Вы находитесь на странице: 1из 8

SHALAT JAMAAH

Analis

Disusun guna memenuhi Tugas Akhir Praktikum Ibadah Mahasiswa Dosen Pengampu : Bapak Edi Bachtiar, M.Ag

DISUSUN OLEH Ainul Inayah NIM : 108 029

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN TARBIYAH / PAI TAHUN 2009

A. STRUKTUR ORGANISASI Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan

keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi ( Organization Structure ). Dalam sebuah kepengurusan struktur organisasi terdapat beberapa tingakatan diantaranya yaitu : 1. Direktur 2. Manajer Keuangan 3. Manajer Produksi 4. Manajer Pemasaran a. b. Bagian Penjualan Bagian Promosi 5. Manajer SDM Secara garis besar kepengurusan dalam sebuah perusahaan jenang mubarrok terdeskriptif pada bagan dibawah ini : Struktur Organisasi Direktur

Manajer Keuangan

Manajer Produksi

Manajer Pemasaran

Manajer SDM

Bagian Penjualan

Bagian Promosi

Di dalam sebuah kepengurusan perusahaan Jenang Kudus terdapat empat pilar dimana ke empat pilar tersebut saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Ke empat pilar tersebut dapat di ibaratkan sebagai sebuah system yang saling berkait satu sama lain . Ke empat pilar tersebut adalah : 1. Pilar pertama adalah pembagian kerja ( Division of work ) Pembagian kerja adalah upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang telah disusun dalam proses perencanaan yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut. Kadangkala pembagian kerja dinamakan dengan pembagian tenaga kerja, namun lebih sering digunakan pembagian kerja karena yang dibagi bagi adalah pekerjaannya, bukan orangnya. 2. Pilar kedua adalah Pengelompokkan pekerjaan ( Departementalization) Setelah pekerjaan dispesifikasikan, maka kemudian pekerjaanpekerjaan tersebut dikelompokkan berdasarkan criteria tertentu yang sejenis. Pengelompokkan pekerjaan pada dasarnya adalah proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau berdasarkan criteria tertentu. 3. Pilar ketiga adalah penentuan relasi antar bagian di dalam Organisasi. Hierarchy atau penentuan relasi antar bagian dalam organisasi adalah proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik secara vertical maupun secara horizontal. Di dalam prosesnya terdapat dua konsep penting di dalamnnya, yaitu a. Span Of management control atau span of control. kelompok pekerjaan

Maksudnya ialah sesuatu yang terkait dengan jumlah orang atau bagian di bawah suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian tertentu. b. Chain of Command Chain of command merupakan sebuah garis perintah dalam sebuah organisasi dari hirarki yang paling tinggi misalnya hingga hirarki yang paling rendah. Chain of command menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan siapa dan bagian mana akan melapor ke bagian mana. 4. Pilar ke empat adalah Koordinasi ( Coordination ) Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif. Dari ke empat pilar tersebut ada beberapa factor yang mempengaruhi struktur organisasi yaitu : a. Strategi organisasi adalah sebuah siasat yang digunakan sebagai suatu upaya agar suatu tujuan yang telah direncanakan dapat terwujud sesuai yang diinginkannya. b. Skala organisasi lingkup atau batasan yang menjadi target yang telah ditentukan sebelumnya. c. Teknologi adalah sebuah sarana dan prasarana yang digunakan dalam rangka memudahkan proses pencapaian suatu tujuan agar tercapai semestinya. d. Lingkungan yang kondusif merupakan factor yang ikut berperan dalam rangka pencapaian tujuan. Ketika lingkungan kerja telah kondusif maka akan memudahkan dan menyegerakan suatu tujuan tercapai. B. MOTIVASI KARYAWAN Analisis perspektif yang dipakai untuk memotivasi para

karyawan, serta pendekatan yang ingin digunakan.

Menurut French dan Raven, sebagaimana dikutip Stones, Freeman dan Gilbert ( 1995 ), motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu. Di dalam motivasi karyawan ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan mengenai motivasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Stoner, Freeman dan Gilbert paling tidak terdapat tiga macam pendekatan yang telah dikenal luas dalam dunia manajemen. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sumber daya manusia. Pendekatan dirasa cukup relevan diterapkan dalam perusahaan Jenang Mubarrok karena pendekatan ini memungkinkan tercipta sebuah komunikasi antara atasan dan bawahan. Manajerial dari sebuah organisasi yang dilakukan di Jenang Mubarok kudus berbuah hasil pada sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Sebuah bentuk apresiasi yang patut diberikan sebagai hasil kemanajerialan yang telah terorganisir secara baik . Salah satu contoh diantara bentuk penghargaan itu adalah dalam ajang bertajuk Malam Penganugerahan Enterprise 50 Indonesian Enterpreneuship Community yang diselenggarakan Majalah Bisnis Nasional SWA bekerja sama dengan Konsultan Accenture dan Himpunan Pengusaha Muda INDONESIA ( HPMI ) ,Jenang Mubarrok berhasil meraih 2 kategori sekaligus yakni, The best enterprise-50 dan The most Estabilished company. Pengakuan dan apresiasi terhadap peranan industri Jepang karamah dalam mengangkat citra makanan khas jenang kudus banyak ditunjukkan oleh berbagai pihak antara lain : Penghargaan Bupati Kudus yang menobatkan Jenang Mubarok sebagai perintis dan pengembang industri jenang. Bukti lain sebagai bentuk apresiasi terhadap kesuksesan Jenang Mubarrok adalah kunjungan wakil presiden, DPR RI, Gubernur Jateng langsung ke pabrik pembuatan Jenang Mubarrak Kudus.

