Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Herpes zoster telah dikenal sejak zaman Yunani kuno.

Herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama dengan varisela, yaitu virus varisela zoster.1,2 Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri hebat unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dan nervus kranialis.3,4 Insiden herpes zoster tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara pria dan wanita. Angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Diperkirakan terdapat antara 1,3-5 per 1000 orang per tahun. Lebih dari 2/3 kasus berusia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% kasus berusia di bawah 20 tahun. Patogenesis herpes zoster belum seluruhnya diketahui. Selama terjadi varisela, virus varisela zoster berpindah tempat dari lesi kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensorik dan ditransportasikan secara sentripetal melalui serabut saraf sensoris ke ganglion sensoris. Pada ganglion terjadi infeksi laten, virus tersebut tidak lagi menular dan tidak bermultiplikasi, tetapi tetap mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi infeksius. Herpes zoster pada umumnya terjadi pada dermatom sesuai dengan lokasi ruam varisela yang terpadat. Aktivasi virus varisela zoster laten diduga karena keadaan tertentu yang berhubungan dengan imunosupresi, dan imunitas selular merupakan faktor penting untuk pertahanan pejamu terhadap infeksi endogen. Komplikasi herpes zoster dapat terjadi pada 10-15% kasus, komplikasi yang terbanyak adalah neuralgia paska herpetik yaitu berupa rasa nyeri yang persisten setelah krusta terlepas. Komplikasi jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, tetapi hampir 1/3 kasus terjadi pada usia di atas 60 tahun. Penyebaran dari ganglion yang terkena secara langsung atau lewat aliran darah sehingga terjadi herpes zoster generalisata. Hal ini dapat terjadi oleh karena defek imunologi karena keganasan atau pengobatan imunosupresi. Secara umum pengobatan herpes zoster mempunyai 3 tujuan utama yaitu: mengatasi inveksi virus akut, mengatasi nyeri akut ynag ditimbulkan oleh virus herpes zoster dan mencegah timbulnya neuralgia paska herpetik. 1.2 Rumusan masalah Pengertian Epidemiologi Etiologi Patofisiologi Manifestasi Klinis Tanda dan gejala Pemeriksaan penunjang Komplikasi Penatalaksanaan medis 1.3 Tujuan 1. Untuk memahami definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis, diagnosis, penatalaksanaan dan Asuhan keperawatan pada Herpes Zoster 2. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan asuhan keperawatan 3. Memenuhi salah satu tugas perkuliahan Sistem Integumen II di STIK Bina Husada Palembang BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Herpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti gerombolan vesikel unilateral, sesuai dengan dermatomanya (persyarafannya). Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela yg menyerang kulit dan mukosa, infeksi, ini merupakan keaktifan virus yang terjadi setelah infeksi primer (ilmu penyakit kulit dan kelamin) Herpes zoster adalah sutau infeksi yang dialami oleh seseorang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap varicella (misalnya seseorang yang sebelumnya tidak terinfeksi oleh varicella dalam bentuk cacar air). 2.2 Epidemiolgi Herpes zoster dapat muncul disepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim dan tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara laki-laki dan perempuan, angka kesakitan

