Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mengapa harus menulis di media massa? Mengenal media cetak Mengenal rubrikasi opini di media cetak Kriteria umum tulisan opini si media cetak Gaya tulisan Kiat menembus media massa
Ideologi Media
Ideologi media adalah seperangkat nilai ideal yang dianut oleh suatu media. Yang termasuk ideologi dalam konteks ini antara lain nasionalisme, ideologi berdasarkan agama tertentu, dan kapitalisme (pasar). Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, Majalah Tempo adalah media cetak yang berideologikan nasionalisme dan pluralisme. Republika dan Sabili berideologikan Islam. Koran ibukota atau kriminal serta tabloid hiburan atau gosip adalah media cetak berideologikan pasar. Menulis untuk media cetak harus mempertimbangkan ideologi. Kalau Anda ingin menulis opini yang menkritik Ahmadiyah, tulislah di Republika atau Sabili. Akan tetapi, jika Anda ingin menulis opini yang membela Ahmadiyah, kirimlah tulisan Anda ke Kompas, Media Indonesia, Tempo.
Kebijakan Redaksional
Untuk tahu kebijakan redaksional surat kabar atau majalah, bacalah editorial atau tajuknya. Editorial atau tajuk merupakan representasi kebijakan, sikap, serta posisi koran dalam memandang suatu persoalan. Dari editorial, kita tahu apakah koran berpihak, kritis, atau netral terhadap kekuasaan, misalnya. Dari tajuk, kita paham, apakah koran mendukung, kritis, atau netral terhadap Ahmadiyah atau FPI, misalnya. Jika Anda menulis opini dan mengirimkan ke suatu koran, perhatikan kebijakan redaksionalnya. Opini yang sejalan dengan kebijakan redaksional koran, relatif lebih mungkin diterbitkan di koran tersebut.
Kebijakan Redaksional
Untuk tahu kebijakan redaksional surat kabar atau majalah, bacalah editorial atau tajuknya. Editorial atau tajuk merupakan representasi kebijakan, sikap, serta posisi koran dalam memandang suatu persoalan. Dari editorial, kita tahu apakah koran berpihak, kritis, atau netral terhadap kekuasaan, misalnya. Dari tajuk, kita paham, apakah koran mendukung, kritis, atau netral terhadap Ahmadiyah atau FPI, misalnya.
Rubrikasi Opini
Kita umumnya mengenal rubrik opini sebatas artikel ilmiah populer. Padahal, sesungguhnya rubrik opini beragam. Ada opini artikel ilmiah populer, kolom, resensi buku, opini bertema khusus, bahkan opini yang cenderung ilmiah. Oleh karena itu, ruang kreativitas bagi kita untuk menulis dan menembus media cetak sesungguhnya sangatlah luas.
disertai data dan grafik. Tulisan ini merupakan tulisan pesanan. Maksudnya, redaksi mendiskusikan dan memutuskan tema serta penulisnya. Redaksi kemudian menghubungi sang pakar untuk memintanya menulis tema tersebut. Kolom pakar terbit setiap Senin. Kolom pendidikan Tulisan yang berisi ide atau pemikiran di bidang pendidikan. Kolom pendidikan terbit setiap Senin.
Tulisan yang berisi ide atau pemikiran kritis terhadap persoalan aktual dan ditulis secara populer. Opini bidang tertentu: budaya, perempuan, iptek, dll. Resensi buku Tulisan berupa tinjauan atau timbangan buku Bahasa Tulisan berisi ide atau pemikiran tentang fenomena bahasa Indonesia
Tulisan yang berisi ide atau pemikiran kritis terhadap persoalan aktual dan ditulis secara populer. Resensi buku Tulisan berupa tinjauan atau timbangan buku. Ide Tulisan berisi ide atau pemikiran tentang teori atau wacana tertentu . Contoh: tulisan atau ulasan terhadap pemikiran Ibnu Khaldun tentang assabiyah atau solidaritas sosial.
aktualitas peristiwa maupun yang berkaitan dengan aktualitas almanak seperti hari-hari besar nasional. Masalah yang ditulis tidak mengandung unsur-unsur yang berbau hasutan, adu domba, fitnah, dan hal-hal yang terkait dengan persoalan SARA baik kepada pribadi, kelompok atau lembaga. Isi tulisan bisa berupa penjelasan secara gamlang terhadap persoalan yang diangkat sehingga publik mampu memahami dan atau memberikan solusi atas persoalan yang ada. Selain fokus, gagasan-gagasan yang dituangkan merupakan pendapat orisinal penulis. Artikel juga harus logis dan terorganisasi dengan baik. Ada alur jelas antara satu ide dan ide yang lain serta bangunan argumentasi yang akurat. Ada dukungan data yang valid. Mengandung pendekatan dan basis data yang baru serta mengungkap hal-hal yang baru.. Menggunakan bahasa yang bersifat ilmiah popular yang komunikatif, mudah dicerna pembaca dari berbagai tingkatan. Memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan, seperti panjang artikel dll.
Judul
Judul haruslah menarik, kritis, bahkan nakal, dan memancing rasa ingin tahu. Contoh: Negeri Para Pengamat (Kompas, 19 Februari 2011). Contoh lain: Revolusi Kaum Muda di Mesir (Media Indonesia, 16 Februari 2011)
Kalimat
Kalimat sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan
predikat (S+P). Sebaiknya gunakan kalimat aktif Sebaiknya gunakan kalimat positif Panjang kalimat harus variatif, tetapi dengan kalimat pendek yang lebih banyak ketimbang kalimat panjang.
Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Pilihlah kata-kata yang sederhana, mudah dipahami. Jika terpaksa menggunakan kata asing, upayakan tuliskan padanannya dalam bahasa Indonesia. Ingat opini adalah tulisan ilmiah populer. Populer artinya dikenal luas.
Paragraf
Paragraf harus mengandung satu ide. Paragraf jangan terlalu gemuk. Upayakan panjang setiap paragraf dalam satu naskah relatif sama. Hindari satu paragraf terlalu pendek, sementara paragraf lainnya terlalu gemuk.
Transisi Antarparagraf
Transisi adalah jembatan. Kalimat pertama dari paragraf kedua merupakan transisi atau jembatan dari paragraf pertama ke paragraf kedua. Transisi antarparagraf harus logis, runtut, tidak melompatlompat.
Memberi Contoh
Ide atau pemikiran lebih mudah dipahami jika disertai contoh. Contoh memberi bukti bahwa ide atau pikiran kita itu benar adanya. Contoh: Negara seringkali absen dalam banyak konflik horizontal di negeri ini. Kalaupun hadir, aparat negara gagal mencegah konflik. Dalam kasus Ciketing, Banten, misalnya, polisi yang sesungguhnya mengetahui bakal terjadinya penyerangan terhadap Ahmadiyah, tak kuasa mencegah penyerangan itu sehingga mengakibatkan tiga penganut Ahmadiyah tewas.
Kritis
Tulisan ilmiah haruslah kritis. Tulisan disebut kritis jika menggunakan logika dan atau literatur. Menggunakan logika artinya tulisan kita haruslah logis. Menggunakan literatur artinya mengutip pendapat pakar.
dituju membantu menembus surat kabar Untuk pemula, awali menulis jenis opini yang relatif lebih mudah. Untuk pemula, awali mengirim tulisan ke koran lokal atau koran kecil Teruslah menulis dan mengirim sampai tulisan diterbitkan surat kabar.
Banyak Membaca
Kita tak mungkin bisa menulis tanpa disiplin membaca. Membaca akan menyemai ide untuk bahan tulisan. Kita bisa mengutip literatur yang kita baca dalam tulisan kita kelak. Kita bisa belajar gaya tulisan orang lain dengan membaca karyanya.
Penulis Kredibel
Jika Anda sering membaca opini, di bawah nama penulis senantiasa tertulis posisi, jabatan, atau aktivitas si penulis. Itu sesungguhnya ingin menunjukkan kredibilitas penulis. Dengan mencantumkan posisi, jabatan, atau aktivitas, penulis ingin menunjukkan kepada redaktur opini bahwa si penulis cukup kredibel menulis suatu tema. Sebagai contoh Zuhairi Misrawi ketika menulis opini berjudul Revolusi Kaum Muda di Mesir (Media Indonesia, 16 Februari 2011) menyebut dirinya Analis Politik Timur Tengah dan saksi revolusi di Mesir. Perkara kredibilitas penulis ini juga ingin memberi pelajaran, jangan menulis tema yang bukan menjadi bidang atau keahlian kita. Akan tetapi, jika Anda paham terhadap suatu tema, tapi label atau posisi Anda tidak sesuai dengan tema tersebut, carilah label yang mendekati tema itu. Yang paling gampang biasanya orang penulis pengamat atau pemerhati anu. Begitu pentignya krdibilitas, mungkin kita sering membaca tulisan yang biasa-biasa saja, tetapi karena kredibilitasnya dianggap memadai, tulisan itu dimuat di surat kabar. Pertanyaannya, apakah Anda lebih senang tulisan Anda dimuat di media cetak karena kualitasnya atau karena posisi, label, atau aktivitas Anda? Toh label bisa diakal-akali, misalnya, dengan menyebut diri pengamat atau pemerhati tadi.
Judul Menarik
Judul adalah etalase. Apakah tulisan Anda menjual atau tidak, pertama-tama orang melihat judul. Dengan membaca judul, redaktur opini mempertimbangkan membeli tulisan kita atau men-delete-nya. Dari judul, redaktur bisa mengira-ngira tema tulisan. Dari sisi bahasa, buatlah judul menarik. Jangan menulis judul terlalu panjang, seperti judul makalah, skripsi, tesis, apalagi desertasi. Ingat, opini Anda bersifat ilmiah tetapi populer. Judul-judul opini yang semuanya dimuat di Kompas , 19 Januari 2011 halaman 6 ini menarik: Kambing Hitam, Negeri Para Pengamat, Ini Zaman Memang Edan.
Mengenal Redaktur
Anda disarankan mengenal redaktur opini atau pimpinan media yang Anda tuju. Tujuannya bukan untuk nepotisme, tetapi untuk berdiskusi terutama jika tulisan Anda tidak dimuat. Anda bisa mendiskusikan apa kekurangan tulisan Anda.
Terus menulis
Kita lagi-lagi tidak sabar. Baru sekali menulis dan ditolak dimuat surat kabar, kita frustasi dan kemudian berhenti menulis. Teruslah menulis. Teruslah coba kirim ke media massa. Biasanya, kalau sekali dimuat, kemungkinan tulisan-tulisan berikutnya dimuat pula.
Penutup
Menulis itu ibarat naik sepeda. Nggak ada teorinya. Semasa kanak-kanak kita belajar naik sepeda, berulangkali terjatuh, tetapi kita terus mencoba, hingga akhirnya kita mahir bersepada. Kita menulis dan berulang kali ditolak, tetapi kita terus menulis, hingga akhirnya tulisan kita diterbitkan.