Вы находитесь на странице: 1из 13

PEMANFAATAN DAUN BELUNTAS SEBAGAI BAHAN AKTIF DEODORAN DAN ASPEK KEAMANAN PENGGUNAANNYA

Oleh Putri Adimukti

PROGRAM MAGISTER FARMASI KOSMETIKA BAHAN ALAM UNIVERSITAS PANCASILA

DEFINISI & TAKSONOMI


Beluntas dikenal dengan nama ilmiah Plucheae indicae

Divisi : Spermathophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Asterales Suku : Asteraceae Marga : Pluchea Jenis : Pluchea indica Less.

Latar Belakang
Secara ilmiah, beluntas memiliki sifat antimikroba (Purnomo, 2001). (Hariana, 2006). Flavonoid dalam daun beluntas memiliki aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus sp, Propionobacterium sp dan Corynebacterium Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan bau badan yaitu S. aureus, S. epidermidis, C. acne (difteroid), P. aeruginosa, dan S. pyogenes

Khasiat
Secara tradisional daunnya digunakan sebagai obat untuk menghilangkan bau badan, obat penurun panas, obat batuk, dan obat antidiare. Daun beluntas yang telah direbus sering pula digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Daun beluntas juga digunakan sebagai obat nyeri pada rheumatik, sakit pinggang. Ekstrak daun beluntas yang dikonsumsi bersama rumput laut dapat digunakan sebagai obat tuberkulosis kelenjar leher

Kandungan Kimia

Berdasarkan skrining fitokimia yang telah dilakukan, golongan senyawa aktif yang teridentifikasi dalam daun beluntas antara lain :
fenol tanin, alkaloid, steroid minyak atsiri

Aspek Keamanan

Sebuah penelitian telah dilakukan untuk menguji efek dekoksi daun beluntas terhadap LD50 (Toksisitas Akut) Tikus Putih Jantan (Ratus norwegicus). Dari penelitian tersebut diketahui dapat bahwa tikus putih jantan yang diberi dekok daun beluntas mulai dosis 2,5 gr/kgbb (dosis 1 x) sampai dosis 375 gr/kg/bb (dosis 150 x) tidak diketemukan tikus yang mati, berarti pemberian dekok beluntas tersebut tidak menyebabkan lethalitas sesuai pendapat Frank Lu (1992)

Aspek Keamanan

Menurut Frank Lu (1992), toksisitas zat digolongkan berdasarkan LD50 sebagai berikut :
1. Supertoxic 5 mg/kgbb 2. Amat sangat toxic 5-50 mg/kgbb 3. Sangat toxic 50-500 mg/kgbb 4. Toxic sedang 0,5-5 gram/kgbb 5. Toxic ringan 5 15 gr/ kgbb 6. Praktis tidak toxic 15 gr/kgbb

Potensi Pemanfaatan
Adanya tren back to nature Khasiat beluntas sebagai penghilang bau badan telah dikenal luas masyarakat khususnya di Indonesia. Selain bukti empiris, beluntas juga telah diteliti secara ilmiah. Daun beluntas mengandung minyak atsiri, alkali, flavonoid, yang memiliki fungsi antibakteri dan kontrol keringat.

Strategi Pengembangan
1. Budidaya beluntas Untuk memperoleh produk deodorant yang berkualitas, dapat dimulai dari kualitas bahan baku yang berkualitas. Perlu adanya kerjasama dengan petani dan penggunaan teknologi agroindustri yang maju untuk mewujudkan tahap ini.

Strategi Pengembangan
2. Standarisasi ekstrak dan uji sensoris
Proses ini meliputi uji kualitatif dan kuantitif ekstrak. Uji kualitatif dari beluntas berupa warna, bau dan rasa serta kandungan zat aktif yang dapat dideteksi secara sederhana dengan analisis fingerprint menggunakan kromatografi lapis tipis. Uji sensoris untuk mengetahui kemungkinan timbulnya efek merugikan jika diaplikasikan pada kulit

Strategi Pengembangan
3. Formulasi deodorant roll on beluntas Sediaan deodorant dalam bentuk roll on memberikan keuntungan penggunaan yang lebih praktis dan menarik. Beluntas dapat berfungsi sebagai antibakteri dalam formulasi tersebut.

Strategi Pengembangan
4. Pemasaran dan publikasi yang masif Publikasi yang masif dan pemasaran yang baik melalui media cetak dan elektronik. Faktor yang juga cukup berpengaruh adalah kerjasama dari berbagai pihak diantaranya pemerintah, industri, petani dan peneliti. Jika hal ini terwujud, maka langkah Indonesia

Вам также может понравиться