Вы находитесь на странице: 1из 12

HAND OUT O3 MATA KULIAH ILMU POLITIK

SEJARAH, PENDEKATAN DAN BIDANGBIDANG ILMU POLITIK

1. Sejarah Perkembangan Ilmu politik Untuk mengetahui perkembangan ilmu politik, kita ilmu pada politikdalam kerangka yang luas.Sebagaimana harus telah meninjau diterangkan

bagian pendahuluan ilmu politik ditinjau dari kerangka yang luas telah ada ilmu

sekitar tahun 427 S.M. terbukti dari hasil karya filosof seperti Plato dan Aristoteles. Bahkan Plato yang telah meletakan dasar-dasar pemikiran politik dikenal sebagai Bapak ilmu politik. Baik Plato maupun Aristoteles sebagai persefektif filosofis, pada dasarnya menjadikan negara pengetahuan filsafat politik, sedangkan Aristoteles yang

telah meletakan dasar-dasar keilmuan dalam kajian politik dikenal sebagai Bapak

dan pandangan mereka tentang

merupakan sesuatu yang utuh. Perbedaan keduanya terletak pada tekanan dan obyek pengamatan yang dilakukan, kalau Plato bersifat sedangkan dukungan Aristoteles sudah mendekati empiris normatif-deskriptif, dengan memberikan

dan preferensi nilai melalui fakta yang dapat diamati dengan nyata.

Jaman ini yang terkenal dengan zaman Romawi Kuno memberikan sumbangan yang berharga bagi ilmu politik, antara lain: bidang hukum, yurisprudensi dan administrasi negara. Bidang-bidang tersebut didasarkan atas persefektif mengenai kesamaan manusia, persaudaraan keunikan nilai-nilai individu. Para filosof pada zaman ini berusaha mencari esensi ide-ide seperti keadilan dan kebaikan, juga mempertimbangkan masalah-masalah esensial lainnya seperti pemerintahan yang baik, kedaulatan, kewajiban negara terhadap setiap orang, ke-Tuhan-an dan

warga negara atau sebaliknya. Analisis-analisis yang digunakan bersifat analisis normatif dan deduktif. Analisis normatif adalah membicarakan asumsi-asumsi bahwa ciri khas tertentu adalah baik atau diinginkan, sedangkan analisis deduktif adalah didasarakan pada penalaran dari premis umum menuju kesimpulan khusus. Memasuki abad pertengahan eksistensi ilmu kemandekkan. Hal ini disebabkan politik justru mengalami

karena telah terjadi pergeseran institusi oleh intelektual dan politik

kekuasaan dari negara kepada gereja. Pada masa ini negara menjadi kurang penting, sehingga pemikiran politik didominasi gereja Kristen. Dalam keadaan seperti pemikiran politik lebih cenderung kajian politik pada masa ini

berurusan untuk menjawab apa yang seharusnya, apa yang baik/buruk, bukan pernyataan tentang apa yang ada/nyata. Jadi mengalami kemunduran seperti era Plato (filosofis) bukan bersifat keilmuan. Namun, abad ini tetap memberikan sumbangan konsepsial bagi ilmu politik, seperti konsepsi mengenai penyatauan dunia, upah yang tertinggiyang perlu ditaati manusia. Setelah memasuki abad kelima belas ilmu politik mengalami kemajuan yang berarti terutama dalam obyek dan pengkajian maupun metode yang digunakan dalam pengamatan/penelitian di bidang politikdibandingkan jujur, dan hukum

masa-masa sebelumnnya. Analisa normatif dan deduktif walau tetap masih dipergunakan tetapi telah terpengaruhi oleh penemuan-penemuan baru dan teori diberbagai bidang pengetahuan kemanusiaan lainnya. Sedangkan perkembangan politik di negara Eropa. Anda tentu mengenal beberapa negara di Eropa yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan ilmu-ilmu sosial pada umumnya dan ilmu politik pada khusunya. Di negara-negara seperti Jerman, Prancis dan Austria perkembangan ilmu politik memasuki abad kedelapan belas sangat dipengaruhi oleh ilmu hukum. Itulah sebabnya fokus perhatian perhatiannya hanya terpusat pada negara.

Lain halnya perkembangan ilmu politik di Inggris dan Amerika serikat.

