Вы находитесь на странице: 1из 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE

Novel Haliana Alamat : Jln. Dato Tonggara No. 7 RT 011/010 Kel. Kramat Jati. Kec. Kramat Jati Jakarta Timur 13510 Mastergitar_fps@yahoo.com

ABSTRAK

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk Mie Instan Merek Indomie ini bertujuan untuk mengetahui apakah diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang akan dilakukan. Dan dari faktor tersebut ingin diketahui faktor manakah yang paling berpengaruh secara dominan terhadap keputusan pembelian produk Mie Instan merek Indomie. Untuk menganalisis perilaku pembelian konsumen tersebut, maka dilakukan dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas, normalitas , korelasi spearmen dan uji chi square. Dari hasil uji validitas bila data yang diolah bersifat valid maka akan digunakan dalam perhitungan berikutnya, namun bila tidak valid maka tidak akan digunakan. Dan saat diuji dengan uji reliabilitas data dari semua variabel bersifat reliabel. Untuk uji normalitas disini digunakan dalam pemilihan korelasi spearmen dan uji chi square, karena data tidak terdistribusi normal. Dari hasil pengujian yang dilakukan didapat bahwa seluruh faktor baik budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian produk Mie Instan Merek Indomie. Namun dari ke empat faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor budaya dengan nilai korelasi pengambilan keputusan pembelian sebesar 0,466. Kata kunci : Pengambilan Keputusan Pembelian, Faktor-Faktor, Indomie Pendahuluan Di abad modern sekarang ini, banyak manusia yang dalam kehidupannya mengiginkan sesuatu yang praktis dan mudah untuk dilaksanakan. Dalam hal ini yang paling utama adalah di bidang pangan, dimana mereka menginginkan suatu kemudahan dalam memperoleh dan mengolah makanan tersebut tanpa harus membuang waktu yang mereka miliki. Dengan adanya kejadian seperti ini produsen makanan selalu berlomba dan terus melakukan pengembangan produk makanan yang ada.

Padi-padian

40 35 30 25 20 15 10 5 0 2002 2005 2007

Umbi-umbian Ikan Daging Telur dan susu Sayur-sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Minyak dan lemak Bahan minuman Bumbu-bumbuan Konsumsi lainnya Makanan dan minuman jadi Tembakau dan sirih

Gambar 1.1 Pengeluaran Perkapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (Rupiah) Sumber : BPS Dari gambar 1.1 tersebut terlihat bahwa pengeluaran masyarakat di Indonesia masih bertumpu kepada padi sebagai makanan pokok dengan tingkat pengeluaran sebesar 36,847 pada akhir tahun 2007. Dan pada tingkat selanjutnya adalah pada makanan dan minuman jadi yang mudah untuk diperoleh dengan tingkat pengeluaran sebesar 37,030. Sehingga produk makanan jadi ini pada tahun 2007 sudah melebehi pengeluaran masyarakat untuk mengkonsumsi dalam bidang pangan. Sementara itu konsumsi terendah ada pada umbi-umbian dengan tingkat pengeluaran sebesar 1,991 pada akhir tahun 2007.

90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Tahun 2005 Tahun 2006

Minyak Goreng Kopi Bubuk Mie Instan Rokok mild Saus Sambal Kecap Minuman Energi Rokok Kretek Minuman Non Soda

Gambar 1.2 Rata-Rata Indeks Loyalitas Konsumen Indonesia Jenis Industri Makanan Dan Minuman Sumber : Majalah SWA 06/XXII/23 Maret 5 April 2006 Dari Hasil Indeks Loyalitas tersebut ternyata Konsumsi untuk minyak Goreng sebesar mengalami peningkatan hingga mempunyai nilai indeks sebesar 85,5% pada tahun