meningkat dengan peningkatan usia. Di negara maju seperti Amerika, penyakit ini dilaporkan sekitar 6% setahun, di Inggris 0,34% setahun sedangkan di Indonesia lebih kurang 1% setahun. Herpes zoster terjadi pada orang yang pernah menderita varisela sebelumnya karena varisela dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama yaitu virus varisela zoster. Setelah sembuh dari varisela, virus yang ada di ganglion sensoris tetap hidup dalam keadaan tidak aktif dan aktif kembali jika daya tahan tubuh menurun. Lebih dari 2/3 usia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% usia di bawah 20 tahun. Kurnia Djaya pernah melaporkan kasus hepes zoster pada bayi usia 11 bulan. 2.3 Etiologi Penyebab dari Herpes Zoster ini secara umum adalah Virus Varicella zoster. Varicella zoster adalah agens virus penyebab dari cacar air dan herpes zoster. Setelah sembuh dari cacar air, virus Varicella tetap ada dalam tubuh dalam tahap laten seumur hidup. Sebagai virus laten, Varicella tidak akan menunjukkan gejala apapun, tetapi potensial untuk aktif kembali. Pada tahap reaktivitas, Varicella muncul sebagai Herpes zoster yang sering disebut sebagai shingles. Virus varicella zoster terdiri dari kapsid berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm. Kapsid tersusun atas 162 sub unit protein-virion yang lengkap dengan diameternya 150-200 nm, dan hanya virion yang terselubung yang bersifat infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkan oleh bahan organik, deterjen, enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi. Masa inkubasinya 14-21 hari. Faktor resiko herpes zoster: 1. Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat daya tahan tubuhnya melemah. Makin tua usia penderita herpes zoster makin tinggi pula resiko terserang nyeri. 2. Orang yang mengalami penurunan kekebalan (immunocompromised) seperti HIV dan leukemia. Adanya lesi pada ODHA merupakan manifestasi pertama dari immunocompromised. 3. Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi. 4. Orang dengan terapi organ mayor seperti transplantasi sumsum tulang Faktor pencetus kambuhnya herpes zoster: Trauma/ luka Kelelahan Demam Alkohol Gangguan pencernaan Obat-obatan Sinar ultraviolet Haid Stress 2.4 Patofisiologi Virus yang menyebabkan herpes zoster ini adalah golongan varicella yang mula-mula adalah penyebab dari cacar air atau varicella yang sudah tidak aktif atau dorman dan kemudian diaktifkan lagi oleh tubuh. Herpes zoster disebabkan oleh virus herpes yang sama dengan virus penyebab varisella. Herpes zoster atau shingles, biasanya menyerang pasien yang berusia lanjut. Virus varicella yang dorman atau tidak aktif, akan diaktifkan lagi dan timbul vesikel-vesikel meradang unilateral di sepanjang satu dermatom. Kulit di sekitarnya mengalami edema dan perdarahan. Keadaan ini biasanya didahului atau disertai dengan rasa nyeri hebat dan / atau disertai dengan rasa terbakar. Meskipun setiap syaraf dapat terkena, tetapi syaraf torakal, lumbal atau kranial agaknya paling sering terserang. Herpes zoster dapat berlangsung selama kurang lebih tiga minggu. Rasa nyeri yang timbul sesudah serangan herpes disebut neuralgie posterpetika dan biasanya berlangsung beberapa bulan, bahkan kadang-kadang sampai beberapa tahun. Neuralgie posterpetika lebih sering dialami pasien yang lanjut usia. Jika herpes zoster menyerang ke seluruh tubuh, paru-paru dan otak maka mungkin akan terjadi suatu kefatalan. Penyebaran ini biasanya tampak pada pasien menderita limfoma atau leukemia. Dengan demikian setiap pasien yang menderita herpes zoster yang tersebar harus dievaluasi kemungkinan adanya factor keganasan. 2.5 Tanda dan gejala a. Gejala prodormal 1. Keluhan biasanya diawali dengan gejala prodormal yang berlangsung selama 1-4 hari 2. Gejala yang mempengaruhi tubuh: demam, sakit kepala, fatige, malaise, nusea, rash, kemerahan, sensitive, sore skin (rasa terbakar atau tertusuk), gatal dan kesemutan. 3. Nyeri bersifat segmental dan dapat berlangsung terus-menerus atau hilang timbul. Nyeri juga bisa terjadi selama erupsi. 4. Gejala yang mempengaruhi mata: berupa kemerahan, sensitive terhadap cahaya, pembengkakan kelopak mata, kekeringan mata, pandangan kabur, penurunan sensasi penglihatan dan lain-lain.

