlah tulisan singkat ini disampaikan untuk kita semua, besar harapan kami sebagai penulis, anda dapat sedikit tahu dan mengerti serta sekaligus memahami masalah Aborsi. Terutama ditinjau dari Alkitab kita. Tuhan berkati kita.

*) Saumiman Saud adalah rohaniwan Gereja Injili Indonesia San Jose, penulis buku Mengenal Dia Lebih Dalam (Kairos , Jogjakarta )dan Dinamika Kehidupan Orang Percaya terbitan (Yasinta, Jakarta) beliau dapat dikontak via email : Saumiman@gmail.com

Majalah Kabari tidak bertanggung jawab atau berhubungan dengan isi dari artikel pribadi yang dikirim oleh pembaca.

Ujian nasional tinggal menghitung hari khususnya untuk sekolah tingkat SLTP yang sudah ada di depan mata. Persiapan mental n materi pasti uda disiapin jauh-jauh hari. Tapi tetap persiapan mental yang menjadi faktor utama yang mendominasi. Stress, gugup...mungkin itu salah satu faktor yang menyebabkan banyak siswa yang tidak lulus. Bisa saja mereka sudah sangat siap akan materi tetapi begitu soal di depan mata tiba-tiba buyar karena ketakutan yang g beralasan. TIDAK LULUS!!

Banyak pro kontra antara diadakannya ujian nasional. Klo menurut saya, ujian nasional tetap diadakan karena itu sebagai tolak ukur atau mereview apa yang sudah kita pelajarin selama 3 tahun ke belakang. dan menjadi parameter untuk mengukur apakah siswa layak lulus atau tidak. Mungkin dengan aturan saat ini yang mematok nilai minimal yang cukup tinggi, siswa sudah khawatir duluan apakah mereka mampu atau tidak mencapai nilai minimal. Jujur saja, sewaktu saya SMA dengan nilai kelulusan minimal 3 saja sudah membuat saya menjadi beban dan ketakutan akan tidak lulus ditambah ketidakmampuan saya memahami Fisika. wah itu bnr2 jadi momok buat saya..tapi ya dengan perbanyak latihan alhamdulillah lolos juga :p Setiap tahun nilai minimal kelulusan makin naik tetapi diiringi dengan kualitas soal yang menurut saya semakin menurun. Saya pernah liat contoh soal tahun lalu untuk siswa SLTP yang menurut saya dibandingkan soal yang pernah saya hadapi. soal sekarang lebih mudah dibanding dengan dulu yang perhitungannya yang njelimet (or karena saya udah lbh paham d bndg dl kli yaa :p g tau jg s). Jadi ya dengan sistem yang sekarang masih banyak kekurangannya, mereka (praktisi pendidikan) ingin kualitas SDMnya bagus dengan menaikan standard nilai kelulusan menurut saya perlu dipertimbangkan lagi. Mungkin lebih baik kembali ke sistem pada saat saya SMP, dimana NEM berpengaruh. Jadi siswa memiliki pilihan untuk masuk ke sekolah yang mereka impikan dengan patokan NEM yang sekolah tetapkan. Sehingga siswa menjadi termotivasi untuk mengejar NEM agar bisa masuk ke sekolah favorit mereka. Sedangkan untuk tidak diadakannya ujian nasional saya kurang setuju. karena apabila tu ditiadakan parameter penilaian mungkin bisa bervariasi dan banyaknya parameter yang mesti dipertimbangkan. Mereka mungkin saja menolak ujian nasional karena sistem yang saat ini sedang berjalan. Saya berharap sekolah bisa menghasilkan keluaran SDM yang bagus dengan

sistem pengajaran yang sesuai dan senantiasa memotivasi bukan menekan. Yah, bisa aj para praktisi pendidikan n psikolog kumpul jadi satu buat menciptakan sistem pendidikan yang bagus dan bertujuan memotivasi bukan menakuti. ^^ Seputar Pro-Kontra Kebijakan Ujian Nasional Posted on 28 November 2009 by AKHMAD SUDRAJAT

