Вы находитесь на странице: 1из 57

Kelompok 5:

Adityo Herdiansyah (1125116012)

Ferdinan Nadia Chantika Oktariami


Putri Aisyah Siddiq Sutriyana Yohana Elfrida

(1125115040) (1125115023)
(1125115093) (1125115091) (1125115010)

Mas Aji Seno Prasetyo (1125115103)

C. Konsep Pendidikan Karaketer Tradisional di Indonesia


Berbagai adat istiadat dan budaya di Indonesia
Asli Indonesia dapat digali dari

Berbagai ajaran agama di Indonesia Praktik kepemimpinan yang telah diterapkan di Indonesia

1. Konsep Pendidikan Karakter Menurut Adat dan budaya


Adat Batak Adat Jawa Adat Sunda Adat Madura
Adat Bugis

a. Adat Batak Terkait Pendidikan Karakter

Prinsip etika sosial

Ketiga Tungku

keturunan lelaki dari satu leluhur)

Hula-hula (para

Dalihan na Tolu

perempuan)

Boru (anak

Tungku berkaki tiga

(semua anggota lakilaki semarga)

Dongan sabutuha

Rasa hormat

Dalihan na Tolu

Akar dari sistem nilai

(Kerendahan hati)

Humble

Olong (rasa kasih


sayang)

Masyarakat Kuali, Tolu Tungkunya Dengan adanya tungku,

maka masyarakat suku


batak menjadi

seimbang, harmonis, dan menyala api solidaritasnya.

Esensi hasil musyawarah mufakat:


1. Pembicaraan perseorangan tidak diterima, pendapat umum yang menentukan Jangan disimpan dalam hati baiknya dikeluarkan saja

Dos ni roha sibaen na saut,


musyawarah untuk mufakat

2.

Spontanitas

Terbuka Tenggang rasa

3.
4.

Mayoritas bergembira jika tidak ada minoritas mengeluh


Putusan yang diharapkan putusan yang dapat diterima semua orang Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, bergantung pada kemasyarakatan

Langsung

5.

Konsensus

Falsafah horja (kerja) dalam suku Batak


Aktivitas yang melibatkan seluruh tanggung jawab secara lahir dan batin siap bekerja keras, tuntas, lembur Pengorbanan yang ikhlas dan tulus untuk menyukseskan horja hak dan kewajiban seluruh komponen Dalihan na

Tolu

Peribahasa terkait karakter orang Batak


1) Disi tano nainganhon, disi solup pinarsuhathon (orang menerima beras menurut takaran umum dimana ia tinggal)

2) Sada sangap tu ama, dua sangap tu ina (satu penghormatan untuk bapak, dua penghormatan untuk ibu)
3) Hotang hotari hotang pulogos, gog ma mansari, na dangol do na pogos (berusahalah sekuat tenaga karena kemiskinan itu identik dengan penderitaan) 4) Siani dijalo tusi ma dipulak (dari siapa diterima kepadanya pula harus dikembalikan)

5) Tusi tamu mangalangka, disi ma hamu dapotan (kemana kamu melangkah disitulah kamu mendapat rezeki)
6) Pankuling do situan na denggan (budi bahasa yang baik sangat penting di masyarakat) back

b. Adat Sunda Terkait Pendidikan Karekter


Prinsip dan etika

Pergaulan manusia dengan Tuhan

Pergaulan manusia dengan sesama manusia


TRI PILLARS
yang melandasi adat dan budaya Sunda

Silih asih, silih asah, silih asuh

Silih Asih
Wujud komunikasi interaksi kepada sapaan cinta kasih Tuhan lalu direspon dengan cinta kasih kepada sesama Kualitas interaksi yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan dan nilainilai kemanusiaan Moralitas egaliter

Prinsip Egaliter

religious-social yang menekankan

Etos musyawarah
kerjasama

Manusia saling menghormati,


tidak ada yang superior/inferior

keadilan

Silih Asah
Saling bekerja sama untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kecakapan Diharapkan mampu menciptakan otonomi dan kedisiplinan agar tidak bergantung pada masyarakat lain

Silih Asuh
Saling pantau Saling kontrol Tegur sapa Saling memberikan bimbingan

Silih Asuh

Mampu memperkuat ikatan emosional yang telah dikembangakan dalam tradisi silih asih dan silih asah

Kata Su pada kata Sunda Karakter-karakter pokok yang harus dimiliki dan dikembangkan segala sesuatu yang oleh urang Sunda: mengandung unsur kebaikan
Orang Sunda meyakini
Cageur (sehat) jasmani/rohani Bageur (baik) bicara/tindakan