b. Timbul erupsi kulit 1. Kadang terjadi limfadenopti regional 2. Erupsi kulit hampir selalu unilateral dan biasanya terbatas pada daerah yang dipersarafi oleh satu ganglion sensorik. Erupsi dapat terjadi diseluruh bagian tubuh, yang tersering di daerah ganglion torakalis. 3. Lesi dimulai dengan macula eritroskuamosa, kemudian terbentuk papul-papul dan dalam waktu 12-24 jam lesi berkembang menjadi vesikel. Pada hari ketiga berubah menjadi pastul yang akan mengering menjadi krusta dalam 7-10 hari. Krusta dapat bertahan sampai 2-3 minggu kemudian mengelupas. Pada saat ini nyeri segmental juga menghilang. 4. Lesi baru dapat terus muncul sampai hari ke-4 dan kadang-kadang sampai hari ke-7 5. Erupsi kulit yang berat dapat meninggalkan macula hiperpigmentasi dan jaringan parut (pitted scar). 6. Pada lansia biasanya mengalami lesi yang lebih parah dan mereka lebih sensitive terhadap nyeri yang dialami. 2.6 Pemeriksaan penunjang Tzanck Smear: mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan herpes zoster dan herpes simplex. Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody: digunakan untuk membedakan diagnostic herpes virus. Immunoflourorescent: mengidentifikasi varicella di sel kulit. Pemeriksaan histopatologik Pemeriksaan mikroskop electron Kultur virus Cairan dari lepuh yang baru pecah dapat diambil dan dimasukkan ke dalam media virus untuk segera dianalisa di laboratorium virologi. Apabila waktu pengiriman cukup lama, sampel dapat diletakkan pada es cair. Pertumbuhan virus varicella-zoster akan memakan waktu 3-14 hari dan uji ini memiliki tingkat sensitivitas 30-70% dengan spesifitas mencapai 100%. Identifikasi antigen/ asam nukleat VVZ Deteksi antibody terhadap infeksi anti virus Deteksi antigen, Uji antibodi fluoresens langsung lebih sensitif bila dibandingkan dengan teknik kultur sel. Sel dari ruam atau lesi diambil dengan menggunakan scapel (semacam pisau) atau jarum kemudian dioleskan pada kaca dan diwarnai dengan antibodi monoklonal yang terkonjugasi dengan pewarna fluoresens. Uji ini akan mendeteksi glikoproten virus. Uji serologi, Uji serologi yang sering digunakan untuk mendeteksi herpes zoster adalah ELISA. PCR, PCR digunakan untuk mendeteksi DNA virus varicella-zoster di dalam cairan tubuh, contohnya cairan serebrospinal 2.7 Komplikasi 1. Neuralgia Pasca Herpes zoster (NPH) merupakan nyeri yang tajam dan spasmodie (singkat dan tidak terus-menerus) sepanjang nervus yang terlihat. Nyeri menetap di dermatom yang terkena setelah erupsi. 2. Herpes zoster menghilang batasan waktunya adalah nyeri yang masih timbul satu bulan setelah timbulnya erupasi kulit. Kebanyakan nyeri akan berkurang dan menghilang spontan setelah 1-6 bulan. 3. Gangren superfisialis, menunjukkan herpes zoster yang berat, mengakibatkan hambatan penyembuhan dan pembentukan jaringan parut. 4. Komplikasi mata, antara lain: keratitis akut, skleritis, uveitis, glaucoma sekunder, ptosis, korioretinitis, neuritis optika dan paresis otot penggerak bola mata. 5. Herpes zoster diseminata/ generalisata 6. Komplkasi sistemik, antara lain: endokarditis, meningosefalitis, paralysis saraf motorik, progressive multi focal leukoenche phatopathy dan angitis serebral granulomatosa disertai hemiplegi (2 terakhir ini merupakan komplikasi herpes zoster optalmik). 2.8 Penatalaksanaan medis a. Pengobatan i. Pengobatan topical Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel pecah Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptic atau kompres dingin dengan larutan burrow 3x sehari selama 20 menit Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotic (basitrasin/polysporin) untuk mencegah infeksi sekunder selama 3x sehari ii. Pengobatan sistemik Drug of choise-nya adalah acyclovir yang dapat mengintervensi sintesis virus dan replikasinya. Meski tidak menyembuhkan infeksi herpes namun dapat menurunkan keparahan penyakit dan nyeri. Dapat

diberikan secara oral, topical, atau parenteral. Pemberian lebih efektif pada hari pertama dan kedua pasca kemunculan vesikel. Namun hanya memiliki efek yang kecil terhadap postherpetic neuralgia. Antiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine (Ara-A Vira-A) dapat diberika lewat infuse intravena atau salep mata. Kortikosteroid dapat digunakan untuk menurunkan respon inflamasi dan efektif namun penggunaannya masih kontroversi karena dapat menurunkan dan menekan respon immune. Analgesik non narkotik dan narkotik diresepkan untuk manajemen nyeri dan antihistamin diberikan untuk menyembuhkan pruritus. b. Penderita dengan keluhan mata Keterlibatan seluruh mata atau ujung hidung yang menunjukkan hubungan dengan cabang nasosiliaris nervus optalmikus harus ditangani dengan konsultasi opthalmologis. Dapat diobati dengan salep mata steroid topical dan mydriatik anti virus dapat diberikan.

