Вы находитесь на странице: 1из 23

Jawaban 2.b.

PENGEMBANGAN KURIKULUM SAINS FISIKA SMA

I.

PENDAHULUAN IPA atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis,

dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya metode ilmiah (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah (working scientifically), nilai dan sikap ilmiah (scientific attitudes). Jadi IPA sebagai adalah rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep yang telahberkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat

untukeksperimentasi dan observasi lebih lanjut. Merujuk pada pengertian IPA di atas, maka hakikat IPA meliputi empat unsur, yaitu: (1)produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis,perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) aplikasi: penerapanmetode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari; (4) sikap: rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibatyang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; sains bersifat open ended. Pengembangan model kurikulum dalan bidang sains bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan Sains secara nasional. Saat ini kesejahteraan bangsa tidak hanya bersumber pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual sosial dan kepercayaan (kredibilitas). Dengan demikian tuntutan untuk terus menerus memutakhirkan pengetahuan sains menjadi suatu keharusan. Mutu lulusan tidak cukup bila diukur dengan standar lokal saja sebab perubahan global telah sangat besar mempengaruhi ekonomi suatu bangsa. Industri baru dikembangkan dengan berbasis kompetensi sains dan teknologi tingkat tinggi, maka bangsa yang berhasil adalah bangsa yang berpendidikan dengan

standar mutu yang tinggi. Adapun beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum (Sukmadinata,1988) yaitu :

a. Prinsip relevansi Artinya harus bersesuaian antara komponen tujuan, isi/pengalaman belajar, organisasi dan evaluasi kurikulum dan juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik dalam kebutuhan tenaga kerja maupun warga masyarakat yang diidealkan. Proses penyampaian dan evaluasi. b. Prinsip kontinuitas Prinsip kontinuitas menghendaki pengembangan kurikulum yang berkesinambungan secara vertical dan horizontal. Secara vertical maksudnya antara jenjang pendidikan yang satu dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dikembangkan secara berkesinambungan tanpa ada jarak di antara keduanya, dari tujuan pembelajaran sampai ke tujuan pendidikan nasional juga berkesinambungan, demikian pula komponen yang lainnya. Sedangkan berkesinambungan secara horizontal dapat diartikan pengembangan kurikulum jenjang pendidikan dan tingkat/kelas yang sama tidak terputus-putus. c. Prinsip fleksibilitas, Kurikulum harus mampu disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan waktu yang selalu berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan yang harus dicapai. d. Prinsip berorientasi pada tujuan. Tujuan kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai; yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencangkup ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan. e. Prinsip efisiensi dan efektivitas. Pengembangan pendayagunaan kurikulum harus mempertimbangkan dan sumber-sumber segi yang efisien tersedia dalam agar

dana,waktu,tenaga

mendapatkan hasil yang maksimal. Dana yang terbatas harus digunakan sedemikian rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. f. Prinsip keseimbangan

Dengan keseimbangan diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh. g. Prinsip keterpaduan Dengan keterpaduan diharapkan terbentuknya pribadi yang bulat dan utuh. h. Prinsip mutu Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan/media yang bermutu.

Adapun tujuan dalam mata pelajaran IPA di SMA/MTs adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap, dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan linhkungan serta sumber daya alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendididkan ke jenjang selanjutnya.

II. PENGEMBANGAN KURIKULUM MODEL INVERTED TABA Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model pengembangan bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem

pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang digunakan. Model pengembangan kurikulum dengan sistem pendidikan dan pengelolaan yang sifatnya sentralisasi tentu berbeda dengan yang desentralisasi. Model pengembangan yang

sifatnya subyek akademis tentu berbeda dengan kurikulum yang humanistic, teknologis dan rekonstruksi sosial. Ada beberapa model pengembangan kurikulum, yaitu : the administrative (line staff) model,the grass root model, Beauchamps system, the demonstration model, Tabas inverted model, Rogers interpersonal relations model, the systematic action research model dan emerging technical model. Hal yang pertama kali yang harus dilakukan dalam perumusan kurikulum ialah

penyelidikan mengenai situasi (situation analysis) yang kita hadapi, termasuk situasi lingkungan belajar dalam artian menyeluruh, situasi peserta didik, dan para calon pengajar yang diharapkan melaksanakan kegiatan. Salah satu model pengembangan kurikulum yang melakukan analisis situasi adalah Model Inverted Taba. Model ini dikembangkan oleh Hilda Taba atas dasar data induktif yang disebut model terbalik, karena biasanya pengembangan kurikulum didahului oleh konsep-konsep yang datangnya dari atas secara deduktif (Dakir, 2004). Sebelum melaksanakan langkah-langkah lebih lanjut, terlebih dahulu mencari data dari lapangan dengan cara mengadakan percobaan, kemudian disusun teori atas dasar hasil nyata, baru diadakan pelaksanaan. Perekayasaan kurikulum secara tradisional dilakukan oleh suatu panitia yang dipilih. Panitia ini bertugas: 1. Mempelajari daerah-daerah fundasional dan mengembangkan rumusan kesepakatan fundasional. 2. Merumuskan desain kurikulum secara menyeluruh berdasarkan kesepakatan yang telah dirumuskan, 3. Mengkontruksi unit-unit kurikulum sesuai dengan kerangka desain. 4. Melaksanakan kurikulum pada tingkat kelas. Taba percaya bahwa esensial proses deduktif ini cenderung mengurangi kemungkinankemungkinan inovasi kreatif, sebab mengatasi kemungkinan mengeksperimentasikan konsepkonsep baru kurikulum. Taba menyatakan bahwa: 1. Bila perubahan nilai dari mendesain ulang kerangka yang menyeluruh maka sebelumnya harus ditetapkan lebih dahulu suatu pola yang akan dipelajari dan di uji. 2. Panitia penyusun kurikulum yang tradisional ini dapat menduduki rencana-rencana kurikulum yang bermanfaat, bagian dari desain itu sendiri hanya atas dasar logika bukan empirik.

