Вы находитесь на странице: 1из 10

Optimization of Soxhlet Extraction of Herba Leonuri Using Factorial Design of Experiment

Abstrak Teknik Sokletasi digunakan untuk ekstraksi dan pemisahan kandungan kimia obat dalam tanaman, Leonuri herba. Tujuan utama dari studi analisis difokuskan pada senyawa yang diekstraksi dan kondisi ekstraksinya sendiri. Sokletasi dilakukan pada tiga waktu ekstraksi (6h, 9h dan12h) dan dengan dua pelarut (n-heksana dan metanol). Rancangan faktorial umum yang lengkap dengan dua faktor (waktu ekstraksi dan jenis pelarut pengekstraksi) telah dilaksanakan. Metode Sokletasi memberikan hasil yang baik dari komponen dalam ekstrak. Studi menunjukkan bahwa hasil methanol yang diekstraksi hampir dua kali lipat dari n-heksana. Hasil tertinggi diperoleh dengan methanol adalah 14,18%, sedangkan hasil tertinggi diperoleh dengan n-heksana adalah 7,25%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa, untuk ekstraksi methanol, persentase hasil massa yang diekstraksi dinaikkan dengan meningkatkan panjang periode ekstraksi (sampai 14,18%); untuk ekstraksi n-heksana, persentase hasil masa yang diekstraksi tidak konsisten dengan meningkatkan panjang dari periode ekstraksi. Minyak yang diekstraksi dianalisis dengan GC-MS. Senyawa yang diidentifikasi adalah vitamin E, asam palmitat dan syringol. Karakteristik umum dari minyak Leonuri herba diperoleh dengan kondisi yang berbeda kemudian dibandingkan, menunjukkan bahwa komposisi minyak Leonuri herba diekstraksi dengan kondisi yang berbeda adalah sebagian besar sama, sedangkan konsentrasi relatif dari senyawa yang diidentifikasi ternyata berbeda. Penelitian ini dapat dianggap sebagai informasi yang pertama pada senyawa kimia Leonuri herba. Kata kunci: Sokletasi, Herba leonuri, GC-MS, desain factorial 1. Pendahuluan Perkembangan kimia organik yang berkenaan dengan tumbuhan, terjadi terutama pada abad XIX, yaitu pada saat penelitian tumbuhan ditulis secara ilmiah. Hal ini berakhir dengan isolasi beberapa komponen aktif pada tumbuhan atau senyawa medicinal. Komponen aktif ini diperoleh, dan bahkan sampai saat ini, digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit, seperti morfin, kuinin, kamfer, dan kokain (Wheelwrigh, E. G., 1974; Gottlieb, O. R., 1996). Secara umum, alam telah menghasilkan senyawa organik yang paling banyak. Kingdom tumbuhan berkontribusi, dalam berbagai arti, dalam menyediakan senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat untuk pengobatan penyakit pada manusia (Phillpson, J. D., 1998). Tumbuhan dapat melakukan proses biosintesa menghasilkan berbagai metabolit khusus, yang mana dianggap sebagai mekanisme pertahanannya terhadap lingkungan yang penuh dengan mikroorganisme, serangga, dan juga sebagai bentuk adaptasi dan regulasi (Reinbothe, C., 1990). Oleh karena itu, tumbuhan merupakan laboratorium sintesa bahan organic yang sangat besar, sebagai hasil dari evolusi selama jutaan tahun dan adaptasinya terhadap Bumi. Pada tahun 1900-an, pembuatan antibiotic pertama kali diproduksi dengan fermentasi mikroba dan hal ini merupakan perkembangan yang penting dalam sintetika bahan farmakologis, dan tidak lama setelah Perang Dunia II dimulai, penggunaan tumbuhan obat dan juga investasi farmakologis yang berasal dari tumbuhan secara signifikan berkurang. Dalam decade terakhir, terjadi perubahan besar dalam paradigm orang barat yang sekali lagi menyangkut produk tumbuhan sebagai peran penting dalam negara berkembang (Galhiane, M. S., 2006). Dengan memegang peran yang sangat menguntungkan dalam pasar, bahan-bahan fitofarmakologis telah kembali menarik minat industry farmasi dalam produk-produk yang