Pada abad kedelapan belas, di Inggris permasalahan politik lebih banyak merupakan kajian filsafat serta pembahasannya tidak terlepas dari sejarah. Sedangkan di Amerika Serikat yang telah menempatkan pangajaran politik di universitas semenjak tahun 1858, mula-mula studinya lebih bersifat yuridis, akan tetapi semenjak abad ini telah melepaskan diri dari kajian yang bersifat yuridis dengan lebih memfokuskan diri atas pengumpulan data empiris. Baru memasuki awal abad kedua puluh kajian ilmu politik telah

menjauhi studi yang semata-mata legalistis normatif maupun yang murni normatif dan deduktif. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan teori ilmu pengetahuan sosial lainnya, terutama konsepsi pragmatisme dan pluralisme. Faktor pertama tentang hakekat manusia, telah diakui bahwa sifat manusia sangat beragam dan kompleks. Pengakuan akan sifat manusia tersebut menimbulkan implikasi-implikasi yaitu: pertama, digugatnya pernyataan mengenai hukum menentukan pemerintahan yang baik, hal ini disebabkan sifat manusia yang berbeda-beda. Kedua, tidak semua manusia akan berperilaku sama dalam suatu lembaga tertentu. Ketiga, sifat itu diyakini sebagai obyek resmi penelitian. Faktor yang kedua yang mempengaruhi ilmu politik adalah fragmatisme. Ini berarti bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan manusia tidak dapat dinilai dari logika, melainkan dari hasil tindakan atau perilaku tersebut. Misanya, sesorang dicap sebagai a-nasionalis, karena hasil dari tindakan dan perilakunya selalu menunjukkan sikap antipati terhadap bangsa sendiri, terhadap produksi dalam negeri, menjelek-jelekan bangsa sendiri di hadapan sebagainya. Sedangkan faktor yang pengertian bahwa kekuasaan ketiga, yakni pluralisme, mengandung Misalnya, berbagai organisasi kebijakan bangsa lain, dan yang berubah tentang hakekat manusia,

dalam politik dibagi-bagi antara berbagai pemerintahan.

kelompok, partai dan lembaga-lembaga oposisi memiliki pemerintah. Hal kekuasaan

kemasyarakatan, golongan, partai politik, dan yang lebih ekstrim seperti partai untuk mempengaruhi ini disebabkan karena organisasi kemasyarakatan dan partai

politik tersebut memiliki kekuasaan untuk melakukan itu walaupun tersebut belum tentu mampu mempengarui kekuasaan yang lainnya. Latihan:

kekuasaan

Setelah mempelajari bagian ini, coba oleh saudara buat beberapa fase/tahap perkembangan ilmu politik melalui bagan berdasarkan uraikan di atas ! Kemudian diskusikan hasil anda dengan hasil teman anda, untuk saling melengkapi dan tukar menukar pikiran.

2. Pendekatan dalam Ilmu Poltik Setelah anda mengetahui sejarah perkembangan ilmu politik, sekarang anda akan diperkenalkan dengan beberapa pendekatan yang dipakai dalam ilmu politik. Pendekatan dalam ilmu politik merupakan suatu cara atau sudut pandang yang digunakan oleh para ilmuwan politik dalam menelaah politik itu sendiri. Pendekatan-pendekatan yang digunakan akan menimbulkan berbagai implikasi terhadap metode-metode yang digunakan pengkajian ilmu sendiri. Tak jarang terdapat dengan pertentangan antara pendekatan yang politik satu

pendekatan lainnya, hal ini disebabkan oleh karena keanekaragaman

pemikiran manusia itu sendiri. Namun demikian, ada pula pendekatan yang satu menyokong atau melengkapi pendekatan sebelumnya. Dari sejarah perkembangan ilmu politik telah bermunculan berbagai

pendekatan yang dipergunakan dalam kajian politik, hal dilakukan dalam rangka menyempurnakan kedudukan ilmu politik displin ilmu yang mempunyai dasar, kerangka, obyek serta ruang lingkup yang jelas. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Pendekatan tradisional Pendekatan tradisional mengutamakan analisis normatif yang bersumber pada logika. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang pertama kali digunakan dalam kajian politik. Hal mana apabila kita analisa metode dan teknik penelaahan politik yang dilakukan oleh Plato sebenarnya merupakan

