Вы находитесь на странице: 1из 4

2012 HIKAYAT DAN TERJEMAHANNYA

KELOMPOK : 3 NAMA : ANDESKA NELI WIJAYANTI FAJAR PUTU SASTRA IVAN NURSYIFA HIDAYAT SISCA DWI LUVIANI

[SMA NEGERI 2 KUNINGAN]

HIKAYAT RAJA RAJA I Pemberian Nama Samudera

Maka tersebutlah perkataan Merah Silu (diam) di Rimba Jerau itu. Sekali peristiwa pada suatu hari Merah Silu pergi berburu. Ada seekor anjing dibawanya akan perburuan Merah Silu itu, bernama si Pasai. Dilepaskannya anjing itu. Lalu, ia menyalak di atas tanah tinggi itu. Dilihatnya ada seekor semut, besarnya seperti kucing. Ditangkapnya oleh Merah Silu semut itu, lalu dimakannya. Tanah tinggi itupun disuruh Merah Silu tebas pada segala orang yang sertanya itu. Setelah itu, diperbuatnya akan istananya. Setelah itu, Merah Silu pun duduklah ia di sana; dengan segala hulubalangnya dan segala rakyatnya diam ia di sana. Dinamai oleh Merah Silu negeri itu Samudera, artinya semut yang amat besar (= raja); di sanalah ia diam raja itu II Pembangunan Negeri Pasai Kata sahib al-hikayat: Pada suatu hari, Sultan Malik as-Saleh pergi bermain-main berburu dengan segala laskarnya ke tepi laut. Dibawanya seekor anjing perburuan bernama si Pasai itu. Tatkala sampailah Baginda itu ke tepi laut, disuruhnya lepaskan anjing perburuan itu. Lalu, ia masuklah ke dalam hutan yang di tepi laut itu. Bertemu ia dengan seekor pelanduk duduk di atas pada suatu tanah yang tinggi. Disalaknya oleh anjing itu, hendak ditangkapnya. Tatkala dilihat oleh pelanduk anjing itu mendapatkan dia, disalaknya anjing itu oleh pelanduk. Anjing itupun undurlah. Tatkala dilihat pelanduk, anjing itu undur, lalu pelanduk kembali pula pada tempatnya. Dilihat oleh anjing, pelanduk itu kembali pada tempatnya. Didapatkannya pelanduk itu oleh anjing, lalu ia berdakap-dakapan kira kira tujuh kali. Heranlah Baginda melihat hal kelakuan anjing dengan pelanduk itu. Masuklah Baginda sendirinya hendak menangkap pelanduk itu ke atas tanah tinggi itu. Pelanduk pun lari; didakapnya juga oleh anjing itu. Sabda Baginda kepada segala orang yang ada bersama-sama dengan dia itu: "Adakah pernahnya kamu melihat pelanduk yang gagah sebagai ini? Pada bicaraku sebab karena ia diam pada tempat ini, itulah rupanya, maka pelanduk itu menjadi gagah". Sembah mereka itu sekalian: "Sebenarnyalah seperti sabda Yang Maha Mulia itu". Pikirlah Baginda itu: "Baik tempat ini kuperbuat negeri anakku Sultan Malik at-Tahir kerajaan". Sultan Malik as- Salehpun kembalilah ke istananya. Pada keesokan harinya Bagindapun memberi titah kepada segala menteri dan hulubalang rakyat tentera, sekalian menyuruh menebas tanah akan tempat negeri, masing-masing pada kuasanya dan disuruh Baginda perbuat istana pada tempat tanah tinggi itu. Sultan Malik as-Salehpun pikir di dalam hatinya, hendak berbuat negeri tempat ananda Baginda. Titah Sultan Malik as-Saleh pada segala orang besar: "Esok hari kita hendak pergi berburu". Telah pagi-pagi hari, Sultan Malik as-Salehpun berangkat naik gajah yang bernama Perma Dewana. Lalu berjalan ke seberang datang ke pantai. Anjing yang bernama si Pasai itupun menyalak. Sultan Malik as-Salehpun segera mendapatkan anjing itu. Dilihatnya, yang disalaknya itu tanah tinggi, sekira-kira seluas tempat istana dengan kelengkapan, terlalu amat baik, seperti tempat ditambak rupanya. Oleh Sultan Malik as-Saleh tanah tinggi itu disuruh oleh Baginda tebas. Diperbuatnya negeri kepada tempat itu dan diperbuatnya istana. Dinamainya Pasai menurut nama anjing itu. Ananda Baginda Sultan Malik at-Tahir dirayakan oleh Baginda di Pasai itu.