Memiliki etos atau karakter Kesundaan

Bener (benar) tujuan hidup/langkah perbuatan

Singer (mawas diri) agar tidak terjerumus perilaku salah

Jalan menuju keutamaan hidup

Pinter (cerdas) tidak pernah berhenti dalam mencari dan mengembangkan ilmu

Nilai-nilai yang melandasi karakter kepemimpinan dalam masyarakat Sunda


1) Teu adigung kemagungan (tidak sombong)

2)
3)

Titih-rintih, tara kajurung ku nafsu (tertib, tidak terdorong nafsu)


Sacangreud pageuh, sagolek pangkek, henteu (kukuh pendirian)

4)
5) 6) 7)

Leber wawanen (penuh keberanian) diimbangi dengan kepanadaian


Loba socana rimbil cepilna (pandai membaca keadaan dan mendengar keluh kesah rakyatnya/bawahan) Kudu boga pikir rangkepan (waspada dan hati-hati) Kudu jadi gunung panangeuhan (harus jadi andalan bagi rakyat)

Pepatah terkait karakter orang Sunda


1. Sepuh di payun, barudak ditukang (orangtua di depan, anak di belakang)

2.

Ka cai kudu saleuwi, kadarat kudu salebak (ke air jadi satu lubuk, ke darat jadi satu lembah)
Uncal tara ridu ku tanduk (kancil tidak direpotkan dengan tanduk) Kudu ngukur kana jujur, nimbang kana awak (mengukur dengan jujur, menimbang sesuai badan)

3.

4.

5.

Sagolek pangkek sacangreud pageuh (satu simpul teguh, satu ikatan mengikat padi kering)
Teu unggur kalinduan, teu gedag kaanginan (tidak mengangguk karena gempa, tidak bergoyang karena angin)

6.

Banyak sekali nilai karakter Jawa yang sepatutnya dianut dan dikembangkan oleh

masyarakat Jawa .
Dan inilah sebagian yang akan dijelaskan :

TRI RAHAYU (TIGA KESEJAHTERAAN)


1.

Mamayu hayuning salira bagaimana hidup untuk


meningkatkan kualitas diri pribadi

2.

Mamayu hayuning bangsa bagaimana berjuang


untuk negara dan bangsa

3.

Mamayu hayunung bawana bagaimana


membangun kesejahteraan dunia

Untuk mencapai Tri Rahayu


tersebut, manusia harus memahami,

menghayati, serta melaksanakan


tugas sucinya sebagai manusia yang tercantum dalam Tri Satya Brata.

TRI SATYA BRATA (TIGA IKRAR BERTINDAK)


1.

Rahayuning bawana kapurba waskitaning manungsa


kesejahteraan dunia bergantung kepada manusia yang memiliki ketajaman rasa

2.

Dharmaning Manungsa mahanani rahayuning nagara


tugas utama manusia adalah menjaga keselamatan negara

3.

Rahayuning manungsa dumadi karana kamanungsane


keselamatan manusia ditentukan pada tata perilakunya, rasa kemanusiaannya

MENURUT KI AGENG SOERJOMENTARAM

Dalam menjalani hidup ini sebaiknya manusia tidak melakukan tiga hal ini, yaitu :

Seorang Satria Jawa berlandaskan ajaran berbudi bawa leksana (berbudi luhur dan rendah hati) dan mengedepankan sifat :
Keperwiraan
Tanggap Tatag

(mampu melihat dan mengalami kondisi apa saja) Tangguh Tanggon (berani menghadapi siapa saja asal benar) Datan melik pawehing liyan (tidak mengharapkan bantuan orang lain)

KPH H. Anghngkusomo
menafsirkan ajaran-ajaran Paku Alam

Ragol (pintu gerbang) Puro Pakualaman : wiwara kusuma winayang reka (orang yang berbudi luhur niscaya selalu terbuka dan bijaksana)

Guna (bermanfaat) orang yang berilmu harus memanfaatkan ilmunya untuk kesejahteraan dan kemajuan umat manusia. Titi (jujur, lebih dan mengerti) benarbenar mengerti pokok persoalan, mengerti bidang tugasnya, mengerti betul kewajibannya. Dalam kaitan ini sebagai pemimpin yang menjadi panutan bawahannya, dituntut berbuat lebih baik dengan memanifestasikan luruh, lereh, lirih. Luruh : tangkas, bersemangat tetapi tetap lemah lembut. Lereh : sabar dan selalu siap menjalankan tugas dengan jujur dan mantap Lirih : bertugas dengan perhitungan tepat, tidak tergesa-gesa
Purun berani, mau dan mampu melakukan