3. Karena mereka tidak melakukan pengujian secara empirik, kurikulum yang dihasilkan cenderung merupakan skema sket/bagian yang sangat umum dan abstrak serta sedikit membantu untuk melaksanakan praktek intruksional. Ketiga masalah tersebut menunjukkan efisiensi perekayasaan kurikulum yang tradisional dan terjadi kesenjangan antara teori dan praktek. Suatu contoh adanya disfungsi dalam teoripraktek terdapat pada Core kurikulum yang dirancang untuk mengajukan (1) integrasi isi/materi, (2) hubungan dengan kebutuhan siswa. Jalannya praktek Corl tersebut umumnya hanya merupakan reorganisasi administratif, block of time mata pelajaran yang terpisah-pisah, dimana masalah-masalah kehidupan terisolasi dari materi (content) yang valid. Bentuk Corl yang dilaksanakan berdasarkan rekayasa deduktif menghasilkan pemisahan antara teori dan praktek. Taba mengajukan pandangan yang berlawanan dengan urutan tradisional dengan mengembangkan inverted model, yakni; langkah awal dimulai dari perencanaan unit-unit belajar mengajar yang spesifik oleh para gusu, bukan diawali dengan desain kerangkan (frame work) yang umum. Unit-unit tersebut diuji/dilaksanakan dalam kelas, yang pada gilirannya digunakan sebagai dasar empirik untuk menentukan desain yang menyeluruh (overall design). Keuntungan digunakannya inverted seguence imi adalah: 1. Membantu untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek karena produksi unitunit tadi mengkombinasikan kemampuan teoritik dan pengalaman praktis. 2. Kurikulum yang terdiri dari unit-unit belajar mengajar yang disiapkan oleh guru-guru lebih mudah diintroduser ke sekolah, berarti lebih mudah dimengerti dibandingkan kurikulum yang umum dan abstrak yang dihasilkan oleh urutan tradisional. 3. Kurikulum yang terdiri dari kerangka umum dan unit-unit belajar mengajar lebih berpengaruh terhadap praktek kelas dibandingkan dengan kurikulum yang ada. Langkah-langkah pengembangan kurikulum Hilda Taba (1962) mengemukakan pengembangan kurikulum terdiri atas lima langkah berurutan, yaitu: I. Experimental Production of Pilot Units Kelompok tenaga pengajar membuat unit experiment sebagai ajang untuk melakukan studi tentang hubungan teori dan praktek. Untuk itu diperlukan; (1) perencanaan yang didasarkan atas teori yang kuat, (2) eksperimen di dalam kelas yang dapat menghasilkan data empiris untuk menguji landasan teori yang digunakan. Hasil dari langkah ini berupa teori teaching

learning unit yang masih bersifat draft yang siap diuji pada langkah berikutnya. Unit eksperimen ini dirancang melalui delapan kegiatan sebagai berikut.

1.Diagnosing Needs (Analisis Kebutuhan) Analisis kebutuhan menganlisis kesenjangan (discrepancies) antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi atau pemenuhan kebutuhan. Tenaga mengajar mengidentifikasi masalah-masalah, kondisi, kesulitan serta kebutuhan-kebutuhan siswa dalam suatu proses pengajaran. Lingkup diagnosis tergantung pada latar belakang program yang akan direvisi, termasuk di dalamnya tujuan konteks dimana program tersebut difungsikan. Analisis kebutuhan ini diawali dengan identifikasi kebutuhan melalui studi literatur dan

dijastifikasikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Dokumen sasaran dan outcomes pendidikan/pembelajaran aspek fisika untuk siswa SMA sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Prosedur asesmen kebutuhan diadaptasikan dari prosedur umum yang dikembangkan oleh Oliva dan Print, yaitu sebagai berikut. 1. Merencanakan persiapan-persiapan analisis kebutuhan yang mencakup penetapan waktu, sumber yang tersedia, partisipan, dan hal penting lainnya. 2. Mengidentifikasi dan merumuskan sasaran (goal) pendidikan sains yang berwawasan budaya lokal daerah Bali untuk jenjang SMA. 3. Menerjemahkan sasaran (goal) atau kebutuhan kemampuan-kemampuan aspek kimia tersebut ke dalam bentuk outcomes (rumusan kemampuan sebagai hasil belajar atau tujuan pembelajaran) yang diharapkan dapat dimiliki oleh masyarakat melalui pembelajaran sains pada siswa SMA dalam rangka mengembangan wawasan budaya lokal sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Rumusan dan organisasi atau pemrograman tujuan mencakup perkembangan konsepsi aspek fisika secara keseluruhan untuk jenjang SMA, dan disusun dengan memperhatikan perkembangan kognitif siswa yang berada pada fase awal penumbuhan dan pengembangan belajar abstraksi. 4. Memvalidasi tujuan pembelajaran tersebut dengan pengumpulan tanggapan atau masukan dati pihak terkait melalui angket dan wawancara.