berasal dari tumbuhan. Sekitar tahun 1990, diperkirakan sekitar 80% dari populasi dunia menggunakan bahan baku medicinal dalam tumbuhan (Fleuretin, J., 1990). Dewasa ini terbukti bahwa sebagian besar populasi dunia, terutama yang berasal dari negara berkembang, menggunakan obat ekstrak atau bagian yang berasal dari tumbuhan. Obat herbal merupakan obat yang paling tua dalam penggunaan oleh manusia dan merupakan subjek yang diminati oleh kalangan ilmuwan saat ini. Tanaman obat menghasilkan berbagai efek terapi yang signifikan pada penggunaan pada manusia. Tanaman obat telah digunakan selama bertahuntahun dan belakangan ini semakin banyak diminati. Kebanyakan tanaman obat merupakan tumbuhan berbunga dari lebih dari 80 famili, termasuk Solanaceae, Asteraceae, Rosaceae, Leguminosae, Papaveraceae, dan Lamiaceae. Beberapa specimen dari gymnospermae (pinus, Pinus sylvestris L.), horsetails (Equisetum arvense L.), dan algae (kubis laut, Laminaria jaronica Aresch.) meruapak tanaman obat (Lovkova, M. Ya., 2001). Keuntungan dari tumbuhan obat herbal adalah bahwa tumbuhan ini menyediakan senyawa alami kompleks untuk pasien yang mana memiliki efek kerja yang lebih baik dan dapat lebih ditoleransi daripada obat sintetis, dan menghasilkan efek alergi yang lebih sedikit. Senyawasenyawa ini tidak berakumulasi dan oleh karena itu dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama. Tumbuhan obat dan sediaan fitokimia digunakan untuk terapi dan pencegahan berbagai penyakit manusia, termasuk kardiovaskuler, gastrointestinal, sistem saraf, dan penyakit kulit, dan bahkan penyakit malignan (Muraveva, D. A., 1978; Lovkova, M. Ya., 1990; Mashkovskii, M. D., 1988). Herba leonuri, yang disebut juga Chinese Motherwort atau Siberian Motherwort, merupakan famili Labiatae dalam kingdom tumbuhan. Berasal dari Cina, Eropa tengah, Skandivania, dan Rusia, dan sekarang dikembangkan di Jepang, Jawa, Malaysia, dan Amerika Utara. Herba ini dipanen saat cabang dan daun banyak, sebelum atau pada awal musim berbunga, dan dikeringkan dengan panas matahari atau dikeringkan setelah dipotong-potong menjadi bagian kecil. Bagian ujung atau pucuk herba leonuri yang telah dikeringkan (Dan, B., 1993; Zhu, Y. P., 1998) digunakan sebagai obat tradisional Cina. Herba leonuri berbeda dengan kebanyakan tanaman herba yang digunakan di Cina dan dikenal sebagai herba yang paling bermanfaat. Herba ini diindikasikan untuk menstruasi dan pemberian pada anak-anak dalam gynaecology dan secara khusus diaplikasikan untuk kondisi udema dengan retensi air dan stasis darah. Sebagai tambahan, herba ini juga dapat membersihkan senyawa-senyawa toksin dan meredakan bengkak yang disebabkan oleh luka traumatic, melepuh, atau penyakit kardiovaskuler (Dan, B., 1993; Zhu, Y. P., 1998). Herba leonuri pertama kali dicatat dan disimpan dalam Shennong Bencao Jing. Keseluruhan tanaman mengandung minyak atsiri, komponen pahit (leonurin), alkaloid (leonurinin), glikosida, dan tannin. Herba leonuri mempunyai efek menguatkan kerja otot jantung, menyeimbangkan tachycardia dan palpitasi. Herba leonuri juga mengeliminasi gangguan gas dan intestinal dan juga digunakan untuk mencuci dan menyembuhkan luka (George D. Pamplona-Roger, 2002). Minyak atsiri dari herba aromatic secara tradisional didapatkan dengan cara destilasi air, destilasi uap, atau ekstraksi dengan pelarut. Proses-proses ini tidak membutuhkan biaya yang mahal, namun dapat menginduksi terjadinya degradasi karena panas, hidrolisis, dan pelarutan oleh air dari beberapa konstituen minyak atsiri (Guan, W. Q., 2006). Ekstraksi dengan pelarut merupakan cara yang lebih sederhana dilihat dari jumlah tahapan yang perlu dilakukan namun

