Вы находитесь на странице: 1из 34

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Baiturrohim dalam Organizing dalam Perspektif Psiko-Syariah Islam menerangkan bahwa adalah Allah Swt Dzat Yang Maha Sempurna dalam penciptaan dan pengaturanya (Al Khaliq, Al Mudabbir) alam, manusia dan kehidupan. Dialah yang menciptakan sistem kehidupan ini tidak cacat dan tidak pula bathil sedikitpun. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 191: Rabbana ma khalaqta hadza baathila subhaanaka waqinaa adzaabannar (Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka. Dan, diantara kesempurnaan penciptaan-Nya adalah terciptanya sistem organisasi alam, manusia dan kehidupan (al kaun, al insan, al hayah). Terhadap penciptaan alam, demikian sempurnanya sistem tata surya, makro kosmos hingga mikro kosmos. Dalam tata surya, Allah Swt telah menciptakan sistem pengorganisasian yang luar biasa bagaimana ciptaan itu berstatus dan berperan sesuai garis edarnya masing-masing sehingga tidak bertabrakan. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surat Yasin ayat 38 yang artinya : dan matahari berjalan di tempat peredaranya. Demikian ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Demikian halnya terhadap penciptaan manusia, terdapat sebuah sistem yang demikian dahsyatnya. Tubuh sebagai suatu sistem tersusun dari sub-sistem anggota tubuh dengan super kerumitanya. Jika dalam diri manusia antar lain terdapat mata, hidung, telinga, kaki, syaraf, darah, otak, jantung, dsb...semuanya sebagai suatu sistem tubuh yang memiliki fungsi masingmasing dan terorganisasi secara sempurna hingga menghasilkan sosok manusia yang sempurna.

Di sini, jika dicermati maka terdapat fungsi organizing sehingga menghasilkan output super sempurna tiada tara. Allah Swt berfirman dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 208 : Artinya : Hai orangorang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Ditinjau dari sisi manapun, Islam merupakan agama yang kamil (sempurna) dan syamil (menyeluruh), yang mengatur seluruh aspek kehidupan secara professional. . Apa saja yang dibawa dan diperintahkan oleh Rasul (berupa syariah, maka ambillah) dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah (QS. al-Hasyar : 7) Sehingga dalam Islam pastilah segala persoalan kehidupan sudah ada tuntunan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Termasuk didalamnya konsep manajemen dan lebih khusus tentang pengorganisasian.

1.2. Perumusan Masalah Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab :21) Ayat ini memberikan motivasi dan arahan kepada umat Islam untuk mencontoh Rasulullah SAW dalam segala aspek kehidupan. Karena teladan yang telah diberikan Rasulullah baik secara konsep maupun aplikatif pasti yang paling baik bagi manusia. Sejarah mencatat dengan tinta emas kisah kegemilangan Rasulullah SAW bersama para sahabat mengorganisir dawah Islam menjadi sebuah peradaban yang luar biasa. Tentu ada rahasia panduan dan strategi bagaimana melakukan sebuah manajemen yang terbaik, termasuk didalamnya tentang pengorganisasian.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah: 1. 2. Bagaimanakah konsep pengorganisasian dalam Islam yang dicontohkan Rasulullah SAW? Apa saja kunci keberhasilan pengorganisasian yang dilakukan oleh Rasulullah SAW?

1.3. Tujuan Penulisan Berdasarkan pemaparan pada perumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk : 1. 2. Mengkaji konsep pengorganisasian dalam Islam yang dicontohkan Rasulullah SAW? Mengetahui kunci keberhasilan pengorganisasian yang dilakukan oleh Rasulullah SAW?

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengorganisasian a. Pengertian Pengorganisasian Menurut Handoko, Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan defenisi tersebut maka fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personil, finansial, materil dan tata cara untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati bersama.

b. Organisasi dan Pengorganisasian Menurut Winardi, Organisasi (organization) dan pengorganisasion (organizing) memiliki hubungan yang erat dengan manajemen. Organisasi merupakan alat dan wadah atau tempat manejer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi organik dari manajemen dan ditempatkan sebagai fungsi kedua setelah perencanaan (planning). Dengan demikian, antara organisasi dan pengorganisasian memiliki pengertian yang berbeda. Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen setelah fungsi perencanaan sehingga masing-masing anggota organisasi mendapat tugas dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jika proses pengorganisasian

dalam suatu organisasi di atas dilakukan dengan baik dan berdasarkan ilmiah, maka organisasi yang disusun akan baik, efektif, efisien dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian, antara organisasi (organization) dengan pengorganisasian (organizing) memiliki hubungan yang sangat erat. Pengorganisasian yang baik akan menghasilkan organisasi yang baik pula. Pengorganisasian diproses oleh organisator (manajer) sehingga pengorganisasian itu bersifat dinamis dan hasilnya adalah organisasi yang bersifat statis.

2.2 Arti Penting Pengorganisasian Pengorganisasian adalah salah satu fungsi managemen yang juga mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunaannya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang menager dapat mengetahui : a. b. c. d. e. Pembagian tugas untuk per orangan dan kelompok Pembagian tugas untuk per orangan dan kelompok Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi anggota dan staf sebuah organisasi. Pendelegasian wewenang. Pemanfaatan dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi Pengorganisasian atau organizing secara alamiah merupakan fase kedua (setelah planning) dari setiap sistem organisasi besar atau sekecil apapun. Dalam tataran syariah dapat diambil dari petunjuk nash Al Quran ataupun ketauladanan Rasulullah Saw dalam berperilaku.

Secara nash, Allah swt berfirman dalam Al Quran surat ash-Shaff ayat 4 : Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. Demikian halnya firman Allah Swt dalam Al Quran surat At Taubah ayat 71 : Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Jadi, setidaknya dua ayat dari dua surat tersebut memberikan pelajaran bagi kaum muslimin terhadap urgensinya sebuah pengorganisasian untuk mencapai tujuan. Ayat tersebut turun dari Allah Dzat yang Maha Pencipta, Pengatur dan Maha Tahu sehingga memberikan pengajaran pada kaum muslim sebagai sebuah syariah kehidupan. Dan, realitasnya benar adanya tanpa organisasi maka apapun tidak akan berjalan, bahkan justru kegagalan. Rasulullah Saw pun senantiasa melaksanakan fungsi pengorganisasian dalam menjalankan aktivitas hidupnya. Dalam buku Manajemen Syariah dalam Praktek yang disusun oleh Prof. KH. Didin Hafidhuddin dan DR. Hendri Tanjung mengatakan bahwa sahabat Ali Bin Abi Thalib menggambarkan bahwa kebatilan yang diorganisir dengan rapi akan dapat mengalahkan perkara yang haq namun tidak diorganisir dengan baik. Sehingga pengorganisasian memiliki peranan yang sangat penting agar setiap pekerjaan (amal) dalam sebuah organisasi dapat dilakukan dengan baik, rapi, tertata dan memiliki daya guna yang optimal.

