Вы находитесь на странице: 1из 22

PAPER PERBENGKELAN PERTANIAN (Ulir dan Roda Gigi)

Oleh : Nama NPM Kelas : Fia Noviyanti : 240110100053 : TMIP A

LABORATORIUM PERBENGKELAN PERTANIAN JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012

1. Ulir Ulir adalah alur yang berputar, biasanya terdapat pada benda silinder yang memiliki fungsi untuk menghubungkan satu benda dengan benda lainnya. 1.1 Fungsi Ulir Dengan adanya system ulir memungkinkan kita untuk menggabungkan atau menyambung beberapa komponen menjadi satu unit produk jadi. Berdasarkan hal ini maka fungsi dari ulir secara umum dapat dikatakan sebagai berikut: a. Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen menjadi satu unit barang jadi. Biasanya yang digunakan adalah ulirulir segi tiga baik ulir yang menggunakan standar ISO, British Standard maupun American Standard. b. Sebagai penerus daya, artinya sistem ulir digunakan untuk

memindahkan suatu daya menjad daya lain misalnya system ulir pada dongkrak, sistem ulir pada dongkrak, sistem ulir pada poros berulir (transportir) pada mesin-mesin produksi, dan sebagainya. Dengan adanya sistem ulir inimaka beban yang relatif berat dapat ditahan/diangkat dengan daya yang relative ringan. c. Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran, terutama pada sistem ulir yang digunakan pada pipa. Kebanyakan yang dipakai untuk penyambungan pipa adalah ulir-ulir Whitworth. 1.2 Jenis Ulir Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya sebagai berikut: ulir segitiga, persegi, trapesium, dan gigi gergaji. Pada umumnya dipakai untuk penggerak atau penerus gaya, sedangkan ulir bulat dipakai untuk menghidari kemacetan karena kotoran, tetapi ulir yang banyak dipakai adalah ulir segitiga. Ulir segitiga diklasifikasikan lagi menurut jarak baginya dalam ukuran metris dan inch, dan menurut ulir kasar dan lembut sebagai berikut: a. Seri ulir kasar metris b. Seri ulir kasar UNG c. Seri ulir lembut simetris d. Seri ulir lembut UNF

1.3 Penggunaan Ulir Penggunaan ulir yang sering kita lihat di bengkel diantaranya: a. Sekrup b. Tutup botol c. Ragum d. Mesin bubut e. Frais, dll 1.4 Perhitungan Ulir

1.5 Proses Pembuatan Ulir Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada mesin bubut. Pada mesin bubut konvensional (manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, karena pengulangan pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama dan hasilnya kurang presisi. Dengan mesin bubut yang dikendalikan CNC proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat memungkinkan membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bervariasi dalam waktu relatif cepat dan hasilnya presisi. Nama-nama bagian ulir segi tiga dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 1.Nama-nama bagian ulir Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya sama dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir metris, sudut ulir adalah 60, sedangkan ulir whitwoth sudut ulir 55. Identifikasi ulir biasanya ditentukan berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir (Tabel 1). Misalnya ulir M50,8 berarti ulir metris dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.

Tabel 1. Dimensi Ulir Metris Selain ulir Metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir whitworth (sudut ulir 55). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi (Tabel 6.2). Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8 jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya Selain ulir Metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir whitworth (sudut ulir 55). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi (Tabel 6.2). Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8 jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625). Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir pada pipa (mencegah kebocoran fluida).

Tabel 2. Dimensi Ulir Whitworth

Selain ulir segitiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat (Gambar dibawah). Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir segi empat pada dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu: diameter mayor, diameter minor, kisar (pitch), dan sudut helix. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah pahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.

Gambar 2. Ulir segi empat 1.5.1 Pahat Ulir Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan mesin bubut manual pertama-tama yang harus diperhatikan adalah sudut pahat. Pada Gambar atas. ditunjukkan bentuk pahat ulir metris dan alat untuk mengecek besarnya sudut tersebut (60). Pahat ulir pada gambar tersebut adalah pahat ulir luar dan pahat ulir dalam. Selain pahat terbuat dari HSS pahat ulir yang berupa sisipan ada yang terbuat dari bahan karbida (Gambar bawah).

