Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(1125115040) (1125115023)
(1125115093) (1125115091) (1125115010)
Berbagai ajaran agama di Indonesia Praktik kepemimpinan yang telah diterapkan di Indonesia
Ketiga Tungku
Hula-hula (para
Dalihan na Tolu
perempuan)
Boru (anak
Dongan sabutuha
Rasa hormat
Dalihan na Tolu
(Kerendahan hati)
Humble
2.
Spontanitas
3.
4.
Langsung
5.
Konsensus
Tolu
2) Sada sangap tu ama, dua sangap tu ina (satu penghormatan untuk bapak, dua penghormatan untuk ibu)
3) Hotang hotari hotang pulogos, gog ma mansari, na dangol do na pogos (berusahalah sekuat tenaga karena kemiskinan itu identik dengan penderitaan) 4) Siani dijalo tusi ma dipulak (dari siapa diterima kepadanya pula harus dikembalikan)
5) Tusi tamu mangalangka, disi ma hamu dapotan (kemana kamu melangkah disitulah kamu mendapat rezeki)
6) Pankuling do situan na denggan (budi bahasa yang baik sangat penting di masyarakat) back
Silih Asih
Wujud komunikasi interaksi kepada sapaan cinta kasih Tuhan lalu direspon dengan cinta kasih kepada sesama Kualitas interaksi yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan dan nilainilai kemanusiaan Moralitas egaliter
Prinsip Egaliter
Etos musyawarah
kerjasama
keadilan
Silih Asah
Saling bekerja sama untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kecakapan Diharapkan mampu menciptakan otonomi dan kedisiplinan agar tidak bergantung pada masyarakat lain
Silih Asuh
Saling pantau Saling kontrol Tegur sapa Saling memberikan bimbingan
Silih Asuh
Mampu memperkuat ikatan emosional yang telah dikembangakan dalam tradisi silih asih dan silih asah
Kata Su pada kata Sunda Karakter-karakter pokok yang harus dimiliki dan dikembangkan segala sesuatu yang oleh urang Sunda: mengandung unsur kebaikan
Orang Sunda meyakini
Cageur (sehat) jasmani/rohani Bageur (baik) bicara/tindakan
Pinter (cerdas) tidak pernah berhenti dalam mencari dan mengembangkan ilmu
2)
3)
4)
5) 6) 7)
2.
Ka cai kudu saleuwi, kadarat kudu salebak (ke air jadi satu lubuk, ke darat jadi satu lembah)
Uncal tara ridu ku tanduk (kancil tidak direpotkan dengan tanduk) Kudu ngukur kana jujur, nimbang kana awak (mengukur dengan jujur, menimbang sesuai badan)
3.
4.
5.
Sagolek pangkek sacangreud pageuh (satu simpul teguh, satu ikatan mengikat padi kering)
Teu unggur kalinduan, teu gedag kaanginan (tidak mengangguk karena gempa, tidak bergoyang karena angin)
6.
Banyak sekali nilai karakter Jawa yang sepatutnya dianut dan dikembangkan oleh
masyarakat Jawa .
Dan inilah sebagian yang akan dijelaskan :
2.
3.
2.
3.