5. Menyajikan tujuan dan kemampuan yang disetujui dalam bentuk table sehingga mudah dicocokkan atau dibandingkan dengan keberadaan pembelajaran aspek fisika dalam kurikulum SMA 2006 untuk pembelajaran IPA. 6. Menginventaris kesenjangan outcomes pembelajaran aspek fisika yang diharapkan dan realitas yang dapat dipenuhi oleh kurikulum 2006. 7. Memprioritaskan pemenuhan kebutuhan (outcomes) dalam pengembangan program pembelajaran didasarkan pada analisis kritis kemampuan-kemampuan dasar aspek fisika tersebut sebagai konsep dasar dan prasyarat minimal untuk belajar konsep fisika lebih lanjut, digunakan secara luas di masyarakat berdasarkan konsep-konsep sains yang diintegrasikan dengan budaya lokal dan kondusif untuk mengembangkan keterampilan aspek-aspek sains sebagai proses. 1.1 Studi Literatur Kajian literatur melibatkan penelusuran sumber, penelaahan dan pencatatan informasi yang diperlukan. Kajian dipusatkan pada penelaahan criteria/acuan pendidikan berwawasan SETS (Science Environment Technology and Society) dapat dimaknakan sebagai sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, merupakan satu kesatuan yang dalam konsep pendidikan mempunyai implementasi agar anak didik mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). 1.2 Kajian Lapangan (Survey Kebutuhan) Kajian lapangan diperlukan untuk menjastifikasi hasil kajian literatur dan penyempurnaan rumusan kebutuhan, sehingga rumusan kebutuhan yang diharapkan mewakili kepentingan pihak-pihak terkait. Berdasarkan hasil survey, rumusan kebutuhan kemampuan aspek fisika untuk SMA di revisi dan kemudian dianggap sebagai kebutuhan yang diharapkan (desired needs) dan digunakan sebagai rujukan esesmen kebutuhan. Kajian lapangan ini di lakukan di daerah Kabupaten Buleleng. Pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan pendidikan sains di SMA dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu: 1. Pihak penyelenggara pendidikan sains SMA

Terdiri atas staf pendidik di sekolah, Kantor Departeman Pendidikan Kabupaten Buleleng, dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran IPA (MGMP IPA)

2. Pihak dari siswa Siswa yang diambil adalah siswa kelas IX, berdasarkan pertimbangan mereka telah mendapat pengalaman yang cukup dalam belajar program IPA SMA sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 3. Pihak pengguna lulusan SMA Wakil masyarakat yang diwakili Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dan bisa juga perusahaan-perusahan atau industry. Kajian lapangan dikumpulkan melalui angket dengan menggunakan butir pilihan yang meminta persetujuan atau penolakan oleh responden. Angket juga dilengkapi butir pertanyaan terbuka untuk menginventaris usulan dan tanggapan lain dari responden. Angket terdapat pada Lampiran 1. 1.3 Angket Kebutuhan Angket kebutuhan terdiri dari dua bagian yaitu pertama kebutuhan tentang kemampuan lintas bidang dan kedua kebutuhan tentang kemampuan dasar pemahaman konsep fisika. Kemampuan dasar pemahaman konsep fisika bagi semua warga masyarakat diidentifikasi dengan berpedoman pada kearifan lokal masyarakat. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan angket meliputi: (1) Identifikasi kemampuan aspek fisika konseptual dan prosedural yang bersifat dasar, (2) menganalisis manfaat kemampuan aspek fisika tersebut bagi masyarakat dan sebaliknya kerugian bagi masyarakat tanpa menguasai kemampuan tersebut, (3) menyesuaikan kemampuan yang telah diidentifikasi dengan perkembangan mental siswa SMA, dan (4) merumuskan butir-butir kemampuan yang kiranya dapat dicapai pada pembelajaran IPA di SMA sesuai dengan tingkat kelas. Kemampuan lintas

bidang sains yang terkait dengan kemampuan aspek fisika meliputi (1) kebiasaaan dasar sains, (2) keterampilan proses sains, (3) kemampuan berpikir kritis dan kreatif, (3) kinerja ilmiah, (4) sains teknologi masyarakat (STM) dan literasi sains.

Langkah-langkah identifikasi kebutuhan dan asesmen kebutuhan kemampuan fisika untuk jenjang SMA secara rinci dapat digambarkan dalam bagan berikut : Asesmen kebutuhan kemampuan fisika
SMA

Kajian Literatur Kebutuhan Belajar Sains (Fisika)

Kajian Lapangan

Pendidikan SETS sebagai tantangan era globalisasi dan perkembangan IPTEKS

Analisis kebutuhan sains Fisika SMA

Analisis kebutuhan aspek fisika masyarakat dan lingkungan

Kemampuan Fisika

Prinsip pembelajaran sains fisika SMA

Kondisi intelektual siswa SMA

Kebutuhan belajar Fisika SMA

Kemampuan lintas bidang dalam pembelajaran fisika: Memiliki keyakinan, menyadari hak dan kewajiban, saling menghargai, rasa aman Menggunakan bahasa untuk berkomunikasi Memilih, memadukan, dan menerapkan

konsep-konsep, teknik-teknik, pola, struktur dan hubungan Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat; Berpartisipasi, berinteraksi dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis, dan historis Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual Berpikir logis, kritis, dan lateral

Rumusan sementara butirbutir kebutuhan kemampuan fisika dan kemampuan lintas bidang yang diharapkan untuk jenjang SMA (Angket)

Survey pendapat masyarakat melalui angket kebutuhan

Respon dari survey: Pihak penyelenggara Siswa kelas IX Pengguna (Perguruan Tinggi, Perusahaan) Pertimbangan ahli

Rumusan kebutuhan yang ditetapkan

Pemenuhan kebutuhan belajar fisika SMA dalam kurikulum KTSP 2006

2.

