Вы находитесь на странице: 1из 9

BEBERAPA SIKAP TERCELA ANTAR SESAMA MANUSIA

DISUSUN OLEH : NUR ASIAH SEMESTER V EKSTENSEN KHUSUS

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH TANJUNG REDEB BERAU 2011

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................2 BEBERAPA SIKAP TERCELA ANTAR SESAMA MANUSIA.........................................................................................1 Sikap Mental yang Buruk .................................................................................................1 1. Kikir (al-Bakhl)..............................................................................................................1 2. Sombong dan Angkuh (al-Kibr wa al-Ujub)................................................................1 3. Pendusta (al-Kiszb)........................................................................................................1 4. Dengki (al-Hasad)..........................................................................................................2 5. Bermuka Dua (Dzul Wajhain)........................................................................................2 6. Buruk Sangka (Suu al-Dzan)........................................................................................3 7. Pemalas (a-Kasl).............................................................................................................3 8. Gunjing (al-Ghibah).......................................................................................................4 9. Manna dan Adza.............................................................................................................4 10. Adu Domba (al-Namimah)...........................................................................................5 11. Raskus (al-Thama)......................................................................................................5 12. Penghayal (al-Tamanni)...............................................................................................5 13. Penakut (al-Jubn) .....................................................................................................6

BEBERAPA SIKAP TERCELA ANTAR SESAMA MANUSIA

Sikap Mental yang Buruk 1. Kikir (al-Bakhl) Dalam buku Kamus Bahasa Indonesia, kata kikir diberi arti dengan sikap mental yang pelik dalam menggunakan hartanya. Kekikirannya terjadi untuk dirinya sendiri dan orang lain. Atau sikap hemat yang berlebihan sehingga memilih menanggung kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup pada hartanya berkurang. Sikap ini, berakibat kepada terjadinya dusta untuk menyelamatkan hartanya dari jangkauan sosial. Sikap kikir tidak hanya terjadi pada sesuatu yang berkaitan dengan materi, tetapi juga pada non materi seperti kikir dalam memberikan perhatian, kasih dan sayang dan dalam memberi nasehat dan petunjuk untuk kebaikan orang lain. Sifat kikir menunjukkan kekerdilan iman di jiwa. 2. Sombong dan Angkuh (al-Kibr wa al-Ujub) Kedua kata tersebut memiliki makna yang sama yaitu berlebihan mengagumi dan menghargai diri sendiri serta menganggap rendah orang lain, seperti merasa lebih pintar, kuat, kaya dan sebagainya dari orang lain. Rasa ujub diri sendiri, secara tidak langsung menganggap orang lain hina dan rendah. Sikap metal ini termasuk penyakit rohani yang sangat dibenci Allah. Sikap sombong mengantar seseorang kerdil dalam pergaulan, jarang orang yang senang mendapat bantuannya dan demikian juga memberi bantuan kepadanya. Hal tersebut, karena orang yang mendapat bantuannya tidak jarang mendapat penghinaan dan pelecehan moral darinya. Sedangkan orang yang membantunya, tidak mendapat penghargaan di hatinya. 3. Pendusta (al-Kiszb) Dalam Bahasa Indonesia, kata ini diartikan dengan berkata tidak sesuai dengan fakta atau berbuat tidak sesuai dengan yang diinginkan. Penyakit rohani ini disebut juga dengan bohong.