Dari tahun ke tahun penyelenggaraan Ujian Nasional selalu diwarnai dengan pro-kontra. Di satu pihak ada yang meyakini bahwa Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan siswa masih tetap diperlukan. Tetapi di lain pihak, tidak sedikit pula yang menyatakan menolak Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan siswa. Masing-masing pihak tentunya memliki argumentasi tersendiri. Berikut ini disajikan aneka berita seputar Pro-Kontra Kebijakan Ujian Nasional yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber, yang tentunya baru sebagian kecil saja dari sejumlah berita yang saat ini sedang hangat diberitakan dalam berbagai mass media. BERITA PRO UJIAN NASIONAL 1. Penerbitan Permendiknas Ujian Nasional 2010 Mendiknas menerbitkan peraturan No.74 dan 75 tentang Panduan UN Tahun Pelajaran 2009-2010 SD dan SMP/SMA/SMK, ditandatangani oleh Mendiknas Bambang Sudibyo per tanggal 13 Oktober 2009. Salah satu isinya menyebutkan bahwa Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan. (baca selengkapnya Depdiknas ) 2. Kalah di MK Soal UN, Pemerintah Segera Ajukan PK Menyusul keputusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi ujian nasional yang diajukan oleh pemerintah, Pemerintah akan kembali melakukan upaya hukum yang terakhir yakni pengajuan peninjauan kembali. Terus terang saya belum membaca

keputusan MA. Yang jelas kita menghormati apa pun keputusan lembaga hukum. Siapa pun juga harus menghormati upaya-upaya hukum yang masih dilakukan. Untuk selanjutnya, tentu pemerintah akan menggunakan hak yang dimiliki, kata Menteri Pendidikan Nasional RI Mohammad Nuh seusai upacara bendera Peringatan Hari Guru, Rabu (25/11) di halaman Departemen Pendidikan Nasional RI, Jakarta. (baca selengkapnya Kompas.com) 3. 2010, UN Bukan Penentu Kelulusan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh mengatakan, pada tahun 2010 Departemen Pendidikan Nasional (depdiknas) akan melakukan perubahan pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Tetapi pihaknya menyangkal jika perubahan tersebut dikaitkan dengan keputusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak kasasi dari pemerintah berkait keputusan dari Pengadilan Tinggi Jakarta tentang pelaksanaan UN. (baca selengkapnya Republika Online) 4. Ujian Nasional Jalan Terus Salah satu anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Prof Mungin Eddy Wibowo, mengatakan bahwa putusan Mahkamah Agung (MA) yang melarang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tak memengaruhi penyelenggaraan UN pada 2010. Kami akan tetap menyelenggarakan UN pada 2010 sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, dan hal itu juga telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kata Mungin. (baca selengkapnya Kompas.com) 5. Hasil UN Meningkat, Pemerintah Puas Pemerintah atau Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), mengaku merasa puas dengan hasil Ujian Nasional (UN) 2008/2009 yang secara nasional persentasenya mengalami kenaikan.(baca selengkapnya: Diknas.go.id) BERITA KONTRA UJIAN NASIONAL 1. Press Realease dari Mahkamah Agung Mahkamah Agung menolak permohonan pemerintah terkait perkara ujian nasional, dalam perkara Nomor : 2596 K/Pdt/2008 dengan para pihak Negara RI cq Presiden RI,

Susilo Bambang Yudhoyono; Negara RI cq Wakil Kepala Negara, Wakil Presiden RI, M. Jusuf Kalla; Negara RI cq Presiden RI cq Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo; Negara RI cq Presiden RI cq Menteri Pendidikan Nasional cq Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan, Bambang Soehendro melawan Kristiono, dkk (selaku para termohon Kasasi dahulu para Penggugat/para Terbanding.(baca selengkapnya Mahkamah Agung ) 2. Pasca Putusan MA, Pemerintah Perlu Tinjau UN Dari segi hukum perlu diapresiasi, karena setidaknya putusan MA itu perlu dikritisi oleh pemerintah untuk benar-benar meninjau kembali UN, yang selama ini terjadi pemerintah tidak pernah melakukan itu, ujar Dr Anita Lie, dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unika WIdya Mandala Surabaya. .Sementara itu, menurut Sekretaris Institute for Education Reform Universitas Paramadina Mohammad Abduhzen, ada hal lebih penting dari putusan MA tersebut, yaitu soal pemborosan. Abduh mengatakan, pemborosan terjadi akibat dikeluarkannya kebijakan UN ulang bagi siswa yang tidak lulus. Dengan model yang seperti ini, UN sampai saat ini tidak memperlihatkan satu hal pun yang menyangkut soal peningkatan mutu anak didik, ujarnya. Abduh menegaskan, kalau tidak dikritisi oleh masyarakat, kondisi yang terjadi akan terus begini. UN itu tentu bisa diadakan, tetapi kalau sudah dilakukan perubahan pada kerangka pendidikan nasional yang bermutu secara menyeluruh, namun kenyataannya secara makro hal itu tidak ada sama sekali, tidak ada kompromi, tambahnya. (Baca selanjutnya Kompas.com) 3. Putusan Kasasi UN Dirayakan dengan Tumpeng Peringatan Hari Guru di Bandung dirayakan dengan tumpengan oleh guru, siswa, dan masyarakat pemerhati pendidikan. Syukuran ini juga dilakukan terkait ditolaknya permohonan kasasi pemerintah mengenai ujian nasional oleh Mahkamah Agung. (Baca se;engkapnya Kompas.Com ) 4. Pemerintah Dinilai Langgar Hukum Jika Tetap Gelar Ujian Nasional