Dalam menjalani hidup ini sebaiknya manusia tidak melakukan tiga hal ini, yaitu :
Seorang Satria Jawa berlandaskan ajaran berbudi bawa leksana (berbudi luhur dan rendah hati) dan mengedepankan sifat :
Keperwiraan
Tanggap Tatag
(mampu melihat dan mengalami kondisi apa saja) Tangguh Tanggon (berani menghadapi siapa saja asal benar) Datan melik pawehing liyan (tidak mengharapkan bantuan orang lain)
KPH H. Anghngkusomo
menafsirkan ajaran-ajaran Paku Alam
Ragol (pintu gerbang) Puro Pakualaman : wiwara kusuma winayang reka (orang yang berbudi luhur niscaya selalu terbuka dan bijaksana)
Guna (bermanfaat) orang yang berilmu harus memanfaatkan ilmunya untuk kesejahteraan dan kemajuan umat manusia. Titi (jujur, lebih dan mengerti) benarbenar mengerti pokok persoalan, mengerti bidang tugasnya, mengerti betul kewajibannya. Dalam kaitan ini sebagai pemimpin yang menjadi panutan bawahannya, dituntut berbuat lebih baik dengan memanifestasikan luruh, lereh, lirih. Luruh : tangkas, bersemangat tetapi tetap lemah lembut. Lereh : sabar dan selalu siap menjalankan tugas dengan jujur dan mantap Lirih : bertugas dengan perhitungan tepat, tidak tergesa-gesa
Purun berani, mau dan mampu melakukan
Prinsip Kedua
Prinsip Ketiga
GUMATI : Sungguhsungguh sampai ke dalam sanubarinya jika merawa dan memelihara sesuatu MANGERTI : Mengerti situasi dan kondisi juga keadaan waktu dan tempat
MIRANTI : Memenuhi keinginan, menaati peraturan yang berlaku, dapat membagi dengan baik, dan rajian dalam bekerja
NASTITI : Cermat
NGATI-ATI : Hati-hati / waspada
Karakter
ditemui sebagai perumpamaan dalam tembang-tembang lagu Jawa, salahsatunya lagu gundul-gundul pacul yang makna liriknya adalah agar jika menjadi pemimpin dalam menerima amanah tidak seenaknya sendiri.
Lagu lainnya yang berkaitan dalam hubungan manusia
Perumpamaan dan Pemeo yang sering dijumpai di masyarakat Jawa antara lain adalah :
Desa mawa cara, negara mawa tata. (Setiap tempat memiiliki adat-istiadatnya sendiri yang harus dihormati dan dihargai)
Ngono ya ngono, ning aja ngono. (begitu ya begitu, tetapi jangan begitu Suatu peringatan agar dalam bersikap, berbicara, bertindak tidak berlebih-lebihan, karena bukan kebaikan yang diperoleh, tetapi justru keburukan)
Perumpamaan dan Pemeo yang sering dijumpai di masyarakat Jawa antara lain adalah :
Cekelen iwake aja buthek banyune. (tangkaplah ikannya jangan keruh airnya nasihat agar bijaksana dan hatihati dalam melaksanakan sesuatu, juga dalam menegakkan hukum dan keadilan) Ana dina, ana upa, ora obah ora mamah. (Ada hari ada nasi, tidak bergerak (bekerja) tidak makan orang hidup senantiasa bekerja keras setiap hari agar memperoleh nafkah yang halal bagi kehidupan keluarganya)
Mulat sarina, hangrasa wani. (mawas diri & berani menyatakan apa yang dirasakan dengan jujur dan terbuka. Sikap ini sangat diharapkan bagi seorang pemimpin di Jawa, sehingga mampu memperbaiki dirinya sendiri tanpa harus dikritik oleh bawahannya)
(keris menyatu dengan sarungnya, sarung menyatu dengan kerisnya. Melambangkan persatuan pemimpin dengan rakyatnya, pemimpin memahami aspirasi rakyat, rakyat mengabdi dengan ikhlas)
LIR SAALIR
Nasihat untuk berhati-hati dalam bertingkah laku dan berfikir jernih dalam mengambil keputusan
PA OPA ILING
Nasihat untuk mencari ilmu (ngaji) untuk bekal masa depan kelak
CAH AGHUNA
LES BALESAN
Nasihat untuk anak muda agar selalu mencari ilmu agar tidak menyesal di masa depan kelak Juga mengedepankan semangat kekeluargaan
Nasihat agar mempunyai semangat pantang menyerah meskipun banyak hal yang menghalangi
Adil dan tidak boleh pilih kasih Tidak mengambil hak orang lain
6.
3.
Bersilaturahmi,
menyambung komunikasi.
7. 8. 9.