Orang yang sering berkata dan berbuat tidak sesuai dengan kenyataan inilah yang disebut dengan pendusta atau fasik. Perbuatan orang ini sering mengakibatkan kerusakan tatanan kehidupan bermasyarakat 4. Dengki (al-Hasad) Penyakit mental yang tidak kurang jeleknya terhadap diri sendiri atau orang lain adalah sifat dengki yang dalam Bahasa Arab dengan al-hasad. Artinya yang digunakan dalam sifat ini adalah: a.Merasa tidak senang apabila orang lain mendapat kesuksesan. b.Merasa senang bila orang lain menemukan kegagalan dalam berbagai profesi. Menyaksikan dan mendengar orang lain atau tetangga memperoleh kesuksesan di bidang karir, ekonomi, pendidikan, politik dan lain-lain, ia dengan serta merta merasa gelisah dan susah yang membuatnya mengalami penderitaan spiritual. Perasaan dengki itu menyebabkan ia tidak dapat bekerja secara baik dan maksimal, tidak bisa makan dengan enak dan tidak tidur nyenyak memikirkan orang lain yang enak dalam makan dan nyenyak dalam tidurnya. Lanjut dengan itu, penyakit dengki mendorongnya untuk selalu mengharapkan agar kesuksesan itu gagal kembali dan apa yang sudah diperoleh orang lain itu hilang secepatnya. Bila apa yang diharapkannya sudah terkabul ia menjadi orang yang paling senang dan bahagia. Pengaruh buruknya sifat dengki tadi pada diri orang lain, dapat mengganggu bahkan memperburuk hubungan antara keduanya (orang yang dengki dengan yang didengkinya), dan tidak mustahil berdampak kepada tindakan yang merugikan orang lain secara materiil dan non materiil. 5. Bermuka Dua (Dzul Wajhain) Istilah ini digunakan untuk orang yang tidak memiliki prinsip dan terkadang digunakan untuk orang yang munafik, pendusta dan penjilat. Bermuka dua lebih terkait kepada perilaku dan ucapan. Ketika ia berada di lingkungan suatu kelompok atau etnis ia bergaya dan berkata seolah-olah ia berpihak kepada mereka, walaupun perbuatannya itu merugikan kelompok lain, dan apabila ia berada bersama dengan kelompok lainnya ia bergaya dan berkata seolah-olah berpihak kepada kelompok itu, padahal tidak demikian. Sifat seperti ini disebut manusia bermuka dua atau disebut juga seperti musang berbulu

ayam. Tujuannya tidak lain kecuali untuk kepentingan sendiri tanpa memperdulikan apakah hal itu merugikan atau menguntungkan orang lain. 6. Buruk Sangka (Suu al-Dzan) Terminologi buruk sangka pada konteks ini diartikan dengan dugaan, perkiraan dan sangkaan yang salah atas diri seseorang dalam arti negatif. Karena kesalahsangkaan terhadap seseorang itu maka apa yang dilakukannya diterima secara salah walaupun itu belum tentu salah. Kesalahterimaan itu, akhirnya menimbulkan hilangnya kepercayaan terhadap diri seseorang. Semua ucapan, perbuatan dan tingkahnya selalu diartikan secara negatif. Ketika ia memandang, dianggap sebagai mata-mata yang ingin melakukan aksi pencurian. Jika ia berbuat baik, dipandang sebagai taktik untuk memuluskan keinginan buruknya. Sikap ini sama dengan memandang orang jelek atau mencela orang lain yang oleh Allah digolongkan kepada perbuatan yang terlarang. Prasangka yang dimaksud dalam ayat tadi ialah buruk sangka. Karena ada sangkaan yang baik dan ini tidak dilarang. Sangkaan yang dilarang dan berdosa ialah yang buruk. Itulah sebabnya Allah mengatakan sebagian besar diri prasangka itu dilarang. Nabi Muhammad menggolongkan buruk sangka itu kepada perbuatan dusta terbesar, karena apa yang disangkakan itu ternyata mengada-ada 7. Pemalas (a-Kasl) Artinya ialah tidak mempunyai motivasi, gairah dan nyali bekerja untuk memperbaiki hidup mas depan. Orang bersifat seperti itu disebut pemalas yang lebih senang berpangku tangan dan bertopang dagu menyaksikan orang lain sibuk bekerja keras dari pagi sampai sore memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara pemalas mencari kebutuhan hidupnya dengan meminta-minta atau dengan cara yang tidak terpuji. Secara Sunnatullah, orang pemalas hidupnya berkekurangan atau miskin. Dalam Islam sikap mental umat seperti ini termasuk penyakit rohani yang tidak sejalan dengan semangat Islam yang terus mendorong penganutnya supaya bekerja keras untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Sifat malas melahirkan pengangguran. Pengangguran melahirkan kemiskinan. Kemiskinan melahirkan kekufuran. Islam tidak mengenal istilah pengangguran.