Cermin yang dipasang di pintu gerbang Pakualaman : guna titi purun

3 tingkatan prinsip hidup bermasyarakat manusia Jawa (Wong Jawa)


Prinsip Pertama RIGEN : Mengerjakan sesuatu hingga tuntas
TEGEN : Tekun dan sungguhsungguh dalam bekerja MUGEN : Berkomitmen tinggi dan setia dalam menjalani pekerjaan

Prinsip Kedua

GEMI : Mampu mengelola (hemat)

Prinsip Ketiga

GUMATI : Sungguhsungguh sampai ke dalam sanubarinya jika merawa dan memelihara sesuatu MANGERTI : Mengerti situasi dan kondisi juga keadaan waktu dan tempat
MIRANTI : Memenuhi keinginan, menaati peraturan yang berlaku, dapat membagi dengan baik, dan rajian dalam bekerja

NASTITI : Cermat
NGATI-ATI : Hati-hati / waspada

Karakter

yang diinginkan oleh manusia Jawa juga sering

ditemui sebagai perumpamaan dalam tembang-tembang lagu Jawa, salahsatunya lagu gundul-gundul pacul yang makna liriknya adalah agar jika menjadi pemimpin dalam menerima amanah tidak seenaknya sendiri.
Lagu lainnya yang berkaitan dalam hubungan manusia

dengan Tuhan yaitu : sluku-sluku bathok.

Perumpamaan dan Pemeo yang sering dijumpai di masyarakat Jawa antara lain adalah :
Desa mawa cara, negara mawa tata. (Setiap tempat memiiliki adat-istiadatnya sendiri yang harus dihormati dan dihargai)

Mikul dhuwur, mendhem jero.

(menjunjung tinggi-tinggi, memendam dalam-dalam)

Ngono ya ngono, ning aja ngono. (begitu ya begitu, tetapi jangan begitu Suatu peringatan agar dalam bersikap, berbicara, bertindak tidak berlebih-lebihan, karena bukan kebaikan yang diperoleh, tetapi justru keburukan)

Aja dumeh. (jangan mentang-mentang jangan sombong)

Perumpamaan dan Pemeo yang sering dijumpai di masyarakat Jawa antara lain adalah :
Cekelen iwake aja buthek banyune. (tangkaplah ikannya jangan keruh airnya nasihat agar bijaksana dan hatihati dalam melaksanakan sesuatu, juga dalam menegakkan hukum dan keadilan) Ana dina, ana upa, ora obah ora mamah. (Ada hari ada nasi, tidak bergerak (bekerja) tidak makan orang hidup senantiasa bekerja keras setiap hari agar memperoleh nafkah yang halal bagi kehidupan keluarganya)
Mulat sarina, hangrasa wani. (mawas diri & berani menyatakan apa yang dirasakan dengan jujur dan terbuka. Sikap ini sangat diharapkan bagi seorang pemimpin di Jawa, sehingga mampu memperbaiki dirinya sendiri tanpa harus dikritik oleh bawahannya)

Curiga manjing warangka, warangka manjing curiga.

(keris menyatu dengan sarungnya, sarung menyatu dengan kerisnya. Melambangkan persatuan pemimpin dengan rakyatnya, pemimpin memahami aspirasi rakyat, rakyat mengabdi dengan ikhlas)

D. ADAT MADURA TERKAIT PENDIDIKAN KARAKTER


Mengungkap karakter adat Madura yang terkandung dari lagu daerah Madura

LIR SAALIR

Nasihat untuk berhati-hati dalam bertingkah laku dan berfikir jernih dalam mengambil keputusan
PA OPA ILING

Nasihat untuk mencari ilmu (ngaji) untuk bekal masa depan kelak
CAH AGHUNA

Nasihat agar berhati-hati dalam berucap

LES BALESAN

Nasihat untuk anak muda agar selalu mencari ilmu agar tidak menyesal di masa depan kelak Juga mengedepankan semangat kekeluargaan

PAJJHAR LAGGHI (FAJAR PAGI)

Nasihat agar mempunyai semangat pantang menyerah meskipun banyak hal yang menghalangi

E. Adat Bugis Terkait Pendidikan Karakter


Sistem dan norma adat tertulis yang merupakan wujud kebudayaan bagaimana seseorang harus bertingkah laku disebut panngaderreng

Ade : tata tertib formatif

Sistem panngaderreng terdiri dari 5 unsur pokok

Bicara : aturan formal mengenai peradilan secara luas

Rappang : aturan tidak tertulis

Wari : mengatur hak dan kewajiban seseorang dalam bermasyarakat

Sara : berasal dari syariat Islam

Pameo yang dapat menggambarkan karakter orang Bugis


Sifat pemimpin harus lurus
Sifat jujur mudah dilihat, sifat curang mudah disembunyikan

Adil dan tidak boleh pilih kasih Tidak mengambil hak orang lain

2. KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT AJARAN AGAMA


Pendidikan karakter merupakan konsep pendidikan bangsa Indonesia

A. LANDASAN KARAKTER DALAM AGAMA ISLAM


1.
2.