Pemerintah dinilai melanggar hukum jika tetap menyelenggarakan Ujian Nasional tahun depan. Sebab, putusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi yang diajukan pemerintah dianggap sudah final. (baca selengkapnya Tempointeraktif ) 5. Guru Menuntut Ujian Nasional Dibatalkan Para guru yang tergabung dalam Forum Interaksi Guru Banyumas (Figurmas), Jumat (27/11), menuntut agar Ujian Nasional dibatalkan, menyusul keputusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi perkara UN yang diajukan pemerintah. (baca selengkapnya Kompas.Com ) 6. Wakil Ketua MPR Setuju Penghapusan Ujian Nasional Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin meminta pemerintah menerima putusan MA yang membatalkan ujian nasional. Ketimpangan fasilitas pendidikan menjadikan pendidikan di Indonesia tidak pantas lagi distandarisasi secara nasional. (baca se;lanjutnya : Detik News ) 7. Mahasiswa Demo Minta Ujian Nasional Dihapus Aliansi Mahasiswa Peduli Pendidikan (AMPP) Polewali Mandar, Sulawesi Barat, melakukan aksi unjuk rasa di kantor dinas pendidikan setempat. Dalam orasinya para mahasiswa mendesak pemerintah dan dinas pendidikan untuk bertanggung jawab dengan bobroknya pelaksanaan ujian nasional tahun ini. (baca se;lanjutnya Liputan6.com) 8. Tolak UN, BEM Universitas Palangkaraya Demo Puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Palangkaraya berdemo di halaman Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah. Mereka menolak ujian nasional sebagai standar kelulusan. (baca se;lanjutnya: Kompas.com) BERITA KORBAN UJIAN NASIONAL 1. Peserta UN Dicampur, Guru Bingung Kebijakan mencampur peserta UN itu membingungkan pihak sekolah, guru, dan siswa. Apalagi hingga saat ini kepastian soal perubahan-perubahan teknis dalam pelaksanaan UN belum juga disampaikan secara resmi ke sekolah.Sejumlah pimpinan :

sekolah dari berbagai daerah, Rabu (25/11), mengatakan, rencana mencampur peserta UN menambah beban psikologis pelajar. (baca selengkapnya: Kompas. com) 2. Kisah Pahit Para Korban Ujian Nasional Ujian nasional digugat. Ujian sebagai standarisasi kelulusan itu dianggap mengabaikan prestasi yang dibina anak didik selama bertahun-tahun. Banyak siswa berprestasi tidak lulus hanya lantaran gagal dalam ujian nasional. Seperti yang dialami Siti Hapsah pada 2006. Mimpinya kuliah di Institut Pertanian Bogor sirna gara-gara ujian ujian nasional. Ia dinyatakan tak lulus ujian nasional lantaran nilainya kurang 0,26. selengkapnya VivaNews) 3. Pelajar Alami Gangguan Jiwa Hadapi UN {Video) Seorang siswi kelas 3 SMP Negeri 4 Kendari, Sulawesi Tenggara mengalami gangguan jiwa setelah terlalu banyak belajar menghadapi ujian nasional. (baca selengkapnya VivaNews) 4. Bunuh Diri Karena Tak Lulus UN Gara-gara tak lulus ujian nasional (UN) SMA, seorang pemuda nekat bunuh diri. Diduga karena tak kuat menahan beban psikis, Tri Sulistiono (21) memilih mengakhiri hidupnya dengan cara melompat ke dalam sumur. (baca selengkapnya Suara Merdeka) 5. Mengurung diri setelah gagal UN, Edy akhirnya bunuh diri Edi Hartono (19), aib karena gagal UN masih terus terasa menyesakkan. Setelah mengurung diri di rumah neneknya, mantan siswa SMA di Besuki itu akhirnya bunuh diri. (baca selengkapnya: Kompas. com) 6. Gagal UN, Siswi SMP Mencoba Bunuh Diri Hasil ujian nasional sekolah menengah pertama nyaris membawa korban jiwa di Banyuwangi, Jawa Timur, belum lama ini. Ida Safitri, siswi SMPK Santo Yusuf, mencoba bunuh diri dengan menenggak puluhan pil tanpa merek karena gagal lulus. Beruntung nyawa korban dapat diselamatkan setelah pihak keluarga segera membawanya ke rumah sakit. (baca selengkapnya: Liputan6.com) (baca