2.3 Ruang Lingkup Pengorganisasian Dalam Winardi disebutkan bahwa proses pengorganisasian juga mencakup kegiatankegiatan berikut: 1. Pembagian kerja yang harus dilakukan oleh individu atau kelompok-kelompok tertentu. 2. Pernbagian aktivitas menurut level kekuasaan dan tanggungjawab. 3. Pengelompokan tugas menurut tipe dan jenisnya. 4. Penggunaan mekanisme koordinasi kegiatan individu /kelompok. 5. Pengaturan hubungan kerja antara anggota organisasi. Adapun langkah-langkah pengorganisasian dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Tujuan, manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai; apa profit motive atau service motive. 2. Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan dan mengspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. 3. Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan kegiatankegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama; kegiatan-kegiatan yang bersamaan dan berkaitan erat disatukan ke dalam satu departemen atau satu bagian. 4. Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen. 5. Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen atau bagian. 6. Perincian peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang-tindih tugas terhindarkan.

7.

Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan dipakai, apakah line organization, line and staff organization ataukah function organization.

8.

Struktur organisasi (organization chart = bagan organisasi), artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi yang bagaimana yang akan dipergunakan, apa struktur organisasi segitiga vertikal, segitiga horizontal, berbentuk lingkaran, berbentuk setengah lingkaran, berbentuk kerucut vertikal/horizontal ataukah berbentuk oval.

2.4 Karakteristik Manajemen Rasulullah SAW Manajemen Rasulullah SAW memiliki berbagai macam kelebihan, keunikan dan ciri khas yang sangat menonjol dibandingkan gaya manajemen lainnya. Karakteristik inilah yang membedakan Rasulullah saw dengan pemimpin lainnya. Dalam segala aspek kehidupan, Rasulullah SAW selalu unggul. Tidak ada di dunia ini pribadi yang ucapan, perkataan dan perbuatannya dibukukan hingga berjilid-jilid banyaknya seperti Rasulullah SAW. Menurut Haryanto dalam buku Rasulullah saw Way of Managing People, karakteristik manajemen Rasulullah SAW, yaitu : 1. Ketuhanan Ilahiyah Ciri utama dan pertama dari manajemen Rasulullah saw adalah manajemen yang didasarkan oleh nilai-nilai yang diajarkan dan diwahyukan Allah SWT dalam bentuk Al-Quran. Turunnya al-Quran yang bertahap inilah yang kemudian menjadi panduan Rasulullah saw dalam mengelola dakwahnya. Memberikan arahan dan pedoman untuk terwujudnya visi Islam di muka bumi.

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. (Ash-Shof : 9) Visi dakwah dan manajemen Rasulullah saw berorientasi akidah, ibadah, penyembahan dan pengabdian kepada Allah SWT. Visi lainnya yaitu menjadikan Rasulullah Saw menjadi pemenang dalam masalah dunia. Sehingga Islam dan umatnya menjadi pemenang sejati, menjadi sebaik-baik umat (khoiru ummah) dan sebaik-baik makhluk (khoirul bariyyah). Sehingga menjadi pemenang dan juara dunia dan akhirat. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Al-Imron : 110) Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. (Al-Bayyinah : 7) ..dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka" (Al-Baqoroh : 201) Visi yang berlandaskan Islam inilah yang menjadikan gaya manajemen Rasulullah saw sukses secara gemilang dalam segala aspek kehidupan. Baik dalam aspek agama, sosial, ekonomi, seni, budaya dan pemerintahan. Baik dalam masalah pribadi, keluarga, masyarakat, kenegaraan dan hubungan internasional. 2. Universal dan Menyeluruh Manjemen Rasulullah saw adalah manajemen yang universal dan menyeluruh (syamil), baik dari sisi waktu maupun tempat. Sehingga manajemen Rasulullah saw dapat diterapkan

dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Apakah ia seorang pendidik, ekonom, jendral maupun manajer dan direktur semua dapat mencontoh dan mengaplikasikan konsep manajemen rasulullah saw. Hampir 100 persen murid Rasulullah saw yaitu para sahabat memiliki karakteristik unik dan menyejarah berkat kepiawian beliau dalam memenej umatnya. Dan saat ini terbukti bahwa para pemimpin besar saat ini banyak mencontoh konsep dan aplikasi manajemen Rasulullah SAW. 3. Humanis Manajemen Rasulullah saw adalah manajemen yang humanis, yaitu manajemen yang sesuai dan selaras dengan kehidupan manusia. Karena Rasulullah saw adalah manusia biasa. Sehingga semua sikap, perilaku dan prestasinya dapat kita contoh. Bedanya Rasulullah saw menerima wahyu dan terjaga dari dosa dan kesalahan (mashum), sementara kita tidak. Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (alKahfi : 110) Sebagai manusia biasa Rasulullah saw melakukan aktivitas seperti kita pada umumnya. Beliau makan, minum, sehat, sakit, sedih, gembira, bercanda, bekerja dan menikah. Dalam peperangan, Rasulullah saw juga seperti manusia pada umumnya yaitu menggunakan alat pengaman dan menderita luka-luka. Akan tetapi meskipun Rasululla saw sudah dijamin Allah swt masuk surga, beliau tetap sibuk dan bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah SWT sehingga terlihat kaki beliau bengkak dikarenakan lamanya beliau sholat (berdiri, ruku dan sujud).

