Вы находитесь на странице: 1из 4

Cermat Memilih Obat Antiobesitas

Obesitas atau yang lebih akrab disebut kegemukan akibat lemak belakangan merupakan momok yang menakutkan karena berdampak cukup besar bagi kesehatan tubuh. Obesitas merupakan kondisi dimana adanya penimbunan lemak di tubuh yang dapat memicu berbagai penyakit dan menurunkan kualitas hidup. Menurut WHO Faktanya obesitas diseluruh dunia mengalami peningkatan sampai dengan dua kali lipat sejak tahun 1980. Pada tahun 2008, 1.5 miliar orang dewasa (umur 20 tauhn dan lebih) mengalami kegemukan/kelebihan berat badan. Sedangkan lebih dari 200 juta pria dan 300 juta wanita mengalami obesitas. Data tahun 2010 menujukkan sekitar 43 juta anak-anak dibawah umur lima tahun mengalami kelebihan berat badan. Kegemukan dan obesitas termasuk kedalam 5 besar faktor resiko utama dalam menyebabkan kematian didunia. Setidaknya 2.8 juta orang dewasa meninggal setiap tahunnya akibat kegemukan dan obesitas. 44% mengalami diabetes, 23% mengalami penyakit jantung iskemik, dan 7% mengalami kanker yang disebabkan oleh kegemukan dan obesitas. Saat ini beredar berbagai macam obat anti obesitas yang dijual bebas. Namun masyarakat sebaiknya cermat memilih obat anti obesitas agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Sebaiknya beli obat anti gemuk yang telah diizinkan Badan Pengawas Obat dan Makanan karena keamanannya lebih terjamin. Dr Victor Tambunan, MS, SpGK mengatakan bahwa Ada beberapa obat anti obesitas yang efektif dan aman di pasaran, tapi kami prihatin dengan beredarnya berbagai obat yang mengklaim sebagai obat anti obesitas tanpa didukung oleh penelitian yang memadai. Untuk menentukan pemilihan obat didasarkan pada indikasi dan juga kontra indikasi. Biasanya seseorang harus diukur terlebih dahulu tekanan darah, denyut nadi dan juga riwayat penyakit terdahulu atau yang sekarang dialami. Serta penilaian klinis mengenai risiko dan keuntungannya. Di Indonesia obat anti obesitas yang mendapatkan izin edar oleh BPOM adalah: 1. Diethylpropion (obat jangka pendek) Dietilpropion merangsang pelepasan norepinefrin dari penyimpanannya pada prasinaps, peningkatan neurotransmiter adrenergik mengaktifkan pusat hipotalamus, yang mana menghasilkan penekanan nafsu makan dan pengambilan asupan makanan. Obat ini mengalami first pass effect di hati. Dietilpropion dapat digunakan dalam dosis terbagi

setiap harinya, umumnya 25mg sebanyak tiga kali sehari sebelum makan. Terdapat juga dosis 75 mg dalam sediaan extend-release. Kedua dosis tersebut sama efektifnya untuk digunakan dalam menghasilkan penurunan berat badan jika dibandingkan dengan zat yang bersifat plasebo. Obat ini menghasilkan efek insomnia yang lebih kecil jika dibandingkan dengan phentermine dan tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi ataupun pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular 2. Orlistat (obat jangka panjang). Orlistat adalah obat penurun berat badan yang pertama dan satu-satunya bagi orang dengan kelebihan berat badan, yang tidak bekerja pada sistem saraf pusat. Orlistat bekerja lokal di saluran cerna untuk menghambat kerja enzim yang disebut lipase. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak yang lebih kecil, yang bisa diserap ke dalam aliran darah. Dengan menghambat kerja lipase, orlistat mencegah penyerapan lemak dari makanan sampai dengan sepertiganya. Orlistat tidak bekerja di otak, tidak seperti obat penahan nafsu makan. Kedua obat ini, ada yang dikonsumsi satu jenis saja tapi ada juga yang kombinasi.