tetap perlu dilakukan pilihan-pilihan yang penting dalam hal mendesain proses ekstraksi (Jiang, X., 2006). Ekstraksi pelarut dari sampel padat secara umum diketahui sebagai ekstraksi padat-cair. Dalam terminology fisikokimia, hal ini merujut pada pelepasan dan pencucian dan merupakan salah satu cara yang paling lama digunakan untuk sampel padat (Luque de Castro, 1998). Secara konvensional teknik soklet juga digunakan untuk determinasi kandungan lemak dalam susu (Soxhlet, F., 1879). Dalam penelitian ini, ekstraksi konstituen kimia dari Herba leonuri dengan proses ekstraksi Sokletasi telah diuji secara eksperimental. Dua kondisi ekstraksi termasuk ekstraksi pelarut dan lamanya ekstraksi dalam menghasilkan ekstraksi konstituen kimia diamati. Untuk ekstraksi dengan pelarut, dua jenis pelarus diuji sedangkan untuk lama waktu ekstraksi, digunakan tiga durasi waktu. Kondisi-kondisi ekstraksi ini dipilih berdasarkan kondisi yang paling sering diamati dalam literature. Komposisi dari herba leonuri kemudian dianalisis dengan kromatografi gas spektrometri massa (GC-MS). Tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) Untuk mengekstraksi dan mengidentifikasi komponen-komponen yang berbeda dalam Herba leonuri. (2) Untuk mengamati efek dari parameter (lama ekstraksi dan jenis pelarut) dalam minyak hasil ekstraksi Herba leonuri. (3) Untuk mengukur kuantitas minyak yang diekstraksi dari Herba leonuri. (4) Untuk membandingkan secara kualitatif minyak hasil ekstraksi dengan pelarut n-heksana dan metanol. 2. Metodologi Penelitian 2.1 Sampling Herba lenouri dibeli dari pasar lokal. Sampel dimasukkan kedalam penggiling (Retsh Mill), kemudian diserbuk untuk menghasilkan sampel dengan ukuran partikel kurang dari 150 m. Serbuk herba tersebut dikemas dan disimpan dalam lemari es untuk penggunaan lebih lanjut. 2.2 Bahan Kimia Bahan kimia yang digunakan antara lain n-heksan (QRC,kemurnian > 99%), metanol (Systerm, kemurnian > 99.8%), and helium (MOX Gases,Selangor, Malaysia). Pelarut yang digunakan untuk Kromatografi Gas berstandar HPLC, pelarut untuk ekstraksi berstandar Analitis (Kemurnian > 99%). 2.3 Peralatan Digunakan alat sokletasi konvensional yang terdiri atas kondenser, soklet dan labu ekstraksi. Bidal ekstraktor yang digunakan adalah Advantec dengan diameter internal 22 mm dan panjang eksternal 90 mm. 2.4 Proses sokletasi dan penentuan persen zat terekstraksi Digunakan alat sokletasi konvensional yang terdiri atas kondenser, soklet dan labu ekstraksi. Lama waktu ekstraksi menggunakan metode sokletasi ini bervariasi antara 6, 9 dan 12 jam. Sejumlah serbuk Herba lenouri dimasukkan ke dalam alat soklet dan diekstaksi dengan 350 ml pelarut yang cocok selama 6, 9 dan 12 jam. Digunakan 2 jenis pelarut: (1) n-heksan dan (2) metanol. Perbandingan antara banyak serbuk Herba lenouri terhadap pelarut adalah 1:117.

