Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Content
Pengujian Tegangan Tinggi Jenis-jenis Pengujian Pengujian Isolasi Tidak Merusak Pengukuran faktor rugi-rugi dielektrik (Tg delta) 1. Metode Pengukuran Langsung 2. Metode Pengukuran Tidak Langsung Pengukuran Tahanan Dielektrik Padat 1. Metode Pengukuran Langsung 2. Metode Pengukuran Tidak Langsung Pengukuran Peluahan Parsial 1. Pengukuran Langsung 2. Pengukuran Tidak Langsung
Untuk menjamin peralatan dapat bekerja pada keadaan tegangan normal. Untuk menguji ketahanan isolasi pada peralatan (untuk melihat kemampuannya memikul tegangan lebih atau karna adanya sambaran petir ).
dampak
Hasta Nurullita - Melfa Silitonga
Dikatakan Isolasi itu buruk setelah isolasi tersebut digunakan dalam waktu yang lama yaitu:
Kenaikan Temperatur isolasi setelah beroperasi
Kelembapan udara disekitar isolasi Beban mekanis yang dipikul isolasi Korona pada bagian-bagian peralatan runcing yang berdekatan dengan isolasi Tegangan lebih yang menerpa isolasi
Keterangan:
Benda Uji sebagai resistor Rx Kondesator sebagai Cx
Tahanan resistor (0,01-104 ohm) sebagai R1 Kapasitansi ke tanah dari cabang bertegangan tinggi (titik b dan d) harus dihindarkan,supaya tidak Ada kapasitansi lain disamping kapasitansi pada alat ukur.Sehingga bagian bertegangan rendah dilindungin tabir logam (T) yang ditanahkan. Cs adalah kondensator standar (50-500F) dengan rugi-rugi dielektrik diabaikan.
Impedansi komponen (R1,R2,CV) sehingga Vbc dan Vcd tidak melebihi 20 V. Bila benda uji tembus listrik,maka tegangan terminal b dan d naik dan dapat merusak komponen (R1,R2,CV) Untuk mencegah dipasang sela protektor G.
Mengukur Tg delta sebagai fungsi tegangan pengujian pada temperatur konstan. 2. Mengukur tg delta sebagai fungsi temperatur pada tegangan yang konstan. Kedua pengukuran tersebut akan menghasilkan kurva seperti Gambar 8.2 di bawah ini
1.
Jika Iv dibuat sama dengan nol maka tahanan yang terukur adalah tahanan permukaan yaitu: Jika Ip dibuat sama dengan nol maka tahanan yang terukur adalah tahanan volume yaitu:
Pengukuran tahanan dielektrik meliputi pengukuran tahanan permukaan dan tahanan volume. Jika suatu dielektrik ditempatkan diantara dua elektroda ukur yang diberi tegangan maka arus yang diberikan sumber tegangan merupakan jumlah arus permukaan dengan arus volume. Karena itu tahanan isolasi dapat ditulis sebagai berikut :
10
11
a.
Rangkaian seri dimana resistor shunt terhubung seri dengan dielektrik yang akan diuji. Rangkaian paralel dimana resistor shunt terhubung paralel dengan dielektrik yang akan diuji.
Pada gambar 8.6 ditunjukkan pengukuran tahanan volume suatu dielektrik dengan rangkaian seri . Elektroda pengukuran sama seperti pada pengukuran langsung (Gambar 8.5)
12
B adalah sumber tegangan dc yang stabil dan dapat membangkitkan tegangan antara 500-1000V. Galvanometer G harus mempunyai sensitifitas yang tinggi dan diparalelkan dengan suatu resistor shunt (Rsh).
Resistor standar (Rs) terbuat dari bahan manganin, 106 ohm, dengan ketelitian 10%.
Mula-mula saklar S1 dibuka dan Su dihubungkan ke B, dalam hal ini Rs dengan dielektrik yang diuji terhubung seri. Resistor shunt diatur hingga G menunjuk penyimpangan yang besar atau dapat terbaca. Dicatat nilai faktor pengali Rsh dan penyimpangan G. Kemudian saklar Su dibumikan untuk membuang muatan elektroda uji ,selanjutnya S1 ditutup dan Su dihubungkan ke B, sehingga hanya Rs yang terukur. Rsh diukur kembali hingga G menunjukkan penyimpangan terbesar. Setelah selesai pengukuran saklar Su dibumikan untuk membuang muatan dari benda uji ke tanah.
13
Ds & Fs pada saklar S1 tertutup (yang terukur hanya resistor standar) Ds & Fs pada saklar S1 terbuka (benda uji terhubung seri dengan resistor standar)
Dimana : r1 = Radius elektroda P1 g = Jarak sela elektroda P1 dengan elektroda cincin d = Tebal dielektrik
14
16
Dimana, l = Panjang efektif elektroda ukur (m) d1= Diameter luar elektroda ukur (m) d2= Diameter dalam elektroda utama (m) Bia kapasitansi elektroda tanpa dielektrik cair diketahui adalah C, maka resistivitas volume:
Jika C belum diketahui, maka pengukuran C dilakukan dengan menggunakan alat ukur faktor rugi-rugi dielektrik (Jembatan Schering)
17
18
Filter F digunakan untuk mencegah masuknya sinyal peluahan parsial yang terjadi pada trafo uji. Bila pada benda uji terjadi peluahan parsial, maka arus akan mengalir pada impedansi Zm, sehingga beda potensial sangat kecil. Beda potensial sangat kecil ini sebagai sinyal detektor. Melalui filter BPF sinyal diteruskan ke penguat A sehingga teramati pada osiloskop OCR.
19
Bila pada benda uji terjadi peluahan parsial, maka akan terjadi arus pulsa berfrekuensi tinggi. Arus ini menimbulkan medan elektromagnet yang diradiasikan ke sekitar benda uji. Medan elektromagnetik ini menginduksi gaya gerak listrik pada kumparan K Gaya gerak listrik ini sebagai sinyal detektor. Melalui filter BPF sinyal diteruskan ke penguat A sehingga teramati pada osiloskop OCR.
20
21
22