Formulating Specific Objectives Formulasi tujuan-tujuan khusus, sebagai penjabaran dari tujuan umum yang dirumuskan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang telah diidentifikasi yang menjadi titik berat pada teaching learning unit. Namun demikian tidak semua tujuan khusus tersebut dapat dicapai oleh masing-masing unit.

3.

Selecting Content Pemilihan isi (materi) berdasarkan kesepadanan dengan tujuan khusus, dan harus mempertimbangkan tingkat validitas dan signifikansinya. Karena itu perlu dilakukan seleksi terhadap tingkatan isi (materi) yang meliputi pemilihan topik utama, pemilihan ideide dasar dan pemilihan materi khusus.

4. Organizing Content Pengorganisasian materi dilakukan berdasarkan tingkat kemampuan awal serta minat siswa. Pengorganisasian ini disusun dari kongkret ke abstrak dan dari mudah ke sulit. 5. Selecting Learning Experiences (Activities) Pengalaman belajar disusun dengan maksud terjadi interaksi antara siswa dan materi pelajaran. Karena setiap materi memiliki beberapa fungsi tertentu, maka perlu dilakukan penyeleksian pengalaman belajar dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Apakah kegiatan sesuai untuk mempelajari ide-ide utama? b. Apakah kegiatan dapat mencapai tujuan teaching learning unit? c. Apakah kegiatan efisienn untuk melayani lebih dari satu tujuan? d. Apakah kegiatan dapat meningkatkan kegiatan belajar? e. Apakah kegiatan dapat mengembangkan keterampilan siswa? 6. Organizing Learning Experience (Activities) Pengalaman belajar siswa disusun dan diorganisasikan sesuai dengan sekuensi dan organisasi materi (konten). Kegiatan belajar siswa diarahkan dari induktif ke generalisasi

dan abstraksi serta difokuskan pada pengembangan ide-ide utama, langkah-langkah perolehan konsep dan perilaku yang baik. 7. Evaluating Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan unit oleh siswa. Hasil evaluasi berguna untuk menentukan tujuan, diagnosis kesulitan belajar, serta penilaian dalam rangkan pengembangan dan revisi kurikulum

8. Checking for Balance and Sequence Setelah garis besar teaching learning unit dirancang lengkap, selanjutnya perlu dicek konsistensi antara semua bagian yang berkenaan dengan keseimbangan dan urutan topik yang telah tersusun dan atau unsur-unsur dalam unit tersebut.

II.

Testing of Experimental Units Teaching learning units yang dihasilkan pada langkah pertama perlu diujicobakan pada kelas-kelas eksperimen pada berbagai situasi dan kondisi belajar. Pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan keyakinan terap bagi tenaga pengajar yang berbeda-beda gaya mengajar dan kemampuan melaksanakan pengajaran unit. Hasil uji coba menjadi masukan bagi penyempurnaan draft kurikulum.

III.

Revising dan Consolidating Revisi dan penyempurnaan draft teaching learning units dilakukan berdasarkan data dan informasi yang terkumpul selama langkah pengujian. Pada langkah ini dilakukan pula penarikan kesimpulan (konsolidasi) tentang kompetensi teori yang digunakan. Langkah ini dilakukan bersama oleh koordinator kurikulum dan anti kurikulum. Produk langkah ini berupa teaching learning units yang telah teruji di lapangan. Bila hasilnya sudah memadai, maka unit-unit tersebut dapat disebarkan dalam lingkup yang lebih luas.

IV.

Developing a Framework Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum dilakukan guna menjamin: Apakah ide-ide dan konsep-konsep dasar yang digunakan telah terakomodasi? Apakah lingkup isi materi? Apakah isi telah tersusun berurutan secara logis?

Apakah aktivitas pembelajarannya memberikan peluang untuk pengembangan keterampilan intelektual dan pemahaman emosional secara kumulatif? Pengembangan ini dilakukan oleh para ahli kurikulum dan para professional kurikulum lainnya. Produk dari langkah ini adalah dokumen kurikulum yang siap untuk diimplementasikan dan didesiminasikan.

V.

Installation and Desimination of The New Units Instalansi dan desiminasi adalah peresmian dan penyebarluasan kurikulum hasil pengembangan, sebagai sub sistem pada sistem sekolah secara menyeluruh. Tanggung jawab tahap ini dibebankan pada administrator sekolah. Penerapan kurikulum merupakan tahap yang ditempuh dalam kegiatan pengembangan kurikulum. Pada tahap ini harus diperhatikan berbagai masalah, seperti; kesiapan tenaga pengajar untuk melaksanakan kurikulum di kelasnya, penyediaan fasilitas pendukung yang memadai, alat atau bahan yang diperlukan dan biaya yang tersedia, semuanya perlu mendapat perhatian dalam penerapan kurikulum agar tercapai hasil optimal.