2006. Lalu pada kopi bubuk mengalami peningkatan indeks menjadi 73,4 % pada tahun 2006. Dan konsumsi Mie instan mempunyai angka kenaikan yang cukup signifikan hingga mempunyai indeks sebesar 72,9%. Sementara itu indeks terendah pada tahun 2006 adalah minuman tidak bersoda sebesar 62.9% yang kalah bersaing dengan minuman bersoda. Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Dengan semakin banyaknya produk mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen produk tersebut untuk mengetahui pola pembeliannya. Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan produknya ke pasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen. Untuk saat ini sudah banyak varian rasa yang telah tersedia di pasar untuk memenuhi kebutuhan para pecinta mie instan tersebut. Masing-masing produsen mempunyai produk unggulan yang digemari oleh setiap konsumen mereka. Pada setiap bungkus dari mie instan tersebut mempunyai karakteristik yang mewakili rasa dari produk itu sendiri. Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari diri konsumen maupun luar konsumen. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Dari uraian tersebut maka dapat diambil suatu penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Indomie. Dari uraian latar belakang, maka dapat diketahui Tujuan Penelitian sebagai berikut : (1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku konsumen yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan untuk membeli Produk Mie Instan Merek Indomie. (2) Untuk mengetahui diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi yang berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli Produk Mie Instan Merek Indomie. Kajian Penelitian Sejenis Ritawati Tedjakusuma, Sri Hartini, Muryani, 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral Di Kotamadya Surabaya jurnal penelitian dinamika sosial vol.2 no.3 des 2001. Dari pengolahan dan analisis data, pengujian hipotesis, analisis, dan pembahasan hasil penelitian, maka hipotesis pertama diterima, bahwa perilaku konsumen dalam pembelian air minun mineral dipengaruhi secara bersama-sama dan bermakna oleh faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, layanan dan promosi. Hal iniditunjukan oleh F Hitung = 34,677 lebih tinggi dari F Tabel = 2,14 dengan koefisien korelasi R sebesar 0,7203 dan koefisien determinasi ganda (R Squared) sebesar 0,5188. Hipotesis

kedua yaitu harga mempunyai pengaruh dominan terhadap perilaku konsumen air minum mineral dinyatakan diterima. Metode Penelitian Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik simple random sampling, yakni sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Populasi dianggap homogen. Dalam hal ini penulis mengambil sampel penelitian dari mahasiswa universitas gunadarma untuk kelas 4EA01 sampai dengan kelas 4EA07. Jumlah populasi kelas 4EA01 sampai dengan 4EA07 adalah sebanyak 375 mahasiswa. Untuk pengambilan jumlah sample penulis melakukan tekhnik pengambilan sampel dengan rumus sebagai berikut : n = N/1+(e)2 . Maka setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut didapat hasil perhitungan sampel sebesar 80 orang mahasiswa dengan tingkat presisi sebesar 10%. Data yang diambil adalah data primer, yaitu data yang diambil dari jawaban kuesioner yang diisi oleh masing-masing responden. Untuk variabel terdiri dari dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk varibel bebas terdiri dari faktor kebudayaan (dengan indikator pengalaman anggota keluarga, mengikuti teman dan gaya hidup), sosial (dengan Indikator mengikuti lingkungan, wilayah geografis dan kelas sosial), pribadi (dengan indikator kebiasaan, uang saku dan situasi ekonomi) dan psikologis (dengan indikator motivasi, persepsi dan pengetahuan). Sedangkan untuk varibel terikatnya atau varibel tidak bebas adalah keputusan pembelian produk (dengan indikator pilihan alternatif, pengambilan keputusan yang rasional dan pembelian kembali). Dalam hal ini penulis menggunakan skala interval. Skala interval merupakan skala yang memiliki urutan dan memiliki interval atau jarak yang sama diantara kategori atau titiktitik terdekatnya. Dengan di implikasikan ke dalam kuesioner dengan skala kepuasan jenis skala likert. Alat uji yang digunakan ada beberapa tahapan yaitu : (1) uji Validitas dan Reliabelitas, (2) uji Normalitas, (3) Korelasi dan (4) uji Chi Square. Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukuran mampu mengukur apa yang ingin di ukur (Purbayu Budi & Ashari, 2005 : 247). Dalam hal ini uji validitas digunakan dalam penerapan sebagai instrumen yang mengukur data responden milik penulis. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Penulis memiliki kuesioner, maka hasil kuesioner tersebut akan sama jika digunakan untuk mengukur pada penelitian sejenis yang lainnya. salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis parametrik yaitu uji normalitas data. Pengujian ini menuntut asumsi data yang diuji terdistribusi normal. Apabila sampel diperbesar, penyimpangan asumsi normalitas ini semakin kecil pengaruhnya.(Gunawan Sudarmanto, 2005 : 105) Untuk menguji normalitas distribusi ini digunakan hipotesa sebagai berikut :

