Вы находитесь на странице: 1из 5

Kepribadian PNS Tidak Bisa Berkembang ?

Diterbitkan Maret 7, 2007 PNS

SIAPAKAH AKU ? Terus terang saja profil PNS umumnya seragam. Disiplin, kaku, kurang komunikatif, jarang tersenyum, selalu terjebak rutinitas, selalu manut dengan atasan, jarang melakukan debat, lemah dalam inisiatif, sangat terpaku dengan juklak dan juknis dst prototipe lainnya adalah gaya jalannya pelan, santai, potongan rambut konservatif dan kalau bicara kesenian pasti sukanya lagu-lagu kalem, lagu nostalgia, sinetron melankolis, film action kelas B, pokoknya cenderung seragam seperti baju yang dikenakannya setiap hari. Saya sendiri waktu pertama jadi PNS juga kaget dan bingung mengenai kondisi itu. Saya sendiri suka ngeyel, suka bertanya sejelasjelasnya, cenderung provokator, adu argumen, dinamis, kalo seni ya lagu-lagu keras, film drama kelas oscar, komik jepang, dan maen game. Tapi lama-lama, karena lingkungan juga, saya rasakan diri saya juga mulai seragam..sehingga temen-temen lama saya mungkin hampir tidak mengenali saya jika bertemu. Mungkin kondisi saya dan juga anda sekalian mirip-mirip dengan cerita berikut..

ELANG PERKASA Suatu ketika, ada seekor anak elang yang secara kebetulan terpisah dari induknya dan berkumpul dengan ayam-ayam, mulai dari yang masih kecil sampai induk ayam. Setiap pagi mereka keluar kandang dan mencari makan bersama-sama di suatu pelataran yang luas dan di pinggir sungai. Bersama anak ayam lain dia mencari makan dengan mematukkan paruhnya ke tanah. Dia tidak bisa keluar dari pelataran dan pinggir sungai karena kata induk ayam banyak bahaya di luar sana. Walau lokasi mencari makan terbatas, mereka tetap merasa senang dan tetap makan dengan gembira, saling berebut dan bercanda. Karena telah lama berkumpul dengan kelompok ayam, segala tingkah dan gerakan anak elang itu mirip seperti yang dilakukan oleh ayam-ayam. Suatu hari, ayam-yam yang jumlahnya puluhan menyebar di pelataran sampai jauh di dekat padang. Mereka lari tunggang langgang ketika ada elang terbang di kejauhan. Ayam-ayam dan anak elang tadi sangat ketakutan. Ternyata, hari-hari mencekam tersebut berulang beberapa kali. Hal itu disebabkan oleh elang perkasa yang sering terbang mondar-mandir di sekitar kelompok ayam. Anak elang juga menghadapi hari-hari yang menakutkan tersebut dengan tabah. Dia menganggap bahwa hidup memang penuh dengan tantangan. Walaupun demikian, lamakelamaan dia mulai mengeluhkan kehidupannya yang penuh ketakutan, tekanan dan penderitaan. Suatu kali dia menanyakan kepada induk ayam, mengapa mereka harus lari saat harus mencari makan padahal mereka belum cukup kenyang. Induk ayam menerangkan bahwa akan sangat berbahaya bagi kelompok ayam jika mereka tidak lari. Walaupun kenyang, tetapi kemudian jadi mangsa burung elang juga tidak ada artinya. Jadi lebih baik memilih sesuatu yang lebih aman walaupun sedikit lapar. Anak elang berusaha mendebat Bagaimana jika kita melawan atau bertahan ? Kita khan lebih banyak jumlahnya daripada elang ? Induk ayam mulai marah dan dengan membelalakkan mata, tanda emosi, dia membentak Kita pasti kalah dan akan dimakannya ! Kata-kata induk ayam tadi membuat anak elang menjadi takut dan membuatnya banyak merenungkan kehidupan yang dialaminya. Sampai suatu ketika, saat anak elang sendirian mencari makan sampai jauh di tepi sungai, secara tidak sengaja dia memergoki elang besar yang terbang rendah menuju kearahnya ! Elang muda hampir pingsan ketakutan. Apalagi masih terngiang petuah induk ayam yang intinya pasti kalah dan dimakan. Dia semakin takut, tetapi tidak sempat lari karena jarak elang tersebut dengan dirinya cukup dekat. Namun diluar dugaan, elang itu hanya terbang melintas didekatnya untuk kemudian terbang tinggi lagi. Elang muda tersebut tidak diapa-apakan bahkan elang besar bertanya.