7. Siswa SMK Coba Bunuh Diri, Diduga Karena Tak Bisa Ikut UN Ujian Nasional (UN) adalah segalanya bagi seorang siswa. Diduga karena stres tidak bisa ikut UN, Hendrik Irawan (19) nekat minum racun serangga. Beruntung nyawanya bisa diselamatkan. (baca selengkapnya : DetikNews.com) Pasal-pasal tentang praktik aborsi dalam RUU Kesehatan 2005 yang merupakan amandemen UU No 23/1992 tentang Kesehatan menjadi polemik.Cendekiawan dan ulama yang mendukung pelegalan aborsi telah berusahamelakukan lobi-lobi untuk mendapatkan dukungan umat. Di antaranyadengan cara mengekspose data hasil survei yang mendukung pentingnyaaborsi legal, seperti data survei tentang penyebab tingginya AngkaKematian Ibu (AKI) di Indonesia. Agar pelegalan praktik aborsi di negeri ini didukung, diisukan bahwalegalnya aborsi akan menurunkan AKI --termasuk aborsi tidak spontanyang ilegal berkontribusi 30-50 persen terhadap AKI di Indonesia.Selain itu, pesan-pesan WHO pada perayaan Hari Kesehatan se-Duniapada 7 April 2005 lalu tentang aborsi sebagai bagian pelayanankesehatan ibu yang disediakan negara, sengaja diserukan kepadaberbagai organisasi pemerintah dan masyarakat yang bergerak di bidangkesehatan perempuan dan anak-anak. Benarkah pelegalan aborsi merupakan satu-satunya cara menurunkan AKIdi Indonesia? Apakah pelegalan aborsi tidak akan menguntungkan pezinadan pelaku seks bebas, sebagaimana halnya penjualan bebas alat-alatkontrasepsi, sehingga kemaksiatan semakin marak. Profil Kesehatan Reproduksi Indonesia 2003 yang dikeluarkan Depkes RItentang penyebab kematian ibu aborsi menyatakan: ''diketahui bahwasemua wanita hamil berisiko terhadap kematian ibu. Penyebab langsungutama kematian ibu di negaranegara berkembang meliputi pendarahan,infeksi, persalinan macet atau berkelamaan, aborsi yang tidak aman,dan kehamilan dengan gangguan hipertensi.'' Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995 mengindikasikan bahwapenyebab utama kematian ibu terkait dengan pendarahan, eklamsia,infeksi, dan persalinan macet.

Faktor-faktor ini sering terjadiselama atau segera setelah persalinan. Dalam banyak kasus, persalinandibantu dukun tidak terlatih (TBAs) atau anggota keluarga. Parakorban juga sering tidak memperoleh pelayanan dasar obstetri yangmungkin dapat menyelamatkan nyawa mereka. Bukan penyebab utama Berdasarkan penjelasan yang tercantum dalam laporan tersebut dapatdisimpulkan bahwa aborsi bukan penyebab utama tingginya AKI. Mutupelayanan kesehatan serta akses layanan kesehatanlah yang menjadipenyebabnya. Karena itu, mestinya, yang harus diupayakan olehcendekiawan dan ulama adalah mengingatkan pemerintah sungguh-sungguhmengimplementasikan sejumlah strategi teknis dalam penatalaksanaankomplikasi kehamilan dan persalinan untuk menurunkan AKI, sepertipenyediaan tenaga medis dan fasilitas bantuan pertama. Pentingnya mengingatkan pemerintah akan layanan kesehatan yangparipurna bagi ibu pada masa pra, selama, dan pasca-kehamilan untukmenekan aborsi bisa diambil sebagai simpulan lain berdasarkan pidatopengukuhan Prof Dr dr Biran Affandi SpOG sebagai Guru Besar TetapIlmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia, lima tahun lalu. Prof Biran Affandi menyebutkan setiaptahun diperkirakan terjadi 2,3 juta abortus. Dari jumlah itu, satujuta merupakan abortus spontan dan sisanya abortus tidak spontan.Rinciannya, 0,6 juta karena kegagalan Keluarga Berencana (KB) dan 0,7juta karena tidak memakai alat KB. ''Sebagian besar abortus tidakspontan merupakan abortus yang tidak aman,'' jelasnya. Secara kuantitatif, terungkap dalam pernyataan Prof Biran Affanditersebut bahwa peserta program KB menyumbang angka lebih tinggiterhadap AKI, karena aborsi ilegal dipilih sebagai jalan keluar untukmenghentikan kehamilannya. Sejumlah data mengindikasikan turunnya tingkat ekonomi masyarakat seiring dengan krisis monoter 1998 lalu,ikut menurunkan kemampuan masyarakat mengakses layanan kesehatan,termasuk untuk ber-KB.Mestinya, sebagaimana ditulis dalam laporan Depkes 2003, peningkatan akses terhadap pelayanan KB sangat memungkinkan penurunan angkaaborsi dan akan meniadakan kebutuhan pelayanan aborsi.Abortus ilegal, menurut berbagai penelitian --termasuk DirektoratBina Kesehatan Masyarakat Departemen