c. Neuralgia pasca herpes zoster o Bila nyeri masih terasa meskipun sudah diberikan acyclovir pada fase akut maka dapat diberikan anti depresan trisiklik (misalnya: amitriptilin 10-75mg/ hari) o Tindak lanjut ketat bagi penanganan nyeri dan dukungan emosional merupakan bagian terpenting perawatan o Intervensi bedah atau rujukan ke klinik nyeri diperlukan pada neuralgi berat yang tidak teratasi 2.9 Pencegahan Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi. Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut. Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang berperan sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi

2.10 Patoflow BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian keperawatan a. Riwayat Riwayat menderita penyakit cacar Riwayat immunocompromised (HIV/AIDS, Leukimia) Riwayat terapi radiasi b. Diet c. Keluhan utama Nyeri Sensasi gatal Lesi kulit Kemerahan Fatige d. Riwayat psikososial Kondisi psikologis pasien Kecemasan Respon pasien terhadap penyakit e. Pemeriksaan fisik Tanda vital Tes diagnostik 3.2 Diagnosa keperawatan 1. Kerusakan integritas kulit b/d lesi dan respon peradangan 2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan infeksi virus

3. Gangguan rasa nyaman (pruritus) yang berhubungan dengan erupsi dermal 4. Gangguan integritas kulit yang berhubungan vesikel yang mudah pecah 5. Resiko terjadi gangguan konsep diri, yang berhubungan dengan penampilan dan respon orang lain 3.3 Intervensi keperawatan 1. Kerusakan integritas kulit b/d lesi dan respon peradangan ditandai dengan: DO: - Erupsi berupa vesikel yang menggerombol - Warna kulit kemerahan DS: - Pasien merasa kulitnya panas Tujuan : Pasien tidak mengalami kerusakan intergritas kulit yang lebih parah setelah dilakukan tindakan keperawatan 7 X 24 jam Kriteria hasil : Erupsi berkurang Kulit tidak kemerahan dan terjadi iritasi yang lebih parah Lakukan mobilisasi semaksimal mungkin untuk menghindari periode penekanan yang terlalu lama. Ajarkan pada pasien atau keluarga pasien supaya mengerti tindakan-tindakan yang tepat untuk mencegah penekenan,gesekan,pergeseran, Ajarkan pada pasien untuk waspada terhadap tanda-tanda awal kerusakan jaringan. Ganti posisi sekurana-kurangnya tiap 2 jam Usahakan kulit klien selalu bersih dan kering Rasionalisasi : Dengan dilakukan mobilisasi secara rutin (alih posisi) diharapkan kulit pasien tidak terlalu lama tertekan sehingga vaskularisasi menjadi lancar. Memberikan dorongan pada pasien dan keluarga untuk secara aktif ikut serta dalam proses penyembuhan dan asuhan keperawatan, sehingga dengan begitu tujuan dapat segera tercapai. Dengan meenjaga kulit yang senantiasa kering dan bersih hal ini akan dapat mempercepat penyembuhan dimana keadaan kulit pasien terutama luka/vesikel yang mudah pecah ( mencegah penularan dan penyebaran luka. 2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan infeksi virus, ditandai dengan : DS : pusing, nyeri otot, tulang, pegal DO: erupsi kulit berupa papul eritema, vseikel, pustula, krusta Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi setelah tindakan keperawatan Kriteria hasil : Rasa nyeri berkurang/hilang Klien bias istirahat dengan cukup Ekspresi wajah tenang Intervensi: Kaji kualitas & kuantitas nyeri Kaji respon klien terhadap nyeri Jelaskan tentang proses penyakitnya Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi Hindari rangsangan nyeri Libatkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang teraupeutik Kolaborasi pemberian analgetik sesuai dengan intensitas nyeri 3. Gangguan rasa nyaman (pruritus) yang berhubungan dengan erupsi dermal yang ditandai dengan: DO : Erupsi berupa vesikel yang menggerombol DS : Pasien mengeluh gatal Tujuan : Pasien tidak mengalami pruritus setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam. Kriteria hasil : pasien tidak mengeluh gatal lagi