Hey, mengapa kamu ikut lari ? Elang kecil terkejut dan mulai mengurangi kecepatan larinya serta berpaling pada elang perkasa sambil berkata dengan polosnya Karena takut dengan engkau . Elang perkasa tertawa terkekeh-kekeh Mengapa kau harus takut ? Kalau mereka, ayam-ayam itu, wajar saja jika ketakutan, tetapi engkau adalah elang yang bisa terbang. Tidak perlu lari dan makan di latar dan pinggir sungai . Elang kecil tertegun hampir tak percaya, Benarkah ? Apakah saya seekor elang ? Apakah saya bisa terbang ? Elang perkasa itu hanya tertawa mendengarnya. Sampai disitu, mungkin kita perlu merenungkan beberapa hal dalam kehidupan kita sebagai PNS. Kata-kata yang saya cetak tebal dan bergaris bawah menjadi patokan kita dalam merenungkan kehidupan kita. Benarkah dengan menjadi PNS kita tidak bisa mengembangkan diri lagi..?! Apakah kehidupan PNS membawa banyak keterbatasan dalam hidup kita. ?!

Tips Melakukan Kritik Pada Atasan


Diterbitkan Maret 12, 2007 Komunikasi

Ada ungkapan bahwa bos itu selalu benar. Jangan pernah melakukan kritik pada bos kalau Anda ingin selamat. Apakah betul begitu ?! Sementara ini saya tidak dapat menyalahkan statemen itu. Apalagi sistem birokrasi kita masih sangat terpengaruh dengan kebijakan kepala daerah, utamanya di Kabupaten/Kota dimana penempatan personil pejabat masih menjadi wewenang Bupati/Walikota. Sedih sekali saya harus mengatakan ini.tetapi itulah kenyataannya. Tetapi apakah atasan tidak memerlukan kritik ?! Sebenarnya perlu juga, mengingat mereka juga manusia yang penuh keterbatasan. Apalagi kalau kritik itu dapat memperlancar tugas pekerjaan mereka. Tapi mengkritik seorang atasan perlu kiat-kiat, termasuk bagaimana waktu yang tepat untuk melakukan kritik pada atasan. Berikut Tips singkat melakukan kritik seperti dikemukaan oleh Less Giblin dalam Still With People, setelah saya kombinasikan dengan pengalaman saya tentunya. 1. Jangan Pernah Mengkritik Di Depan Umum Jika itu Anda lakukan, bukan saja tujuan Anda tidak tercapai, reputasi dan karir Anda akan terancam karena telah menyinggung harga diri dan kewibawaan seorang pimpinan. Lebih baik Anda mencari waktu yang tepat, saat pimpinan sedang senang misalnya, secara empat mata Anda dapat menyampaikan kritik dengan sopan. 2. Mulailah Kritik Dengan Kata Atau Pujian Yang Baik Jangan langsung memulai pembicaraan dengan kritik pedas. Lebih baik Anda mulai dengan katakata pujian. Hal itu penting untuk memperlunak pukulan Anda Sebagai contoh: Pemberian insentif yang lebih besar bagi Si Udin sangat tepat pak. Mengingat dia anak yang rajin dan bersedia kerja lembur. Hanya saja apakah Bapak pernah mengamati adanya perasaan tidak suka, utamanya pada karyawan senior. 3. Buatlah Kritik Itu Impersonal Jangan pernah mengkritik sifat pimpinan yang pemarah atau kurang bisa menerima pendapat orang lain. Lebih baik Anda mengkritik hasil kebijakannya yang menimbulkan dampak yang kurang baik bagi staf. 4. Sediakan Jawaban Tentu saja kritik membangun lebih dihargai oleh atasan. Untuk itu Anda perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menyampaikan kritik pada atasan, termasuk memberi jalan keluar dari masalah tersebut.

5. Mintalah Kerjasama Kalimat bernada menuntut sepertisaya menuntut Bapak memberi wewenang yang lebih besar untuk mengerjakan proyek itu Lebih baik kita ganti dengan Biarkan saya membantu Bapak mengerjakan proyek itu dengan sebaik-baiknya. Laporan akan saya berikan secara rutin kepada Bapak, dengan demikian Bapak tinggal mengevaluasi proyek itu secara periodik. 6. Satu Kritikan Untuk Sebuah Pelanggaran Walaupun atasan melakukan banyak sekali kesalahan dalam memanaje kegiatan kantor, tetapi hendaknya Anda menyampaikan kritik satu persatu. Jangan Anda lontarkan semua kesalahan atasan dalam satu kesempatan saja karena akan menyebabkan atasan terlihat bodoh. Jika itu Anda lakukan, atasan akan bersifat defensif dan balik menyerang Anda. 7. Akhiri Kritik Dengan Perkataan Yang Bersahabat Ini hanya kesalahan kecil Pak. Bagi saya Bapak adalah guru dalam kehidupan kerja. Masih banyak yang perlu saya pelajari dalam kehidupan kerja agar dapat sukses seperti Bapak Kalimat penutup kritik yang sederhana tapi akan sangat bermanfaat bagi hubungan kerja selanjutnya. Itu beberapa tips yang dapat saya sampaikan. Yang perlu diingat adalah untuk dapat menyampaikan kritik, Anda haruslah merupakan karyawan yang berkinerja tinggi. Ini penting guna meningkatkan posisi tawar sehingga suara Anda akan lebih didengar oleh atasan.