Kesehatan-- menyumbang 35-50persen AKI. Masih berdasarkan laporan Depkes, sejumlah kajian mengindikasikan tingginya tingkat aborsi. Studi pada 1993 memperkirakan total aborsi di Indonesia berkisar antara 750 ribu dandapat mencapai satu juta per tahun. Ini berarti, 18 aborsi per 100 kehamilan (dengan asumsi 4,5 juta kelahiran hidup di Indonesia pada1989). Data Depkes dari rumah sakit pada 1980-an mengindikasikan tingkataborsi sekitar 18 persen di 27 provinsi. Dalam konteks di mana aborsimasih dianggap ilegal, banyak wanita (remaja yang tidak menikah danmenikah serta aktif secara seksual) masih membutuhkan pelayanan aborsi (dari dukun bayi, bidan, dokter, atau petugas medis lainnya,atau mencoba melakukan aborsi sendiri (dengan minum jamu atau pemijatan). Mayoritas tidak menikah Survei pada tahun 1994 oleh PKBI menemukan bahwa lebih dari separuh(58 persen) dan 2.558 catatan kasus aborsi dilakukan remaja putriberusia 15-24 tahun. Mayoritas dari mereka (62 persen) tidak menikahdan sering terlambat melakukan aborsi dini. Sekalipun data tersebutbukanlah data terbaru, tergambar bahwa ternyata pelaku aborsi yangkehamilannya didapat dari perzinahan juga membutuhkan legalnya aborsi. Tidak heran jika MUI pun didesak untuk mendukung aborsi melalui fatwanya. Akhirnya, setelah didahului oleh perdebatan panjang selamalebih kurang enam bulan, MUI memfatwakan ''asal belum hamil 40 hari,dibolehkan aborsi bagi kehamilan karena perkosaan''. Fatwa tersebut merupakan jawaban MUI terhadap persoalan-persoalanyang sedang berkembang di masyarakat. Meningkatnya jumlah kasusperkosaan menjadi alasan pertama keluarnya fatwa ini. Menurut KetuaKomisi Fatwa MUI, Ma'ruf Amin, saat ini kasus-kasus aborsi ilegalsudah sangat memprihatinkan. Untuk itu, dengan adanya fatwa inidiharapkan bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa aborsibisa dilakukan dan sah dengan persyaratan tertentu, dan denganmemperhatikan masalahmasalah tuntunan agama.