Pengangguran lahir dari sikap malas, tidak bergairah untuk bekerja. Alasan tidak ada pekerjaan adalah keliru dan mengada-ada. 8. Gunjing (al-Ghibah) Adalah penyakit mental yang senang membeberkan kesalahan dan kejelekan seseorang kepada orang lain dengan maksud semua orang memandangnya sebagai orang yang jelek dan rendah. Dalam bahasa Arab sifat ini disebut al-ghibah yang artinya gaib atau tidak ada di tempat. Disebut demikian karena gunjing dilakukan ketika orang yang dipergunjingkan tidak ada dan tidak mendengarkan. Seandainya orang itu mendengar dirinya dibicarakan, tentu ia akan memperlihatkan ketidaksenangannya. Ghibah yang dibolehkan apabila dilakukan dengan maksud baik bukan untuk merendahkan martabat seseorang, seperti: a.Melaporkan perbuatan aniaya seseorang kepada pihak berwajib dan menjelaskan secara rinci tentang perbuatan aniayanya untuk kepentingan keamanan bersama. b.Menjelaskan kejahatan seseorang untuk meminta bantuan menghentikannya. c.Meminta pandangan kepada ahlinya tentang cara menghentikan kejahatan saudaranya. d.Menjelaskan kejelekan seseorang di depan pengadilan untuk dijadikan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan. Selain itu, perbuatan gunjing tetap dilarang, walaupun yang digunjingkan itu orang kafir atau orang Islam yang bermoral jelek. Apabila seorang mukmin mendengar atau saudaranya berbuat salah, maka yang harus dilakukannya adalah menghentikannya secara bijaksana, bukan mempergunjingkannya di hadapan orang lain. 9. Manna dan Adza Yaitu sifat mental yang senang dan bangga menyebut-nyebut kebaikan yang diperbuatnya untuk seseorang kepada orang lainnya (manna) dan mengatakan kalu bukan karena kebaikannya seseorang itu tidak bisa hidup sebaik itu (adza). Misalnya, seseorang meminjamkan uang kepada tetangganya, lalu ia ceritakan kepada orang banyak sambil mengatakan seandainya tidak dengan pertolongannya dengan meminjamkan uang maka tetangga tadi tidak mampu memberi makan anaknya. Perbuatan seperti ini gambaran dari sikap mental yang sakit dan oleh Allah diingatkan 4

agar berhati-hati bergaul dengan orang itu, karena itu berbuat baik bukan karena Allah melainkan untuk membanggakan diri dengan merendahkan diri orang lain. 10. Adu Domba (al-Namimah) Yaitu salah satu di antara penyakit spiritual yang senang menyebarkan isi pembicaraan seseorang kepada orang lain dengan maksud membangkitkan emosi mereka terhadap seseorang tadi. Untuk tujuan ini ia selalu menambah-nambahkan isi pembicaraan orang atau mengurangi dengan tidak membeberkan pembicaraan yang baik sehingga apa yang disampaikan itu menarik untuk didengar apalagi disampaikan dengan bahasa, mimik dan retorika yang baik dan indah. Orang ini disebut juga dengan provokator yang sering menimbulkan kerusuhan dan kekacauan masyarakat di berbagai daerah. Karena perbuatan itu dapat mengganggu keamanan dan ketentraman kehidupan bersama maka Allah melarang mengikuti jejak mereka. 11. Raskus (al-Thama) Kata ini sinonim dari kata loba, lahap, dan tamak. Dalam konteks akhlak, istilahistilah itu diartikan sebagai keinginan kuat untuk memiliki lebih dari yang dibutuhkan atau suka makan banyak tanpa memilih waktu dan jenis makanan. Sikap ini mirip dengan sikap yang melekat pada hewan buas yang untuk memenuhi keinginannya rela dan tidak segan-segan memangsa jenis sendiri. Kerakusan merupakan salah satu sikap moral yang tidak baik dan tidak pantas terjadi pada diri seorang mukmin. Orang mukmin teman bagi mukmin lain dalam mengatasi berbagai kesulitan. Kesulitan seseorang adalah kesulitan bagi mukmin lain dalam mengatasi berbagai kesulitan. Kesulitan seseorang adalah kesulitan yang lain, demikian yang dikatakan Nabi dalam pengajarannya. Sementara orang yang rakus ditakuti dan dibenci setiap orang, karena dengan sifat itu ia melakukan segala cara untuk mendapatkan yang dia inginkan tanpa memperdulikan apakah sesuai dengan aturan atau tidak dan apakah merugikan orang lain atau tidak. 12. Penghayal (al-Tamanni) Sikap penghayal atau tamanni dipandang sebagai penyakit kejiwaan. Ini merupakan sikap mental yang tidak baik dipertahankan, karena tidak membawa kemaslahatan hidup. Penderita penyakit ini tenggelam dalam hayalan atau angan-angan 5