Ho : data terdistribusi normal Ha : data tidak terdistribusi normal Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah : jika nilai asymp. Sig > maka terima HO, maka data dikatakan terdistribusi normal Jika nilai asymp. Sig < maka terima Ha, maka data dikatakan tidak terdistribusi normal Untuk rasio skewness dan rasio kurtosis dianggap normal apabila memiliki rasio diantara -2 sampai dengan 2. Apabila nilai rasio tersebut tidak berada diantara kedudukan tersebut maka data dapat dikatakan tidak normal. Bila dari hasil pengujian kenormalan data ada syarat yang tidak terpenuhi maka data tersebut untuk variabel yang bersangkutan dikatakan tidak normal. analisis korelasi merupakan salah satu tekhnik statistik yang sering digunakan untuk melihat hubungan yang terjadi antara variabel yang ada. Tujuannya adalah untuk melihat dan mengetahui pola serta keeratan hubungan variabel. Menurut Arief Pratisto (2009 : 71) terdapat 3 arah korelasi, yaitu positive correlation, negative correlation dan nihil correlation. Korelasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu korelasi parametric dan korelasi non parametrik. Jika angka dari korelasi tersebut bernilai negative maka yang terjadi adalah hubungan yang tidak searah, tetapi bilai nilai korelasi tersebut positif maka yang terjadi adalah hubungan yang searah antarvariabel yang diuji. Untuk menguji korelasi ini digunakan hipotesa sebagai berikut : Ho : Tidak terjadi korelasi yang signifikan antara variabel Ha : Terjadi korelasi yang signifikan antara variabel Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah : jika nilai Sig > maka terima HO, maka data dikatakan tidak terjadi korelasi yang signifikan. Jika nilai Sig < maka terima Ha, maka data dikatakan terjadi korelasi yang signifikan. Uji Chi kuadrat (Chi Square) adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi/ yang benar-benar terjadi/ aktual (Fo) dengan frekuensi harapan/ ekspektasi (Fe) yang didasarkan atas hipotesis tertentu. Untuk menguji chi square ini digunakan hipotesa sebagai berikut : Ho : konsumen tidak setuju adanya pengaruh variabel Independen terhadap variabel Dependen. Ha : konsumen setuju adanya pengaruh variabel Independen terhadap variabel Dependen. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah : jika nilai Sig > maka terima HO, maka konsumen tidak setuju adanya pengaruh variabel Independen terhadap variabel Dependen. Jika nilai Sig < maka terima Ha, maka konsumen setuju adanya pengaruh variabel Independen terhadap variabel Dependen. Hasil Dan Pembahasan

Dari hasil uji validitas dengan menggunakan data sebanyak 30 responden dari total 80 orang responden di dapat nilai R Product Moment sebesar 0,306. dengan beberapa indikator yang digunakan di dapat hasil perhitungan seperti tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Hasil Uji Validitas Indikator X1_1 X1_2 X1_3 X2_1 X2_2 X2_3 X3_1 X3_2 X3_3 X4_1 X4_2 X4_3 Y_1 Y_2 Corrected Item Total Correlation 0.759 0.811 0.738 0.721 0.539 0.537 0.501 0.814 0.781 0.651 0.574 0.644 0.641 0.641 Nilai r tabel 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 Kesimpulan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