Alasan kedua keluarnya fatwa karena adanya tuntutan kalangankedokteran dan beberapa peneliti yang meminta MUI membahas kembalipermasalahan aborsi, terutama menyangkut beberapa hal. ''Kita melihatbahwa saat ini sering terjadi, bahkan banyak sekali kasus aborsi ituterjadi karena perzinahan dan sebagainya,'' ungkap Ma'ruf. Sebagaimana diungkapkan Ma'ruf Amin, MUI memandang aborsi dibolehkankalau ada udzur. Namun, untuk kehamilan akibat perzinahan, hubungansedarah (incest), cacat mental, dan sakit jiwa, MUI belum bisamemperbolehkan aborsi. MUI hanya mengizinkan aborsi korban perkosaankarena akan mengakibatkan penderitaan bagi ibunya, anaknya, dankeluarganya, serta menjadi lambang kesulitan dan kesusahanberkepanjangan. Rezeki dijamin Allah Kalau memang banyak janin karena gagal KB diaborsi secara ilegal,mestinya ada pandangan hidup keliru di tengah kehidupan kita saatini. Bukankah Allah SWT telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya dimuka bumi ini tanpa hisab? Kemiskinan yang dijadikan alasan para ibuuntuk mengaborsi janinnya, mestinya dijawab pemerintah denganmemakmurkan rakyatnya. Bukankah bumi Indonesia ini kaya dengan sumberdaya alamnya namun keliru dikelola? Memberikan fasilitas kesehatan untuk mencapai kesehatan ibu telahdiisukan dalam pesan WHO pada Hari Kesehatan 7 April 2005; hasil kesepakatan International Conference on Population and Development(ICDP) 1994 di Kairo, Mesir; serta Millenium Development Goals (MDG)2000 di New York AS; yang diikuti Indonesia Mestinya, pesan-pesan itulah yang ditonjolkan dan dikaji untuk dicaristrategi penerapannya. Apalagi mengingat semakin tingginya biayahidup sejak subsidi BBM dicabut lalu dialihkan untuk meningkatkanlayanan publik orang miskin yang salah satunya adalah layanankesehatan. Semua pihak, termasuk kita, hendaklah mengingatkan pemerintah agarmemenuhi hak kesehatan rakyat. Banyak kasus yang diekspose mediaakhir-akhir ini berkaitan dengan

kapitalisasi rumah sakit, sekalipunitu milik pemda atau pemerintah. Berbagai layanan medik lainnya jugasemakin sulit untuk diakses dan mahal. Karena itu, sewajarnyalah sebagai hamba Allah yang mencintai tegaknyaaturan Allah di bumi Indonesia ini, serta bagi pendukung tegaknyamasyarakat bermoral dan menjaga garis keturunannya, kita berupayamencegah pengesahan RUU Kesehatan yang memuat pasal-pasal tentanglegalisasi praktik aborsi. Kita pun berkewajiban mengingatkanpemerintah akan kewajibannya untuk memenuhi hak kesehatan ibu danwanita secara khusus serta umat secara umum. Aborsi atau pengguguran kandungan dari kehamilan pada zaman modern ini sudah menjadi suatu masalah yang semakin menurun nilainya. Menurut WHO definisi aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Aborsi juga diartikan mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus secara prematur sebelum waktunya. Jadi Aborsi adalah tindakan pengguguran hasil konsepsi secara sengaja. Dilihat dari sisi Agama hal ini menjadi suatu tantangan keimanan yang cukup berat menurut keyakinan masing-masing. Dari data statistik diperoleh bahwa Jepang sejak tahun 1972 telah melakukan aborsi 1,5 juta orang per-tahun, Inggris sampai tahun 1983 telah melakukan Aborsi terhadap 2 juta orang, Amerika Serikat sampai tahun 1986 sudah mencapai 20 juta orang, dan sedangkan dari penelitian seorang dokter di Jakarta, dinyatakan bahwa pada tahun 1990 ada 400 orang melakukan pembunuhan dan 20% diantaranya melakukan dengan cara aborsi. Di dalam Agama pun aborsi ini tergolong dosa besar dan haram hukumnya dan dalam ilmu kedokteran aborsi bisa diterima apabila ada pengecualian yang memberatkan seperti perempuan hamil yang menderita sakit berat dan dapat mengancam nyawa si ibu, dan akibat pemerkosaan atau janin yang terdeteksi cacat genetic secara medis. Sementara di Indonesia pun belum ada peraturan perundang-undangan dan fatwa yang memungkinkan pemberian pelayanan aborsi secara aman, ini mengakibatkan permintaan aborsi terhadap yang tidak berkompeten menjadi meningkat dan berkontribusi terhadap angka kematian yang tinggi. Rencana amandemen UU 23 tahun

1992 tentang kesehatan untuk melegalisasikan aborsi menimbulkan wacana kontroversi, pada tanggal 22 januari 2003 sejumlah tokoh agama, masyarakat dan LSM membuat pernyataan bersama yang intinya menolak tegas legalisasi aborsi dengan alasan moralitas. Tetapi berdasarkan UU no 1 tahun 1946 tetntang KUHP menjelaskan bahwa dengan alasan apapun melakukan tidakan aborsi adalah melanggar hukum, sedangkan pada UU Kesehatan 23 tahun 1992 aborsi diperbolehkan dengan alasan medis, isi UU yang saling bertolak belakang ini menimbulkan dilema bagi tenaga medis, sehingga dibutuhkan ketegasan Pemerintah dalam membuat undang-undang yang mengatur masalah aborsi. Dan Kita sebagai mahluk Tuhan yang mencintai tegaknya aturan Tuhan di bumi Indonesia ini dan mendukung bertumbuhnya masyarakat yang bermoral dan menjaga garis keturunannya, harus berupaya mencegah pengesahan RUU Kesehatan yang memuat pasal-pasal tentang legalisasi praktik aborsi. Namun, Kita pun berkewajiban mengingatkan pemerintah akan kewajibannya untuk memenuhi hak kesehatan ibu dan wanita secara khusus serta umat secara umum. Maka, jadilah manusia yang mempunyai moral dan iman, supaya Kita menjadi pribadi yang baik yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan.