yang tidak mungkin terwujud. Keinginannya selalu tidak rasional dan realistis. Ia menyimpan keinginan besar dalam hayalan, tetapi tidak dibarengi dengan usaha untuk mewujudkannya. Seorang mengkhayal menjadi orang kaya besar dengan menanti kemurahan langit menurunkan hujan emas atau bumi menumbuhkan pohon-pohon emas. Penyakit mengkhayal pernah menghinggapi rakyat Karun yang ingin menjadi orang besar dan kaya seperti yang dimiliki Karun. Rakyat Karun yang ingin kekayaan dan kekuasaan seperti yang dimiliki oleh Karun tidak mau berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkannya itu. Oleh sebab itu, mereka disebut manusia pengkhayal. Orang tua bangka, misalnya, mengkhayal kembali menjadi muda belia dan ganteng, padahal wajahnya sudah keriputan dan kepalanya sudah ubanan adalah manusia yang dihinggapi penyakit hayal, karena apa yang diinginkannya sangat tidak rasional dan realistis. 13. Penakut (al-Jubn) Penakut adalah sikap mental yang tidak sehat. Sifat ini merupakan penyakit kejiwaan yang tidak berani menghadapi kenyataan atau tidak berani mempertanggungjawabkan resiko yang diakibatkan perbuatannya sendiri. Sifat penakut muncul disebabkan kedangkalan iman dan kecintaan yang berlebihan terhadap duniawi. Penakut lawan dari sifat pemberani. Kedua sifat ini berhubungan dengan kebenaran. Seseorang disebut penakut, karena setiap akan berbuat kebaikan atau kebenaran selalu berpikir tentang dampak negatif yang akan diterimanya dan tidak berpikir tentang kemanfaatan yang akan dinikmati. Karena hanya memikirkan hal negatifnya maka ia tidak berani melakukan sesuatu yang seharusnya dia lakukan. Akibat dari rasa takut ia tidak melakukan sesuatu yang menguntungkan baginya, sehingga ia hanya menerima yang negatifnya. Seandainya saja ia melakukan apa yang seharusnya dia lakukan maka ia akan menerima hasil yang positif. Misalnya, seorang tidak berani mengorbankan hartanya ke jalan Allah karena takut hartanya habis. Padahal seandainya ia melakukannya, hartanya tidak akan berkurang, karena Allah akan mengganti harta orang yang bersyukur kepada-Nya melebihi apa yang diberikan ke jalan Allah. Hal ini merupakan dampak positif dari kesyukuran kepada Allah. Selain itu apabila dikaitkan kepada kehidupan di akhirat, ia tergolong beruntung dengan balasan pahala yang diterimanya.

Karena rasa takut bersemayam di jiwa, seseorang tidak mau berperang di jalan Allah. Ketika disuruh berperang, dihatinya terbayang kematian yang akan dihadapinya. Demikian halnya orang yang tidak mau menegakkan kebenaran karena takut kehilangan duniawi.

Вам также может понравиться