Lampiran 1

ANGKET KEBUTUHAN PEMBELAJARAN FISIKA SMA (Bagian A: Kemampuan Bidang Fisika) Petunjuk Menjawab Beri tanda rumput () dalam kolom P di sebelah kanan setiap butir pernyataan kemampuan yang Bapak / Ibu / Siswa anggap perlu diajarkan dan dicapai atau dalam kolom TP jika butir kemampuan tersebut tidak perlu diajarkan dan dicapai pada pelajaran fisika SMA. Bidang pendidikan formal terakhir Ibu / Bapak / Siswa :...
KEMAMPUAN BIDANG SISWA Kelas X Besaran dan Satuan Siswa mampu menyiapkan instrumen secara tepat serta melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, waktu, dengan mempertimbangkan aspek ketepatan (akurasi), kesalahan matematis yang memerlukan kalibrasi, ketelitian (presisi) dan kepekaan (sensitivitas) Siswa mampu membaca nilai yang ditunjukkan alat ukur secara tepat, serta menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan penulisan angka penting disertai ketidakpastiannya (batas ketelitian alat) dengan tepat. Siswa mampu mendefinisikan angka penting dan menerapkannya. Siswa mampu menjelaskan pengertian tentang kesalahan sistematik dan acak serta memberikan contohnya Siswa mampu mengolah data hasil pengukuran dan menyajikannya dalam bentuk grafik dan mampu menarik kesimpulan tentang besaran fisis yang diukur berdasarkan hasil yang telah disajikan dalam bentuk grafik, serta mampu memberikan rumusan matematis sederhana (linier) untuk besaran fisis yang disajikan dalam bentuk grafik Siswa mampu membandingkan besaran pokok dan besaran turunan serta dapat memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari Siswa mampu menerapkan satuan besaran pokok dalam sistem internasional TP P

Siswa mampu menentukan dimensi suatu besaran pokok Siswa mampu menerapkan analisis dimensional dalam pemecahan masalah Siswa mampu menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan metoda jajaran genjang dan poligon Siswa mampu menjumlahkan dua vektor yang segaris atau membentuk sudut secara grafis dan menggunakan rumus cosinus Siswa mampu menjumlahkan dua vektor yang segaris atau membentuk sudut secara grafis dan menggunakan rumus cosinus Siswa mampu menguraikan sebuah vektor dalam bidang datar menjadi dua vektor komponen yang saling tegak lurus. Siswa mampu menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan cara analisis Siswa mampu menghitung hasil perkalian dua buah vektor dengan cara perkalian titik Gerak Lurus Siswa mampu mendefinisikan pengertian gerak Siswa mampu membedakan jarak dan perpindahan Siswa mampu membedakan kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat Siswa mampu menyimpulkan karakteristik gerak lurus beraturan (GLB) melalui percobaan dan pengukuran besaranbesaran terkait Siswa mampu menyimpulkan karakteristik gerak lurus berubah beraturan (GLBB) melalui percobaan dan pengukuran besaranbesaran terkait Siswa mampu membedakan percepatan rata-rata dan percepatan sesaat Siswa mampu menerapkan besaranbesaran fisika dalam GLB dan GLBB dalam bentuk persamaan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah Gerak Melingkar Siswa mampu merumuskan gerak melingkar beraturan secara kuantitatif. Siswa mampu menjelaskan pengertian percepatan sentripetal, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari Siswa mampu memberikan contoh gerak melingkar beraturan dan berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari Siswa mampu menjelaskan perumusan kuantitatif gerak melingkar berubah beraturan Dinamika Partikel Siswa mampu memberikan contoh penerapan hukum Newton dengan menggunakan berbagai media Siswa mampu melakukan percobaan yang berhubungan dengan hukum-hukum Newton Siswa mampu menjelaskan pengertian gaya berat dan gaya gesekan, serta contoh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari Siswa mampu menjelaskan konsep gaya sentripetal pada gerak melingkar beraturan Siswa mampu melakukan analisa kuantitatif untuk persoalan-persoalan dinamika sederhana pada bidang tanpa gesekan Tata Surya Siswa mampu menafsirkan data dasar anggota tatasurya (susunan tatasurya, jejari, massa, suhu, period rotasi, period revolusi, satelit) untuk menentukan sifat-sifat planet. Siswa mampu mengenali karakteristik komet (lintasan gerak, dan perubahan ekornya). Siswa mampu mengenali perilaku Asteroid sebagai bagian dari tatasurya beserta lintasannya

Siswa mampu membandingkan beberapa teori pembentukan tatasurya (kekuatan dan kelemahan masing-masing) menurut teori kabut, teori Planetesimal, teori Bintang Kembar dan teori Proto Planet. Siswa mampu menafsirkan gerak rotasi bumi dan arah sumbu rotasinya berdasarkan bukti yang dapat diamati. Siswa mampu menemukan akibatakibat rotasi bumi terhadap percepatan gravitasi bumi, arah angin, arus laut, dan gerak balistik. Siswa mampu menjelaskan terjadinya paralaks bintang akibat gerak revolusi bumi Siswa mampu menemukan hubungan antara kedudukan sumbu rotasi bumi terhadap bidang ekliptika dengan pergantian musim di bumi (di belahan katulistiwa dan dibelahan Utara/Selatan). Siswa mampu menemukan cara mengukur jarak bulan dari matahari. Siswa mampu menggambarkan gerak edar bulan terhadap bumi dan terhadap matahari. Siswa mampu membandingkan terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan dan penelitian yang dapat dilakukan pada waktu peristiwa tersebut terjadi Penerbangan Luar Angkasa Siswa mampu mengenal gerak satelit yang disebut geosinkron atau geostasioner Siswa mampu menjelaskan berbagai pesawat antariksa, baik yang mengedari bumi maupun yang menuju planet serta misi masing-masing Siswa mampu mengidentifikasi keberhasilan/ketidak berhasilan penelitian atau eksplorasi luar angkasa Suhu dan Kalor Siswa mampu menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda Menerapkan asas Black secara kuantitatif Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari Siswa mampu membedakan besar pemuaian (panjang, luas, dan volum) pada berbagai zat secara kuantitatif Perpindahan Kalor Siswa mampu membedakan kalor cara konduksi, konveksi dan radiasi Siswa mampu menentukan faktorfaktor yang berpengaruh pada peristiwa perpindahan kalor melalui konduksi, konveksi, dan radiasi Siswa mampu memberikan contoh melalui percobaan peristiwa konduksi, konveksi, dan radiasi dalam kehidupan sehari-hari, serta penerapannya dalam bentuk teknologi sederhana Siswa mampu mendemonstrasikan cara untuk mengurangi/ mencegah perpindahan kalor melalui konduksi, konveksi, dan radiasi Cahaya Siswa mampu menunjukkan percobaan-percobaan yang mendukung atau melemahkan teoriteori Newton, Huygens dan Maxwell Menggunakan persamaan tentang optika geometrik untuk menyelesaikan masalah peralatan optik Gelombang Elektromagnetik Siswa mampu mencari dan menelusuri literatur tentang gelombang elektromagnetik Menjelaskan karakteristik khusus masing-masing gelombang elektromagnetik di

