Вы находитесь на странице: 1из 6

DOMINASI

I. Tujuan 1. Mengenal cara ikan Molly berkembangbiak. 2. Melihat adanya variasi fenotip pada hasil persilangan karena adanya gen warna yang dominan. II. Tinjauan Pustaka Sifat dari salah satu parental tidak muncul pada generasi F1 dan muncul kembali pada generasi F2. Sifat yang tidak muncul pada generasi F1 sebenarnya tidak hilang tetapi tertutupi oleh sifat yang lainnya pada saat faktor pengendali sifatsifat tersebut bergabung dalam suatu individu yang sama. Sifat yang tidak terlihat pada generasi F1 atau yang tertutupi disebut resesif, sedangkan sifat yang nampak atau yang menutupi disebut dominan (Strickberger, 1985) Gen biasanya diberi simbol dengan huruf pertama dari suatu sifat. Gen dominan dinyatakan dengan huruf besar, sedangkan resesif oleh huruf kecil. Misalnya : T = simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi. T = simbol untuk gen yang menentukan batang pendek. Oleh karena makhluk hidup merupakan individu yang diploid maka simbol gen ditulis dengan huruf dobel (Suryo, 1980). Pada F1 faktor dominan T akan menutupi faktor resesif t sehingga memunculkan sifat parental yang dominan. Pada F2 sifat resesif muncul kembali, sebagai akibatnya muncul kombinasi faktor tt. Sifat dominan yng muncul pada F2 melengkapi kombinasi faktor TT, Tt, dan tT. Berdasarkan kombinasi faktor yang dikandungnya maka diperoleh perbandingan 3 : 1 antara sifat dominan dan resesif (Jusuf, 1988).

Klasifikasi ikan Molly menurut Lingga dan Susanto (1997) adalah sebagai berikut : Kingdom Phylum Classis Sub Classis Ordo Sub Ordo Familia Genus Species : Animalia : Chordata : Pisces : Teleostei : Cyprinodontaidei : Poecilioidei : Poecillidae : Mollinesia : Mollinesia sp. III. Alat dan Bahan 1. Alat 2. Bahan Ikan Molly hitam, putih dan totol Pakan ikan Tanaman air hydrilla IV. Cara Kerja 1. Membentuk kelompok praktikum kurang lebih 5 orang. 2. Mempersiapkan bak dan mengisinya dengan air separohnya. 3. Memilih induk yang telah ditentukan pola warna jantan dan betina berdasarkan pengelompokan dua jantan dan dua betina kemudian memasukkannya ke dalam bak pemijahan. 4. Memasukkan tananam air hydrilla ke dalam bak pemijahan 5. Memberi pakan dan mensiphon setiap hari ditunggu hingga beranak (kurang lebih dua minggu). Bak Siphon

V. Hasil Pengamatan Terlampir VI. Pembahasan Pada praktikum domonasi ini digunakan ikan Molly yang dipijahkan masing-masing dua pasangan pada bak pemijahan dengan pola warna tertentu yaitu hitam, putih dan totol (baik sama maupun berbeda). Ikan Molly yang dipijahkan ada 14 pasang, yang terdapat dalam 7 bak pemijahan. Pola warna dari ikan yang dikawinkan tersebut yaitu jantan putih (PP) vs betina hitam (pp), jantan hitam (pp) vs betina putih (PP), jantan hitam (pp) vs betina hitam (pp), jantan totol (Pp) vs betina putih (PP), jantan hitam (pp) vs betina totol (Pp), jantan totol (Pp) vs betina hitam (pp), dan jantan putih (PP) vs betina putih (PP). Ikan Molly adalah ikan hias yang termasuk dalam familia Poecillidae. Kebanyakan dari famili Poecillidae melekukan perkembangbiakan (fertilisasi) internal atau yang disebut dengan ovovivipar (bertelur dan beranak), yaitu ikan yang bertelur kemudian menetas di dalam tubuh dan kemudian melahirkan anakanaknya. Ikan-ikan yang mengadakan fertilisasi internal mempunyai kelengkapan organ tubuh khusus (copulatory organ) yang berfungsi untuk memastikan berhasilnya fertilisasi yang disebut dengan gonopodium. Pada ikan ovovivipar, perkembangan anak dalam kandungan induk mendapat makanan dari persediaan kuning telur yang tersedia dan golongan ini keadaannya non plasental (Effendi 2002). Dari perkawinan masing-masing ikan dengan pola warna seperti yang disebutkan di atas, tampak berbagai macam fenotip yang muncul dan tingkat kelulusan hidupnya sebagai berikut : a. Perkawinan antara ikan jantan putih (PP) vs betina hitam (pp) Dari perkawinan ikan ini, dihasilkan anakan sejumlah 10 ekor dengan rincian 2 ekor berfenotip totol dan 8 ekor berfenotip hitam. Dari hasil persilangan ini ( satu sifat beda) seharusnya anakan yang dihasilkan seragam (satu warna) yaitu totol (Pp) yang mempunyai sifat intermedier. Tapi pada kenyataannya, berdasarkan