penggunaan pendekatan ini. Karena pendekatan ini merupakan pendekatan yang pertama kali muncul dalam kajian ilmu politik, oleh karena itu pendekatan ini dinamakan pendekatan tradisionil. Esensi dari pendekatan ini adalah meletakkan nilai-nilai asasi manusia dalam konteks kajian politik melalui hasil renungan, bukan didasari oleh kenyataan-kenyataan yang ada. Beberapa pelopor pendekatan ini seperti Eric Voegelin, Leo Strauss, John Hallowell berpendapat bahwa politik tidak dapat terlepas dari nilai dan pandangan hidup, seperti negara yang adil, sistem politik yang paling baik, masyarakat yang dituju, dan sebagainya. Ciri-ciri dari pendekatan tradisonil adalah sebagai berikut :

1) pendekatan didasarkan atas aspek nilai, 2) bersifat


atau filosofis, menerangkan apa yang baik/buruk nilai-nilai esensial,

3) bersifat ilmu terapan, yakni langsung dapat dipergunakan


oleh aktor-aktor politik, seperti negara yang dianggap baik apabila memiliki raja yang jujur, adil, dan sebagainya. Hal ini tentu dapat diperaktekan langsung dalam kehidupan kenegaraan,

4) bersifat historis-yuridis, ini berarti


pada nilai-nilai sejarah dan

lebih mementingkan dokumen-dokumen yang

memiliki kekuatan hukum, sedangkan yang terakhir adalah bersifat kualitatif, Ini berarti tidak didasarkan oleh fakta-fakta dalam bentuk angka-angka tertentu b. Pendekatan Behavioral Pendekatan ini timbul sesudah Perang Dunia II tahun lima puluhan, merupakan terutama sekitar gerakkan yang berusaha memperbaharuhi

pendekatan sebelumnya (pendekatan tradisonal) yang dianggap tidak mampu mengungkapkan berbagai fenomena-fenomena politik secara obyektif. Pendekatan ini lebih menitikberatkan kenyataan dan fakta sebagai obyek

yang perlu dipelajari. Esensi dari kaum Behavior adalah keyakinan bahwa ilmu politik harus bergerak menuju sebuah disiplin ilmu pengetahuan yang ilmiah. Kaum Behavior menjadikan tindakan dan perilaku individu atau kelompok sebagai obyek penelitiannya. Aliran behavior, a.l. David Hume, berpendapat bahwa fakta dan nilai adalah dua hal yang berbeda. Ia berpendapat bahwa tidak saja fakta dan nilai harus terpisah, tetapi bahwa nilai juga tidak mempunyai tempat dalam analisis politik. Menurut pengamatan kaum Behavior, penelitian politik harus bukan semata-mata produk logis pikiran seseorang. Pendekatan Behavioral telah memberikan sumbangan yang teramat dapat menciptakan teori yang dapat menjelaskan perilaku manusia yang diamati dan

besar bagi eksistensi ilmu politik sebagai displin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Sumbangan dari pendekatan ini antara lain: untuk mempelajari kegiatan dan susunan berbeda ideologi sejarah dengan mempelajari mekanisme memberikan kesempatan kebudayaan dan politik diberbagai negara yang dalam menjalankan fungsi-fungsi menurut David Easton, dikutip

perkembangannya, latar belakang

tertentu. Pendekatan ini telah membantu bagi perkembangan studi perbandingan politik. Konsep-konsep pokok kaum Behavior A. Hoogerwerf dalam buku Politikologi, adalah sebagai berikut:

1. Keteraturan.
Ini berarti bahwa kelakuan politik menunjukkan keteraturan yang nyata, yang dapat dirumuskan dalam gegeralisasi atau teori-teori dengan suatu nilai dan meramalkan.

2. Verifikasi. Pengertian ini mengandung makna berlakunya generalisasi pada prinsipnya harus dapat diuji dengan menunjukkan kepada kelakuan.

3. Teknik. Hal ini berarti bahwa untuk mengumpulkan dan menginterprestasi keterangan-keterangan teknik penelitian yang cermat. 4. Kwantitatif. Untuk kecermatan penelitian maka dibutuhkan pengukuran dan penentuan kwantitas. diperlukan teknik-

5. Nilai.
Penilaian etis dan empiris adalah dua hal yang berbeda. Seorang ahli politik harus memilih salah satunya, asalkan keduanya tidak dicampurbaurkan.