C. KEPEMIMPINAN

Analis

pendekatan

kepemimpinan,

perilaku

gaya

pendekatan

kepemimpinan, serta model kepemimpinan. Kemampuan kepemimpinan manajer, yaitu kemampuan manajer untuk memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan, ini menentukan efektitas manajer. Dalam pendekatan kepemimpinan di dalam perusahaan perusahaan jenang kudus adalah pendekatan perilaku kepemimpinan ( Leadership Style ). Di perusahaan jenang kudus mubarrok bergaya kepemimpinan demokratik atau partisipatif yang berkarateristik : 1. Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada para bawahan sebagai suatu Team Work sesuai dengan keterampilan dan pengalaman yang diwakili para bawahan. 2. 3. Lebih menekankan pada pencapaian tujuan atau hasil dari pada kerja atau kegiatannya Perhatian pada produksi akan karyawan besar serta mendorong kerja sama kelompok untuk meningkatkan produktifitas dan kreatifitas yang lebih besar. 4. 5. Merumuskan sasaran kelompok kemudian memberikan kebebasan di dalam pencapainnya. Menerima tanggung jawab penuh di dalam membuat semua keputusan akhir. Dan gaya ini tepat di dalam situasi sebagai berikut : 1. Para bawahan sudah terlatih dan berpengalaman 2. Para bawahan mampu bekerja mandiri dengan sedikit kontak langsung dengan supervisor 3. Kelompok kerja telah teruji dapat bekerja sama dan melaksanakan kerja dengan tim secara baik. Pada umumnya reaksi para bawahan terhadap gaya kepemimpinan seperti ini adalah : 1. Para bawahan menghormati atasan tidak hanya karena posisinya tetapi juga pribadinya.

2.

Para bawahan merasa dapat bekerja sama dengan pemimpinnya serta merasakan suasana kerja yang harmonis. Dari model keputusan pemimpin di perusahaan Jenang Kudus ini

adalah model keputusan Vroom - Yetton. Model ini relative baru dan terkesan mencoba untuk menentukan tingkatan dimana seorang pemimpin akan membagi kekuasaan membuat keputusan dengan para bawahan. Dengan demikian antara pemimpin dengan bawahan akan terjalin sebuah komunikasi ketika menentukan sebuah keputusan.

D. PENGAWASAN Pengawasan atau controlling adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan pengukurnan dan koreksi semua kegiatan di dalam rangka memastikan bahwa tujuan dan rendana organisasi dapat terlkasana dengan baik. Menurut Earl P. Strong dan Robert D.Smith organisasi membutuhkan pengendalian ( control ) karena dapat sejumlah pandangan yang berlainan mengenai cara terbaik untuk mengelola suatu organisasi. langkah-langkah dalam proses pengawasan. Mockler membagi pengendalian dalam 4 langkah sebagai berikut : 1. Langkah pertama adalah menetapkan standard dan metode untuk mengukur prestasi. Langkah ini dapat mencakup penetapan standard penjualan dan produksi sampai kepada dadftar presensi dan keamanan. Agar dapat berfungsi secara efektif, standard tersebut harus dirinci dalam istilah istilah yang mudah dipahami dan diteima oleh idnvidu yang bersangkutan . metode pengukurannya harus dapat diterima dan akurat. 2. Langkah kedua ialah mengukur pelaksanaan kerja. Seperti halnya dengan semua aspek pengendalian, langkah ini merupakan proses yang Di dalam perusahaan Jenang Mubarok pun juga ada pengawasan ( controlling ) dan

berkesinambungan, repesitif ( berulang-ulang ) yang frekuensinya tergantung kepada jenis aktifitas yang sedang diukur. 3. Apakah prestasi kerja memenuhi standard ? Dengan berbagai cara langkah ini merupakan yang paling mudah ditempuh jalan pengendalian. Sifat kompleknya mungkin telah dapat diatasi dalam kedua langkah tersebut. Maka pada langkah ketiga adalah membandingkan hasil-hasil yang telah diukur dengan sasaran dan mengasumsikan bahwa segala sesuatunya telah berjalan secara terkendali. 4. Langkah terakhir adalah mengambil tindakan koreksi, jika hasil-hasil yang dicapai tidak memenuhi standard dan analisis menunjukkan perlunya diambil tindakan.

Вам также может понравиться