hasil praktikum persilangan tersebut juga menghasilkan anakan dengan fenotip hitam. Hal ini menunjukkan bahwa pada persilangan tersebut tidak adan gen yang dominan sehingga fenotip yang dihasilkan bervariasi. Tingkat kelulusan hidup ikan pada bak tersebut sebesar 100%. b. Perkawinan antara ikan jantan hitam (pp) vs betina putih (PP) Dari perkawinan ini, dihasilkan anakan sejumlah 28 ekor yang kesemuanya berwarna putih.. Munculnya anakan yang kesemuanya berwarna putih ini menunjukkan bahwa gen pembawa warna putih bersifat dominan sepenuhnya. Tingkat kelulusan hidup anakan ikan sebesar 77,78%, yang berarti ada beberapa anakan yang mati. c. Perkawinan antara ikan jantan hitam (pp) vs betina hitam (pp) Dari persilangan ini dihasilkan anakan sejumlah 11 ekor, dengan rincian 5 ekor mempunyai warna hitam dan 6 ekor memilki warna totol. Pada persilangan ini muncul warna totol yang memiliki sifat intermediet (perantaraan hitam dan putih). Munculnya warna totol ini disebabkan karena pada induk warna putih bersifat resesif (tidak tampak), tetapi kemudian sifat tersebut muncul pada keturunannya sehingga timbul warna totol pada anakannya. Tingkat kelulusan hidup anakan ikan ini sebesar 100%. d. Perkawinan antara ikan jantan totol (Pp) vs betina putih (PP) Dari persilangan ini dihasilkan anakan sebanyak 23 ekor dengan rincian 22 ekor memiliki fenotip putih dan 1 ekor memilki fenotip hitam. Pada perkawinan ini seharusnya perbandingan genotip dan fenotipnya adalah 3 PP (putih) : 1 Pp (totol). Tetapi pada hasil praktikum diperoleh bahwa anakan yang dihasilkan berwarna putih dan hitam, sedangkan warna totol tidak muncul. Hal ini menunjukkan bahwa gen pembawa warna totol tidak ada yang bersifat dominan. Tingkat kelulusan hidup ikan ini sebesar 95,65%.

e. Perkawinan antara ikan jantan hitam (pp) vs betina totol (Pp) Dari hasil persilangan ini tampak bahwa anakan yang dihasilkan sebanyak 7 ekor yang kesemuanya mempunyai warna putih. Perkawinan ini seharusnya menghasilkan warna totol dan hitam dengan perbandingan 1 Pp : 1 pp yang merupakan perkawinan pengujian atau uji silang untuk menguji kemurnian suatu individu.. Munculnya anakan yang semuanya berwarna putih disebabkan karena adanya sifat dominasi penuh dari gen pembawa warna putih pada anakan sehingga menutupi semua sifat gen pembawa warna yang lain baik hitam maupun totol. Anakan dari persilangan ini memiliki tingkat kelulusa hidup sebesar 100%. f. Perkawinan antara ikan jantan totol (Pp) vs betina hitam (pp) Dari hasil perkawinan ikan tersebut, tampak bahwa anakan yang dihasilkan sebanyak 13 ekor, dengan rincian 2 ekor berwarna hitam, 9 ekor berwwarna totol dan 2 ekor berwarna putih. Hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa tidak adan gen yang bersifat dominan dalam persilangan tersebut, sehingga ketiga pola warna muncul pada anakan yang dihasilkan. Tingkat kelulusan hidup anakan ikan ini sebesar 100%. f. Perkawinan antara ikan jantan putih(PP) vs betina putih (PP) Dari perkawinan ikan tersebut tidak ada keturunan yang dihasilkan.

VII. Kesimpulan 1. Ikan Molly berkembangbuak dengan cara fertilisasi internal (ovovivipar). 2. Gen pembawa warna putih pada ikan Molly bersifat dominan sedangkan gen pembawa warna totol bersifat intermedier.

Daftar Pustaka

Jusuf, M. 1980. Genetika Dasar I : Ekspresi Gen. PAU ITB, Bogor Strickberger, W.M. 1985. Genetic. Macmillian Publishing Company, New York Suryo. 1980. Genetika S1. Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta

Вам также может понравиться