Вы находитесь на странице: 1из 11

MAKALAH PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN TANAMAN HOLTIKULTURA SAYURAN GAMBAS ( Luffa acutangula )

O L E H

NAMA NIM P. STUDY

: RUDY SITOMPUL : 1009000192 : AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN 2011

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunianya-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah praktikum Pemuliaan Tanaman . Makalah ini dikembangkan dalam rangka memenuhi tugas praktikum Penerapan Pemuliaan Tanaman, tugas penulis sebagai mahasiswa fakultas pertanian Universitas Islam Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari sumber-sumber data berupa materi, dan oleh karena itu dalam pengantar ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas semua bantuanbantuan, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, baik bagi penulis sendiri maupun para pembaca.

Medan, Oktober 2011

Penulis

PENDAHULUAN

Gambas dalam bahasa latin Gambas memiliki nama Luffa acutangula di malaysia dikenal dengan nama Ketola sedangkan di filipina dikenal dengan nama Patola. Gambas sendiri berasal dari India, dibudidayakan di Asia Utara dan Asia Tenggara. Gambas merupakan tumbuhan asli Asia dan Afrika Tropis. Di RRC, gambas tidak hanya dikonsumsi buah mudanya, melainkan juga pucuk, berikut daun muda dan bakal bunga. Buah yang telah tua, akan menghasilkan spons dan biji. Spons gambas merupakan bahan pembersih badan maupun cucian di dapur, yang belakangan ini semakin populer, karena merupakan bahan organik. Di AS, gambas dibudidayakan secara besar-besaran untuk dipanen sponsnya, guna diekspor ke Jepang. Biji gambah yang volumenya cukup besar, menghasilkan lemak nabati, yang bisa dijadikan minyak goreng. Umur tanaman gambas bisa mencapai satu tahun lebih. Artinya, biji gambas yang tumbuh pada awal musim penghujan, bisa tetap hidup pada musim penghujan berikutnya. Beda dengan kacang panjang, buncis, yang umur tanamannya hanya lima bulan. Hingga dalam budidaya keluarga Cucurbitaceae petani selalu memanfaatkan lahan-lahan yang tidak akan digunakan untuk budidaya tanaman lain. Atau mereka hanya akan memanfaatkan pinggiran petakan lahan, bantaran kolam atau saluran air.

Budi Daya Tanaman Holtikultura Gambas

Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru. Gambas dalam bahasa latin Gambas memiliki nama Luffa acutangula di malaysia dikenal dengan nama Ketola sedangkan di filipina dikenal dengan nama Patola. Gambas sendiri berasal dari India, dibudidayakan di Asia Utara dan Asia Tenggara. Gambas, blustru, oyong, (Luffa Sp), adalah tanaman sayuran yang merambat dengan akar panjatnya. Gambas dibudidayakan untuk dipanen buah mudanya sebagai sayuran. Gambas biasa disayur bening, dengan jagung muda, daun katuk, taoge kedelai, dan bumbu bawang merah serta temu kunci. Namun gambas juga bisa dioseng-oseng (tumis) atau sayur bobor, lodeh serta bumbu lainnya. Gambas dipercaya mampu menstabilkan gula darah, menurunkan kadar kolesterol serta tekanan darah. Bagi ibu-ibu yang menyusui, sayuran gambas dengan daun katuk dipercaya mampu meningkatkan air susu. Gambas merupakan tanaman semusim. Budidaya gambas dilakukan di sawahsawah, bersamaan dengan budidaya pare, mentimun dan sayuran lainnya. Karena merupakan tanaman memanjat, maka gambas dibudidayakan di atas bedengan, dengan ajir dan tali pengikat sebagai panjatan. Dibanding dengan mentimun, gambas relatif lebih tahan terhadap serangan cendawan fusarium maupun bakteri pseudomonas. Namun gambas, sama halnya dengan pare, sangat rentan terhadap gangguan larva kepik Lepidoptera terutama Hypercompe albicornis, yang akan menghabiskan seluruh daun gambas, hingga tinggal batang dengan sulurnya. Gambas merupakan tumbuhan asli Asia dan Afrika Tropis. Di RRC, gambas tidak hanya dikonsumsi buah mudanya, melainkan juga pucuk, berikut daun muda dan bakal bunga. Buah yang telah tua, akan menghasilkan spons dan biji. Spons gambas merupakan bahan pembersih badan maupun cucian di dapur, yang belakangan ini semakin populer, karena merupakan bahan organik. Di AS, gambas dibudidayakan secara besar-besaran untuk dipanen sponsnya, guna diekspor ke Jepang. Biji gambah yang volumenya cukup besar, menghasilkan lemak nabati, yang bisa dijadikan minyak goreng.