Hasil yang diperoleh dihitung sebagai persentase crude extract: Di mana mextract adalah massa crude extract (g) dan mherb adalah massa serbuk yang diekstrak (g). Semua percobaan sokletasi dilakukan masing-masing sebanyak 3 kali untuk analisa statistik. 2.5 Analisa Sampel (Kromatografi gas-Spektrometri massa) Digunakan sebuah alat kromatografi gas Hewlett Packard 6890series dengan autosampler dan sistem data 5973N Mass Selective Detector and Chemstation. Sampel diinjeksikan ke kolom kapiler HP-5 crosslinked 5% phenyl methyl siloxane fused-silica (30m 0.25mm i.d., film thickness 0.25m) dengan mode splitless injection. Temperatur oven diatur seperti berikut: temperatur awalnya adalah 50C, selama 2.5 menit. Lalu ditingkatkan menjadi 150C dengan laju 15C/menit, lalu menjadi 200C dengan laju 3C /menit kemudian dilanjutkan dengan 8C /menit sampai 300C selama 8 min. Helium, sebagai gas pembawa, dialirkan ke kolom dengan laju of 0.9 mL /menit. Parameter instrumen yang lain diatur sebagai berikut:energi elektron 70eV, temperatur sumber ion 230C, suhu quadrupole 150C, temperatur antarmuka 280C dan temperatur injektor 250C, Volume sampel 1L. Sebanyak 5mL ekstrak Herba leonuri diuapkan sampai kering lalu dilarutkan kembali dalam 200L n-heksan atau 200L metanol. Ekstrak lalu dianalisa dengan GC_MS. Senyawasenyawa yang terkandung sebisa mungkin diidentifikasi dengan mencocokkan spektra massa yang dihasilkan dengan spektra massa senyawa murni. Indentifikasi struktur/senyawa didukung oleh perbandingan dengan library spektrometri massa dalam format NIST (National Institute of Standards and Technologies) and Wiley.

3. Hasil dan pembahasan Hasil desain faktorial dengan dua faktor, lama ekstraksi (3 tingkat) dan 2 pelarut ditunjukkan pada tabel 1. 18 percobaan telah dilakukan untuk memenuhi semua kombinasi yang mungkin untuk kedua faktor. Hasilnya ditunjukkan dalam bentuk persen crude extract. Dapat dilihat dari tabel 1 bahwa dta percobaan menunjukkan, ekstraksi dengan metanol memberikan hasil hampir dua kali lipat dibandingkan dengan ekstraksi menggunakan n-heksan. Total bobot ekstrak dianggap sebagai perwakilan jumlah minyak Herba lenouri yang diperoleh. Ekstrak yang diperoleh dengan ekstraksi metanol selama 12 jam memberikan jumlah ekstrak yang terbanyak sehingga mengindikasikan bahwa minyak Herba lenouri yang diperoleh adalah yang terbanyak dengan cara ini. Ekstraksi dengan n-heksan memberikan hasil ekstrak yang paling sedikit. Ekstraksi metanol selam 12 jam menghasilkan ekstrak yang maksimum yakni dengan persen perolehan 14.18%; sedangkan n-heksan hanya 6.87%. Ekstraksi metanol memberikan hasil perolehan terendah pada ekstraksi selam 6 jam, yakni hanya 12.54%. Massa ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi metanol meningkat secara kontinu, dimana ekstraksi 6,9, dan 12 jam menghasilkan ekstrak dengan persen perolehan berturut-turut 12.54, 12.82 dan 14.18%. sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa ekstraksi metanol membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk memberikan hasil perolehan tertinggi. Sedangkan, jumlah total yang tertinggi dari Herba lenouri dengan ekstraksi n-heksan diperoleh pada ekstraksi selama 6 jam, yakni 7.25%. Perolehan massa ekstrak n-heksan tidak konsisten dengan peningkatan lama waktu ekstraksi. Terjadi penurunan hasil ekstraksi setelah 6 jam ekstraksi. Jumlah perolehan terendah diperoleh pada ekstraksi 9 jam yakni hanya 5.49%. Lalu, perolehan massa ekstrak meningkat lagi menjadi 6,87% pada ekstraksi selama 12 jam. Hasil soklet n-heksan ini dihitung pada basis kering. Hasil ini sebanding dengan rentang basis basah 3.37-28.3% yang diperoleh dari beberapa pelarut. 3.1 Analisis kromatografi gas spektofotometri massa Identifikasi senyawa kimia dalam sampel tumbuhan dilakukan dengan perbandingan: 1. waktu retensi diperoleh ketika ion utama terserap 2. scan penuh MS spektrum yang diperoleh dalam sampel dan yang disimpan dalam database NIST spektral. Identifikasi criteria dimulai dari indentifikasi senyawa dengan metode skrining. Tambahan, spectra massa cocok diantara peak kromatografi dan database NIST yang lebih besar dari 500 (skala sampai 1000) careri . 2001 Meskipun penelitian tetang alat indentifikasi belum diketahui, tapi dapat memberikan banyak sekali kredit, khusnya bagi pengguna yang belum berpengalaman. Pencarian algoritma pada alat statistic menjadi solusi. Hasil diproses dengan mudah ketika terdapat kecocokan yang memberikan hasil identifikasi. Pada kasus lain , hilang dari pandangan , computer dengan sangat cepat mencari banyak data dan kalkulasi statistic untuk mengetahui kecocokan, pengguna mengevaluasi dan mencari algoritma m dan didapatkan keputusan yang benar saat spectrum masa menunjukkan satu senyawa steriomer.(careri,2001) Identifikasi dikatakan benar apabila spectra yang tidak ketahui muncul pada data dan Pemisahan GC sudah cukup efisien untuk mendapatkan spektrum masal yang cukup bersih.