Sabar dan optimis Pemaaf dan dermawan Berkata benar tidak berdusta
4.
Berkomunikasi dengan
iman
13. Cinta damai 14. Berlaku hemat 15. Konsisten, istiqomah
4. Rajin bekerja
5. Rendah hati
6. Tulus
8. Murah hati
12. Bijak
Karakter
seperti yang terkandung di dalam Dhamma-Sari di karang oleh Pandita Sumedha Widyadharma diterbitkan oleh Yayasan Dana pendidikan Buddhis
NO
1
Jalan Utama
Samma Ditthi
Artinya
Pengertian benar, right view point yaitu merealisasikan Empat ke Sunyataan Mulia meliputi Derita (dukkha) sumber derita,terhentinya derita dan jalan menuju terhentinya derita
Samma Sankappa
3 4
Ucapan benar, right speech, bicara tanpa menyakiti dengan cara benar Perbuatan benar, right action, seluruh perilaku yang tidak menyakiti orang lain
Samma Ajiva
Samma Vayama
Daya upaya yang benar, right effort, selalu mencoba kearah perbaikan
Samma Sati
Perhatian benar, right mindfulness, melihat segala sesuatu dengan benar dan dengan kesadaran yang jernih Konsentrasi benar, right meditation, mencaai pencerahan, dimana ego lenyap
Samma Samadhi
dapat berdiri diatas kaki sendiri dan membangkitkan keyakinan umat manusia akan kemampuan sendiri sehingga dapat menolong dirinya sendiri terbebas dari kejahatan
4.
Kebodohan (Moha)
Dari ke empat hal tersebut dapat memupuk diri dengan kemurahan hati (Alobha),cinta kasih (Adosa) dan
1. Selalu memberi dengan kemurahan hati 2. Tertib dalamucapan dan perbuatannya 3. Rukun dan harmonis dalam hubungan antarmanusia 4. tidak bersifat iri hati
Negarakertagama
Asta Brata
Negarakertagama
Wijaya Mantriwira Wicaksanengnaya Matanggwan Satyabhakti aprabhu Wagmiwak Sarjjawopasama Dhirotsaha Tan lalana Diwyacitra Tan satrisna Sih samastabhuwana Ginong pratidina Sumantri Anayaken musuh
Asta Brata
Surya,matahari Candra, bulan
Wijaya , bertindak penuh hikmah danberlaku tenang dalam menghadapi berbagai kesukaran dan tantangan hidup Mantriwira , berani, pembela negara yang gagah berani Wicaksanengnaya, bijaksana dalam segala tindakan.dalam arti penuh perhitungan,.elakukan perenungan
Matanggwan, betanggung jawab dan amanah,memiliki responbilita dan akunbilitas yang tinggi
Satyabhakti aprabhumemiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi, bersifat setia kepada negara dan bangsa
Wagmiwak,pandai berkomunikasi,pandai berpidato dan meyakinkan orang tentang gagasannya Sarjjawopasama, randah hati , tidak sombong, bermuka manis, ramah, tulus ikhlas,lurus, sabar, berbudi luhur, beradab tinggi, sopan santun
Dhirotsaha, rajin bekerja dan bersungguh sungguh,pekerja keras, tak mengenal lelah, teguh hati
Tan lulana, besifar riang gembira, humoris,dan tidak mau menampakan kesedihannya
Dwiyacitra, demokratis, gemar musyawarah untuk mufakat, mencari konsensus, mau mendengarkan pendapat
Tan satrisna, tulus ikhlas, tidak vested interest, tidak memiliki pamrih pribadi
Sih samastabhuwana, menyayangi seluruh dunia besrta dengan isinya, memelihara dan bersahabat dengan makhluk hidup dan lingkungan
Ginong pratidina, selalu mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk, tidak ada hari tanpa pebaikan
Sumantri, menjadi karyawan yg senonoh,sempurna kelakuannya, tahu akan tugasnya, tidak membuang waktu untuk segala sesuatu yang tidak berguna