0.618 Y_3 Sumber : Data Kuesioner

Dari hasil pengolahan data tersebut ternyata seluruh indikator yang nantinya membentuk variabel bebas maupun terikat telah lolos dari uji validitas yang dilakukan. Selanjutnya untuk Uji validitas dapat dilihat hasil dengan nilai sebesar 0,929. yang artinya data tersebut dikatakan reliabel dengan nilai standar reliabel diatas angka 0,6. Selanjutnya pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Uji Normalitas Rasio Rasio Shapiro Variabel Skewness Kurtosis Wilk Kebudayaan -0.88475836 2.5582707 0 Sosial -1.77695167 2.1052632 0 Pribadi -1.60966543 2.5958647 0 Psikologis 0.95539033 2.8157895 0 Kep.Pembelian 0.75464684 1.8834586 0 Sumber : Data Kuesioner

K-S 0 0 0 0 0

Hasil T.Normal T.Normal T.Normal T.Normal T.Normal

Dari hasil output tersebut maka dapat dikatakan data untuk seluruh variabel yang ada adalah tidak terdistribusi normal, karena nilai Asymp. Sig adalah lebih kecil dari nilai alpha yang digunakan dan juga ada beberapa nilai rasio skewness dan rasio kurtosis yang tidak terpenuhi. Maka dari hasil normalitas ini pengujian selanjutnya harus menggunakan statistika non parametrik. Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui pola keeratan hubungan antar variabel. Dalam hal ini penulis menggunakan korelasi spearmen, karena dari hasil pengujian kenormalan data ternyata data tidak terdistribusi normal. Untuk data tidak normal dapat dikerjakan dengan korelasi spearmen, karena termasuk kedalam korelasi non parametrik. Dimana variabel bebasnya terdiri dari x1 sebagai variabel budaya, x2 sosial, x3 pribadi dan x4 adalah psikologis. Dan variabel terikatnya adalah keputusan pembelian. Hasil pengujian korelasi dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Arah hubungan Korelasi Dan Signifikansi Antara Variabel Bebas Denagn Variabel Terikat Arah Hubungan antar variabel Nilai koreasi keeratankorelasi Sig Hubungan Cukup kuat Y dengan X1 0.466 searah 0.037 Signifikan Cukup kuat Y dengan X2 0.335 searah 0.000 Signifikan Sangat lemah Y dengan X3 0.230 searah 0.018 Signifikan Cukup kuat Y dengan X4 0.350 searah 0.001 Signifikan Sumber : Data Kuesioner Dari hasil uji korelasi Spearmen pada tabel 3 tersebut ternyata seluruh hubungan yang ada antara variabel independen dengan dependen dapat berkorelasi secara signifikan. Dan diantara variabel independen yang mempunyai nilai korelasi paling tinggi adalah antara variabel Y dengan X1 atau bisa disebut antara variabel Keputusan Pembelian dengan variabel budaya dengan nilai korelasi sebesar 0.466. Sedangkan nilai korelasi terendah terjadi antara variabel Y dengan X3 atau disebut antara variabel Keputusan Pembelian dengan Pribadi. Dari uji chi square di dapat hasil untuk variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis dengan nilai Asymp.Sig sebesar 0. maka dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ke empat variabel bebas yang ada konsumen setuju dengan adanya pengaruh keempat variabel tersebut terhadap variabel keputusan pembelian. Dan satu lagi pada variabel keputusan pembelian juga mempunyai nilai Asymp.Sig sebesar 0. maka dapat dikatakan bahwa konsumen setuju jika variabel keputusan pembelian di pengaruhi oleh variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Kesimpulan Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada 80 orang responden penikmat Mie Instant Indomie yang dibagi dalam 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat didapat hasil perhitungan sebagai berkut :