Intervensi: Anjurkan pasien untuk mandi air hangat dan sabun antiseptik ( hati-hati jangan sampai vesikel pecah ) Beritahu pasien agar tidak menggaruk dan menepuk kulit.

Anjurkan pasien untuk memakai bedak ( salisil 2% ) untuk mengurangi rasa gatal. Observasi kerusakan jaringan akibat pecahnya vesikel. Rasionalisasi : Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk ( karena semakin digaruk akan semakin terasa gatal ) yang akhirnya akan lengket karena vesikel yang pecah. 4. Gangguan integritas kulit yang berhubungan vesikel yang mudah pecah, ditandai dengan : DS : DO: kulit eritem vesikel, krusta pustula Tujuan : Integritas kulit tubuh kembali dalam waktu 7-10 hari Kriteria hasil : Tidak ada lesi baru Lesi lama mengalami involusi Intervensi: Kaji tingkat kerusakan kulit Jauhkan lesi dari manipulasi dan kontaminasi Kelola tx topical sesuai program 5. Resiko terjadi gangguan konsep diri, yang berhubungan dengan penampilan dan respon orang lain yang ditandai dengan: DO : Erupsi berupa vesikel yang menggerombol Warna kulit kemerahan Pasien tampak menarik diri Pasin tampak gelisah DS : Pasien mengeluh malu untuk bergaul Pasien selalu menanyakan tentang penyakitnya Tujuan : Pasien tidak mengalami gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan gambaran diri setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam. Kriteria hasil : Pasien tidak malu mengenai penyakitnya Pasien mau bersosialisasi kembali Pasien tidak menarik diri Pasien tidak gelisah lagi Tujuan : Berikan dorongan/support mental kepada pasien dan yakinkan bahwa penyakitnya dapat disembuhkan.Bina hubungan saling percaya antara perawat dan klien. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya terutama cara dia memandang dirinya setelah sakitnya. Lindungi prifacy dan menjamin lingkungan yang kondusif. Jernihkan kesalahan persepsi individu tentang dirinya. Rasionalisasi : Dengan membina hubungan saling percaya dan selalu memberikan support mental pada pasien diharapkan percaya diri pasien dapat kembali seperti semula dan pasien dapat bersosialisasi dengan baik kagi. Ikhlas Jika ada kader dakwah merasakan kekeringan ruhiyah, kegersangan ukhuwah, kekerasan hati, hasad, perselisihan, friksi, dan perbedaan pendapat yang mengarah ke permusuhan, berarti ada masalah besar dalam tubuh mereka. Dan itu tidak boleh dibiarkan. Butuh solusi tepat dan segera. Jika merujuk kepada Al-Quran dan Sunnah, kita akan menemukan pangkal masalahnya, yaitu hati yang rusak karena kecenderungan pada syahwat. Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. (Al-Hajj: 46). Rasulullah saw. bersabda, Ingatlah bahwa dalam tubuh