10

4. Realistis Manajemen Rasulullah saw adalah manajemen yang realistis, yaitu manajemen yang dapat dilakukan dan diterapkan oleh seluruh manusia. Sebagai bentuk realistis sejarah, adalah faktor sebagian sebab turunnya wahyu Al-Quran (asbabun nuzul). Adanya asbabun nuzul ini membuktikan bahwa al-Quran turun berkaitan dengan kehidupan riil Rasulullah saw dan para sahabat dalam menjawab seluruh permasalahan kehidupan. Dan sudah dibuktikan kesuksesan penerapannya dalam kehidupan. Termasuk didalamnya sebab munculnya hadis Rasulullah saw (asbabun wurud), adalah untuk mensikapi kondisi riil masyarakat saat itu. 5. Harmonis Manajemen Rasulullah saw adalah manajemen yang seimbang atau harmonis yang memadukan semua unsur manajemen untuk mencapai tujuan dalam komposisi yang seimbang, serasi dan selaras. Keharmonisan ramuan manjemen rasulullah inilah yang menghasilkan berbagai prestasi dan kesuksesan amal. Sehingga, hasilnya selalu optimal, efektif, efisien dan ekonomis. Hal menarik yang dapat dikaji adalah bagaimana Rasulullah saw mengorganisir 300 orang sahabat saat perang Badar dengan peralatan yang amat sederhana dan persiapan yang minim, mampu mengalahkan pasukan Quraisy yang berjumlah seribu orang dengan perlengkapan terbaik. Atau saat perang Ahzab ketika 1000 kaum muslim melawan 10.000 pasukan koalisi Quraisy, Yahudi dan munafik yang menyerang Madinah. Hai Nabi, Kobarkanlah semangat Para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.

11

sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Anfaal : 65-66) Berdasarkan ayat diatas diketahui bahwa kualitas 1 orang yang sabar sebanding dengan 2 orang musuh hingga 10 orang musuh tapi dalam bentuk kelompok yaitu 20 atau 100 orang. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan kondisi personel (sabar) dan team work atau kerjasama atau tolong menolong. Hal ini pula menunjukkan bahwa Islam lebih mementingkan superteam dibandingkan superman. Tentu didukung dengan personel yang handal dan memiliki visi dan perilaku yang mumpuni juga. 6. Dinamis Manajemen rasulullah saw adalah manajemen yang dinamis karena menghadapi permasalahan yang banyak dan kadang kala sangat pelik, dimana harus dipecahkan dan dicarikan solusinya setiap saat, setiap tempat dan setiap waktu. Dinamika manajemen rasulullah saw ini berkaitan dengan banyak sisi kehidupan. Mulai dari masalah pribadi, keluarga, kemasyarakatan dan negara. Dalam peperangan misalnya rasulullah saw melakukan 62 kali peperangan. Di Madinah rasulullah saw hidup 10 tahun atau 120 bulan. Berarti tiap 2 bulan sekali Rasulullah saw melakukan peperangan. Uniknya keamanan negeri Madinah tetap aman, stabil dan terkendali.

12

7. Mudah Manajemen Rasulullah saw adalah manajemen yang mudah. Tidak rumit tidak memberatkan dan tidak memberatkan dan tidak berlebihan. Karena semuanya telah diukur dan diformat sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas manusia. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Ar-Ruum : 30) Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (Al-Baqoroh : 185) Sesungguhnya Allah tidak menngutusku untuk menyusahkan, tidak pula dengan keras kepala, melainkan Dia mengutusku sebagai guru yang menggembirakan (HR. Muslim) Itulah ruh dan inti manajemen Rasulullah saw yaitu dalam rangka memberikan kemudahan dan memberi kabar gembira kepada umatnya. Karena itulah manajemen Rasulullah saw sangat compatible dengan fitrah manusia. 8. Berkeadilan Yang dimaksud berkeadilan yaitu memberika tugas, hak, kewajiban dan kewenangan sesuai dengan kompetensi, kapasitas, kapabilitas, hak dan kewajibannya. Rasulullah saw adalah manusia yang paling adil dalam memperlakukan pengikutnya. Bahkan terhadap musuh, hewan dan tumbuhan sekalipun. Dan beliau pribadi yang paling konsisten menegakkan hukum dan keadilan. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu

13

terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Maidah:8)

2.5 Peran Fiqih Prioritas dalam Pengorganisasian Islam mengajarkan untuk menempatkan segala sesuatu pada peringkatnya dengan adil. Rasulullah SAW dan para Sahabat juga telah mencontohkan bagaimana penerapan prioritas, khususnya dalam hal semangat mengejar keutamaan dalam beramal. Dalam al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW banyak dalil yang membahas tentang penentuan prioritas, diantaranya : Dalam Al-Quran : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS al-Qashash: 77) Dan Allah SWT telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. (QS ar-Rahman:7-9) "Apakah orang-orang yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan mengurus Masjid al-Haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum Muslim yang zalim. Orang-orang yang beriman

14

dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS at-Taubah, 19-20) Dalam Hadits Rasulullah saw : "Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian; dengan kelebihan sebanyak dua puluh tujuh tingkatan. (Hadits Muttafaq 'Alaih, dari Ibn Umar) "Sesungguhnya keikutsertaan salah seorang dari kamu dalam jihad di jalan Allah adalah lebih baik daripada shalat yang dilakukan olehnya di rumahnya selama tujuh puluh tahun. (Hadits Hasan diriwayatkan Turmidzi, dari Abu Hurairah; Hadits Shahih diriwayatkan Al-Hakim) Syaikh Yusuf Al-Qardhowi dalam bukunya Fiqih Prioritas menyebutkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas (fiqih prioritas), diantaranya : a. b. c. d. Sesuatu yang tidak penting, tidak didahulukan atas sesuatu yang penting. Sesuatu yang penting tidak didahulukan atas sesuatu yang lebih penting. Sesuatu yang tidak kuat (marjuh) tidak didahulukan atas sesuatu yang kuat (rajih). Sesuatu "yang biasa-biasa" saja tidak didahulukan atas sesuatu yang utama, atau yang paling utama e. Sesuatu yang semestinya didahulukan harus didahulukan, yang semestinya diakhirkan harus diakhirkan. f. g. Sesuatu yang kecil tidak perlu dibesarkan, dan sesuatu yang penting tidak boleh diabaikan. Setiap perkara mesti diletakkan di tempatnya dengan seimbang dan lurus, tidak lebih dan tidak kurang Dan dalam prioritas amal syaikh Qardhowi, memberikan catatan yaitu: a. Prioritas amal yang kontinyu atas amal yang terputus-putus

15

b. c. d.

