Вы находитесь на странице: 1из 7

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN LAB.

TANAH Acara praktikum Tujuan : Cara pembuatan Regensia (I dan II) : Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Memahami prosedur pelaksaan penentuan Beyoecous 2. Menentukan tekstur tanah secara laboratoris Nama Pratikan Program Studi Partner : Tulus Yudi Widodo : D4 Teknik Produksi Benih : 1. Winarno (A4 11 1965) 2. Vey Bona Banoet (A4 11 1963) 3. Wagino A4 11 1964 4. Yetri Zeruya Abisai Naboet (A4 11 1966) Jurusan Hari/Tanggal Tempat Pembimbing : Produksi Pertanian : Jumat, 13 Januari 2012 : Laboratorium Ilmu Tanah Politeknik Negeri Jember : Ir. A. Madjid MP. ( Selaku Dosen ) Dony Haryadi ( Selaku Teknisi ) NIM Kelompok : IV tekstur metode

: A4 111 962

LABORATORIUM ILMU TANAH JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN Januari, 2012 Telah Diperiksa

1. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengetahui berbagai macam konsentrasi larutan yang sering digunakan 2. Membuat larutan dengan berbagai macam konsentrasi

2. Teori Dibawah ini tercantum beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi (kepekatan) larutan yang biasa dipergunakan dalam analisa tanah yaitu: 1. Molar (M) Larutan molar suatu zat, disingkat M, mengandung tepat 1 gram molekul zat itu dalam 1 liter larutan (gram ion perliter) Dapat dinyatakan dengan rumus: Gram/Berat Molekul Molar (M) = Liter 2. Molal (m) Larutan molal suatu zat, disingkat m, mengandung tepat 1 gram molekul atau 1 gram zat itu dalam 1000 gram pelarut. Gram/Berat Molekul Molar (M) = Garam larutan 3. Normal (N) Larutan normal suatu zat disingkat N, mengandung tepat 1 gram setara zat itu dalam 1 liter larutan. Bila gram setara suatu zat sama dengan gram molekulnya, maka nagi zat tersebut 1N = 1M Dapat dinyatakan dengan rumus:

Gr/BM x Valensi Molar (M) = Liter

4. Persen bobot (percent by weight) Larutan 1% bobot suatu zat, mengandung tepat 1gram zat itu dalam 10 gram larutan.

5. Persen isi (percent volume) Larutan 1% isi suatu zat mengandung tepat 1 gram zat itu dalam 100 ml larutan.

6. PPM (Part Permilion) 1 ppm suatu zat mengandung tepat 1 gram zat itu dalam 1 juta mililiter larutan atau dapat disederhanakan menjadi 1 miligram zat tersebut dalam 1 liter larutan.

Bila suatu larutan yang akan digunakan terlalu pekat dan perlu diencerkan terlebih dahulu maka kita mempelajari suatu teori yang menyatakan: Bila suatu larutan diencerkan, volumenya akan bertambah, sedangkan kepekatannya akan berkurang tetapi jumlah bobot contoh yang dilarutkan akan tetap. Jadi bila dua larutan yang kepekatannya berlainan, sedang zat yang terkandung didalamnya sama bobotnya, maka satu sama lain akan berkaitan seperti berikut: Bobot zat dilarutkan (solute1) = Bobot zat yang dilarutkan (solute 2) atau V1 x N1 = V2 x N2 Bila 3 tetapan dari rumus di atas diketahui semua, maka satu tetapan keempat dapat dihitung. 3. Organisasi 1. Mahasiswa dalam golongan dibagi atas 6 kelompok, 2. Setiap Kelompok Maksimum Terdiri Dari 5 Orang (Mahasiswa) 3. Masing-masing pembimbing, kelompok mengerjakan tugasnya sesuai dengan arahan

4. Alat dan Bahan 1. Alat Gelas piala Pipet Pengaduk Karet penghisam Labu ukur Buret Labu semprot Erlemeyer

2. Bahan NaOH Aquadest Na2CO3 (Natrium Karbonat) H2SO4 pekat Kertas label Asam oksalat HCL H3BO3

4. Pelaksanaan Praktek 1. Membuat Larutam NaOH 0,1 N a. Larutan NAOH dalam konsentrasi rendah tidak boleh dibuiat langsung dengan, menimbang langsung karena NaOH bersifat hidroskopis, terlebih dahuluharus dibuat jadi larutan lindi yaitu larutan NaOH 50% yaitu ditimbang NaOH pekat 100 gram kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam 100 gr aquadestyang berada dalam piala gelas pirex sambil diaduk dengan pengaduk kaca. Karena lindi minyak lambat laun akan memakan kaca maka lindi minyak ditaruh dalam botol yang dilapisin dengan parafin (lilin) pada dinding dalamnya. b. Lindi yang telah dibuat konsentrasinya 1 k. 19 N sehingga dapat dihitung berapa ml lindi yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak 1 liter. Jumlah mililiter itu dapat diukur 1 liter dan ditambahkan aquadest sampai tanda garis. c. Untuk memastikan konsentrasi sebenarnya dari NaOH yang telah kita buat maka konsentrasi yang sebenarnya harus ditetapkan yaitu dengan jalan. d. Timbang dengan teliti 1,5gram hablur asam aksalat dan larutan kedalam labu ukur 250 ml. Kemudian impitkan sampai tanda garis dan kocok sampai homogen, siapkan 2 buah buret, masing-masing buret diisi NaOH 0,1 N dan buret lainnya diisi asam oksalat yang masing-masing pengisiannya