Hukum Komunikasi Efektif Versi Bottom Up


Diterbitkan Maret 16, 2007 Komunikasi

Penerapan Hukum Komunikasi Efektif versi Bottom Up di Rembang Untuk memperbaharui dan mengembangkan kualitas bahan ajar, seringkali saya melakukan pencarian bahan di internet. Disamping lebih freshbahan-bahan yang saya dapatkan di internet biasanya lebih praktis, lebih simpel dan biasanya berbentuk tips, juga kadang lebih orisinil dan lebih Indonesia, utamanya yang ditulis para bloger (ini termasuk manfaat ngeblog karena disini kita bisa mengeluarkan potensi otak kita tanpa pagar-pagarpemikiran para orang barat). Saat saya sedang mempersiapkan bahan ajar Prajabatan Golongan III khususnya materi Komunikasi Yang Efektif, saya juga banyak mengambil bahan-bahan dari internet. Hanya saja saya merasa bahan-bahan komunikasi yang saya dapatkan, baik dari internet maupun buku-buku yang saya baca, lebih banyak merupakan suara atasan atau suara bersifat top down. Dengan bersifat empathy, saya menjadi maklum mengingat para penulis umumnya merupakan para pakar dengan usia yang sudah matang. Dengan kata lain yang mereka lakukan adalah mengamati, mengira-ira (atau mengingat-ingat pas jaman masih jadi bawahan), membandingkan dengan referensi asing (yang ditulis oleh pakar juga), sehingga bagi saya yang tidak pernah menjadi seorang pejabat, konsep-konsep komunikasi yang mereka tawarkan mengawang-awang, terkesan memudahkan or menyederhanakan masalah, kurang memperhatikan penderitaan staf atau menggeneralisir masalah atau istilah saya terlalu top down. Selasa pagi, saat saya mau mengajar Komunikasi Yang Efektif pada Diklat Prajabatan Golongan III di Kabupaten Rembang, saya coba susun instrumen guna mendapatkan pendekatan komunikasi versi bottom up atau versi staf. Instrumen saya susun dengan berpedoman pada hukum komunikasi efektif REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble) yang pernah saya ulas di my blogspot. Sedangkan instrumen beserta hasil jawaban peserta Diklat Prajabatan Golongan III pada Kabupaten Rembang, saya sajikan dalam tabel berikut : Jawaban Ya % Jawaban Tidak % Ket.

No. Instrumen

1. a. Apakah Anda merasa Atasan Menghormati Anda ? b. Apakah Anda merasa Rekan Sekerja Mengormati Anda ? 2. a. Apakah Anda seringkali harus memaklumi kebijakan-kebijakan yang diberikan Atasan Anda ? b. Apa Anda seringkali harus memaklumi hasil pekerjaan yang salah dari Rekan Sekerja Anda ? 3. a. Apakah Anda merasa Atasan seringkali salah persepsi saat berkomunikasi dengan Anda ? b. Apakah Anda merasa Rekan Sekerja seringkali salah persepsi saat berkomunikasi dg Anda ? 4. a. Apa Anda merasa Atasan selalu memberikan Informasi Yang Anda Butuhkan ? b. Apa Anda merasa rekan sekerja selalu memberikan Informasi Yang Anda Butuhkan ? 5. a. Apa Atasan selalu merasa lebih tahu daripada Anda ? b. Apa rekan sekerja selalu merasa lebih tahu dari Anda ?

