Вы находитесь на странице: 1из 3

Ryani Putri: Pendidikan itu Modal Hidup!

Oleh Agus Andriani/ 54502


Kelelahan serta kepedihan hidup tak menghalangi terkembangnya sebuah senyum di bibirnya ketika kami bertemu. Raut wajahnya tampak begitu kusam dan lelah, namun ia tidak mempedulikannya. Di Pandopo Fakultas Bahasa dan Seni Ryani Putri bercerita tentang perjuangannya dalam menggapai pendidikannya demi menutut ilmu. Perempuan yang berumur 21 tahun ini sekarang tercatat sebagai Mahasiswa tingkat empat Program Studi Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah di Universitas Negeri Padang. Namun, pada transisi tahun 2010-2011, ia tak lebih dari seorang lulusan SMA N 1 Koto Baru yang bimbang tentang masa depannya. Mimpi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tentu merupakan sebuah dilema karena kuliah tentu akan membutuhkan biaya yang cukup besar. Hal itu belum termasuk biaya hidup yang harus ditanggungnya. Mengandalkan orangtua saja jelas tak mungkin. Profesi ayahnya yang hanya sebagai seorang petani yang menggarap sawah orang lain hanya cukup membiayai kebutuhan sehari-hari. Ibunya juga tidak mempunyai pekerjaan, hanya sesekali membantu ayahnya di sawah. Sebagai anak tunggal, dia diharapkan mampu membantu keluarga, setidaknya dengan mencukupi kebutuhannya sendiri. Namun, sekali lagi ia tetap ingin kuliah. Mengapa ia begitu ingin kuliah? Bukankah sudah jelas orangtuanya tidak akan mampu membiayainya! Mengikuti kata hati. Saat itu bukan lagi sebuah pertimbangan yang sulit dan membingungkan, tetapi sudah dalam tataran jiwa. Keinginannya untuk kuliah sangat menggebu. Jadi, itulah pilihannya, jawab perempuan yang akrab dipanggil Ryani ini. Setelah Ujian Akhir Nasional selesai, disaat itulah momen paenting bagi dirinya. Saat itu, Ryani sudah menetapkan hati unutk serius menggapai cita-cita nya mengenyam bangku kuliah. Segala hal dilakukan demi menggapai cita-citanya. Dia melamar menjadi guru privat di rumah tetangganya dan mendapat gaji yang pas-pasan. Harapan dia pada saat itu hanyalah bisa mengumpulkan uang sebanyak-banyakanya.

Sebenarnya harapan saya sudah mulai punah saat itu. Dan itu berhubungan dengan biaya. Dengan gaji yang diperoleh sebagai guru privat itu tidak mungkin bisa mencukupi biaya yang begitu besar. Namun, kali ini teman saya berkata dengan lantang, uang itu nanti saja dipikirin, yang penting sekarang adalah niat, semangat dan usaha kita! Ucapannya buat saya semangat lagi, kenangnya. Untuk membentengi diri dari pesimisme yang mulai melanda, dia mencari dukungan sana-sini. Buku The Secret karangan Rhonda Byrne, cerita seorang mahasiswa luar kota yang berhasil masuk UI dengan biaya pas-pasan, serta nasihat dari seorang teman nyatanya berhasil mendongkrak motivasinya hingga ia kembali ke jalan yang benar. Ryani kembali memaknai kekuatan sebuah mimpi yang belakangan dianggap klise bagi sebagian orang. Ia dengan bersemangat menggapai mimpi itu agar menjadi suatu kenyataan yang bisa diraih. Waktunya tiba, Juni 2010 ia mengikuti SNMPTN dan mengambil Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah di UNP. Di lokasi ujian, ia sempat bertemu dengan teman seperjuangannya ketika SMA, yang ternyata memiliki kegalauan yang sama. Bersama-sama mereka berdoa agar dapat bertemu lagi sebagai Mahasiswa di kampus yang sama. Segala puji bagi Allah, beberapa minggu setelah ujian Ryani dinyatakan lulus masuk UNP. Sambil berdoa, perempuan kelahiran Jawa ini bersiap untuk menyempurnakan ikhtiarnya. Dia tetap berusaha dan melakukan segala sesuatu yang bisa membantunya agar bisa kuliah. Program beasiswa dari Pemerintah pun dibidiknya. Tuhan pun tak ragu mencurahkan rizki kepadanya. Apa rahasia di balik pencapaiannya selama ini? Rahasianya tidak ada ... kecuali yakin dengan kekuatan kita sendiri dan percaya bahwa hasilnya nanti adalah yang terbaik buat kita. Sebagai penutup pembicaraan kami siang itu, dengan tatapan matanya yang cerah, senyum yang merekah di bibirnya, Ryani berpesan untuk anak sekolah yang mengalami keterbatasan biaya namun tetap ingin melanjutkan pendidikannya untuk tetap bersemangat, karena Allah pasti akan memberikan jalan dan kemudahan bagi mereka yang mau berusaha. Ketika masih dalam usia anak dan remaja, jangan pernah berpikir bahwa bekerja lebih baik ketimbang belajar atau sekolah. Pendidikan itu wajib, musti dan kudu. Pendidikan

itu modal hidup. Karena tanpa pendidikan kita ini bukanlah siapa-siapa dan kebanyakan hanya di pandang sebelah mata oleh orang lain. Maka dari itu belajarlah sampai akhir hayat. Berusahalah terus untuk bersekolah. Terima kasih, Ryani! Kau dan perjuanganmu telah menginspirasi kami. ***

Вам также может понравиться