dihimpitkan sampai garis nol. Selanjutnya alirkan kedalam sebuah erlemeyer 250 ml larutan NaOH 0,1 N sebayak 20 ml dari buret dan tetesi 2-3 tetes

indikator PP. Kemudian ditetar dengan larutan asam oksalat sampai warna merah jambu hilang. Catat ml asam oksalat yang digunakan. Perhitugan: mg asam oksalat N Asam Oksalat = 25 x 63 V1 x N1 N Asam Oksalat = V2 Keterangan: V1 = Mililiter Asam Oksalat Yang Dibutuhkan V2 = Mililiter NaOH yang digunakan N1 = Kenormalan Asam Oksalat 63 = Bobot Setara Asam Oksalat 2. Membuat Larutan HCL 0,1 M a. Untuk dapat menghitung berapa banyak HCL pekat yang diperlukan untuk membuat HCL 0,1 M sebanyak 1 liter maka dibutuhkan data dari larutan HCL yang diencerkan, data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: % 100 x Bj x 100 M= BM Untuk mendapatkan data diatas dapat dilihat pada etiket yang tertera pada kemasannya. Setelah mendapatkan nilai M dari contoh dilanjutkan dengan rumus pengenceran seperti diatas. V1 x N1 = V2 x N2

b. Setelah mendapatkan jumlah HCL yang dibutuhkan untuk membuat HCL 0,1 M sebanyak 1 liter, jumlah mililiter itu diambil dengan pipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml dan kemudian tambahkan aquadest sampai tanda batas. c. Untuk memastikan konsentrasi yang sebenarnya dari HCL yang telah kita buat maka konsentrasi yang sebenarnya harus ditetapkan yaitu dengan jalan.

d. Timbang dengan teliti 225 mg Na2CO3 dan bilaskan kedalam erlemenyer 250 ml kemudian tambahkan aquadest sebanyak 50 ml, tambahkan 2-3 tetes indikator SM. e. Sekarang alirkan (titrasi dengan) HCL yang ada pada buret kedalam erlemenyer tetes demi tetes sampai warna berubah. f. Catat HCL yang digunakan Perhitungan Mg NaaCO3 Molar (M) HCL = V x 21,23 3. Membuat Larutan H2SO4 0,1 N Dalam membuat H2SO4 caranya sama dengan membuat HCL 0,1 M. Hanya pada rumus diubah menjadi % 100 x Bj x 1000 x valensi N= BM 4. Membuat Larutan Asam Borat 2000 ppm Dengan menggunakan dasar perhitungan: miligram PPM = Liter 5. Tugas dan Pertanyaan 1. Selesaikan soal dibawah ini: Suatu bahan kimia yang kemasannya terdapat etiket yang mencantumkan data sebagai berikut: 3. Sulfat 96-97% 4. BJ = 1,18 5. M = 87 6. Valensi =2 Buat larutan 0,25 N sebanyak 1000 ml http://laporanpraktikumpertanian.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-dasardasar-ilmu.html

6. PEMBAHASAN Kelompok 4. H2SO4, Diketahui : N2 = 0,05 N1 = 36 V2 = 250 Ditanya : V1 = ? Jawab : V1.N1 = V2.N2 V1.36 = 250.0,05 VI = 0,34 X 4 V1 = 1,38 ml HCl 10%, Diketahui : N1 = 36 N2 = 10% V2 = 100 Ditanya : ? Jawab : V1.N1 = V2.N2 V1.36 = 100.10% V1 = 27,77 ml Dilarutkan kedalam aquadest 100 ml, jadi yang terlarut : 100 27,77 = 72,23 ml KCl = 39 + 35,5 = 74,5 gr/1000ml Jadi jika 100 ml menjadi 7,45 ml Pirofosfat 5 %, jika dilarutkan kedalam 100 ml akan menjadi 5 gr NaCl = 23 + 35,5 = 58,5

Jika dilarutkan kedalam 100 ml akan menjadi 5,85 gr Artinya, mengandung tepat 1 gram molekul zat itu dalam 1 liter larutan (gram ion perliter)

Вам также может понравиться