Apakah Seragam Sekolah Baik Atau Buruk August 7th, 2011 Sekitar 20% dari sekolah umum telah membuat melompat ke semacam seragam sekolah, pakaian standar atau aturan berpakaian yang ketat. Perdebatan telah sedikit dari subjek panas untuk beberapa tahun sekarang. Perdebatan tentang apakah sistem yang seragam memiliki dampak langsung pada peningkatan perilaku siswa, atau apakah itu sebenarnya menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi siswa dan guru yang masih berjalan. Kedua sisi dari perdebatan ini memiliki beberapa poin yang valid. Dimulai dengan pro sistem yang seragam. Beberapa orang tua hanya menikmati pekerjaan menebak dikeluarkan dari belanja pra-sekolah dan bahkan rutinitas pagi mereka. Persentase orang tua hanya setuju yang membuat rumah tangga mereka berjalan lancar di sibuk pagi hari.

Hal ini tampaknya terutama berlaku di rumah tangga dengan anak yang lebih tua. Para ahli untuk sisi Pro perdebatan percaya bahwa seragam dalam sistem sekolah membantu anak-anak untuk lebih fokus pada pembelajaran dan kurang pada siapa yang mengenakan apa. Sekolah pakaian standar juga dapat meredakan tekanan para siswa merasa mencoba untuk menyesuaikan diri demikian meningkatkan lingkungan sosial dalam suasana sekolah. Pejabat sekolah juga mengatakan bahwa sistem seragam meningkatkan keamanan. Misalnya siswa semua mengenakan pakaian yang sama membantu sekolah dan guru pejabat mengenali jika seseorang datang di kampus yang bukan milik. Para ahli juga percaya penggunaan wajib seperti aturan berpakaian mengurangi kekerasan / intimidasi dengan sekolah. Sekarang mari kita pindah ke sisi lain dari perdebatan, kontra. Salah satu argumen terbesar di sisi con adalah ekspresi diri dan individualitas. Karena ekspresi diri adalah bagian penting dari proses perkembangan anak, beberapa ahli percaya bahwa seragam memaksa merugikan perkembangan anak. Hasil dari sistem ini sering memaksa siswa untuk menemukan cara lain yang sering kurang tepat untuk mengekspresikan diri. Para ahli juga menyimpulkan anak-anak pengupasan individualitas dengan menggunakan seragam adalah cara lain untuk memaksa semua siswa dalam satu cetakan, ketika mereka harus merayakan dan merangkul individualitas. Mereka percaya bahwa seragam sekolah tidak benar-benar mempersiapkan anak-anak untuk dunia nyata di mana mereka akan terus dinilai oleh penampilan mereka dan pilihan yang mereka buat dalam kehidupan mereka sendiri. Para ahli di sisi Con juga berpendapat atas fakta bahwa mereka percaya bahwa Pro tidak benarbenar Pro. Para pendukung mengatakan bahwa seragam sekolah membebaskan siswa dari tekanan mode akan memungkinkan mereka untuk fokus pada studi sekolah, tetapi ada sedikit bukti untuk mendukung argumen ini. Para ahli pada sisi con perdebatan berpendapat bahwa ada faktor yang lebih berpengaruh dari apa yang siswa memakai seperti kebiasaan belajar, dukungan orangtua, materi kelas, dan kualitas pembelajaran. Biaya sistem seragam sekolah sebenarnya berpendapat di kedua sisi. Pihak pro mengatakan itu menghemat uang keluarga karena pakaian sekolah dijual dengan harga diskon dan jauh lebih murah daripada nama merek pakaian modis. Sementara sisi Con mengatakan biaya keluarga lebih karena kebanyakan keluarga akan membeli dua set pakaian untuk anak-anak mereka yang satu merupakan pakaian sekolah dan menetapkan lain yang lebih modis pakaian yang sesuai dengan kepribadian anak-anak mereka selama berjamjam nonschool.