1. Dari seluruh variabel bebas (budaya, sosial, pribadi dan psikologis) secara keseluruhan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian yang akan diambil oleh konsumen dalam pembelian Mie Instan Merek Indomie. 2. Nilai korelasi yang diberikan oleh variabel budaya terhadap variabel keputusan pembelian adalah sebesar 0,466. Begitu juga dengan uji Chi Square ternyata konsumen setuju jika faktor budaya dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka. 3. Nilai korelasi yang diberikan oleh variabel sosial terhadap variabel keputusan pembelian adalah sebesar 0,335. Begitu juga dengan uji Chi Square ternyata konsumen setuju jika faktor sosial dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka. 4. Nilai korelasi yang diberikan oleh variabel pribadi terhadap variabel keputusan pembelian adalah sebesar 0,23. Begitu juga dengan uji Chi Square ternyata konsumen setuju jika faktor pribadi dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka. 5. Nilai korelasi yang diberikan oleh variabel psikologis terhadap variabel keputusan pembelian adalah sebesar 0,35. Begitu juga dengan uji Chi Square ternyata konsumen setuju jika faktor psikologis dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Saran Dilihat dari analisa yang telah dilakukan terhadap Produk Mie Instan Indomie, maka saran yang dapat diberikan adalah jangan pernah mengubah suatu kebudayaan terutama dalam bidang kuliner, karena setiap wilayah mempunyai perbedaan budaya setiap sajian kulinernya. Beberapa aspek penting seperti keadaan pribadi harus juga diperhatikan dengan membuat harga jual yang tidak terlalu mahal. Kemasan yang menarik bukan berarti konsumen akan termotivasi dalam membeli produk, tetapi nilai kepuasan penggunaan produk konsumsi Indomie yang harus lebih diperhatikan. Karena penulisan ini masih mempunyai beberapa kekurangan, penulis disini menyarankan agar pada penelitian berikutnya bisa ditambahkan beberapa indikator pada setiap variabel yang ada. Serta dengan penggunaan software yang berbeda dari yang penulis kerjakan. Daftar Pustaka Assauri, Sofyan. (2004), Manajemen Pemasaran. Cetakan ketujuh, Raja Grafindo. Jakarta. Budi, Purbayu., & Ashari. (2005), Analisi statistika dengan Microsoft Excel & SPSS. Andi, Yogyakarta. BPS. (2009), Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi Indonesia. BPS, Jakarta. Ferrinadewi, Erna. (2005), Atribut Produk Yang Dipertimbangkan Dalam Pembelian Kosmetik Dan Pengaruhnya Pada Kepuasan Konsumen di Surabaya, Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaa, 7 (2), hal. 139-150. Istijanto. (2005), Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kotler, Philip., & Armstrong, Gery. (2008), Prinsip-Prinsip pemasaran. Edisi Kedua Belas, Jilid Pertama, Erlangga, Jakarta.

Kurniawan, Heri. (2006), Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka, Malang. (http://www.scribd.com/doc/8950568/SKRIPSI-MANAJEMEN, diunduh pada 12 Juli 2009) Mowen, John., & Minor, Michael. (2004), Perilaku Konsumen. Edisi Kelima, Jilid Pertama, Erlangga, Jakarta. Pratisto, Arif. (2009), Statistik Menjadi Mudah Dengan SPSS 17. Elex Media Komputindo. Jakarta. Sarwono, Jonathan., & Martadiredja, Tutty. (2008), Riset Bisnis Untuk Pengambilan Keputusan. Andi, Yogyakarta. Sudarmanto, Gunawan. (2005), Analisis Regresi Linier Ganda Dengan SPSS. Graha Ilmu, Yogyakarta. Sumarwan, Ujang. (2004), Perilaku Konsumen. Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor. Tedjakusuma, Ritawati., & Maryani, Sri Hartini. (2001), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral, Jurnal Penelitian Dinamika Sosial, 2 (3), hal. 48-58. Tjiptono, Fandy. (2007), Pemasaran Jasa. Edisi Pertama, Bayumedia Publishing, Malang.

Вам также может понравиться