III Peminangan Seorang Sultan dan Perkawinannya Kemudian dari itu, Sultan Malik as-Saleh menyuruhkan Sidi Ali Ghijas ad-Din ke negeri Perlak meminang anak Raja Perlak. Adapun Raja Perlak itu beranak tiga orang perempuan, dan yang dua orang itu anak gehara, dan seorang anak gundik, Puteri Ganggang namanya. Telah Sidi Ali Ghijas ad-Din datang ke Perlak, ketiga ananda itu ditunjukkannya kepada Sidi Ali Ghijas ad- Din. Adapun Puteri yang dua bersaudara itu duduk di bawah, anaknya Puteri Ganggang itu didudukkan di atas tempat yang tinggi, disuruhnya mengupas pinang. Dan akan saudaranya kedua itu berkain warna bunga air mawar dan berbaju warna bunga jambu, bersubang lontar muda, terlalu baik parasnya. Sembah Sidi Ali Ghijas ad-Din kepada Raja Perlak: "Ananda yang duduk di atas, itulah pohonkan akan paduka ananda itu". Tetapi Sidi Ali Ghijas ad-Din tiada tahu akan Puteri Ganggang itu anak gundik Raja Perlak. Maka Raja Perlakpun tertawa gelak-gelak, seraya katanya: "Baiklah, yang mana kehendak anakku". Sumber: Bunga Rampai Melayu Kuno, 1952 (dengan penyesuaian ejaan)

HIKAYAT RAJA RAJA I Pemberian Nama Samudera Diceritakan merah silu dirimba jerau pada suatu hari merah silu pergi berburu dengan membawa anjingnya yang bernama pasai. Dilepaskannya anjing itu hingga menggonggong diatas bukit. Ia melihat seekor semut yang besarnya seperti seekor kucing, lalu semut itu ditangkap oleh merah silu dan dimakan olehnya lalu bukit itu diratakan oleh prajurit-prajurit merah silu untuk dijadikan istana. Setelah istana itu berdiri merah silu beserta prajurit dan rakyatnya berdiam disana. Sejak saat itu negeri tersebut diberi nama samudra yang artinya amat besar. II Pembangunan Negeri Pasai Kata sahib Al Hikayat : pada suatu hari sultan Malik Al-saleh pergi berburu dengan seluruh prajuritnya ke tepi laut dan dibawahnya seekor anjing pemburu bernama si pasai. Ketika sampai baginda di tepi laut ia melepaskan anjing pemburu itu. Lalu ia masuk kedalam hutan yang ada ditepi laut itu. Ia menemukan seekor kijang kecil duduk diatas bukit anjing itu menggonggong hendak menangkapanya, ketika anjing itu akan menyerang kijang kecil namun kijang kecil tersebut mempertahankan kedudukannya sehingga membuat anjing tersebut mundur. Terlihat oleh anjing, kijang kecil itu kembali ketempatnya. Setelah anjing itu mendapatkan si kijang kecil lalu mereka berdekap dekapan kira-kira tujuh kali

Baginda terheran-heran melihat kelakuan anjing dan kijang kecil tersebut. Akhirnya baginda turun tangan untuk menangkapnya kebukit. Kijang kecilpun berlari dan di ikuti kijang kecil. Baginda berkata pada prajuritnya. apakah kalian pernah melihat kijang kecil yang gagah itu ? sebab ia bisa mempertahankan wilayah ini. Maka dari itu ia menjadi gagah. Prajurit menjawwab : benarlah apa yang dikatakan baginda itu baginda pun berpikir sebaiknya tempat ini akan kujadikan kerajaan anakku sultan malik At-Tahir. Lalu sultan malik Assaleh kembali ke istananya. Keesokan harinya baginda memberi perintah kepada menteri dan prajuritya untuk membangun sebuah istana dinegeri itu.sultan Malik As-shaleh itu pun bericara dalam hati hendak membuat nergeri tempat ananda baginda Sultan malik as-saleh berkata pada para prajuritnya esok hari kita hendak pergi berburu. Pagi harinya, Sultan Malik As-Shaleh berangkat dengan menaiki gajah yang bernama Derma Dewana lalu menyebrang menuju pantai. Anjing bernama si pasai pun menggonggong Sultan Malik AsShaleh pun segera menemukan anjing itu. Dilihatnya anjing itu menggonggong di bukit, dan ternyata di bukit tersebut telah berdiri istana dengan segala kelengkapanya yang sangat luas layaknya sebuah negeri. Karena negri tersebut ditemukan anjing bernama pasai, maka negri tu dinamakan negri Pasai. Karena sultan Malik At-Tahir menjadi raja di pasai maka baginda pun merayakannya. III Peminangan Seorang Sultan dan Perkawinannya Pada suatu hari Sultan Malik As-Saleh menyuruh Sidi AliGhijas Addin ke negri Perlak, untuk meminang anak raja Perlak. Adapun raj Perlakmemiliki 3 orang anak perempua, 2 diantaranya adalah anak gehara dan yang satu seorang selir, putri Gangga Namanya. Sesampainya Sidi Ali Ghijas Ad-din di Perlak ketiga putri itu dihadapkan kepadanya. Dua putri duduk dibawah sedangkan putri Gangga duduk diatas dan mengupas pinang.kedua putri mengenakan selendang warna bunga air mawar dan berbaju bunga jambu, memakai anting warna lontar muda dan parasnya cantik sekali. Berkatalah Sidi Ali Ghijas Ad-din kepada Raja Perlak Ananda yang duduk diatas itu engkaulah yang akan kami pinang. Tetapi Sidi Ali Ghijas Ad-din tidak tahu bahwa Putri Gangga adalah seorang selir. Maka raja Perlak pun tertawa terbahak seraya berkata Baiklah yang mana kehendak anakku

Dari Hikayat Raja-raja Pasai tersebut kami menganalis: Tema : Berdirinya sebuah kerajaan yang bernama Pasai di Negri Samudra serta peristiwa peminangan salah satu putri Raja Perlak oleh Sultan Malik At-Tahir (Raja Pasai) Amanat : Pemberitahuan tentang mitos berdirinya kerajaan Pasai

Вам также может понравиться