Prioritas amal yang luas manfaatnya atas perbuatan yang kurang bermanfaat Prioritas pada amal yang lebih lama manfaatnya dan lebih langgeng kesannya Prioritas amalan hati atas amalan badan Begitu pula dalam pengorganisasian mutlak diperlukan konsep fiqh prioritas. Dalam

aplikasinya khususnya dalam pengorganisasian, fiqih prioritas dapat dipakai dalam penentuan dan pembuatan strategi maupun langkah-langkah pengorganisasian. Dengan harapan pengorganisasian yang dilakukan sesuai dengan tuntunan dan kaidah Islam, sehingga hasilnya pun akan lebih baik lagi.

2.6 Amanah dan Kekuasaan Secara bahasa amanah berasal dari kata-kata aman yaitu kebalikan dari takut. Sedangkan amanah adalah kebalikan dari khiyanat. Menurut Istilah: Prilaku yang tetap dalam jiwa, dengannya seseorang menjaga diri dari apa-apa yang bukan haknya walaupun terdapat kesempatan untuk melakukannya, tanpa merugikan dirinya dihadapan orang lain. Dan menuanaikan kewajibannya kepada orang lain, walaupun terdapat kesempatan untuk tidak menunaikannya tanpa merugikan dirinya dihadapan orang lain. Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat." (An-Nisa': 58).

16

Allah berfirman, "Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh," (Al-Ahzab: 72).

Abu Hurairah ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tanda-tanda orang munafik ada tiga; jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanat ia berkhianat." (Muttafaq Alaihi). Di riwayat lain ditambahkan,'Walaupun ia berpuasa dan shalat serta mengklaim dirinya muslim."

2.7 Pendelegasian Winardi menerangkan bahwa pendelegasian dapat diartikan kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya/bawahannya untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepada staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas-tugas itu sebaik baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan hal-hal yang didelegasikan kepadanya, Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas dan wewenang bisa didelegasikan. Pertanyaan yang timbul adalah apakah tanggung jawab bisa didelegasikan. Pertanyaan ini kalau direnungkan bahwa wewenang pimpinan tingkat atas dapat meletakkan tanggung jawab kepada manajer lini untuk mencapai tujuan tertentu, Delegasai wewenang adalah proses yang paling fundamental dalam organisasi, sebab pimpinan tak kan sanggup melakukan segala sesuatu dan membuat setiap keputusan. Jadi

17

pimpinan harus memberikan kepada orang lain wewenang membuat keputusan dan melaksanakan beberapa fungsi. Pimpinan yang enggan mendelegasikan tugas dan wewenang acapkali disebabkan oleh dirinya sendiri yang kurang percaya terhadap orang lain. Organisasi dapat mencapai target dan sasaran jika berjalanya fungsi pendelegasian wewenang. Dalam konsepsi Islam terdapat pemikiran yang sangat cerdas, dimana ketika seseorang diangkat menjadi pemimpin maka pada hukum asalnya dia bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap uraian pekerjaan yang telah diamanahkannya, sejak dari hulu hingga hilir, Rasulullah saw terbiasa melakukan pendelegasian tugas kepada para sahabat. Dalam memberikan tugas Rasulullah saw mengatur secara bergantian. Misalnya sebagai komandan perang atau komandan regu, kadang rasulullah saw menugaskan Mundzir bin Amr, Zubair bin Awwam, Abdullah bin Zubair, Ali bin abi Thalib, Usamah bin Zaid, dst. Hal ini beliau lakukan untuk melatih anak buahnya (para sahabat) menempati berbagai penugasan dan berbagai posisi yang berbeda. Dengan demikian akan lahir calon-calon pemimpin yang sudah matang dan memiliki jam terbang yang tinggi. Apabila Rasulullah saw meninggalkan Madinah, beliau selau menunjuk pengganti / wakil mirip seperti pejabat sementara (PJS) atau pelaksana harian (PLH). Penunjukkan seperti ini memiliki banyak manfaat. Antara lain agar tidak terjadi kekosongan kepimpinan dalam suatu posisi, dalam menjalankan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Untuk melihat dan menilai kompetensi anak buah dalam mengembang tugas yang lebih berat, serta sebagai promosi dan pengembangan karir. Hal itu sekaligus dalam rangka meningkatkan kompetensi setiap individu. Yaitu dengan memberikan berbagai pengalaman yang berharga dalam mengemban tugas dan kewajiban.

18

Demikian halnya Al-Islam, ia akan kurang bermakna jika tidak diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Ada yang perlu digarisbawahi adalah setiap Rasulullah saw melakukan pendelegasian maka Rasulullah saw melakukannya dengan sepenuh hati dan penuh kepercayaan. Setelah rasulullah saw melakukan penjelasan tentang tanggungjawab dan tugas yang harus dilakukan kepada para sahabat, maka rasulullah saw menyerahkan pula seluruh kewenangan dan tenang kepada putusan tersebut.

2.8 Pensikapan Dinamika dalam Organisasi Dalam buku Manajemen Syariah dalan Praktek, Prof. K.H. Didin Hafidhuddin dan DR. Hendri Tanjung mengatakan bahwa rujukan sistem manajemen syariah adalah mengacu pada hukum yang lima (ahkamul khamsah) yakni wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Istinbath tersebut merupakan pemikiran cemerlang dalam Islam, yang tidak pernah ditemukan pada system manajemen syariah kapitalis ataupun sosialis. Dalam Al Quran surat ar-Rad ayat 11 Allah Swt berfirman sebagai berikut :Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan. Baiturrohim, mengemukakan bahwa secara fakta, seiring dinamika perubahan tata dunia moderen akan menuntut adaptasi perubahan suatu organisasi yang ketika itu dinilai mapan. Menghadapi hal tersebut maka seorang pimpinan organisasi yang berbasis syariah akan menempatkan sikap perubahan dengan merujuk pada hukum yang lima tersebut. Dalam hal ini pimpinan akan mengkaji persoalan mana yang boleh berubah dan mana yang tidak akan dirubah.

