Вы находитесь на странице: 1из 9

Eminensia frontalis(1) Daerah berbatas tegas yang menonjol melebihi tingkat permukaan lain di sekitarnya, terutama pada permukaan

an tulang pada bagian frontal/os frontal. Terletak di sebelah kanan dan kiri linea mediana kira-kira 3 cm di sebelah cranial dari margo supraorbitalis (tepi caudal dari squama frontalis yang membentuk batas dari orbita, terletak di sebelah caudal dari arcus superciliaris dan berbentuk arcus).

Facies externa (facies lateralis) konveks, permukaan licin, di bagian tengah membentuk eminentia parietalis (pusat penulangan)

Tulang tengkorak(2) Besarnya tengkorak adalah salah satu ciri dimorfis seksual. Tengkorak pria lebih besar, lebih berat dan tulangnya lebih tebal. Seluruh rellef tengkorak (benjolan,tonjolan dsb.) lebih jelas pada pria. Tulang dahi dipandang dari lateralis kelihatan lebih miring pada pria, pada wanita hampir tegal lurus; benjolan dahi (tubera frontalla) lebih kentara pada wanita, pada pria agak menghilang. Arci supercilliaris lebih kuat pada laki-laki; sering hampir tidak kentara pada wanita; pinggir lekuk mata (orbita) agak tajam/tipis pada wanita dan tumpul/tebal pada pria.

Bentuk orbita pada pria lebih bersegi empat (menyerupai layar TV dengan sudut tumpul), pada wanita lebih oval membulat. Pada tulang pelipis tahu mastoid (prossesus mastoideus) besar dan takiknya (incisura mastoidea) lebih mendalam pada pria. Tabel Identifikasi jenis kelamin dari tengkorak kepala No Yang membedakan 1 Ukuran Laki laki Kapasitas intra cranial lebih besar 10 % dari perempuan Kurang menonjol Lebih menonjol Lebih menonjol Perempuan Kapasitas intra cranial lebih kecil 10% dari laki laki Lebih menonjol Kurang menonjol Kurang menonjol Kurang menonjol Kurang tegas Bulat/bundar Kurang menonjol

2 3 4 5 6 7 8 9

Glabella Daerah supra orbita Processus mastoideus

Protuberantia occipitalis Lebih menonjol Arcus zigomaticus Dahi Eminentia frontalis Orbita Lebih menonjol Curam,agak datar Lebih menonjol

Letak lebih rendah, relativ Lebih tinggi, relativ lebih lebih kecil, batas agak bulat besar, batas tajam dan dan berbentuk seperti persegi berbentuk bulat empat Angulasi jelas Lebih lengkung Lebih tinggi dan sempit Kurang Besar Panjang dan sempit Lebih besar Lebih besar dan berbentuk seperti huruf U Dalam Lebih berkembang Angulasi kurang menonjol Lebih datar Lebih rendah dan luas Lebih Kecil Pendek dan luas Lebih kecil Lebih kecil dan parabolik

10 11 12 13 14 15 16 17

Nasion Malar prominence Lobang hidung Eminentia parietalis Condilus occipitalis Condylar facet Foramina Palatum

18 19

Digastric groove Sinus frontalis

Dangkal Kurang berkemban

Lebih besar 20 21 Gigi Permukaan tulang Permukaan seluruhnya kasar Lebih kecil dengan tempat perlekatan otot yang lebih menonjol Seluruhnya halus dengan tempat perlengketan otot yang kurang menonjol

Sisi foramen magnum berupa massa tulang yang membentuk kondilus tengkorak, yang dijadikan permukaan persendian untuk atlas (tulang penjunjung)(3)

Gigi merupakan sarana identifikasi yang dapat dipercaya apabila rekaman data dibuat secara baik dan benar. Beberapa alasan dapat dikemukakan mengapa gigi dapat dipakai sebagai sarana identifikasi adalah sebagai berikut(4) 1. Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh lingkungan yang ekstrim. 2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi. 3. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis gigi (dental record) dan data radiologis. 4. Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morfologis, yang mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot tersebut terlebih dahulu. 5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian bahwa gigi manusia kemungkinan sama satu banding dua miliar. 6. Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400C.

7. Gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang terbunuh dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan giginya masih utuh. Batasan dari forensik odontologi terdiri dari identifikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan kraniofasial. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penentuan umur dari gigi. Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark). Penentuan ras dari gigi. Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan. Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.

Menurut masa pertumbuhan gigi manusia terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Gigi susu Gigi susu berjumlah 20 buah dan mulai tumbuh pada umur 6 -9 bulan dan lengkap pada umur 2 2,5 tahun. Gigi susu terdiri dari 5 gigi pada setiap daerah rahang masing masing adalah : 2 gigi seri (incicivus), 1 gigi taring. 2. Gigi permanen Gigi permanen berjumlah 28 32 terdiri dari 2 gigi seri, 1 gigi taring, 2 gigi premolar, dan 3 gigi molar pada setiap daerah rahang. Gigi permanen menggantikan gigi susu. Antara umur 6 14 tahun 20 gigi susu diganti gigi permanen. Gigi molar 1 dan 2 mulai erupsi pada umur 6 12 tahun sedangkan gigi molar 3 mulai erupsi pada umur 17 21 tahun. Penentuan umur berdasarkan pemeriksaan gigi Metode yang sering digunakan untuk seseorang berdasarkan pemeriksaan gigi antara lain: 1. Metode Schour dan Massler Schour dan Massler membuat tabel tentang gambaran pertumbuhan gigi mulai dari lahir sampai dengan umur 21 tahun, yang banyak digunakan dalam ilmu kedokteran gigi klinis khususnya ordontis untuk merencanakan atau mengevaluasi perawatan gigi. Tabel ini biasa digunakan untuk mempelajari gigi geligi dimana yang sudah seharusnya tanggal atau seharusnya sudah tumbuh pada umur tertentu. Untuk penentuan umur penggunaannya justru melihat gigi yang sudah ada didalam mulut dan menentukan umurnya dengan bantuan table Schour dan Massler. 2. Tabel Gustaffson dan Koch Pada prinsipnya sama dengan Schour dan Massler, hanya pada tabel Gustaffson untuk setiap gigi ini diberikan perkiraan jadwal yang lebih lengakap, mulai dari

pembentukan, mineralisasi, pertumbuhan ke dalam mulut sampai pada penutupan foramen apicalis, sejak dalam kandungan hingga umur 16 tahun. 3. Metode Gustaffson Penentuan umur berdasarkan table Gustaffson Koch pada umumnya bermanfaat selama gigi masih dalam masa pertumbuhan. Untuk memperkirakan umur seseorang setelah masa itu digunakan 6 metode dari Gustaffson. a.atrisi Penggunaan gigi setiap hari membuat gigi mengalami keausan yang sesuai dengan bertambahnya usia. b.Sekunder dentin Sejalan dengan adanya atrisi, maka di dalam ruang pulpa akan dibentuk sekunder dentin untuk melindungi gigi, sehingga semakin bertambah usia maka sekunder dentin akan semakin tebal. c. Ginggiva attachment Pertambahan usia juga ditandai dengan besarnya jarak antara perlekatan gusi dan gigi. d. Pembentukan foramen apikalis Semakin lanjut usia, semakin kecil juga foramen apikalis. e. Transfarasi akar gigi Semakin tua usia seseorang maka akar giginya semakin bening, hal ini dipengaruhi oleh mineralisasi yang terjadi selama kehidupan. f. Sekunder sement Ketebalan semen sangat berhubungan dengan usia. Dengan bertambahnya usia ketebalan sement pada ujung akar gigi juga semakin bertambah. 4. Neonatal dan Von Ebner Lines Garis-garis incremental Von Ebner dan Neonatal, dapat dilihat pada gigi yang telah disiapkan dalam bentuk sediaan asahan dengan ketebalan 30-40 mikron. Pada gigi susu dan Molar 1 (yaitu gigi-gigi yang ada pada waktu kelahiran), akan ditemukan neonatal line berupa garis demarkasi yang memisahkan bagian dalam email (yang terbentuk sebelum kelahiran) dengan bagian luar enamel (yang terbentuk setelah lahir). Selanjutnya juga akan ditemukan garis-garisincremental Von Ebner yang merupakan transisi antara periode pertumbuhan cepat dan pertumbuhan lambat yang berselang-seling. Jarak rata-rata antara garis ini adalah 4 mikron yang merupakan kecepatan deposisi dentin dalam 24 jam. Apabila pembentukan gigi belum selesai, perhitungan garis Von Ebner dari neonatal line dapat membantu penentuan umur.