Namun sebelum memilih mengkonsumsi diantara 2 jenis obat tersebut, sebaiknya anda mengikuti tips-tips berikut ini: 1. Hubungi dokter anda Tidak ada obat yang tidak memiliki efek samping termasuk obat anti obesitas ini, bahkan potensinya cenderung berbahaya. Disamping itu penggunaan untuk penurunan berat badan juga akan berbahaya jika sebenarnya anda sudah sehat dan memiliki tubuh ideal. Dan dokter nantinya akan mengkategorikan anda kepada pasien yang mengalami kelebihan berat badan atau memiliki gangguan fisiologis lain. Perolehan obat ini pun harus disertai dengan resep dokter. 2. Laporkan pola makan dan gaya hidup anda ke dokter Catatlah setiap makanan yang anda makan. Hal ini diperlukan karena apakah diet anda termasuk tinggi lemak atau rendah lemak. Jika memang penyebabnya tinggi lemak maka anda akan diberi golongan obat penghancur lemak. Jika ternyata anda termasuk doyan makan maka anda diberi penekan nafsu makan. Dokter anda yang sudah terbiasa mengobati menggunakan obat jenis ini akan menentukan apakah anda perlu satu jenis

atau kombinasi keduanya. Laporkan juga gaya hidup anda termasuk didalamnya adalah jenis pekerjaan anda. 3. Berikan waktu pengobatan Penurunan berat badan ini tidak dapat langsung dilihat, namun memerlukan proses dan waktu. Penurunan 2-3 kg memerlukan perubahan pola makan, gaya hidup dan olahraga teratur. Hal ini kadang menyebabkan seseorang memutuskan bahwa obat tersebut tidak bekerja di 1 bulan pertama, padahal semestinya obat tersebut baru memberikan hasil setelah bulan kedua. Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter berapa lama harus mengkonsumsi obat ini dan tentukan waktu pengamatan kurang lebih selama minimal 1 bulan. 4. Siapkan dana besar Golongan obat-obatan yang berhubungan dengan estetika tubuh biasanya relatif mahal karena termasuk kosmeceutikal. Sebagai gambaran singkat Harga obat penurun berat badan bisa mencapai Rp10.000- Rp30.000 per tablet. Artinya jika anda mengkonsumsi 2 kali sehari selama satu bulan maka anda memerlukan dana sejumlah minimal Rp600.000/bulan. Harga obat tersebut bisa lebih mahal lagi karena tidak semua apotik menyediakan dan terkadang dokter menyediakannya sendiri di tempat praktek. 5. Jangan terpengaruh dengan iklan Sebaiknya anda menyelesaikan pengobatan sampai tuntas dan anda harus minum secara teratur dan rutin. Jangan sampai anda memutus pengobatan sebelum berkonsultasi dengan dokter/apoteker di apotek. Karena anda bisa saja membuang terlalu banyak uang untuk mengulangi pengobatan dari awal. 6. Perhatikan konsumsi obat-obatan yang lain Beberapa obat dapat mempengaruhi berat badan anda jika dikonsumsi secara teratur, misalkan: golongan kortikosteroid , antidepresant, tranquilizer minor, anti panik, sulfonilurea, antipsikosis, atau yang paling sering menyebabkan kegemukan adalah Pil KB. Jadi sebaiknya anda melaporkan semua pengobatan yang sedang anda laksanakan kepada dokter anda. Disamping itu dengan mengetahui obat apa yang anda konsumsi dapat dihindari interaksi obat yang tidak diinginkan dari obat tersebut.

7. Pelajari berapa kalori kebutuhan anda sehari Penghitungan kalori dibutuhkan untuk menentukan berapa dan apa yang sebaiknya anda makan untuk menurunkan berat badan anda. Jika anda ingin menurunkan berat badan anda dapat menurunkan jumlah kalori yang anda makan. 8. Ketahui apakah anda memiliki gangguan penyakit dan faktor genetik yang mempengaruhi Hipothtiroid, Cushing syndrome dan Insulin resistensi dapat menyebabkan kegemukan, untuk itu anda harus memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter anda. Karena penyebab kegemukan bukan saja dari banyaknya asupan gizi yang kita makan.

Perlu anda ketahui bahwa penurunan berat badan belum tentu linear. Artinya jika bulan pertama anda turun 1 kg, belum tentu bulan kedua turun 2 kg karena masih banyak faktor lain yang menentukan penurunan berat badan.

Вам также может понравиться