19

2.9 Rahasia Sukses Manajemen Pengorganisasian Rasulullah SAW Menurut Haryanto dalam buku Rasulullah saw Way of Managing People, ada beberapa kunci sukses manajemen (pengorganisasian) Rasulullah SAW, yaitu : a. Keyakinan untuk sukses Keyakinan adalah kunci kemenangan. Keyakinan adalah pintu untuk membuat perencanaan dan melakukan aksi. Keyakinan akan memberikan sugesti. Memberikan kekuatan dan memberikan energi tiada tara. Keyakinan itulah yang diajarkan rasulullah saw kepada pengikutnya. Meyakinkan bahwa mereka adalah pemenang dan akan menjadi pemenang selama mengikuti tuntunan Al-Quran dan sunnah Rasulullah saw. Dalam perang Ahzab (perang parit) meskipun dikepung dari segala penjuru, dikeroyok oleh kafir Quraisy, Yahudi dan Munafik, Rasulullah saw tidak gentar, bahkan beliau meyakinkan kepada para sahabatnya bahwa suatu saat negara-negara besar saat itu Romawi, Persia dan Syam akan tunduk dibawah kekuasaan Islam. Padahal saat itu untuk makan saja susah dan dalam kondisi mencekam. Sejarah pun mencatat bahwa apa yang Rasulullah saw sampaikan saat perang Ahzab, terbukti walaupun setelah melewati masa berpuluh-puluh tahun.

b. Visi dan Misi yang jelas Rasulullah Saw mencotohkan saat perjanjian Hudaibiyah, walupun secara sepintas oleh para sahabat bahwa perjanjian yang dibuat ini merugikan kaum muslimin dan protes tentang keputusan ini, akan tetapi karena Rasulullah saw memiliki visi dan misi yang jelas, perjanjian ini tetap dibuat. Dan ternyata dikemudian hari ternyata terbukti

20

bahwa langkah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw ini tepat dan menghasilkan kemengan besar (fathul Makkah)

c. Musyawarah Rasulullah saw adalah nabi dan rasul yang mashum dan senantiasa dipelihara dan dijaga Allah SWT, namun dalam mengelola umatnya Rasulullah saw tetap mengedepankan musyawarah bersama para sahabatnya dalam mengambil sebuah keputusan. Baik hal yang kecil dan remeh sampai ke urusan negara dan perang. Misalkan dalam perang Badar Rasulullah saw bermusyawarah dan menerima masukan dari Hubab bin Al-Mundzir agar pasukan isalam berada dekat dengan mata air. d. Strong Leadership Rasulullah saw adalah sosok yang memiliki kepemimpinan yang kuat. Kepemimpinan yang dibangun diatas nilai-nilai, budaya dan norma yang kokoh. Dibangun diatas ilmu, cinta, taat dan kasih sayang. Ditegakkan dengan hukum dan disiplin yang tinggi serta ditunjang dengan akhlak yang mulia. Serta dilaksanakan dengan keseriusan. Pasca perjanjian Hudaibiyah, dimana para sahabat banyak yang menentang dan ngambek bahkan ketika Rasulullah menyuruh sahabat memotong kurban, mereka menolak, tapi rasulullah saw tetap kukuh dengan pendiriannya, bahkan melakukan terlebih dahulu pemotongan kurban. Baru setalah itu para sahabat mengikuti dan kembali taat. e. Intelijen dan pengumpulan informasi

21

Kegiatan ini rasulullah saw lakukan dalam hampir semua peperangan, dalam rangka menjaga stabilitas negara dan pemerintahan Islam. Salah satu yang Rasulullah saw lakukan adalah mengirimkan intel yaitu Huzaifah ibnul Yaman untuk melakukan pengumpulan informasi saat perang Ahzab. f. Team work Team work atau kerjasama merupakan kunci sukses dawah Rasulullah saw. Kerjasama ini dilakukan dalam bentuk yang besar maupun yang kecil. Contohnya ketika Hijrah Rasulullah saw ke Madinah, Rasulullah membentuk tim kecil yang dipimpin oleh beliau dengan pembagian tugas, tanggung jawab, wewenang dan strategi yang mengagumkan. Sehingga dengan izin Allah, Rasulullah saw berhasil hijrah ke Maadinah dengan selamat. g. Komunikasi Rasulullah SAW adalah pribadi yang sangat komunikatif. Komunikasi beliau melibatkan hati, perasaan, pikiran dan tindakan yang nyata. Sehingga pesan yang disampaikan sangat mempengaruhi hati, akal dan jiwa baawahannya. Dalam berbicara Rasulullah saw menggunakan jawamiul kalim. Yaitu kata-kata yang lugas namun sarat dengan makna yang dalam. Atau kalimat yang pendek namun memiliki intisari yang dalam. Selain itu, Rasulullah saw membiasakan saling mengucapkan salam, berjabat tangan dan silaturahim. h. Turut dalam suka dan duka Suka dan duka adalah hal yanng biasa dalam kehidupan. Semua orang pasti mengalaminya, akan tetapi sedikit yang mampu menghadapinya dengan sikap yang diharapkan Allah SWT. Rasulullah saw adalah contoh terbaik dalam hal sensitifitas

22

kepedulian kepada sesama. Beliau turut dalam suka dan duka bersama sahabatnya. Beliau orang tua yang merasakan penderitaan dibandingkan dan orang terakhir yang menikmati kesenangan lebih mendahulukan sahabatnya. Termasuk dalam peperangan sekalipun. Tidak pernah keluarga Muhammad sejak datang ke Madinah merasakan kenyang dari makanan gandum tiga hari berturut-turut hingga beliau wafat. (HR Bukhori-Muslim) i. Penugasan secara bergilir Dalam memberikan tugas Rasulullah saw mengatur secara bergantian. Misalnya sebagai komandan perang atau komandan regu, kadang rasulullah saw menugaskan Mundzir bin Amr, Zubair bin Awwam, Abdullah bin Zubair, Ali bin abi Thalib, Usamah bin Zaid, dst. Hal ini beliau lakukan untuk melatih anak buahnya (para sahabat) menempati berbagai penugasan dan berbagai posisi yang berbeda. Dengan demikian akan lahir calon-calon pemimpin yang sudah matang dan memiliki jam terbang yang tinggi. Hal itu sekaligus dalam rangka meningkatkan kompetensi setiap individu. Yaitu dengan memberikan berbagai pengalaman yang berharga dalam mengemban tugas dan kewajiban. Demikian halnya Al-Islam, ia akan kurang bermakna jika tidak diaplikasikan dalam kehidupan nyata. j. Pejabat Sementara Apabila Rasulullah saw meninggalkan Madinah, beliau selau menunjuk pengganti / wakil mirip seperti pejabat sementara (PJS) atau pelaksana harian (PLH). Penunjukkan seperti ini memiliki banyak manfaat. Antara lain agar tidak terjadi kekosongan kepimpinan dalam suatu posisi, dalam menjalankan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Untuk melihat dan menilai kompetensi anak buah dalam mengembang tugas yang lebih berat, serta sebagai promosi dan pengembangan karir.