ketika diketahui tidak hadir di perpustakaan, prosedur pencarian juga menghasilkan informasi yang berharga dalam menunjukkan elemen-elemen struktural tertentu yang tidak diketahui serta kesamaan struktural dengan senyawa dikenal. Namun, informasi ini hanya berguna dalam kombinasi dengan interpretasi yang tepat dari spektrum massa.(careri , M.,2001) dalam studi ini, hanya tiga senyawa kimia yang berhasil terdeteksi dari ekstrak yang vitamin E, asam palmitat syringol. Namun banyak senyawa yang lebih eluted dari kolom chromatographic, meskipun luas pencarian perpustakaan mass spectral tentatif diidentifikasi lebih banyak komponen, dengan kualitas yang lebih rendah dari pertandingan. Massa spektrometer perangkat lunak yang digunakan standar tuning file , , yang tingkat rentang massa semua cukup sama ketika membandingkan ke standar spektrum.(mc Daniel ,l.h .,2001) Vitamin e , asam palmitat dan syringol teridentifikasi melalui database di gc / ms sistem dan identitas mereka yang mengkonfirmasi melalui perbandingan dengan standar. Gambar 1. menyajikan chromatogram dan masing-masing spektrum vitamin E. gambar .2 menyajikan chromatogram dan masing-masing spektrum asam palmitat. Sementara gambar 3. menyajikan chromatogram dan spektrum masing-masing syringol. gambar menunjukkan perbandingan jumlah senyawa individu dalam setiap ekstrak yang diperoleh untuk setiap solvent.yang konsentrasi besar vitamin e dicapai di ekstraksi soxhlet dengan n-heksana. juga memperoleh hasil serupa di mana isi dari vitamin e dalam ekstrak yang diperoleh oleh heksana ekstraksi adalah lebih tinggi daripada orang-orang yang diambil dengan metanol. Sementara utama konsentrasi asam palmitat juga ditemukan di n-heksana ekstrak. syringol muncul dalam jumlah yang lebih tinggi dalam ekstrak n-heksana. Vitamin e memiliki dua bersifat berbeda domain. kelompok OH kutub dan phtyl lama hidrofobik sisi rantai. kutub kelompok vitamin e bertanggung jawab untuk para kelarutan dalam metanol, sedangkan rantai panjang hidrofobik yang membantu untuk solubilize di n-heksana. Akibatnya vitamine.de dapat diambil dengan dua yang disebutkan di atas pelarut sedangkan syringol dan asam palmitat nonpolar molekul dan karenanya diekstrak jumlah lebih dari n-heksana. ekstraksi soxhlet dengan n-heksana adalah teknik yang lebih baik untuk mengambil vitamin E, asam palmitat, dan syringol. 3.2 desain percobaan rancangan faktorial umum digunakan untuk mempelajari efek dua faktor, ekstraksi waktu dan jenis pelarut pada ekstraksi vitamin E, syringol dan asam palmatic.delapan belas ekstraksi diminta untuk menutupi semua kombinasi yang mungkin. semua dilakukan secara acak dilakukan dengan tiga replicates. Hasil analisis varians (ANOVA) diberikan dalam tabel 2. Hal ini dapat dilihat bahwa topi efek kedua ekstraksi waktu dan jenis pelarut adalah significant(P,0.0001) selanjutnya interaksi antara waktu dan jenis pelarut adalah signifikan (P < 0,0001) .significant karena polaritas. hasil mendukung kesimpulan bahwa berarti ada perbedaan secara signifikan untuk berbagai perawatan, 12 jam waktu ekstraksi telah menghasilkan hasil tertinggi, sedangkan 9 jam waktu ekstraksi telah menghasilkan hasil terendah. rata-rata dihasilkan 12 jam ekstraksi waktu yang lebih besar daripada rata-rata untuk vitamin E, syringol dan asam palmatic.