5. Metode Asam Aspartat Hapusan asam aspartat telah digunakan untuk menentukan usia berdasarkan pada terdapatnya bahan tersebut pada dentin manusia. Komponen protein terbanyak pada tubuh manusia berbentuk L-amino Acid, D-amino acid yang ditemukan pada tulang, gigi, otak dan lensa mata. D-amino acid dipercaya mempunyai proses metabolisme yang lambat dan tiap bagiannya mempunyai laju pemecahan yang lebih lambat dan mempunyai ratio dekomposisi yang lebih lambat juga. Asam aspartat mempunyai kemampuan penghapusan paling tinggi dari semua asam amino. Ketika tidak ada yang dapat diidentifikasi, gigi dapat membantu untuk membedakan usia seseorang, jenis kelamin,dan ras. Hal ini dapat membantu untuk membatasi korban yang sedang dicari atau untuk membenarkan/memperkuat identitas korban. 1.Penentuan Usia Perkembangan gigi secara regular terjadi sampai usia 15 tahun. Identifikasi melalui pertumbuhan gigi ini memberikan hasil yang yang lebih baik daripada pemeriksaan antropologi lainnya pada masa pertumbuhan. Pertumbuhan gigi desidua diawali pada minggu ke 6 intra uteri. Mineralisasi gigi dimulai saat 12 16 minggu dan berlanjut setelah bayi lahir. Trauma pada bayi dapat merangsang stress metabolik yang mempengaruhi pembentukan sel gigi. Kelainan sel ini akan mengakibatkan garis tipis yang memisahkan enamel dan dentin di sebut sebagai neonatal line. Neonatal line ini akan tetap ada walaupun seluruh enamel dan dentin telah dibentuk. Ketika ditemukan mayat bayi, dan ditemukan garis ini menunjukkan bahwa mayat sudah pernah dilahirkan sebelumnya. Pembentukan enamel dan dentin ini umumnya secara kasar berdasarkan teori dapat digunakan dengan melihat ketebalan dari struktur di atas neonatal line. Pertumbuhan gigi permanen diikuti dengan penyerapan kalsium, dimulai dari gigi molar pertama dan dilanjutkan sampai akar dan gigi molar kedua yang menjadi lengkap pada usia 14 16 tahun. Ini bukan referensi standar yang dapat digunakan untuk menentukan umur, penentuan secara klinis dan radiografi juga dapat digunakan untuk penentuan perkembangan gigi Penentuan usia antara 15 dan 22 tahun tergantung dari perkembangan gigi molar tiga yang pertumbuhannya bervariasi. Setelah melebihi usia 22 tahun, terjadidegenerasi dan perubahan pada gigi melalui terjadinya proses patologis yang lambat dan hal seperti ini dapat digunakan untuk aplikasi forensik. 2.Penentuan Jenis Kelamin Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis kelamin. Gigi geligi menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus mandibulanya. Anderson mencatat bahwa pada 75% kasus, mesio distal pada wanita berdiameter kurang dari 6,7 mm, sedangkan pada pria lebih dari 7 mm. Saat ini sering dilakukan pemeriksaan DNA dari gigi untuk membedakan jenis kelamin. 3.Penentuan Ras

Daftar pustaka 1. Datu, R. 2010. Anatomi umum. (http://skydrugz.blogspot.com/2010/10/anatomiumum-istilah-anatomi-berasal.html) 2. Hetti. 2009. Identifikasi tulang. (http://dokmud.wordpress.com/2009/10/24/identifikasi-tulang/) 3. Pearce, E. 2009. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. (http://books.google.co.id/books?id=55OShlTLNCMC&pg=RA1-PT9&lpg=RA1PT9&dq=anatomi+kondilus+oksipitalis) 4. http://www.scribd.com/doc/42843330/R-E-F-R-a-T-Identifikasi-Forensik

Вам также может понравиться