23

Dalam siroh tercatat nama-nama antara lain Said bin Ubadah, Saad bin Muadz, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dst yang diangkat sebagai pjs penguasa Madinah. k. Administrasi yang baik Rasulullah saw juga melakukan sistem administrasi yang sangat baik. Ini dibuktikan dengan adanya Piagam Madinah, Perjanjian Hudaibiyah, serta dakwah melalui surat kepada para raja. Bahkan Rasulullah saw memiliki sekretaris pribadi semisal Zaid bin Tsabit yang mencatat wahyu dan segala apa yang terjadi di Madinah. Atau Hafsah yang mengumpulkan lembaran-lembaran Al-Quran. Atau Ali bin Abi Thalib yang menuliskan perjanjian. l. Memberikan Pujian Rasulullah saw adalah manusia yang paling banyak memberikan pujian dan motivasi kepada para sahabatnya. Beliau lebih banyak memberikan reward daripada punisment. Pujian-pujian Rasulullah saw tersebut dapat dilihat pada kitab Fathul Bari karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani penjelas kitab sahih Bukhori. Beliau menyebutkan keutamaan para sahabat secara keseluruhan. Beliau juga sering memberikan gelar indah dan bagus. Baik terhadap istri-istrinya maupun para sahabatnya. Rasulullah saw benar-benar memperhatikan sahabatnya satu demi satu dengan teliti. Disamping itu Rasulullah mengajarkan para sahabat untuk banyak berdoa. Hal ini dilakukan untuk menyempurnakan keberhasilan. Untuk melahirkan rahmat dan berkah dari Allah Yang Maha Kuasa. Tidak ada satu pun aktivitas yang tidak kita temukan tuntunan doanya dari Rasulullah saw. Mulai dari kasur, bangun tidur, makan, belajar, bekerja sampai perang semua ada doanya.

24

Hal lain yang menjadi penentu keberhasilan Rasulullah saw, adalah menebar senyum. Beliau tersenyum ketika bertemu dengan sahabatnya, saat beliau menahan marah misal ketika mendengar alasan orang-orang yang tidak turut serta pada perang Tabuk atau ketika beliau berada di majelis peradilan sekalipun. Sehingga tidak mengherankan beliau mampu meluluhkan kalbu sahabat-sahabatnya dan setiap orang yang berjumpa dengannya.

25

BAB III KESIMPULAN

Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan tentang konsep pengorganisasian dalam tinjauan Islam: 1. Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 2. Karakteristik Manajemen Rasulullah Saw a. Ketuhanan b. Universal c. Humanis d. Realistis e. Harmonis f. Dinamis g. Mudah h. Berkeadilan

3. Kunci sukses (manajemen) pengorganisasian yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah : 26

a. Keyakinan untuk sukses b. Pemaparan Visi dan Misi yang jelas c. Musyawarah d. Strong Leadership e. Intelijen f. Team work g. Komunikasi h. Turut dalam suka dan duka i. Penugasan secara bergilir j. Pejabat Sementara k. Administrasi yang baik l. Memberikan Pujian

27

Kiranya pemilihan model struktur organisasi tersebut adalah perkara mubah yang boleh diambil sesuai keyakinanya pada founders-nya. Hanya rambu-rambu syariahnya secara global yang perlu menjadi acuan. Sebab Rasulullah Saw ketika ditanya seseorang tentang bagaimana cara mengkawinkan kurma, beliau hanya menjawab : antum alamu bi umuriddunyakum (kalian lebih mengetahui dengan urusan duniamu). dalam Al Quran surat az-Zukhruf ayat 32 : Artinya : Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.

bahwa sahabat Ali Bin Abi Thalib menggambarkan bahwa kebatilan yang diorganisir dengan rapi akan dapat mengalahkan perkara yang haq namun tidak diorganisir dengan baik.

Al Quran surat Al Baqarah ayat 208 : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Al Quran surat ash-Shaff ayat 4 : Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Demikian halnya firman Allah Swt dalam Al Quran surat At Taubah ayat 71 :

Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

28

Rasulullah saw pernah mengatakan bahwa : Sesungguhnya pimpinan adalah laksana perisai, tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya (HR. Muslim). Sebab Rasulullah Saw ketika ditanya seseorang tentang bagaimana cara mengkawinkan kurma, beliau hanya menjawab : antum alamu bi umuriddunyakum (kalian lebih mengetahui dengan urusan duniamu).

Al Quran surat ar-Rad ayat 11 Allah Swt berfirman sebagai berikut :Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan. (MUSLIM - 4358) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan 'Amru An Naqid seluruhnya dari Al Aswad bin 'Amir; Abu Bakr berkata; Telah menceritakan kepada kami Aswad bin 'Amir; Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Hisyam bin 'Urwah dari Bapaknya dari 'Aisyah dan dari Tsabit dari Anas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melewati suatu kaum yang sedang mengawinkan pohon kurma lalu beliau bersabda: "Sekiranya mereka tidak melakukannya, kurma itu akan (tetap) baik." Tapi setelah itu, ternyata kurma tersebut tumbuh dalam keadaan rusak. Hingga suatu saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melewati mereka lagi dan melihat hal itu beliau bertanya: 'Ada apa dengan pohon kurma kalian? Mereka menjawab; Bukankah anda telah mengatakan hal ini dan hal itu? Beliau lalu bersabda: 'Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.'