6. Sistematis.
Penelitian harus sistematis dan oleh karena itu berhubungan erat dengan pembentukan teori.

7. Ilmu Murni.
Penerapan pengetahuan adalah bagian dari ilmu pengetahuan 8. Integrasi Penelitian ilmu politik harus terbuka bagi hasil-hasil dari ilmu pengetahuan sosial lainnya. Untuk memudahkan anda mempelajari kedua pendekatan di atas, anda dapat melihat beberapa perbedaan antara pendekatan tradisional dan pendekatan Pendekatan Behavioral menekankan aspek behavioral yang digambarkan sebagai berikut: Pendekatan Tradisional

-lebih menekankan aspek -lebih nilai -bersifat filosofis -ilmu terapan -historis-yuridis -kualitatif fakta

-bersifat empiris -ilmu murni -sosiologis-psikologis -kuantitatif

c. Pendekatan Relativisme Nilai Ilmiah Sekarang anda diperkenalkan dengan pendekatan ilmu politik yang ketiga, yaitu pendekatan relativisme nilai ilmiah. Pendekatan ini merupakan usaha Behavioral. berpendapat Menurut Arnold Brecht (1958) dalam Political suatu Theory untuk mengatasi pertentangan antara kaum Tradisonal dan kaum bahwa penting menempatkan kembali tujuan-tujuan dan nilai-

nilai sebagaimana pada masa yang lampau dalam pusat teroi politik akan tetapi lain dari pada abad-abad terdahulu, pembahasannya harus dilakukan dengan sarana-sarana ilmiah. Inti ajaran Brecht secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Sesuatu dianggap ilmiah apabila mempunyai tujuan yang bermangfaat,


kebermanfaatan tersebut merujuk pada nilai-nilai yang dimiliki untuk memperoleh tujuan tersebut.

2. Sesuatu

dianggap

ilmiah

apabila

hal

tersebut dianggap berharga,

keberhagan itu didasarkan oleh suatu pendapat atau pandangan dari seseorang atau sekelompok orang. Dalam perkembangannya, pendekatan ini tidak lebih terkenal dari pada pendekatan-pendekatan lainnya, hal dukungan para mana disebabkan oleh terbatasanya pendekatan ini. Namun sarjana politik terhadap

demikian menurut penulis, pendekatan ini dapat dijadikan sebagai pelopor atau malahan dapat dikatakan sebagai peletak dasar bagi pendekatan postbehavioral

d. Pendekatan Postbehavioral Terakhir anda akan diperkenalkan dengan pendekatan yang mencoba merekatkan ketiga teori di atas, yaitu dengan pendekatan postbehavioral. Setelah lahirnya pendekatan relativisme puluhan nilai ilmiah, menjelang akhir tahun enam Behavioral, yaitu pendekatan timbul suatu pendekatan baru yang juga menjembatani perbedaan

pendapat antara kaum Tradisional dan kaum

postbehavioral. Aliran postbehavioral pada intinya berpendapat bahwa penelitian ilmiah oleh kaum Behavioral nilai telah menghasilkan penelitian yang berharga, tetapi karena selain juga hasil hanya memusatkan perhatian pada topik hasil penelitiannya dapat menimbulkan dampak negatif mengesampingkan

yang berulang. Sebagai contoh, seorang sarjana politik yang yang meneliti teknik dan cara pelaksanaan yang kekuasaan yang efektif tentu akan mendapatkan hasil berharga bagi para pelaksana politik, namun bilamana penelitian ini bukan tidak mungkin akan melahirkan suatu cara