dalam spektrum tersebut Siswa mampu menjelaskan contoh dan penerapan masing-masing gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari

Listrik Dinamis Siswa mampu membedakan jenis dan fungsi alat ukur listrik Menjelaskan cara membaca dan memasang alat ukur kuat arus dan alat ukur tegangan Menggunakan amper meter dan voltmeter dalam rangkaian Siswa mampu menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi besar hambatan suatu penghantar Menjelaskan besar dan arah kuat arus listrik dalam rangkaian sederhana (satu loop) Menjelaskan tegangan yang tertera pada alat listrik dan mampu menghitung energi dan daya yang terpakai pada alat listrik Menentukan kuat arus pada rangkaian majemuk dua loop Menentukan kuat arus pada rangkaian majemuk lebih dari dua loop Siswa mampu membedakan tegangan DC dan tegangan AC dalam bentuk grafik misalnya yang dihasilkan osiloskop Menjelaskan bentuk rangkaian AC yang digunakan dalam rumah-rumah. Menunjukkan penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari KELAS XI Kinematika Gerak Menentukan hubungan x - t, v - t, dan a-t melalui grafik. Menganalisis gerak tanpa percepatan dan gerak dengan percepatan tetap Menentukan persamaan fungsisudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut pada gerak melingkar Dinamika Gerak

Siswa mampu membedakan koefisien gesekan statis dan gesekan kinetis Menganalisis gerak benda pada bidang miring dibawah pengaruh gaya gesekan Menyatakan Hukum Newton tentang gravitasi, sebagai gaya medan yang berhubungan dengan gaya antara dua benda bermassa dan penerapannya Menerapkan hukumhukum Newton tentang gerak dan gravitasi pada gerak planet Menentukan kaitan konsep gaya pegas dengan sifat elastisitas bahan Usaha dan Energi Siswa mampu memformulasikan hubungan antara gaya, energi, usaha, dan daya ke dalam bentuk persamaan Menunjukkan kaitan usaha dengan perubahan energi kinetik Memformulasikan konsep daya ke dalam bentuk persamaan dan kaitannya dengan usaha dan energi Siswa mampu merumuskan hubungan medan konservatif dengan energi potensial dan hukum kekekalan energi mekanik Merumuskan hukum kekekalan energi mekanik pada medan gaya konservatif Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik dalam persoalan sehari-hari Momentum dan Impuls Siswa mampu memformulasikan konsep impuls dan momentum serta keterkaitan antara keduanya

Merumuskan hukum kekekalan momentum untuk sistem tanpa gaya luar Siswa mampu menerapkan prinsip kekekalan momentum untuk menyelesaian masalah yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal Mengintegrasikan hukum kekekalan energi dan kekekalan momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Siswa mampu memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi benda tersebut Mengungkap analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi Memformulasikan momen inersia untuk berbagai bentuk benda tegar Memformulasikan hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi Menganalisis masalah dinamika rotasi benda tegar untuk berbagai keadaan Menganalisis gerak menggelinding tanpa Slip Menerapkan konsep titik berat benda dalam kehidupan sehari-hari Fluida Siswa mampu Memformulasikan hukum dasar fluida statik Menerapkan hukum dasar fluida statik pada masalah fisika sehari-hari Memformulasikan hukum dasar fluida dinamik Menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada masalah fisika sehari-hari Teori Kinetik Gas Memformulasikan hukum Boyle-Gay Lussac Memformulasikan asas ekuipartisi energi Memformulasikan energi dan kecepatan rata-rata partikel gas untuk gerak translasi, rotasi dan vibrasi Menerapkan hukumhukum fisika untuk gas ideal pada persoalan fisika sehari-hari Termodinamika Menganalisis keadaan gas karena perubahan suhu, tekanan dan volume Menggambarkan perubahan keadaan gas dalam diagram P - V Memformulasikan hukum I Termodinamika dan penerapannya Mengaplikasikan hukum II Termodinamika pada masalah fisika sehari-hari Memformulasikan siklus Carnot Merumuskan proses reversibel dan tak reversibel KELAS XII Gejala Gelombang Siswa mampu memformulasikan masalah perambatan gelombang melalui suatu medium Memformulasikan karakteristik gelombang transversal dan longitudinal beserta contohnya Memformulasikan gejala superposisi gelombang Memformulasikan gejala pemantulan gelombang Memformulasikan gejala interferensi gelombang Mengaplikasikan superposisi, pantulan dan interferensi gelomban dalam kehidupan sehari-hari Memformulasikan gejala dispersi gelombang Mengaplikasikan gejala dispersi gelombang