Gambas merupakan tumbuhan genus Luffa, keluarga Cucurbitaceae, hingga masih bersaudara dengan pare, melon dan timun. Genus Luffa sendiri terdiri dari beberapa spesies, di antaranya ialah Luffa acutangula (Angled luffa, Ridged Luffa); Luffa aegyptiaca (Smooth luffa, Egyptian luffa); Luffa operculata (Sponge cucumber); dan Luffa cylindrica. Luffa acutangula adalah gambas dengan permukaan kulit beralur, dan paling banyak dibudidayakan sebagai sayuran di Indonesia. Sebenarnya Luffa acutangula mampu mencapai panjang lebih dari 0,5 m. Namun di Indonesia, panjang gambas Luffa acutangula hanya sekitar 30 cm. Gambas Luffa aegyptiaca berpermukaan kulit licin, warna kulit buah agak kekuningan. Gambas Luffa aegyptiaca hanya dibudidayakan untuk diambil sponsnya. Meskipun buah mudanya juga enak disayur, namun masyarakat Indonesia sudah terlanjur familier dengan gambas Luffa acutangula yang permukaan kulitnya beralur. Gambas Luffa operculata berbentuk bulat, bukan memanjang seperti gambas biasanya. Selain itu permukaan kulit gambas Luffa operculata dipenuhi tonjolan mirip dengan permukaan kulit sirsak. Terakhir, gambas Luffa cylindrica yang bentuknya sama dengan gambas Luffa aegyptiaca, hanya pangkal dan ujungnya lebih meruncing, serta warna kulitnya hijau tua. Nama latin gambas Luffa, berasal dari bahasa Arab Loofah atau Lufah (,) yang berarti kain atau lap untuk mencuci. Sebab di Timur Tengah, gambas tidak hanya dimanfaatkan buah mudanya sebagai sayuran, melainkan juga dipanen tua untuk diambil sponsnya. Meskipun lebih cepat rusak, spons dari gambas sekarang makin populer untuk membersihkan badan (mandi), maupun untuk mencuci piring. Sebab trend untuk kembali memanfaatkan produk organik sekarang semakin marak. Hingga budidaya gambas tidak hanya sekadar untuk menghasilkan sayuran, melainkan juga untuk memproduksi spons organik (alami). Peluang ekspor spons gambas ke Jepang, selama ini telah dimanfaatkan dengan cukup baik justru oleh petani AS. Gambas dibudidayakan dengan benih biji. Buah gambas memproduksi benih dalam volume sangat besar. Biji gambas mirip dengan biji semangka, namun