Вам также может понравиться

  • NERACA PENGAYAKAN
    NERACA PENGAYAKAN
    Документ26 страниц
    NERACA PENGAYAKAN
    Raditya Derifa Jannatin
    Оценок пока нет
  • 1 Tubes
    1 Tubes
    Документ3 страницы
    1 Tubes
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Profil Lengkap Mahasiswa
    Profil Lengkap Mahasiswa
    Документ1 страница
    Profil Lengkap Mahasiswa
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Nata de Banana
    Nata de Banana
    Документ14 страниц
    Nata de Banana
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Krsitalisasi Sangat Fix
    Krsitalisasi Sangat Fix
    Документ18 страниц
    Krsitalisasi Sangat Fix
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • 1
    1
    Документ1 страница
    1
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • PFR SIMULATION
    PFR SIMULATION
    Документ19 страниц
    PFR SIMULATION
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Berasal Dari Umbi Tanaman Iles-Iles (Fang & Wu, 2004)
    Berasal Dari Umbi Tanaman Iles-Iles (Fang & Wu, 2004)
    Документ1 страница
    Berasal Dari Umbi Tanaman Iles-Iles (Fang & Wu, 2004)
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Dapus
    Dapus
    Документ1 страница
    Dapus
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Note Revisi - Tubes Utk Ihdina-Nanda
    Note Revisi - Tubes Utk Ihdina-Nanda
    Документ6 страниц
    Note Revisi - Tubes Utk Ihdina-Nanda
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Chapter CPO
    Chapter CPO
    Документ21 страница
    Chapter CPO
    Grace Violeta Nainggolan Sibatuara
    Оценок пока нет
  • S1 2013 283717 Title
    S1 2013 283717 Title
    Документ1 страница
    S1 2013 283717 Title
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • 1
    1
    Документ1 страница
    1
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • DAFTAR ISI Business Plan Nata de Banana
    DAFTAR ISI Business Plan Nata de Banana
    Документ1 страница
    DAFTAR ISI Business Plan Nata de Banana
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Kontrol Level
    Kontrol Level
    Документ10 страниц
    Kontrol Level
    Adrian Wijaya
    Оценок пока нет
  • 06 Controller Upload
    06 Controller Upload
    Документ3 страницы
    06 Controller Upload
    Bantara Bayu
    Оценок пока нет
  • Set Point Vs Disturbnce PDF
    Set Point Vs Disturbnce PDF
    Документ8 страниц
    Set Point Vs Disturbnce PDF
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • P3 HMJ
    P3 HMJ
    Документ1 страница
    P3 HMJ
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Pembahasan KL Dimas
    Pembahasan KL Dimas
    Документ9 страниц
    Pembahasan KL Dimas
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Pembahasan KL Dimas P1
    Pembahasan KL Dimas P1
    Документ10 страниц
    Pembahasan KL Dimas P1
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Konstanta Laju Reaksi Dan Teori Kinetika Kimia
    Konstanta Laju Reaksi Dan Teori Kinetika Kimia
    Документ6 страниц
    Konstanta Laju Reaksi Dan Teori Kinetika Kimia
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Mungkin Udah Ada Yang Pernah Baca
    Mungkin Udah Ada Yang Pernah Baca
    Документ1 страница
    Mungkin Udah Ada Yang Pernah Baca
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Ikpil 03b Petrokimia
    Ikpil 03b Petrokimia
    Документ16 страниц
    Ikpil 03b Petrokimia
    JonesHutauruk
    Оценок пока нет
  • Manfaat Istikharah dan Cara Melaksanakannya
    Manfaat Istikharah dan Cara Melaksanakannya
    Документ3 страницы
    Manfaat Istikharah dan Cara Melaksanakannya
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • OPTIMALKAN KERJA PRAKTEK
    OPTIMALKAN KERJA PRAKTEK
    Документ14 страниц
    OPTIMALKAN KERJA PRAKTEK
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Atk Ii
    Atk Ii
    Документ14 страниц
    Atk Ii
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Home
    Home
    Документ5 страниц
    Home
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Pengembangan Potensi Diri
    Pengembangan Potensi Diri
    Документ19 страниц
    Pengembangan Potensi Diri
    Eko Agustian
    Оценок пока нет
  • Katalis Asam 11 Desember 2014
    Katalis Asam 11 Desember 2014
    Документ7 страниц
    Katalis Asam 11 Desember 2014
    Dimas Odenx
    Оценок пока нет
  • Produksi Etanol Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae
    Produksi Etanol Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae
    Документ9 страниц
    Produksi Etanol Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae
    IKtut Aryanto
    Оценок пока нет