Jumlah 43

97,73

Jumlah 1

2,27

Respect

41

93,18

6,82

Respect

35

79,55

20,45 Empathy

40

90,91

9,09 Empathy

15,91

37

84,09

Audible

6,82

41

93,18

Audible

21

47,73

23

52,27

Clarity

34

77,27

10

22,73

Clarity

14

31,82

30

68,18

Humble

13,64

38

86,36

Humble

1. Dari segi Respect, peserta diklat menyatakan cukup dihormati oleh atasan maupun rekan sekerja. Untuk dapat dihormati, menurut peserta, kita harus menghormati terlebih dahulu kepada mereka. Hal lain yang dapat membuat staf dihormati adalah berperilaku dan bersikap yang baik, seperti : disiplin, setiakawan, tidak egois, rendah hati serta dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja. Disamping itu rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan mampu melaksanakan tugas pekerjaan dengan baik secara otomatis dapat meningkatkan rasa hormat pimpinan dan rekan sekerja. 2. Empathy. Peserta diklat umumnya dapat memaklumi jika atasan atau rekan sekerja melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas pekerjaan. Walaupun demikian jika situasi dan kondisi memungkinkan mereka tak segan-segan menyampaikan masukan-masukan positif. Dalam memberikan masukan pada atasan atau rekan sekerja, peserta diklat memiliki tips: a. pertama kita harus paham karakter dan kondisi psikis atasan or rekan yakni saat sedang tdak sedih, tidak marah b. Kita harus paham dengan masalah yang hendak kita sarankan c. Untuk itu kita harus dapat menyampaikan argumentasi yang meyakinkan, logis disertai referensi yang jelas d. Walaupun demikian bahasa harus tetap sopan dan tidak terkesan menggurui

e. Lebih baik kita dapat mengambil hati pimpinan agar tidak kena marah jika memberikan saran f. Yang lebih penting jangan mencoba hanya sekali. Jika saran Anda tidak diterima, coba lagi dilain kesempatan. 3. Dari segi Audible, peserta diklat umumnya memeiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik. Terbukti hanya sedikit peserta yang menyatakan terjadi salah persepsi saat berkomunikasi dengan pimpinan atau atasan. Untuk menghindari salah persepsi, menurut peserta, kita harus menyamakan bahasa yang dipakai pada latar belakang orang yang dituju. Disamping itu feedback perlu diminta guna mengececk apakah persepsi pendengar sama dengan yang kita maksud. Informasi dan data yang terlalu lengkap atau mendetail tidak direkomendasikan pada percakapan lisan. 4. Clarity. Banyak peserta yang merasa bahwa tidak seluruh Informasi disampaikan pada mereka, mengingat mereka masih baru dan berstatus CPNS. Tips yang diberikan peserta agar informasi dapat disampaikan pada mereka adalah : a. Meningkatkan hubungan emosional, misalnya melalui sekedar say hello, atau berdiskusi masalah sosial, budaya, agama dan politik sesuai kegemaran atasan atau rekan. b. Melakukan kegiatan non formal, misalnya main tenis bersama juga perlu dilakukan guna membina hubungan baik sehingga jika ada informasi dapat segera diberitahu oleh atasan atau rekan c. Saran lain adalah lebih aktif bertanya, khususnya pada masalah-masalah yang penting, misalnya pergantian kurikulum dari KBK ke (wah aku ndak jelas ini ? bukan guru sih). Disini terlalu sering bertanya sebaiknya dihindari karena terkesan kita staf yang bodoh dan tidak mau belajar. d. Guna meningkatkan posisi jika diberi tugas kita sebaiknya dapat menyelesaikan dengan cepat dan hasilnya baik tentunya. 5. Humble. Hanya sedikit peserta yang memiliki rekan sekerja yang merasa lebih tahu dari mereka. Sedangkan untuk atasan, persentase atasan yang jaim cukup tinggi. Tips yang diberikan peserta agar atasan dan rekan sekerja tidak merasa lebih tahu adalah : a. Dalam melaksanakan tugas hendaknya kita kerjakan dengan sebaik-baiknya, meminimalkan kesalahan guna mendapat kepercayaan dari atasan atau rekan sekerja. b. Jika kita diberitahu atau didikte atasan atau rekan, walaupun sebenarnya kita sudah tahu, sebaiknya kita tidak usah membantah apalagi marah. Cukup bilang terima kasih dan setelah itu kita tunjukkan bahwa kita memang mampu bekerja dengan baik. Bahasa penulisan sengaja saya kutip, beberapa sesuai asli pendapat peserta, guna menghindari salah persepsi. Tetapi pada dasarnya saya menganggap Pemkab Rembang memiliki kondisi yang cukup mendukung dan memberi kesempatan pada staf untuk berkomunikasi secara baik. Kondisi ini menurut pendapat saya salah satunya adalah adanya tauladan dari Bupati Rembang, yang menurut panitia sangat mendukung peningkatan kompetensi aparatur. Disamping itu penerapan Program Pendidikan Gratis dan Program Kesehatan Gratis dapat dijadikan suatu bukti bagaimana visi dan kinerja dari Bupati dalam memajukan Kabupaten Rembang. (semoga anggapan saya ini benar dan bukan hanya politis saja. Jika benar maka itulah fungsi sebenarnya dari pemerintahan kita yang semoga dapat diikuti oleh Pemkab dan Pemkot lain di Indonesia).

Вам также может понравиться