plot utama efek untuk kedua faktor adalah diberikan pada gambar 4 , yang menampilkan perilaku setiap faktor secara individual 4. Kesimpulan Sokletasi konvensional telah menjadi teknik ekstraksi yang paling digunakan di seluruh dunia selama beberapa dekade, melebihi kinerja alternatif ekstraksi lain dan digunakan sebagai referensi untuk perbandingan efisiensi dari yang konvensional dan yang baru. Studi menunjukkan bahwa ekstraksi metanol dihasilkan hasil yang lebih tinggi dari ekstraksi nheksana, dimana hasil yang diekstraksi hampir dua kali lipat. Hasil tertinggi diperoleh dengan methanol 14,18%, sedangkan hasil tertinggi selanjutanya diperoleh dengan n-heksana adalah 7,25%. Minyak yang diekstrak dianalisis dengan GC-MS dan pemanfaatan bersertifikat standar memungkinkan identifikasi tiga senyawa (vitamin E, asam palmitat dan syringol) terdapat dalam ekstrak Leonuri herba. Hasil studi menunjukkan bahwa kedua n-heksana dan ekstraksi metanol dapat digunakan untuk mendapatkan vitamin E dan asam palmitat dari Leonuri herba. Namun, metanol tidak cocok untuk mengekstraksi syringol. kuantitas dari syringol yang diekstraksi dengan metanol sangat rendah. Penelitian ini dapat dianggap sebagai informasi yang pertama pada senyawa kimia dari Leonuri herba. Selanjutnya, investigasi diperlukan untuk mencerminkan hubungan taksonomi dan biokimia kegiatan Leonuri herba. Daftar Pustaka Careri, M. and Mangia, A. (2001) Principles and Instrumentation of Gas ChromatographyMass Spectrometry, in Current Practice of Gas Chromatography-Mass Spectrometry (W.M.A. Niessen, ed.), Marcel Dekker, Inc., 409-440. Dan, B., Andrew, G. (1993). Herbs that Invigorate the Blood: ChineseHerbal Medicine, Materia Medica, Taos, NM, USA, 267268. Fleuretin, J., Pelt, J.-M. (1990). La Recherche 2, 81. Galhiane, M. S., Rissato, S. R., Chierice, G. O., Almeida, M. V., Silva, L. C. (2006). Influence of Different Extraction Methods on the Yield and Linalool Content of the Extracts of Eugenia uniflora L., Talanta 70, 286292. Gammerman, A.F., Kadaev, G.N., and Yatsenko-Khmelevskii, A.A. (1983). Lekarstvennye rasteniya (Medicinal Plants), Moscow: Vysshaya Shkola. Ge, Y., Ni, Y., Yan, H., Chen, Y. and Cai, T. (2002). Optimization of the Supercritical Fluid Extraction of Natural Vitamin E from Wheat Germ Using Response Surface Methodology. Journal of Fod Science, 67, 239-243. George D. Pamplona-Roger, M. D. (2002). Encyclopedia of Medicinal Plants, Inter-American Division Publishing Association (IADPA). Gottlieb, O.R., Kaplan, M.A., Borin, M.R. (1996). Biodiversidade um Enfoque Quimiobiolgico, Editora UFRJ, Rio de Janeiro, 267. Guan, W. Q., Li, S. F., Yan, R. X., Tang, S. K., Quan, C. (2006). Comparison of Essential Oils of Clove Buds Extracted with Supercritical Carbon Dioxide and other Three Traditional Extraction Methods. Food Chemistry, 101,15581564. Hao, J., Han, W., Huang, S., Xue, B., and Deng, X. (2002). Microwave-assisted Extraction of Artemisinin from Artemisia annua L, Seperation Purification Technology, 28,191. Jiang, X., Ramsay, J. A., Ramsay, B. A. (2006). Acetone extraction of mcl-PHA from Pseudomonas putida KT2440. Journal of Microbiological Methods, 67, 212219.