informasi

KITAB BUKHARI

HADIST NO - 4012 Telah menceritakan kepada kami Isma'il dia berkata; Telah menceritakan kepadaku Malik dari Wahb bin Kaisan dari Jabir bin 'Abdullah dia berkata; "Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam mengutus delegasi menuju ke pantai. Beliau mengangkat Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai pemimpin pasukan. Mereka berjumlah tiga ratus orang." Kami berangkat, namun ketika sampai di suatu jalan perbekalan kami habis. Maka Abu Ubaidah memerintahkan untuk mengumpulkan perbekalan pasukan, dan perbekalan pun dikumpulkan. Bekal yang terkumpul 29

berjumlah dua kantung kurma." Bekal itulah yang menjadi makanan pokok kami setiap hari, sedikit demi sedikit hingga habis. Sampai kami tidak mendapatkan jatah lagi kecuali hanyalah sebuah kurma tiap orang. Aku bertanya; 'Apalah artinya sebiji kurma.' Abu 'Ubaidah menjawab; 'Kami memang sudah mendapati tidak ada kurma lagi'." Jabir berkata; "Kemudian kami tiba di sebuah pantai. Ternyata ada ikan paus sebesar anak bukit. Maka pasukan pun memakannya selama delapan belas malam. Abu Ubaidah memerintahkan untuk mengambil dua tulang rusuknya, lalu dipancangkan. Kemudian dia memerintahkan untuk mendatangkan seekor unta tunggangan. Ternyata unta tersebut dapat melewati bawah tulang rusuk ikan itu dan ia tidak mengenainya."

KITAB MUSLIM

HADIST NO - 3089 Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Manshur dan Qutaibah bin Sa'id dan Abu Bakar bin Abu Syaibah dan 'Amru An Naqid dan ini lafadz Sa'id, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Sulaiman Al Ahwal dari Sa'id bin Jubair dia berkata, " Ibnu Abbas berkata, "Hari kamis, apakah hari kamis itu?! Kemudian dia menangis sampai air matanya membasahi batu kerikil, lalu saya bertanya kepadanya, "Wahai Ibnu Abbas, memangnya ada apa dengan hari kamis?" dia menjawab, "Pada hari kamis, sakit yang diderita Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam semakin parah, kemudian beliau bersabda: "Kemarilah, saya akan menuliskan untukmu suatu catatan yang membuatmu tidak akan tersesat sepeninggalku nanti." Lalu para sahabat saling berbantahan, padahal tidak pantas dan tidak layak hal itu terjadi di hadapan beliau." Kemudian mereka bertanya, "Ada apa dengan beliau? Tanyakanlah langsung kepada beliau!" Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Biarkanlah saya, apa yang saya alami sekarang ini lebih baik. Sesungguhnya saya mewasiatkan kepada kalian tiga perkara; usirlah orang-orang musyrik dari jazirah Arab, berikanlah kepada para utusan (delegasi) sesuatu yang sama dengan apa yang pernah saya berikan kepada mereka (yaitu menghormati dan melayaninya).' Setelah itu beliau diam, tidak menyebutkan perkara yang ketiga, atau menyebutkannya namun saya lupa." Abu Ishaq Ibrahim berkata; telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Bisyr dia berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dengan hadits ini."

KITAB MUSLIM HADIST NO - 3331 Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farruh telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Al Mughirah telah menceritakan kepada kami Tsabit Al Bunani dari Abdullah bin Rabbah dari Abu Hurairah dia berkata, "Suatu delegasi datang kepada Mu'awiyah di bulan Ramadan, oleh karena itu sebagian kami sibuk membuat makanan untuk sebagian yang lain, di antaranya terdapat Abu Hurairah yang sering mengajak kami ke tempatnya (rumahnya), lalu aku berkata kepadanya, "Tidak layakkah jika aku membuat makanan lalu aku undang mereka untuk makan30

makan di rumahku?" lalu aku menyuruh (keluargaku) untuk membuatkan makanan." Di petang harinya, aku menemui Abu Hurairah, kukatakan padanya, "Sekarang makan malam di rumahku." Abu Hurairah menjawab, "Kamu telah mendahuluiku." Aku berkata; "Ya, aku mendahuluimu, dan juga mengundang mereka semua." Setelah itu, Abu Hurairah berkata; "Sukakah jika aku ceritakan kepada kalian suatu peristiwa mengenai diri kalian wahai orangorang Anshar?" kemudian dia menyebutkan seputar penaklukan kota Makkah, katanya, "Saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat hingga beliau tiba di Makkah. Lantas beliau mengangkat Zubair mengepalai satu sayap (pasukan), Khalid pada sayap yang lain, dan mengangkat Abu 'Ubaidah mengepalai pasukan yang tidak mengenakan baju besi. Mereka masuk ke dalam lembah, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam satu regu." Abu Hurairah berkata, "Lalu beliau melihatku seraya bersabda: "Wahai Abu Hurairah." Jawabku, "Ya wahai Rasulullah!." Beliau bersabda: "Jangan perbolehkan orang-orang mendekat kepadaku selain orang-orang Anshar." -beliau menambahkan- "Kecuali Syaiban." Beliau melanjutkan: "Suruh orang-orang Anshar mendekat kepadaku." Abu Hurairah melanjutkan, "Mereka segera berkumpul di sekeliling beliau, sedangkan orang-orang Quraisy juga telah menyusun barisan dalam beberapa pasukan. Kata orang-orang Quraisy, "Biarkan mereka mendahului kita, jika mereka beruntung, maka kita sama-sama dengan mereka, namun jika mereka membahayakan, maka kita berikan kepada mereka apa yang dimintanya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalian lihatlah pasukan Quraisy dan pengikut-pengikut mereka!" kemudian beliau memberi isyarat dengan kedua tangannya, yang satu di atas yang lain (maksudnya supaya waspada dan saling melindungi), kemudian beliau bersabda lagi: "Sampai berjumpa di Shaffa." Abu Hurairah berkata, "Kami terus berjalan, dan tidak seorang pun di antara kami yang membunuh, kecuali jika seorang Quraisy itu membunuh." Ternyata tidak ada perlawanan yang ditujukan kepada kami. Kemudian Abu Sufyan datang sembari berkata, "Wahai Rasulullah, jikalau orang-orang Quraisy dibunuhi, maka tidak akan ada lagi orang-orang Quraisy sesudah ini." (artinya; orang-orang Quraisy menyerah kalah tanpa pertumpahan darah), maka beliau bersabda: "Siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, dia akan aman." Maka orang-orang Anshar berkata sesama mereka, "Agaknya laki-laki ini, telah dipengaruhi perasaan rindu kepada kampung halamannya sehingga timbul rasa kasih terhadap sanak familinya." Abu Hurairah berkata, "Ketika itu wahyu turun. Kalau wahyu turun, tidak seorang pun dari kami yang memandang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga wahyu selesai turun. Ketika wahyu selesai turun, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai kaum Anshar!" Mereka menjawab, "Kami wahai Rasulullah?" beliau bersabda: "Kaliankah yang berkata bahwa laki-laki ini, agaknya telah dipengaruhi perasaan rindu dengan kampung halamanya?" mereka menjawab, "Batul" Beliau bersabda: "Sekali-kali tidak, aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku telah hijrah kepada Allah dan kepada kalian semua, hijdup dan matiku juga bersama kalian." Setelah mendengar itu mereka datang menghampiri beliau sambil menagis dan berkata, "Demi Allah, kami tidak mengatakan seperti itu melainkan kami iri dengan Allah dan Rasul-Nya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya membenarkan pengakuan kalian semua dan memaafkan kalian." Abu Hurairah berkata, "Kemudian orang-orang (penduduk Makkah) berdatangan ke rumah Abu Sufyan, dan mereka menutup pintu rumah mereka. Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berjalan hingga tiba di Hajar Aswad dan menciumnya, setelah itu beliau thawaf mengelilingi Ka'bah. Abu Hurairah berkata, "Beliau juga mendatangi berhala sesembahan orang-orang Quraisy yang terletak di sekitar Ka'bah, lalu beliau tusuk matanya dengan busur panah yang ada di tangan beliau sambil bersabda: "Telah 31