Gambar 3. Pahat ulir metris dan mal ulir untuk ulir luar dan ulir dalam

Gambar 4. Proses pembuatan ulir luar dengan pahat sisipan Setelah pahat dipilih, kemudian dilakukan setting posisi pahat terhadap benda kerja. Setting ini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap sumbu.

Gambar 5. Setting pahat bubut untuk proses pembuatan ulir luar Setelah itu dicek posisi pahat terhadap permukaan benda kerja, supaya diperoleh sudut ulir yang simetris terhadap sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu benda kerja (Gambar dibawah). Gambar dibawah Setting pahat bubut untuk proses pembuatan ulir luar Gambar diatas Proses pembuatan ulir luar dengan pahat sisipan Parameter pemesinan untuk proses bubut ulir berbeda dengan bubut rata. Hal tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir harga gerak makan (f ) adalah kisar (pitch) ulir tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi (secara kasar sekitar setengah dari putaran spindel untuk proses bubut rata). Perbandingan harga kecepatan potong untuk proses bubut rata (stright turning) dan proses bubut ulit (threading) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 3. Kecepatan Potong Proses Bubut Rata dan Proses Bubut Ulir untuk Pahat HSS 1.5.2 Langkah Penyayatan Ulir

Gambar 6. Eretan atas diatur menyudut terhadap sumbu tegak lurus benda kerja dan arah pemakanan pahat bubut Supaya dihasilkan ulir yang halus permukaannya perlu dihindari kedalaman potong yang relatif besar. Walaupun kedalaman ulir kecil (misalnya untuk ulir M10 1,5, dalamnya ulir 0,934 mm), proses penyayatan tidak dilakukan sekali potong, biasanya dilakukan penyayatan antara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3 kali penyayatan kosong (penyayatan pada diameter terdalam). Hal tersebut karena pahat ulir melakukan penyayatan berbentuk V. Agar diperoleh hasil yang presisi dengan proses yang tidak membahayakan operator mesin, maka sebaiknya pahat hanya menyayat pada satu sisi saja (sisi potong pahat sebelah kiri untuk ulir kanan, atau sisi potong pahat sebelah kanan

untuk ulir kiri). Proses tersebut dilakukan dengan cara memiringkan eretan atas dengan sudut 29 untuk ulir metris. Untuk ulir acme dan ulir cacing dengan sudut 29, eretan atas dimiringkan 14,5. Proses penambahan

kedalaman potong (dept of cut) dilakukan oleh eretan atas. Langkah-langkah proses bubut ulir dengan menggunakan mesin

konvensional dilakukan dengan cara-cara berikut: 1) Memajukan pahat pada diameter luar ulir. 2) Setting ukuran pada handle ukuran eretan atas menjadi 0 mm. 3) Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja dengan jarak bebas sekitar 10 mm di sebelah kanan benda kerja. 4) Atur pengatur kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handle gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir. 5) Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm. 6) Putar spindel mesin (kecepatan potong mengacu Tabel 3) sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar. 7) Periksa kisar ulir yang dibuat dengan menggunakan caliber ulir (screw pitch gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar belum sesuai periksa posisi handle pengatur kisar pada mesin bubut. 8) Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hentikan setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan pahat untuk membuat poros lurus). 9) Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas. 10) Langkah dilanjutkan seperti No. 7 sampai kedalaman ulir maksimal tercapai.

Gambar 7. Pengecekan kisar ulir dengan kaliber ulir 11) Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya. 12) Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukuranya (diameter mayor, kisar, diameter minor, dan sudut ulir).

2. Roda Gigi Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah satu kasusnya adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan gaya rotasi. Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli. Keuntungan transmisi roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan gigi yang mampu mencegah slip, dan daya yang ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi tidak bisa mentransmisikan daya sejauh yang bisa dilakukan sistem transmisi roda dan puli kecuali ada banyak roda gigi yang terlibat di dalamnya. Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama dikombinasikan, keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar maupun torsi, yang bisa dihitung dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi dengan jumlah gigi yang lebih besar berperan dalam mengurangi kecepatan putar namun meningkatkan torsi.

Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan keistimewaan dari roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang lain (misal sabuk dan puli). Mesin yang presisi seperti jam tangan mengambil banyak manfaat dari rasio kecepatan putar yang tepat ini. Dalam kasus di mana sumber daya dan beban berdekatan, roda gigi memiliki kelebihan karena mampu didesain dalam ukuran kecil. Kekurangan dari roda gigi adalah biaya pembuatannya yang lebih mahal dan dibutuhkan pelumasan yang menjadikan biaya operasi lebih tinggi. Ilmuwan Yunani Kuno Archimedes pertama kali mengembangkan roda gigi dalam ilmu mekanika di sekolah Aleksandria pada abad ketiga sebelum masehi. Mekanisme Antikythera adalah contoh aplikasi roda gigi yang rumit yang pertama, yang didesain untuk menghitung posisi astronomi. Waktu pengerjaan mekanisme ini diperkirakan antara 150 dan 100 SM 2.1 Jenis-jenis Roda Gigi 2.1.1 Roda gigi spur Spur adalah roda gigi yang paling sederhana, yang terdiri dari silinder atau piringan dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial. Ujung dari gigi-giginya lurus dan tersusun paralel terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini hanya bisa dihubungkan secara paralel.

Gambar 8. Roda Gigi Spur 2.1.2 Roda Gigi Dalam Roda gigi dalam (atau roda gigi internal, internal gear) adalah roda gigi yang gigi-giginya terletak di bagian dalam dari silinder roda gigi. Berbeda dengan roda gigi eksternal yang memiliki gigi-gigi di luar silindernya. Roda gigi internal tidak mengubah arah putaran.

Gambar 9. Roda Gigi Dalam 2.1.3 Roda Gigi Heliks Roda gigi heliks (helical gear) adalah penyempurnaan dari spur. Ujungujung dari gigi-giginya tidak paralel terhadap aksis rotasi, melainkan tersusun miring pada derajat tertentu. Karena giginya bersudut, maka menyebabkan roda gigi terlihat seperti (heliks). Gigi-gigi yang bersudut menyebabkan pertemuan antara gigi-gigi menjadi perlahan sehingga pergerakan dari roda gigi menjadi halus dan minim getaran. Berbeda dengan spur di mana pertemuan gigi-giginya dilakukan secara langsung memenuhi ruang antara gigi sehingga menyebabkn tegangan dan getaran. Roda gigi heliks mampu dioperasikan pada kecepatan tinggi dibandingkan spur karena kecepatan putar yang tinggi dapat menyebabkan spur mengalami getaran yang tinggi. Spur lebih baik digunakan pada putaran yang rendah. Kecepatan putar dikatakan tinggi jika kecepatan linear dari pitch melebihi 25 m/detik. Roda gigi heliks bisa disatukan secara paralel maupun melintang. Susunan secara paralel umum dilakukan, dan susunan secara melintang biasanya disebut dengan skew.

Gambar 10. Roda Gigi Heliks 2.1.4 Roda Gigi Heliks Ganda Roda gigi heliks ganda (double helical gear) atau roda gigi herringbone muncul karena masalah dorongan aksial (axial thrust) dari roda gigi heliks tunggal. Double helical gear memuliki dua pasang gigi yang berbentuk V sehingga seolah-olah ada dua roda gigi heliks yang disatukan. Hal ini akan menyebabkan dorongan aksial saling meniadakan. Roda gigi heliks ganda lebih sulit untuk dibuat karena kerumitan bentuknya.

Gambar 11. Roda Gigi Heliks Ganda 2.1.5 Roda Gigi Bevel Roda gigi bevel (bevel gear) berbentuk seperti kerucut terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk di permukaannya. Ketika dua roda gigi bevel mersinggungan, titik ujung kerucut yang imajiner akan berada pada satu titik, dan aksis poros akan saling berpotongan. Sudut antara kedua roda gigi bevel bisa berapa saja kecuali 0 dan 180. Roda gigi bevel dapat berbentuk lurus seperti spur atau spiral seperti roda gigi heliks. Keuntungan dan kerugiannya sama seperti perbandingan antara spur dan roda gigi heliks.