Menjaga harga diri.


Rajin bekerja & mencari rejeki.

6.

Berbuat adil, tolong


menolong, saling mengasihi,& saling menyayangi.

3.

Bersilaturahmi,
menyambung komunikasi.

7. 8. 9.

Sabar dan optimis Pemaaf dan dermawan Berkata benar tidak berdusta

4.

Berkomunikasi dengan

baik & menebar salam


5. Jujur, tidak curang menepati janji & amanah.

10. Selalu bersyukur

A. LANDASAN KARAKTER DALAM AGAMA ISLAM


11 . Bekerja keras, bekerja
apa saja asalkan halal 12. Punya rasa malu dan

16. Haus mencari ilmu


17. Teguh hati tidak berputus asa

iman
13. Cinta damai 14. Berlaku hemat 15. Konsisten, istiqomah

18. Bertanggung jawab


19. Tidak sombong dan angkuh

20. Berbudi pekerti (akhlak)


luhur

B. LANDASAN KARAKTER DALAM AGAMA KRISTEN / KATOLIK


1. Perihal kebenaran, keadilan dan kejujuran

2. Menghargai nasihat orangtua

3. Bersifat kasih dan setia

4. Rajin bekerja

5. Rendah hati

6. Tulus

7. Tidak suka menghina dan tidak banyak omong

8. Murah hati

9. Menyukai didikan dan mencintai pengetahuan

10. Penggembira dan tidak suka putus asa

11. Berakal budi

12. Bijak

13. Tidak curang

14. Berpenghargaan dan berorientasi masa depan

C. LANDASAN KARAKTER DALAM AGAMA HINDU


1. Suka berbuat baik 2. Berbuat jujur dan berkata benar 3. Suka kerja keras dan dermawan 4. Menjaga harmonisasi dengan keluarga, masyarakat dan binatang 8. Hormat kepada orangtua, memiliki pikiran luhur, sayang kepada yang lebih muda. 12. Berpegang kepada kebenaran dan memiliki sejumlah kebaikan

5. Dermawan dan egaliter

6. Ramah dan manis, harmonis dan mencintai sesama

7. Terpelajar dan peduli kepada si miskin

9. Menghormati hak asasi

10. Bersahabat dengan alam

11. Saling tolong menolong

13. tangkas, pemaaf, teguh hati, dan tidak angkuh

14. Tidak suka bohong

D. LANDASAN KARAKTER DALAM AGAMA BUDDHA

Karakter

pokok seorang penganut agama Buddha

seperti yang terkandung di dalam Dhamma-Sari di karang oleh Pandita Sumedha Widyadharma diterbitkan oleh Yayasan Dana pendidikan Buddhis

Nalanda (1980) yang berjudul


Jalan

tengah atau Delapan Jalan utama (Ariya

Athangika Mangga, The Noble Eighfold Path)

NO
1

Jalan Utama
Samma Ditthi

Artinya
Pengertian benar, right view point yaitu merealisasikan Empat ke Sunyataan Mulia meliputi Derita (dukkha) sumber derita,terhentinya derita dan jalan menuju terhentinya derita

Samma Sankappa

Pikiran benar,right values, komitmen untuk bertumbuh di jalan tengah

3 4

Samma Vaca Samma Kamanta

Ucapan benar, right speech, bicara tanpa menyakiti dengan cara benar Perbuatan benar, right action, seluruh perilaku yang tidak menyakiti orang lain

Samma Ajiva

Penghidupan benar, right livelihood. Memiliki


pekerjaan yang tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain secara langsung maupun tidak langsung

Samma Vayama

Daya upaya yang benar, right effort, selalu mencoba kearah perbaikan

Samma Sati

Perhatian benar, right mindfulness, melihat segala sesuatu dengan benar dan dengan kesadaran yang jernih Konsentrasi benar, right meditation, mencaai pencerahan, dimana ego lenyap

Samma Samadhi

TUJUAN DARI DELAPAN JALAN UTAMA


Sila (tata hidup bersusila) Mengembangkan dan Menyempurnakan

Samadhi (Disiplin mental)

Panna (kebijaksanaan luhur)

U HuseinPutta Bebas dari Kejahatan :