Lovkova, M.Ya., Buzuk, G.N., Sokolova, S.M., Klimenteva, N.I. (2001). Chemical Features of Medicinal Plants (Review) Applied Biochemistry and Microbiology, 37(3), 229237. Lovkova, M.Ya., Rabinovich, A.M., Ponomareva, S.M., Buzuk, G.N., and Sokolova, S.M. (1990). Pochemu rasteniya lechat (Why do Plants Cure), Moscow: Nauka. Luque de Castro, M.D. and Garca-Ayoso, L.E. (1998). Soxhlet Extraction of Solid Materials: An Outdated Technique with a Promising Innovative Future. Analytica Chimica Acta, 369,1-10. Mashkovskii, M.D. (1988). Lekarstvennye sredstva (Medicinal Drugs). Moscow: Meditsina, 1. McDaniel, L. H., Ashraf-Khorassani, M. and Taylor, L. T. (2001). Supercritical Fluid Extraction of Wood Pulp with Analysis by Capillary Gas Chromatography-Mass Spectrometry. Journal of Supercritical Fluids, 19, 275286. Muraveva, D.A. (1978). Farmakognoziya (Pharmacognosy). Moscow: Meditsina Niessen, W.M.A. (2001) Principles and Instrumentation of Gas Chromatography-Mass Spectrometry, in Current Practice of Gas Chromatography-Mass Spectrometry (W.M.A. Niessen, ed.), Marcel Dekker, Inc., 1-29. Phillpson, J.D., Anderson, L.A. (1998). J. Ethnopharmacol., 25, 61. Reinbothe, C., Diettrich, B., Luckner, M.J. (1990). Plant. Physiol., 137, 224. Soxhlet, F. (1879), Dinglers' Polyt. J., 232, 461. Wheelwrigh, E.G. (1974). Medicinal Plants and their History, Dover Publications, New York, NY, pp. 288. Zhu, Y. P. (1998). Chinese Materia Medica: Chemistry, Pharmacology and Applications, Harwood Academic Publishers, London, 466468. Lampiran Tabel 1. % perolehan ekstraksi Herba lenouri dengan dua pelarut.

Tabel 2. Hasil ANOVA % perolehan

Gbr.1 Kromatogram dan spektra massa GC_MS Vitamin E dengan dua pelarut ekstraksi

Gbr.2 Kromatogram dan spektra massa GC_MS Asam Palmitat dengan dua pelarut ekstraksi

Gbr.3 Kromatogram dan spektra massa GC_MS Syringol dengan dua pelarut ekstraksi

Gbr.4 Plot efek utama (nilai rata-rata) untuk persen perolehan

Вам также может понравиться