ukurannya lebih besar. Bentuk biji gambas seperti biji labu, hanya warnanya bukan putih melainkan hitam. Karena volume biji gambas dalam tiap buah relatif besar, maka para petani juga mengumpulkan biji ini untuk diolah menjadi minyak nabati. Minyak biji gambas bisa dijadikan minyak goreng biasa, tetapi bisa juga menjadi alternatif bahan bakar nabati. Ampas dari agroindustri minyak biji gambas berupa bungkil, yang merupakan bahan pakan ternak yang cukup penting. Hingga potensi ekonomis gambas, sebenarnya cukup menarik. Biji gambas bisa tahan disimpan sampai lebih setahun, asalkan masih berada dalam buah keringnya. Buah kering itu juga harus disimpan di tempat yang kering. Masyarakat pedesaan biasa menyimpan benih labu, pare, gambas, kecipir dan lainlain di para-para di atas tungku dapur. Biji gambas akan segera berkecambah apabila tersiram air. Namun tanaman muda sangat rentan terhadap gangguan hama, penyakit serta cuaca. Karenanya gambas memproduksi biji sebanyak mungkin, sebab secara alami, hanya akan ada satu atau dua tanaman yang bisa tumbuh dan kembali menghasilkan biji. Namun dalam budidaya, hampir semua biji gambas akan terus tumbuh menjadi individu tanaman baru. Bunga gambas berwarna kuning cerah serta berukuran cukup besar. Garis tengah bunga gambas mencapai 5 cm. Bunga jantan terpisah dari bunga betina. Bunga jantan berjumlah lebih banyak, serta mahkotanya berukuran lebih besar dibanding dengan bunga betinanya. Bunga betina gambas, seperti halnya tanaman Cucurbitaceae lainnya, mekar pada ujung pentil buah. Begitu bunga betina ini terserbuki, mahkotanya akan layu, tetapi pentil buah itu segera tumbuh menjadi buah. Pertumbuhan buah keluarga Cucurbitaceae sangat cepat. Dalam waktu beberapa hari, pentil buah gambas itu akan menggembung beberapa kali lipat dari ukuran sebelumnya. Umur tanaman gambas bisa mencapai satu tahun lebih. Artinya, biji gambas yang tumbuh pada awal musim penghujan, bisa tetap hidup pada musim penghujan berikutnya. Beda dengan kacang panjang, buncis, yang umur tanamannya hanya lima bulan. Hingga dalam budidaya keluarga Cucurbitaceae petani selalu memanfaatkan lahan-lahan yang tidak akan digunakan untuk budidaya tanaman lain. Atau mereka

hanya akan memanfaatkan pinggiran petakan lahan, bantaran kolam atau saluran air. Keuntungan petani akan bertambah besar, apabila gambas tidak hanya dibudidayakan untuk sayuran, melainkan juga sebagai penghasil spons, minyak nabati serta bungkil sebagai bahan pakan ternak. Berikut adalah gambar gambas Syarat Tumbuh Tanaman Gambas : - Cocok pada daerah beriklim tropis (25 C), altitude 0-500 dpl - Tekstur tanah lempung berpasir, pH 6.5 7.5

Kandungan Nutrisi Buah Gambas /100 g : - Protein : 0.6 1.2 g - Lemak : 0.2 g - Karbohidrat : 4 4.9 g - Kalsium : 16 20 mg - Ferrum : 0.4 0.6 mg - Posphat : 24 32 mg - Vitamin A : 45 410 IU - Vitamin B1 : 0.04 0.05 mg - Vitamin B2 : 0.02 0.06 mg - Vitamin C : 7 12 mg - Total energi : 87 Kj

Cara budidaya atau menanam gambas adalah sebagai berikut ini : Persiapan lahan : a. Bajak (ploughing) Dilakukan pada min 20 hari sebelum tanam. Tujuan : memperbaiki aerasi dan struktur tanah. b. Rancah (swampy) Dilakukan setelah lahan dibajak dan digaru tahap pertama. Tujuan : Mengurangi gulma dan penyakit (land sterilization). c. Klantang (land drying)

Dilakukan selama 1 minggu. Tujuan : pengatusan lahan agar mudah dibuat bedengan. d. Pembuatan Bedengan (bedding), got Bedengan dibuat berhadapan untuk penempatan para-para.

Pemupukan Dasar (base fertilizing) : Fertilizer : NPK (35-45 g/m2) atau campuran N,P,K 2:1:1 Dolomit : 1 kg/5m2 Manure : 1 kg/m2

Persiapan Tanam : a. Persemaian (seedling) Pembuatan media semai, menggunakan media coco peat dengan campuran NPK 1 kg/1m3. Media dimasukkan ke dalam tray atau polybag.