Gambar 11. Roda Gigi Bevel 2.1.6 Roda Gigi Hypoid Roda gigi hypoid mirip dengan roda gigi bevel, namun kedua aksisnya tidak berpotongan.

Gambar 21. Roda Gigi Hypoid 2.1.7 Roda Gigi Mahkota Roda gigi mahkota (crown gear) adalah salah satu bentuk roda gigi bevel yang gigi-giginya sejajar dan tidak bersudut terhadap aksis. Bentuk gigi-giginya menyerupai mahkota. Roda gigi mahkota hanya bisa dipasangkan secara akurat dengan roda gigi bevel atau spur.

Gambar 22. Roda Gigi Hypoid 2.1.8 Roda Gigi Cacing Roda gigi cacing (worm gear) menyerupai screw berbentuk batang yang dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu cara termudah untuk mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang rendah. Biasanya, pasangan roda gigi spur atau heliks memiliki rasio maksimum 10:1, sedangkan rasio roda gigi cacing mampu mencapai 500:1.

Kerugian dari roda gigi cacing adalah adanya gesekan yang menjadikan roda gigi cacing memiliki efisiensi yang rendah sehingga membutuhkan pelumasan. Roda gigi cacing mirip dengan roda gigi heliks, kecuali pada sudut gigigiginya yang mendekati 90 derajat, dan bentuk badannya biasanya memanjang mengikuti arah aksial. Jika ada setidaknya satu gigi yang mencapai satu putaran mengelilingi badan roda gigi, maka itu adalah roda gigi cacing. Jika tidak, maka itu adalah roda gigi heliks. Roda gigi cacing memiliki setidaknya satu gigi yang mampu mengelilingi badannya beberapa kali. Jumlah gigi pada roda gigi cacing biasanya disebut dengan thread. Dalam pasangan roda gigi cacing, batangnya selalu bisa menggerakkan roda gigi spur. Jarang sekali ada spur yang mampu menggerakkan roda gigi cacing. Sehingga bisa dikatakan bahwa pasangan roda gigi cacing merupakan transmisi satu arah. 2.1.9 Roda Gigi Non-Sirkular Roda gigi non-sirkular dirancang untuk tujuan tertentu. Roda gigi biasa dirancang untuk mengoptimisasi transmisi daya dengan minim getaran dan keausan, roda gigi non sirkular dirancang untuk variasi rasio, osilasi, dan sebagainya.

Gambar 23. Roda Gigi Non-Sirkular 2.1.10 Roda Gigi Pinion Pasangan roda gigi pinion terdiri dari roda gigi, yang disebut pinion, dan batang bergerigi yang disebut sebagai rack. Perpaduan rack dan pinion menghasilkan mekanisme transmisi torsi yang berbeda; torsi ditransmisikan dari gaya putar ke gaya translasi atau sebaliknya. Ketika pinion berputar, rack akan bergerak lurus. Mekanisme ini digunakan pada beberapa jenis kendaraan untuk

mengubah rotasi dari setir kendaraan menjadi pergerakan ke kanan dan ke kiri dari rack sehingga roda berubah arah.

Gambar 24. Roda Gigi Pinion 2.1.11 Roda Gigi Episiklik Roda gigi episiklik (planetary gear atau epicyclic gear) adalah kombinasi roda gigi yang menyerupai pergerakan planet dan matahari. Roda gigi jenis ini digunakan untuk mengubah rasio putaran poros secara aksial, bukan paralel. Kombinasi dari beberapa roda gigi episiklik dengan mekanisme penghentian pergerakan roda gigi internal menghasilkan rasio yang dapat berubah-ubah. Mekanisme ini digunakan dalam kendaraan dengan transmisi otomatis. Roda gigi planet yang sederhana dapat ditemukan pada zaman revolusi industri di Inggris; ketika itu mekanisme roda gigi planet yang berupa roda gigi pusat sebagai matahari dan roda gigi yang berputar mengelilinginya sebagai planet, menjdi bagian utama dari mesin uap. Bagian ini mengubah gaya translasi menjadi rotasi, yang kemudian dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan.