ada segumpal daging, jika baik maka seluruh tubuhnya baik; dan jika buruk maka seluruhnya buruk. Ingatlah bahwa segumpul daging itu adalah hati. (Muttafaqun alaihi). Imam Al-Ghazali pernah ditanya, Apa mungkin para ulama (para dai) saling berselisih? Ia menjawab, Mereka akan berselisih jika masuk pada kepentingan dunia. Karena itu, pengobatan hati harus lebih diprioritaskan dari pengobatan fisik. Hati adalah pangkal segala kebaikan dan keburukan. Dan obat hati yang paling mujarab hanya ada dalam satu kata ini: ikhlas. Kedudukan Ikhlas Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Al-Anam: 162). Surat Al-Bayyinah ayat 5 menyatakan, Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. Rasulullah saw. bersabda, Ikhlaslah dalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit. Tatkala Jibril bertanya tentang ihsan, Rasul saw. berkata, Engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu. Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya. Fudhail bin Iyadh memahami kata ihsan dalam firman Allah surat Al-Mulk ayat 2 yang berbunyi, Liyabluwakum ayyukum ahsanu amala, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya dengan makna akhlasahu (yang paling ikhlas) dan ashwabahu (yang paling benar). Katanya, Sesungguhnya jika amal dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak diterima. Dan jika amal itu benar tetapi tidak ikhlas, juga tidak diterima. Sehingga, amal itu harus ikhlas dan benar. Ikhlas jika dilakukan karena Allah Azza wa Jalla dan benar jika dilakukan sesuai sunnah. Pendapat Fudhail ini disandarkan pada firman Allah swt. di surat Al-Kahfi ayat 110. Imam Syafii pernah memberi nasihat kepada seorang temannya, Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla. Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan seperti ini, Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat. Dalam kesempatan lain beliau berkata, Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik. Makna Ikhlas Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal. Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak. Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras (nampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa. Karena itu, bagi seorang dai makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, sebutan, kemajuan atau kemunduran. Dengan demikian si dai menjadi tentara fikrah dan akidah, bukan tentara dunia dan kepentingan. Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku. Dai yang berkarakter seperti itulah yang punya semboyan Allahu Ghayaatunaa, Allah tujuan kami, dalam segala aktivitas mengisi hidupnya.

Buruknya Riya Makna riya adalah seorang muslim memperlihatkan amalnya pada manusia dengan harapan mendapat posisi, kedudukan, pujian, dan segala bentuk keduniaan lainnya. Riya merupakan sifat atau ciri khas orang-orang munafik. Disebutkan dalam surat An-Nisaa ayat 142, Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat itu) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Riya juga merupakan salah satu cabang dari kemusyrikan. Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya yang paling aku takuti pada kalian adalah syirik kecil. Sahabat bertanya, Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah? Rasulullah saw. menjawab, Riya. Allah berkata di hari kiamat ketika membalas amal-amal hamba-Nya, Pergilah pada yang kamu berbuat riya di dunia dan perhatikanlah, apakah kamu mendapatkan balasannya? (HR Ahmad). Dan orang yang berbuat riya pasti mendapat hukuman dari Allah swt. Orang-orang yang telah melakukan amal-amal terbaik, apakah itu mujahid, ustadz, dan orang yang senantiasa berinfak, semuanya diseret ke neraka karena amal mereka tidak ikhlas kepada Allah. Kata Rasulullah saw., Siapa yang menuntut ilmu, dan tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan perhiasan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan wangi-wangi surga di hari akhir. (HR Abu Dawud) Ciri Orang Yang Ikhlas Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri yang bisa dilihat, diantaranya: 1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela. Perjalanan waktulah yang akan menentukan seorang itu ikhlas atau tidak dalam beramal. Dengan melalui berbagai macam ujian dan cobaan, baik yang suka maupun duka, seorang akan terlihat kualitas keikhlasannya dalam beribadah, berdakwah, dan berjihad. Al-Quran telah menjelaskan sifat orang-orang beriman yang ikhlas dan sifat orang-orang munafik, membuka kedok dan kebusukan orang-orang munafik dengan berbagai macam cirinya. Di antaranya disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 44-45, Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya. 2. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh dari mereka. Disebutkan dalam hadits, Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debudebu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah. (HR Ibnu Majah) Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah, bukan ridha manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal, baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak, mendapat pujian atau celaan. Karena mereka yakin Allah Maha melihat setiap amal baik dan buruk sekecil apapun. 3. Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang dai yang ikhlas akan merasa senang jika kebaikan terealisasi di tangan saudaranya sesama dai, sebagaimana dia juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya. Para dai yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu mereka senantiasa membangun amal jamai dalam dakwahnya. Senantiasa menghidupkan syuro dan mengokohkan

perangkat dan sistem dakwah. Berdakwah untuk kemuliaan Islam dan umat Islam, bukan untuk meraih popularitas dan membesarkan diri atau lembaganya semata.

Вам также может понравиться