mengesampingkan nilai-nilai yang berlaku akan berdampak negatif terhadap masyarakat, sehingga pelaksanaan kekuasaan yang sewenang-wenang. Tujuh sifat karakter post behavioralisme dan menggambarkannya sebagai the credo relevan atau suatu penyulingan bayangan maksimal (ditilation of maksimal maksimal image ),yaitu sebagai berikut : 1. Dalam penelitian politik , substansi atau isi pokok harus mendahului teknikteknik . 2. Ilmu politik masa kini seharusnya memberikan penekanan utamanya kepada perubahan sosial dan bukan kepada pemeliharaanya (social preservation) . 3. Ilmu politik selama periode behavioral, secara penuh telah melepaskan dirinya dari realitas politik yang sifatnya masih kasar (brute realitis of politis). 4. Kaum behavioratis telah memberikan penekanan yang begitu besar kepa pahampaham keilmiahan serta pendekatan yang bebas nilai, sehingga masalah nilai untuk tujuan-tujuan praktis tak pernah menjadi suatu bahan pertimbangan . 5. Kaum post behavioralisme, Ingin mengingatkan parailmuan politik bahwa sebagai kaum intelektual mereka mempunyai tanggung jawab untuk melindungi peradaban nilai-nilai kemanusiaan . 6. Kaum post behavioralisme meminta adanya ilmu yang mem punyai komitmen untuk bertindak (action science), untuk menggantikan ilmu yang bersifat kontemplatif .

7. Politisasi dari semua profesi, dari semua asosiasi professional

C. Bidang - Bidang Ilmu Politik


Dengan berkembangnya ilmu politik menjadi disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, beberapa sarjana ilmu politik berusaha mencoba mengungkapkan bidang garapan atau ruang lingkup ilmu politik. Salah satu di antaranya: Conley H. Dillon seperti dikutip oleh Teuku May Rudy, (1993:18) dalam bukunya Pengatar Ilmu Politik, Wawasan Pemikiran dan Kegunaan mengungkapkan sembilan bidang garapan ilmu politik yaitu: 1. Teori Politik 2. Partai-partai politik 3. Administrasi negara 4. Hukum Internasional dan Politik Internasional 5. Organisasi Internasional 6. Pendapat umum dan Propaganda 7. Perbandingan Politik 8. Pemerintah Pusat dan Daerah

9. Hukum Tata Negara dan Hukum Internasional.


Sedangkan menurut pendapat Carlton Clymer Rodee, dkk. (1988:11-22)

mengungkapkan bahwa kajian ilmu politik meliputi: 1. Filsafat Politik 2. Peradilan dan Proses Hukum 3. Proses Eksekutif 4. Organisasi dan Tingkah Laku Administrasi 5. Politik Legislatif 6. Partai Politik dan kelompok kepentingan 7. Pemungutan suara dan pendapat umum 8. Sosialisasi politik dan kebudayaan politik 9. Perbandingan politik

10. Pembangunan politik 11. Politik dan organisasi internasional

12. Teori dan Metodelogi Ilmu politik

Pada bagian lain, buku Contemporary Political Science terbitan UNESCO 1950 menjelaskan bahwa ilmu politik dibagi dalam empat bidang, yaitu: I. Teori Politik a.Teori Politik b.Sejarah perkambangan ide-ide politik II. Lembaga-lembaga Politik a.Undang-Undang Dasar b.Pemerintahan nasional c.Pemerintahan daerah dan lokal d.Fungsi ekonomi dan sosial dari pemerintahan f.Perbandingan lembaga-lembaga politik III.Partai-partai, golongan (Group) dan pendapat umum a.Partai politik b.Golongan-golongan dan asosiasi c.Partisipasi warga negara dalam pemerintahan d.Pendapat umum IV. Hubungan Internasional a. Politik Internasional b. Organisasi dan Administrasi Internasional

c. Hukum Internasional
Dari pendapat beberapa sarjana politik di atas terlihat bahwa ruang lingkup ilmu politik meliputi bidang-bidang yang sangat luas. Namun

demikian, pada intinya ilmu politik dapat meliputi: 1.Filsafat dan teori politik. 2.Struktur dan lembaga-lembaga politik. 3.Partai politik dan organisasi masyarakat. 4.Partisipasi warga negara. 5.Hukum dan lembaga-lembaga internasional. LATIHAN

1. Analisis pengertian politik menurut Roger F. Soltau dan Harlod D.


Laswell dan jelaskan perbedaannya?

2. Buatkan garis besar perkembangan ilmu politik sejak zaman Romawi Kuno
hingga Abad kedua puluh?

3. Gambarkan perbedaan pendekatan tradisional dan pendekatan behavioral? 4. Buatkan suatu bagan yang menjelaskan bidang kajian ilmu politik menurut
UNESCO?

5. Sebutkan dan jelaskan pengelompokkan teori ilmu politik dalam dua


kelompok besar berdasarkan sifat dan ciri-ciri yang sama?

Вам также может понравиться