Agama

Buddha mengajarkan umat manusia untuk

dapat berdiri diatas kaki sendiri dan membangkitkan keyakinan umat manusia akan kemampuan sendiri sehingga dapat menolong dirinya sendiri terbebas dari kejahatan

SABDA SANG BUDDHA :


Oleh diri sendiri kejahatan diperbuat. Karena diri sendiri seseorang menjadi ternoda. Oleh diri sendiri seorang menjadi suci. Kesucian dan ketaksucian adalah milik masing-masing, Tak seorang pun dapat menyucikan orang lain. (Dharmmapada, atta Vaga 165) Kecuali itu juga ditulis Mengembangkan kebajikan, dapatlah dilakukan Apabila tidak dapat dilakukan. Saya tidak akan menganjurkan engkau untuk melakukannya. Tapi karena dapat dilakukan, saya berkata padamu : Kembangkan kebajikan (Anguttara Nikaya I:158) dan juga Sebab penimbunan kebajikan membuahkan kebahagiaan (Dhammapada, Papa Vagga 117-118)

Menyadari bahwa diri sendirilah yang di cintai,

seseorang hendaknya menjaga diri baik. Orang Bijak


patut mawas diri (Dhammapada, Atta Vagga 157)

Dalam kaitan pendidikan terhadap anak di


tuliskan : Ajarkan dan tunjukan metta (cinta kasih), karuna (kasih sayang ) dan mudita (simpati) yang merupakan komponen penting dalam Buddhisme kepada anak sejak dini

Bhikku Shanti Bhadra Mahathera


Bagaimanakah yang disebut Upasaka Upasiku itu Beliau harus menjalain bentuk latihan yaitu
1. 2. 3.

Kemoralan (sila) Keserakahan (Lobha) Kebencian (dosa)

4.

Kebodohan (Moha)

Dari ke empat hal tersebut dapat memupuk diri dengan kemurahan hati (Alobha),cinta kasih (Adosa) dan

pengertian benar (Amoha)

1. Selalu memberi dengan kemurahan hati 2. Tertib dalamucapan dan perbuatannya 3. Rukun dan harmonis dalam hubungan antarmanusia 4. tidak bersifat iri hati

Semua itu merupakan bagian dari sepuluh pengertian

Aspek kepemimpinan tradisional disini berfokus kepada berbagai

ajaran kepemimpinan yang berlandaskan agama yang di


kembangkan kerajaan - kerajaan yang pernah ada di indonesia

Negarakertagama

Sumber ajaran Hindu

Asta Brata

Negarakertagama
Wijaya Mantriwira Wicaksanengnaya Matanggwan Satyabhakti aprabhu Wagmiwak Sarjjawopasama Dhirotsaha Tan lalana Diwyacitra Tan satrisna Sih samastabhuwana Ginong pratidina Sumantri Anayaken musuh

Asta Brata
Surya,matahari Candra, bulan

Wijaya , bertindak penuh hikmah danberlaku tenang dalam menghadapi berbagai kesukaran dan tantangan hidup Mantriwira , berani, pembela negara yang gagah berani Wicaksanengnaya, bijaksana dalam segala tindakan.dalam arti penuh perhitungan,.elakukan perenungan

Matanggwan, betanggung jawab dan amanah,memiliki responbilita dan akunbilitas yang tinggi
Satyabhakti aprabhumemiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi, bersifat setia kepada negara dan bangsa

Wagmiwak,pandai berkomunikasi,pandai berpidato dan meyakinkan orang tentang gagasannya Sarjjawopasama, randah hati , tidak sombong, bermuka manis, ramah, tulus ikhlas,lurus, sabar, berbudi luhur, beradab tinggi, sopan santun

Dhirotsaha, rajin bekerja dan bersungguh sungguh,pekerja keras, tak mengenal lelah, teguh hati

Tan lulana, besifar riang gembira, humoris,dan tidak mau menampakan kesedihannya

Dwiyacitra, demokratis, gemar musyawarah untuk mufakat, mencari konsensus, mau mendengarkan pendapat

Tan satrisna, tulus ikhlas, tidak vested interest, tidak memiliki pamrih pribadi

Sih samastabhuwana, menyayangi seluruh dunia besrta dengan isinya, memelihara dan bersahabat dengan makhluk hidup dan lingkungan

Ginong pratidina, selalu mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk, tidak ada hari tanpa pebaikan

Sumantri, menjadi karyawan yg senonoh,sempurna kelakuannya, tahu akan tugasnya, tidak membuang waktu untuk segala sesuatu yang tidak berguna

Anayaken musuh, bersifat kasih sayang tapi bukan berarti lembek

Вам также может понравиться