Memformulasikan gejala difraksi gelombang Memformulasikan gejala polarisasi gelombang Menjelaskan prosesproses yang dapat menyebabkan polarisasi gelombang Memformulasikan efek Doppler pada gelombang Gelombang Elektromagnetik Siswa mampu menjelaskan aplikasi efek Doppler seperti pada RADAR Memformulasikan peristiwa interferensi cahaya pada celah ganda Mengukur panjang gelombang masingmasing komponen cahaya natrium dengan menggunakan difraksi cahaya oleh kisi difraksi Menjelaskan peristiwa fisika yang dapat menyebabkan peristiwa polarisasi cahaya Bunyi Memformulasikan sifat-sifat dasar gelombang bunyi Merancang percobaan untuk mengukur cepat rambat gelombang bunyi Mengklasifikasikan gelombang bunyi berdasarkan frekuensinya Memformulasikan tinggi nada bunyi pada beberapa alat penghasil bunyi Memformulasikan gejala pelayangan bunyi Mengaplikasikan peristiwa interferensi dan resonansi bunyi pada kehidupan seharihari Membuat ulasan penerapan efek Doppler untuk gelombang bunyi misalnya pada SONAR Membuat ulasan penerapan gelombang bunyi pada pengujian tak merusak (NDTnon destructive testing) Memformulasikan intensitas dan taraf intesitas bunyi Siswa mampu memformulasikan hukum Coulomb Memformulasikan medan listrik oleh distribusi muatan titik Mengaplikasikan hukum Coulomb dan Gauss untuk mencari meda listrik bagi distribusi Potensial Listrik dan Energi Potensial Listrik Memformulasikan potensial listrik dan kaitannya dengan medan listrik Menemukan potensial listrik oleh distribusi muatan titik dan kontinu Memformulasikan energi potensial listrik dan kaitannya dengan gaya/medan listrik dan potensial listrik Menentukan beda energi potensial antara dua titik dalam medan listrik Kapasitor Memformulasikan cara kerja kapasitor keping sejajar Menganalisis rangkaian kapasitor Menjelaskan pengaruh dielektrikum terhadap kapasitansi kapasitor pelat sejajar Menentukan energi yang tersimpan di dalam kapasitor yang bermuatan Medan Magnet Memformulasikan induksi magnetik disekitar kawat berarus listrik (hukum Biot Savart) Memformulasikan hukum Ampere Mengaplikasikan hukum Biot Savart dan hukum Amper untuk menentukan kuat medan magnet oleh berbagai bentuk kawat berarus listrik Memformulasikan gaya magnetik (Lorentz) pada kawat berarus yang berada dalam medan magnet atau partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnet

Mengaplikasikan gaya Lorentz pada persoalan fisika sehari-hari Induksi Elektromagnetik Siswa mampu memformulasikan konsep induksi elektromagnetik Faraday Mengaplikasikan konsep induksi elektromagnet Faraday pada persoalan fisika seharihari seperti generator listrik, kepala (head) kaset, indukto dan transformator Memformulasikan arus dan tegangan bolak-balik serta parameter-parameternya Memecahkan persoalan rangkaian AC sederhana yang terdiri atas R, L dan C menggunakan diagram fasor Menjelaskan peristiwa resonansi pada rangkaian RLC dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari Radiasi Benda Hitam Menganalisis dan menginterpretasi data empiris tentang radiasi benda hitam Memformulasikan hipotesa Planck Memformulasikan hukum pergeseran Wien dan hukum Stefan Boltzmann berdasarkan hipotesa Planck Mengaplikasikan sifatsifat radiasi benda hitam untuk mengukur suhu matahari dan suhu bintang Fisika Atom Memformulasikan evolusi model atom: model Thomson, model Rutherford, dan Model Bohr Memformulasikan kuantisasi momentum dan energi pada model Bohr Menjelaskan terjadinya spektrum diskrit pada model Bohr Memformulasikan Efek Zeeman Memformulasikan atom berelektron banyak kaitannya dengan azas larangan Pauli dan perulangan sifat-sifat kimia dari unsur Relativitas Khusus Menginterpretasikan hasil percobaan Michelson Morley Memformulasikan transformasi Lorentz dan perbedaannya dari transformasi Galileo Memformulasikan penjumlahan kecepatan yang bersifat relativistik Memformulasikan peristiwa kontraksi Lorentz dan dilatasi waktu Memformulasikan hukum kekekalan momentum dan energi secara relativistik Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum dan energi secara relativistik Memformulasikan kesetaraan massa dan energi Mengaplikasikan kesetaraan massa dan energi pada gejala fisi dan fusi nuklir Struktur Kristal Membedakan dasar kerja beberapa jenis ikatan atom dalam kristal zat padat Melukiskan susunan atom pada kristal dua dimensi Mengaplikasikan peristiwa difraksi Bragg pada penentuan struktur kristal Zat padat dan semikonduktor Mengidentifikasi sifat konduktivitas zat padat pada isolator, konduktor dan semikonduktor berdasarkan konsep pita energi Membedakan karakteristik semikonduktor jenis p dan jenis n Menerapkan prinsip kerja sambungan semikonduktor p dan n pada rangkaian penyearah dan penguat Fisika inti dan Radioaktivitas