datang kebenaran, dan lenyaplah kebatilan." Setelah selesai thawaf, beliau menuju bukit shafa lalu naik ke puncaknya. Sesampainya di atas, beliau memandang ke Ka'bah, kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sambil memuji Allah dan berdo'a dengan do'a yang beliau kehendaki." Dan telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Hasyim telah menceritakan kepada kami Bahz telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Al Mughirah dengan isnad seperti ini, dan dalam haditsnya ia menambahkan, "kemudian beliau mengisyaratkan dengan kedua tangannya, yang satu dengan yang lainnya saling mempererat (melindungi)." Dan dia menyebutkan dalam haditsnya, "Mereka berkata, "Memang kami telah mengatakan seperti itu wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Lupakah kalian siapakah aku, sekali-kali tidak, sesungguhnya aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya."

KITAB BUKHARI HADIST NO - 3996 Telah menceritakan kepada kami Musa Telah menceritakan kepada kami Abu Awanah Telah menceritakan kepada kami Abdul Malik dari Abu Burdah katanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Abu Musa dan Mu'adz bin Jabal ke negeri Yaman. Dan beliau utus keduanya pada lokasi yang berbeda -sekalipun satu negara, Yaman- sebab Yaman ketika itu dibagi dua negara bagian, kemudian Nabi berpesan: "Tolong kalian permudah, jangan kalian persulit, berilah kabar gembira, jangan kalian jadikan masyarakat alergi (terhadap agama)." Masing-masing pun berangkat mengerjakan tugasnya. Selanjutnya masing-masing diantara keduanya jika berjalan di wilayah temannya, ia berusaha dekat dengan kawannya dan membuat perjanjian (kesepakatan bertemu) lantas mengucapkan salam. Di kemudian hari Mu'adz berjalan di kawasan kawannya, Abu musa, ia datang dengan berkendara diatas bighalnya hingga menemuinya yang ketika itu Mu'adz sedang duduk dikerumuni manusia. Tak tahunya disana ada seseorang yang kedua tangannya diikat diatas tengkuknya. Mu'adz menyapa; "Wahai Abdullah bin Qais (nama lain Abu Musa), orang ini memangnya mengapa?" Kata Abu Musa; "Orang ini telah kufur setelah keIslamannya." Mu'adz menjawab; "Saya tak akan turun hingga ia dibunuh." Abu Musa meneruskan; "Orang ini didatangkan semata-mata karena kemurtadannya, maka turunlah." Muadz menjawab; "Saya tak sudi turun dari hewan tungganganku hingga dibunuh." Maka Abu Musa perintahkan hingga si laki-laki dibunuh. Kemudian Muadz turun. Muadz bertanya; "Wahai Abdullah, bagaimana engkau membaca alquran? Jawab Muadz; "Saya berusaha membaca sebanyak-banyaknya, lalu engkau sendiri bagaimana wahai muadz?" Kalau aku, jawab Muadz, saya tidur diawal malam kemudian bangun, kulaksanakan hak tidurku, dan aku baca apa yang Allah tetapkan bagiku, Aku berharap pahala dari tidurku sebagaimana berharap pahala dari shalat malamku.

32

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Richard Y dan Mark J Curtin. 1998. Membangun Tim Mandiri. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Handoko, T. Hani. 1994. Manajemen, Edisi II. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta. Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Syariah dalam Praktik. Gema Insani Press, Jakarta. Winardi, J. 2009. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Rajawali Press, Jakarta. Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Salemba Empat, Jakarta. Badroen, Faisal et al. 2007. Etika Bisnis Dalam Islam. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Haryanto. 2008. Rasulullah SAW : Way of Managing People. Khalifa, Jakarta Masyhur, Mushthafa. 2001. Fiqh Dawah. Al-Itishom, Jakarta Antonio, Muhammad Syafii. 2009. Muhammad SAW : The Super Leader Super Manager. Tazkia Publishing, Jakarta Umari, Akram Diyaal. 1994. Masyarakat Madinah Pada Masa Rasulullah SAW. Penerbit Media Dawah, Jakarta 33

Qardhowi, Yusuf. Fiqih Prioritas. Pustaka Al-Kautsar, Jakarta http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/konsep-dasar-organisasi-3/ tanggal 16 Desember 2011 http://www.psikologi-islam.com/detail-analisis-42-organizing-dalam-perspektif-psiko-syariahislam.html tanggal 16 Desember 2011

34

Вам также может понравиться