Gambar 25. Roda Gigi Pinion 2.2 Perhitungan Roda Gigi a. Diameter Pitch Circle (P) Rumus dari buku deutschman (hal 521) P = Nt/d (in) ( 1 ) Dimana : P = Diametral pitch d = Diameter roda gigi ( inch )

Nt = Jumlah gigi ( buah ) b. Perbandingan Kecepatan (rv) Rumus dari buku deutschman hal 525 rv = W2/W1 = NtP/Ntg = d1/d2 = n2/n1 ( 2 ) Dimana : N1,n2 = putaran roda gigi ( rpm ) Nt1,Nt2 = jumlah gigi ( buah ) d1,d2 = diameter roda gigi ( inch ) c. Jarak Poros (C) Rumus dari buku deutschman hal 528 C= d1+d2 (in) ( 3 ) Dimana : C = jarak poros antara dua roda gigi d = diameter roda gigi d. Kecepatan Pitch Line / Garis Kontak (Vp) Rumus dari buku deutschman hal 563 Vp = (ft/mnt) ( 4 ) Dimana : Vp = kecepatan putaran e. Torsi yang Bekerja T= (5) Dimana : T = torsi yang bekerja N = daya motor n = putaran input f. Gaya-gaya pada Roda Gigi

Gambar 2.7. Gaya-Gaya pada Roda Gigi Gaya radial (Fr) Fr = Fn.Sin = Fn.Cos ( 6 ) Gaya normal (Fn) Fn = Gaya tangensial (Ft) Ft = ( 7 )

Gaya dinamis (Fd) Fd = . Ft ( 8 ) Untuk 0 < Vp 2000 ft/menit Fd = Untuk 2000 < Vp 4000 ft/menit Fd = . Ft Untuk Vp > 4000 ft/min dimana Fw Fd dan Fb Fd Dimana : T = Torsi (lbm) n = Putaran (rpm) Ft = Gaya tangensial (lb) Fn = Gaya normal (lb) Fd = Gaya dinamis (lb) Fr = Gaya radial (lb) a. Lebar Gigi (b) Rumus dari buku deutschman hal 584 b= (9) Q= Dimana : b = Lebar gigi (in) Fd = Gaya dinamis (in) d1 = diameter pinion d2 =diameter gear Q = Perbandingan roda gigi K = Faktor pembebanan b. Syarat Keamanan Roda Gigi b c. Evaluasi Kekuatan Gigi (Persamaan AGMA) Sad = (10) t= ; Sad > t (syarat aman ) ( 11 )

Dimana : Sat = Tegangan ijin Material Kl = Faktor umur Kt = Faktor temperature Kr = Faktor keamanan = Tegangan banding pada kaki gigi Ko = Faktor koreksi beban lebih Km = Koreksi distribusi beban Kv = Faktor dinamis

J = Faktor bentuk geometris d. Menentukan Gaya bending Pada Pinion dan Gear (Fb) Rumus dari buku deutschman hal 551 ( 12 ) Dimana : Fb = Gaya bending So = Kekuatan permukaan gigi Y = Faktor bentuk Lewis b = diameter pitch P = lebar gigi e. Menentukan Panjang Garis Kontak Gigi

[(

l. Menentukan Perbandingan Kontak (kontak ratio)

Dimana : AB = Panjang garis kontak CR = Kontak ratio M. Standart Ukuran Roda Gigi Tabel 2.1. Standart Ukuran Roda Gigi Nama Addendum (A) Dedendum (b) Tinggi gigi (c) Tinggi kontak (d) Celah / 20 20 dipotong 25

Gambar 2.8. Bagian-bagian pada Roda Gigi PROSES PEMBUATAN ULIR Posted on June 14, 2011

sumber :http//galuh-dwi.blogspot.com http://afrizalrasyidana.wordpress.com/2011/06/14/proses-pembuatan-ulir-3/ http://www.search-document.com/pdf/1/1/prosespembuatan-ulir-dengan-mesinbubut.html# http://www.scribd.com/doc/17830905/MEMBUAT-RODA-GIGI http://id.wikipedia.org/wiki/Roda_gigi http://teknik-mesin1.blogspot.com/2012/01/proses-pembuatan-roda-gigi.html

http://www.scribd.com/doc/57464270/25/Perhitungan-roda-gigi-7-8-dan-9

Вам также может понравиться