Mengidentifikasi karakteristik kestabilan inti atom Membuat ulasan tentang mekanisme peluruhan radioaktif Memformulasikan secara kuantitatif peluruhan radioaktif Menerapkan konsep waktu-paruh (half time) Mengaplikasikan gejala defek massa untuk menentukan energi ikat inti Mengilustrasikan prinsip kerja reaktor nuklir Membuat ulasan mengenai reaksi fusi nuklir di dalam matahari yang merupakan sumber energi matahari Membuat ulasan mengenai prinsip kerja bom fisi dan fusi yang memanfaatkan energi ikat inti di dalam inti atom Menunjukkan contoh pemanfaatan radioisotop pada bidang teknologi Jagat Raya Menganalisis susunan kimia, suhu, dan lapisan-lapisan matahari Memformulasikan proses-proses pokok yang terjadi di matahari dan pengaruhnya Menentukan hubungan antara gejala efek Doppler dan spektrum bintang terhadap gerak semu bintang terhadap bumi Mengidentifikasi dan mengelompokkan matahari sebagai bintang berdasarkan sifatsifatnya Menafsirkan diagram Hertzesprung Russel dan mengelompokkan bintang berdasarkan hasil evolusi seperti bintang neutron, bintang putih, dan blackhole Mendeskripsikan bentuk-bentuk galaksi beserta gugusannya dan menggolongkan berdasarkan bentuknya. Menjelaskan tentang galaksi bimasakti dengan bantuan Teori Big-Bang Mengenal prinsip kosmologi modern mengenai gerak galaksi-galaksi dengan menggunakan model dan gambar Memaparkan teori jagat raya mengembang berdasarkan teori Big- Bang melalui kemampuan menerima informasi dan bernalar

ANGKET KEBUTUHAN PEMBELAJARAN SAINS FISIKA SMA (Bagian B: Kemampuan Lintas Bidang)
KEMAMPUAN SISWA 1. Siswa Memiliki Kebiasaan Mental a. Melakukan perhitungan dasar TP P

b. Menggunakan rata-rata atau rentangan (range) harga dari sesuatu populasi/sistem yang besar (kompleks) c. Menggunakan komputer sebagai alat bantu belajar d. Memeperoleh informasi melalui komputer (seperti DVD dan Internet) e. Menggunakan letak informasi dalam buku/sumber (berkomunikasi ilmiah) f. Berkomunikasi menggunakan tabel, grafik, dan gambar/peta

g. Melakukan perkiraan (estimasi berdasarkan besarnya kemungkinan) h. Menyesuaikan dan memilih ukuran alat yang akan digunakan i. j. Dapat memperkirakan akibat jika satu bagian dari satu rangkaian peralatan sederhana hilang atau tidak berfungsi Peka terhadap masalah sekitar

k. Keterampilan menanggapi sesuatu secara kritis (bertanya mengacu pada fakta/sumber atau mengkritisi penjelasan yang tidak sesuai dengan fakta) l. Membandingkan keuntungan dan dampak negatif suatu produk m. Menyadari kemungkinan terdapat lebih dari satu cara untuk membuat interpretasi terhadap suatu temuan, tergantung dari teori yang digunakan n. Mengembangkan rencana tindakan o. Mengimplementasi ide atau masalah p. Bersikap terbuka (jujur) sesuai dengan nilai atau sifat-sifat sains, sehingga keajegan perilaku (termasuk hasil pengamatan) dapat dipertanggungjawabkan q. Mengetahui manfaat hipotesis 2. Siswa memahami kerja ilmiah sebagai upaya memahami temuan-temuan baru atau perubahan-perubahan yang mungkin terjadi (sebuah teori dapat berubah) 3. Siswa mampu: a. Bertanya terkait dengan pemahaman tentang fenomena alam b. Merumuskan masalah atau pertanyaan untuk dicari jawaban/pemecahannya c. Merumuskan hipotesis d. Merancang eksperimen e. Melakukan eksperimen (pengaduan dan pencatatan data) f. Membuat kesimpulan atau temuan

g. Mengkomunikasikan hasil temuan 4. a. Siswa memahami hubungan antar komponen dalam sistem b. Siswa memahami sesuatu sistem juga dapat menjadi bagian dari sistem lain

5. a. Siswa mampu menggunakan model (beberapa alternatif model) fisik atau gambar b. Siswa mampu menggunakan model matematika diferensial dan integral 6. Siswa memiliki memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya; 7. Siswa mampu menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain; 8. Siswa mampu memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknikteknik, pola, struktur dan hubungan; 9. Siswa mampu memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber; 10. Siswa mampu memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat; 11. Siswa mampu berpartisipasi, berinteraksi dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis, dan historis; 12. Siswa mampu berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju menuju masyarakat beradab; 13. Siswa mampu berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan; 14. Siswa mampu menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain.

Saudara juga diminta menyatakan pendapat yang belum dilingkupi atau bertentangan dengan pernyataan di atas, misalnya berkaitan dengan hal-hal berikut. 1. Pengetahuan fisika yang perlu ditambahkan lagi untuk diajarkan pada siswa SMA 2. Keterampilan fisika yang perlu ditambahkan dalam proses pembelajaran siswa SMA 3. Unsur-unsur pendukung pembelajaran lain yang perlu ditambahkan dalam pembelajaran IPA di SMA

4. Pengetahuan atau keterampilan yang perlu dipindahkan pembelajarannya dari kelas berapa ke kelas berapa 5. Lain-lain

Вам также может понравиться