Membuat bedengan semai, untuk melindungi bibit dipersemaian dari cuaca dan insek. Pemecahan benih, bertujuan untuk mempercepat masa dormansi sehingga benih mudah berkecambah.Peram benih (sowing), menggunakan kertas peram dalam kondisi lembab, dianjurkan disemprot fungisida dosis rendah. Semai benih, setelah benih diperam 2-3 hari (keluar radikula).Perawatan persemaian, dilakukan dengan penyiraman rutin. Apabila ada gejala serangan jamur atau insek, semprot dengan insektisida atau fungisida dosis rendah.

Tanam (transplanting) Dilakukan pada umur bibit 7-8 hari (keluar 2 daun) setelah benih disemai. Dilakukan sortase bibit, dipilih bibit dengan vigor yang kokoh. Pemberian fungisida dan bakterisida, dilarutkan dan dikocorkan pada bibit yang akan ditanam. Pengairan lahan pertanaman, dilakukan sebelum pindah tanam. Pengairan dilakukan sampai kapasitas lapang. Tugal lubang tanam dan aplikasi nematisida/insektisida. Penanaman harus dilakukan dengan benar, posisi bibit jangan sampai menyentuh mulsa plastic

c. Training Tanaman Ikat dan merambatkan sulur, dilakukan ketika tanaman mulai berumur 7 HST. Sulur harus dirambatkan agar pertumbuhannya sesuai dengan arah lanjaran ( 15 HST). Wiwil, dilakukan dengan cara memangkas cabang-cabang yang tumbuh pada ruas 1-5. Wiwil dilakukan agar pertumbuhan vertikal tanaman lebih cepat.

d. Penyiangan (cleaning) Dilakukan pada daerah di sekitar lubang tanam, got dan area antar bedeng

e. Pengairan (irrigation) Pada musim kemarau/kondisi kering, pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Pada musim hujan, pengairan dilakukan dengan melihat kondisi tanah.

Pemupukan tanaman gambas : Dilakukan ketika tanaman mengalami gangguan pertumbuhan vegetatif (defisiensi nitrogen). Pupuk ZA (10 g/tan) diaplikasikan pada got kemudian dilakukan leb.

Pembuahan : Polinasi pada gambas menggunakan bantuan angin atau serangga. Pada kondisi vegetatif yang terlalu over atau hujan yang sangat deras, akan menghambat proses pembuahan dan mengurangi jumlah buah yang terbentuk. Dapat dilakukan pemangkasan cabang-cabang yang tidak produktif.

Proses awal pembuahan dimulai pada umur 30 HST.

Panen (harvesting) : Panen dapat dilakukan pada umur 34 HST ( 6 HSB). Ciri-ciri buah yang siap dipanen adalah jika cekungan pada buah mulai dangkal.

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Gambas a. Hama : Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) Ulat Grayak (Spodoptera litura) Nematoda (Meloidogyne sp.) Leaf Miner (Liriomyza sp.) Lalat Buah (Br actochera sp.) b. Penyakit : Downey Mildew (Pseudoperonospora sp.) Powdery Mildew (Erisipe sp.) Layu Bakteri/Fusarium

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. Tanaman Budidaya Gambas yang baik. Serial Online http://www.lembaga penelitian hortikultura.com. Diakses 24 Oktober 2011

Berdardinus. 2001. Pengolahan Tanaman Untuk Tanaman Gambas. Serial Online http:// www.anekaplanta.wordpress. com. Diakses 24 Oktober 2011 Prajnanta. 2003. Tata Cara Penanaman Gambas Pada Lahan Miring. Agro Media Pustaka: Jakarta Rustam. 2001. Tehnik Penanaman Gambas. Serial Online http://www. genesa exad.com . Diakses 24 Oktober 2011 Suseno. 2004.Cara Penanaman Gambas Yang Ideal. Serial Online http://www. Penanaman dan Perawatan. com. Diakses 24 Oktober 2011

Вам также может понравиться